Anda di halaman 1dari 15

Definisi Semen Secara Umum

January 8, 2013 by bobiandikaputra in Cement, Engineer


Anda pasti pernah melihat gedung gedung megah menjulang tinggi, jembatan jembatan yang
menghubungkan pulau pulau, bendungan yang kokoh menahan air, dan berbagai macam
bangunan indah karya manusia yang tersebar di seantero muka bumi ini. Tapi pernahkah anda
bertanya di dalam hati tentang Bagaimana bangunan bangunan itu bisa dibuat ? Material apa
saja yang menyusunnya ? Dan bagaimana bangunan bangunan itu bisa kokoh dan kompak ? Ya,
selain ide dan kemampuan teknik arsitektur yang mumpuni, dibutuhkan juga media cipta berupa
bahan bahan material yang bisa membawa imajinasi imajinasi manusia tersebut menjadi
bangunan konkrit yang kasat mata seperti yang ada di sekitar kita saat ini. Tentu saja ada begitu
banyak jenis bahan bahan material yang dibutuhkan untuk membangun satu jenis bangunan
saja. Dari sedemikian banyak bahan bahan material tersebut, saya akan menjelaskan sedikit
tentang salah satu material yang sangat penting dan berpengaruh dalam dunia arsitektur, yaitu
semen.

1 Definisi Semen

Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat. Secara sederhana,
Definisi semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan bahan material lain
seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam
pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu
mengikat bahan bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. (Bonardo
Pangaribuan, Holcim)

Definisi Semen Portland berdasarkan SNI

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 15-2049-2004, semen Portland adalah semen
hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak (Clinker) portland terutama yang terdiri
dari kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling bersama sama dengan bahan
tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat (CaSO 4.xH2O) dan boleh
ditambah dengan bahan tambahan lain (Mineral in component).
Hidrolis berarti sangat senang bereaksi dengan air, senyawa yang bersifat hirolis akan bereaksi
dengan air secara cepat. Semen portland bersifat hidrolis karena di dalamnya terkandung kalsium
silikat (xCaO.SiO2) dan kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) yang bersifat hidrolis dan sangat cepat bereaksi
dengan air. Reaksi semen dengan air berlangsung secara irreversibel, artinya hanya dapat terjadi
satu kali dan tidak bisa kembali lagi ke kondisi semula.

Komposisi kimia semen

Seperti yang telah disinggung di atas, bahan kimia utama penyusun semen adalah kalsium silikat
(xCaO.SiO2), kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) dan bahan tambahan lain (Mineral in component) yang
akan berperan sebagai cement filler. Dimana mineral kalsium silikat (xCaO.SiO2) bersifat sangat
hidrolis, di dalam industri semen mineral mineral penyusun semen diistilahkan sebagai C3S, C2S,
C3A dan C4AF yang berarti :
C3S

3CaO.SiO2

C2S

2CaO.SiO2

C3A

3CaO.Al2O3

C4AF =

4CaO.Al2O3.Fe2O3

Inilah yang membuat industri semen berbeda dengan industri kimia pada umumnya, dimana pada
industri kimia lain C dipakai untuk Carbon, S untuk Sulfur, dan F untuk Fluoro sedangkan pada
industri semen diapaki hanya untuk kemudahan dalam pelafalan.

Setiap mineral penyusun semen tersebut, memiliki peran dan fungsi masing masing terhadap
sifat semen. Berikut fungsi dari masing masing material,

Tentu saja persentase untuk tiap material tersebut akan berbeda tergantung dari jenis semen yang
di produksi dan kondisi operasi tiap tiap pabrik semen yang berbeda beda, tetapi secara umum
range persentase untuk tiap material diberikan sebagai berikut,

Sedangkan bila kita amati dengan menggunakan mikroskop, maka perbedaan fisis antar mineral
pada semen akan terlihat seperti berikut,

Note : Penjelaesan mengenai semen akan di-share di posting yang lain. So, stay tune Guys ! :)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan,
tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan
batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.
Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi
Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda
menggunakan

ketan

sebagai

perekat.

