Aliran Dalam Filsafat Barat Modern
Aliran Dalam Filsafat Barat Modern
LATAR BELAKANG
Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis
abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa
muncul sebuah gerakan yang menginginkan seluruh kejayaan
filsafat dan kebudayaan kembali hadir sebagaimana pernah
terjadi pada masa jayanya Yunani kuno. Gerakan tersebut
dinamakan renaissance1. Renaissance berarti kelahiran kembali,
yaitu lahirnya kebudayaan Yunani dan kebudayaan Romawi2.
Pada saat itu gejala masyarakat untuk melepaskan diri dari
kungkungan dogmatisme Gereja sudah mulai tampak di Eropa.
Abad pertengahan manusia tidak bisa berekspresi secara bebas,
manusia dininakbobokkan lebih kurang 1000 tahun lamanya.
Pada abad ke 14 dan 15 terutama di Italia muncul
keinginan yang kuat, sehingga memunculkan penemuan1Renaissance, berasal dari bahasa Perancis berarti kelahiran kembali
atau kebangkitan kembali. Renaissance menunjukkan suatu gerakan
yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dilahirkan kembali
dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali kepada
sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Zaman
renaissance juga berarti zaman yang menekankan otonomi dan
kedaulatan manusia dalam berpikir, dalam mengadakan eksplorasi,
eksprimen, dalam mengembangkan seni, sastra dan ilmu pengetahuan
di Eropa. Lihat. Lorens Bagus, Kamus filsafat, (Jakarta: Gramedia,
1996 ), hlm. 953-954
2Sutarjo A. Wiramihardja, Pengantar filsafat; sistematika filsafat,
sejarah filsafat, logika dan filsafat ilmu, metafisika dan filsafat
manusia, aksiologi, (Bandung: Refika Aditama,2006), hlm. 59
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT BARAT
MODERN
Akhir abad ke 16 Eropa memasuki abad sangat
menentukan dalam dunia perkembangan filsafat, sejak
Descartes, Spinoza dan Leibniz mencoba untuk menyusun suatu
sistem filsafat dengan dunia yang berpikir dalam pusatnya, yaitu
suatu sistem berpikir rasional. Rasionalisme adalah paham
filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes
pengetahuan.
Rasionalisme pada dasarnya ada dua macam, yaitu dalam
bidang agama dan filsafat, dalam agama rasionalisme adalah
lawan autoritas.8 Sementara dalam bidang filsafat rasionalisme
adalah lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama
biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama,
rasionalisme dalam filsafat berguna sebagai teori pengetahuan.
Sejarah rasionalisme pada esensialnya sudah ada sejak
Thales ketika merumuskan filsafatnya, kemudian pada kaum
sofis dalam melawan filsafat Socrates, Plato dan Aristoteles, dan
beberapa filsuf sesudahnya. Dalam abad modern tokoh utama
rasionalisme adalah Rene Descartes,9 sebab Descarteslah orang
BAB III
TOKOH-TOKOH DALAM FILSAFAT BARAT MODERN
1. Rene Descartes (1596-1650)
Lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 meninggal di Stockholm,
Swedia, 11 Februari 1650 (pada umur 53 tahun), juga dikenal sebagai Renatus
Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan
matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la mthode
(1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak
Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh
dalam sejarah barat modern. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di
Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang
pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin
kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je
pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: "Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I
think, therefore I am).18
17Rizal Mustansyir, Filsafat Analitik, Sejarah, Perkembangan, Dan
Peranan Para Tokohnya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2001), hlm. 7-8
18Lihat Hasan Bakti Nasution, hlm 169
10
2. Spinoza (1632-1677)
Nama lengkapnya adalah Baruch de Spinoza, dalam
bahasa Latin disebut Benedictus dan dalam bahasa Portugis
dengan Bento19. Ia lahir di Amsterdam, Belanda tahun 1632 dan
wafat tahun 1677 di Den Haag.
Berbeda dengan Descartes, sesuai dengan semboyannya
Deus sen Natura (Tuhan atau Alam), Spinoza adalah seorang
rasionalis yang mistik. Menurutnya, seluruh kenyataan
merupakan kesatuan, dan kesatuan sebagai satu-satunya
substansi sama dengan Tuhan atau alam. Segala sesuatu
termuat dalam Tuhan-alam. Tuhan sama dengan aturan kosmos,
sehingga hukum-hukum alam sama dengan kehendakk Tuhan.20
3. Jhon Locke (1632-1704)
John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632 di
Wrington, Somerset. Adalah seorang filsuf dari Inggris yang
menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan Empirisme.
Locke menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga
pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik,
Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Locke menandai
lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (postCartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satusatunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat
waktu itu.
11
12
13
14
15
16
17
32
32Kumara Ari Yuana, The Greatest Philosophers - 100 Tokoh Filsuf Barat dari
Abad 6 SM - Abad 21, (Yogyakarta: Andi, 2010), hlm. 231
18
BAB IV
ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT BARAT MODERN
1. Rasionalisme
Rasionalisme terdir rasio dan isme, yang berarti paham yang meletakkan
kebenaran tertinggi pada akal manusia atau paham filsafat yang mengatakan
bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh haruslah dengan cara
berpikir.34
Pengertian lain rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat
yang menyatakan bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan
analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran
agama. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membebaskan diri dari
segala pemikiran yang tradisional. Yang dalam hal ini Rene Descartes adalah
pendiri pada aliran ini.35
2. Empirisme
Istilah Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti
indra atau lata indra, yang ditambah dengan isme sebagai suatu
aliran. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai
dengan pengalaman manusia. Yang dilatarbelakangi karena
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan
manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot.
Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi
19
3. Kritisisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18, yang dilatarbelakangi
manusia melihat adanya kemajuna ilmu pengetahuan telah
mencapai hasil yang menggembirakan. Di sisi lain jalannya
filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat
dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan.
Tokoh didalamnya adalah Immanuel Kant, yang mencoba
menyelesaikan persoalan diatas, awalnya ia mengikuti
rasionalisme tetapi kemudian terpengaruh dengan empirisme.
Walaupun demikian, Kant tidak mudah untuk menerimanya.
Maka akhirnya, ia mencoba mengadakan sintesis dan mencapai
suatu kesimpulan walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang
tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalanpersoalan yang melampaui akal. Sehinggal akal mengenal batasbatasnya.
4. Idealisme
Peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti apabila suatu
syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara
otomatis mengandung penjelasan-penjelasannya. Ide yang
berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak
lain. Artinya gerakan yang menimbulkan tesis, kemudian
menimbulkan anti-tesis (gerak yang bertentangan), kemudian
muncul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya
36Lihat Hasan Bakti Nasution, hlm. 171
20
21
Tidak ada kejadian yang tidak dapat diteliti secara alamiah. Apa yang
disebut alamiah atau riil pastilah mempunyai sifat atau wujud material atau fisik,
sekalipun mungkin tampaknya tidak demikian kepada kita. Dengan demikian,
sintesis kedua paham ini beranggapan bahwa apapun yang ada, pada akhirnya
dapat dikembalikan kepada materi.
8. Neo-Kantianisme
Setelah materialisme pengaruhnya merajalela,, para murid
Kant mengadakan gerakan lagi. Mereka ingin kembali bersifat
kritis, yang bebas dari spekulasi idealisme dan dogmatis. Herman
Cohen memberikan titik tolak pemikirannya mengemukakan
bahwa keyakinannya kepada otoritas akal manusia untuk
mencipta. Mengapa demikian, karena segala sesuatu itu ada
apabila terlebih dahulu dipikirkan. Tuhan, menurut pendapatnya,
bukan sebagai person tetapi sebagai cita-cita dari seluruh
perilaku manusia.
9. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani)
yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibatakibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pragmatisme adalah
aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan
bagi kehidupan nyata.
Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak
mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali
tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi
22
Filsafat Hidup
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya
Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang srtinya
gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata semua. Juga dapat
diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati oleh
indra. Edmun Husserl (1859-1938) adalah pendiri aliran
fenomenologi, ia telah empengaruhi pemikiran filsafat abad ke
20 ini secara amat mendalam. Fenomenologi adalah ilmu (logos)
pengetahuan tentang apa yang tampak (phainomenon). Dengan
demikian fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari yang
tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon. Bagi
Husserl fenomena ialah realitas sendiri yang tampak, tidak ada
38Lihat Asmoro Achmadi, hlm. 118
23
Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan
Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat selalu lahir dari suatu krisis, krisis berarati
penentuan, bila terjadi krisis orang biasanya meninjau kembali
pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat tahan
uji. Filsafat dengan demikian perjalanan dari satu krisis ke krisis
lain. Ini berarti bahwa manusia yang berfilsafat senantiasa
meninjau kembali eksistensi dirinya dan alam disekitarnya.
Filsafat sejak Thales sudah mempersoalkan alam sekitarnya.
Pada Socrates, Plato dan Aristoteles persoalan yang
dipetanyakan jauh meningkat yaitu mempertanyakan eksistensi
manusia, meskipun eksistensi manusia yang tinggi pada Yunani
kuno kurang mendapat perhatian abad pertengahan.
Kehadiran filsafat abad modern yang diawali oleh gerakan
renaissance berusaha mengembalikan eksistensi kemanusia
yang hilang oleh tidur pajang 1000 tahun lebih. Abad modern
ditandai oleh penemuan-penemuan besar dalam bidang ilmu
pengetahun sehingga abad modern menjadi abad kembalinya
subjektivitas dengan memberikan penghargaan yang setinggitingginya pada peranan akal. Munculnya aliran-aliran berbeda
menunjukkan bahwa abad modern telah memperbaharui sudut
pandang dogmatis manusia kepada pemahaman pluralis yang
didukung oleh data dan fakta rasional dan empiris.
B. Saran-saran
Layaknya para filosof yang senatiasa mencari kebenaran
dengan sikap yang kritis, kita para mahasiswa juga bisa
25
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum.Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Ari Yuana, Kumara.2010.The Greatest Philosophers - 100
Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM - Abad 21.Yogyakarta: Andi
Azis, Ichwan Supandi.2003 Karl Raimund Popper dan
Auguste Comte; Suatu Tinjauan Tematik Problem Epistemologi
dan Metodologi, Yogyakarta: Jurnal Filsafat, Desember 2003, Jilid
35, Nomor 3
Bakker, Anton. 1986. Metode-Metode Filsafat.Jakarta:
Ghalia Indonesia
Bertens, K. 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta:
Kanisius
Hanafi, A. 1981. Ihktisar Sejarah Filsafat Barat.Jakarta:
Pustaka Alhusna
Hamersma, Harry. 1992. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat
Modern. Jakarta: Gramedia
Hadiwijono, Harun.1980. Sari Sejarah Filsafat
Barat.Yogjakarta: Kanisius
Mustansyir, Rizal. 2001.Filsafat Analitik, Sejarah,
Perkembangan, Dan Peranan Para Tokohnya, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
26
27