Ataupun

menggunakan

aspal

alam

sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan


kuno yang dijumpai di Pulau Buton.
Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu.
Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini
awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali
ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli,
Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,
sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat
menghilang dari peredaran.
Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M),
John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan kuno
berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran
batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai
Cornwall, Inggris.

Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas
dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material
yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan
yang mengkaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat
kegunaannya.semen termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita
sehari-hari.
1.2 Perumusan Masalah
a.

Apa yang dimaksud dengan semen itu sendiri ?

b.

Bagaimana pengaruh bahan penyusun terhadap jenis-jenis semen ?

c.

Bagaimana karakteristik dari setiap jenis-jenis semen ?

d.

Bagaimana proses pembuatan semen dalam industry semen ?

e.

Seberapa besar pengaruh industry semen terhadap lingkungan ?

f.

Bagaimana menanggulangi dampak industry semen terhadap lingkungan ?


1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:

a.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan semen

b.

Mengetahui apa saja jenis-jenis semen

c.

Mengetahui bagaimana karakteristik semen

d.

Mengetahui proses pembuatan semen dalam industri semen

e.

Mengetahui bagaimana pengaruh atau dampak dari industri semen terhadap


lingkungan

f.

Mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari industri semen


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat
antara batuan-batuan konstruksi bangunan.

Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar
batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada
tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan
tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam
tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO 3) menjadi batu tohor (CaO)
dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi dengan senyawasenyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang
kemudian dikenal dengan Portland
2.2 Jenis-Jenis Semen
No. SNI

Nama

SNI 15-0129-2004

Semen portland putih

SNI 15-0302-2004

Semen portland pozolan / Portland Pozzolan


Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004

Semen portland / Ordinary Portland Cement


(OPC)

a.

SNI 15-3500-2004

Semen portland campur

SNI 15-3758-2004

Semen masonry

SNI 15-7064-2004

Semen portland komposit

Semen Portland
Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta
merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain
meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan
sebagainya.Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton struktural
seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat
dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan
dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan,
perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur dengan pasir
atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu,atau
sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah
dalam.

Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah


atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah
beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen
hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat
sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya.
Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen portland adalah sebagai
berikut:
Semen alam adalah sebuah semen hidrolik yang dihasilkan dengan
pembakaran batu kapur yang mengandung lempung, terdapat secara alamiah, pada
suhu lebih rendah dari suhu pengerasan dan kemudian menggilingnya menjadi
serbuk halus.Kadar silika, alumina dan oxida besi cukup untuk mendapat
gabungkan diri dengan kalsiumoxida sehingga terjadi senyawa-senyawa kalsium
silikat dan aluminat, yang dapat dianggap mempunyai sifat-sifat hidrolik seperti
semen alam. Kita kenal dua jenis semen alam, jenis pertama pada umumnya
dipergunakan dalam konstruksi beton bersamasama dengan semen portland.Jenis
kedua adalah semen yang telah dibubuhi bahan pembantu yaitu udara, jenis semen
kedua ini fungsinya sama seperti yang telah diutarakan diatas. Semen alam tidak
boleh digunakan di tempat-tempat yang tidak terlindung terhadap pengaruh cuaca
langsung, akan tetapi dapat dipergunakan dalam adukan atau beton yang tidak
pernah akan mengalami tegangan tinggi, atau dalam keadaan yang membutuhkan
banyak bahan namun sama sekali tidak memperhitungkan kekuatan bahan
tersebut.
b.

Semen masonry
semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok dan
memplester konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland atau
campuran semen hidrolis dengan bahan yang bersifat menambah keplastisan
(seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi atau kapur hidrolis) bersamaan dengan
bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan satu atau lebih sifat seperti waktu
pengikatan (setting time), kemampuan kerja (workability), daya simpan air (water
retention), dan ketahanan (durability)

1.

semen masonry jenis N


semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan, sehingga
adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu adukan pasangan jenis N,

atau bila ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran dapat
menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis S atau M
2.

semen masonry jenis S


semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan , sehingga
adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis S atau bila
ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran dapat menghasilkan
adukan pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis M

3.

semen masonry jenis M


semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan, sehingga
adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis M

4.

semen portland campur


suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari terak semen
portland dan gips dengan satu atau lebih bahan organik yang bersifat tidak
bereaksi (inert)

5.

pasir standar Ottawa


pasir silika yang terdiri dari hampir seluruhnya kuarsa murni yang dibulatkan secara
alami dan digunakan untuk penyiapan mortar pada pengujian semen hidrolis

6.

pasir gradasi
pasir standar Ottawa yang digradasi dengan menggunakan antara ayakan 0,600 mm
(No.30) dan ayakan 0,150 mm (No.100)

7.

pasir standar gradasi Ottawa 20 30


pasir standar yang sebagian besar lolos ayak 0,850 mm (No.20) dan tertahan pada
ayakan 0,600 mm (No.30)
2.3 Petunjuk pemilihan semen masonry
Petunjuk dan pemilihan semen masonry dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Petunjuk pemilihan semen masonry
no

Lokasi

Jenis bangunan

Jenis mortar
Disarankan

1.

Pilihan

Bangunan tidak

- Dinding penahan

terlindungi cuaca

beban

M atau S

- Bangunan atas

- Dinding tidak

menahan
beban

- Dinding sandaran
2.

- Bangunan bawah

S
Pondasi, penguat

M atau N
M

lubang,selokan,trotoar,
teras
Bangunan
terlindungi cuaca

Dinding penahan beban

S atau M

Partisi menahan beban

Partisi tidak menahan


Beban

2.4 Karakterisasi Material Semen


Sifat-Sifat Semen Portland:
a.

Hiderasi Semen
Hiderasi semen adalah reaksi antara komponen-komponen semen dengan air. Untuk
mengetahui hiderasi semen, maka harus mengenal hiderasi dari senyawa-senyawa
yang terkandung dalam semen ( C2S, C3S, C3A, C4AF)

b.

Hiderasi Kalsium Silikat ( C2S, C3S)


Kalsium Silikat di dalam air akan terhidrolisa menjadi kalsium hidroksidsa
Ca(OH)2 dan kalsium silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) pada suhu 30oC
2 (3CaO.2SiO2) + 6H2O

3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca(OH)2

2 (3CaO.2SiO2) + 4H2O

3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2

Kalsium Silikat hidrat (CSH) adalah silikat di dalam kristal yang tidak sempurna,
bentuknya padatan berongga yang sering disebut Tobermorite Gel.
Adanya kalsium hidroksida akan membuat pasta semen bersifat basa (pH= 12,5) hal
ini dapat menyebabkan pasta semen sensitive terhadap asam kuat tetapi dapat
mencegah baja mengalami korosi.
c.

Hiderasi C3A
Hiderasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30oC akan menghasilkan kalsium
alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O) yang mana kristalnya berbentuk kubus di dalam
semen karena adanya gypsummaka hasil hiderasi C3A sedikit berbeda. Mula-mula
C3A akan bereaksi dengan gypsum menghasilkansulfo aluminate yang kristalnya

berbentuk

jarum

dan

biasa

disebut ettringite namun

pada

akhirnyagypsum bereaksi semua, baru terbentuk kalsium alumina hidrat (CAH).


Hiderasi C3A tanpa gypsum (30oC):
3CaO. Al2O3+ 6H2O

3CaO. Al2O3. 6H2O

Hiderasi C3A dengan gypsum (30oC):


3CaO. Al2O3 + 3 CaSO4+ 32H2O

3CaO.Al2O3 + 3 CaSO4 + 32H2O

Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda pengikatan, hal ini
disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite pada permukaan-permukaan
Kristal C3A.
d.

Hiderasi C4AF (30 H2O oC)


4CaO. Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O

4CaO.Al2O3.6H2O

+ 3CaO.Fe2O3.6H2O
e.

Setting dan Hardening


Setting dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen setelah terjadi
reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang
plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai beberapa waktu karakteristik dari
pasta tidak berubah dan periode ini sering disebut Dorman Period (period tidur).
Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang
lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi ini disebut Initial
Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air) sampai kondisi Initial Set
disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan awal). Tahapan berikutnya pasta
melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang utuh dan biasa
disebut Hardened Cement Pasta. Kondisi ini disebut final Set sedangkan waktu
yang diperlukan untuk mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu
pengikatan akhir). Proses penerasan berjalan terus berjalan seiring dengan waktu
akan diperoleh kekuatan proses ini dikenal dengan namaHardening.
Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya sangat penting,
sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana
campuran semen masih bersifat plastik. Waktu pengikatan awal minimum 45 menit
sedangkan waktu akhir maksimum 8 jam.
Reaksi pengerasan
C2S + 5H2O

C2S. 5H2O

C3S + 5H2O

C2S6. 5H2O + 13 Ca(OH)2

C3A+ 3Cs+ 32H2O

f.

C3A. 3Cs+.32H2O

C4AF + 7H2O

C3A.6 H2O+ CF. H2O

MgO+ H2O

Mg(OH)2

Panas Hiderasi
Panas hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen mengalami proses
hiderasi. Jumlah panas hiderasi yang terajdi tergantung, tipe semen, kehalusan
semen, dan perbandingan antara air dengan semen.
Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hiderasi yang besar kemungkinan
terajadi retak-retak pada beton, hal ini disebabkan oleh fosfor yang timbul sukar
dihilangkan sehingga terajdi pemuaian pada proses pendinginan.

g.

Penyusutan
Ada tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen, diantaranya:
Drying Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)
Hideration Shringkage (penyuautan karena hiderasi)
Carbonation Shringkage (penyuautan karena karbonasi)
Yang paling berpengaruh pada permukaan beton

adalah Drying Shringkage,

penyusutan ini terjadi karena penguapan selama proses setting dan hardening. Bial
besaran kelembabannya dapat dijaga, maka keretakan beton dapat dihindari.
Penyusutan ini dioengaruhi juga kadar C3A yang terlalu tinggi.
h.

Kelembaban
Kelembaban timbul karena semen menyerap uaap air dan CO 2 dan dalam jumlah
yang cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan. Semen yang menggumpal
kualitasnya akan menurun karena bertambahnya Loss On Ignition (LOI) dan
menurunnya spesifik gravity sehingga kekuatan semen menurun, waktu pengikatan
dan pengerasan semakin lama, dan terjadinya

false set.

Loss On Ignation (Hilang Fajar)


Loss On Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mneral yang
terurai pada saat pemijaran, dimana proses ini menimbulkan kerusakan pada batu
setelah beberapa tahun kemudian.
i.

Spesifik Gravity
Spesifik Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting dalam
perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik gravity digunakan

untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan pembakaran klinker, dan juga


menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.
j.

False Set
Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu singkat. False Set dapat
dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh udara luar, sehingga alkali
karbonat tidak terbentuk didalam semen.
2.4 Pembuatan Semen
Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:

a.

Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:
Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung
kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat
(argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk
atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.

b.

Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material
yang digali.

c.

Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan
komposisi tumpukan bahan.

d.

Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku


Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal
ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis
klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang
diinginkan.

e.

Pembakaran dan Pendinginan Klinker


Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang
merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi
perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln
yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre-heater ini dan berlanjut
dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti
semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400C, bahan berubah menjadi bongkahan

padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke
pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga
mencapai 100 C.
f.

Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan
timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap
bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan
diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen
jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan
dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang
dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

2.5 Dampak dari Industri Semen


a.

Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu


keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah.

b.

Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon dioksida (CO 2)
dalam jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi kondisi atmosfer dan
mempercepat terjadinya pemanasan global. Misalnya: Meningkatnya suhu udara
perkotaan. Menurut International Energy Authority: World Energy Outlook, produksi
semen ortland menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang
dihasilkan berbagai sumber.

c.

produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara bebas


sehingga

mengakibatkan

penyakit

gangguan

pernafasan.

Studi

kesehatan

lingkungan menyebutkan, bahwa debu semen merupakan debu yang sangat


berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis.
d.

Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat

e.

Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk
minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis
yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai,
yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan

f.

Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada
suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu
menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya
persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat lanjutan adalah sungai menjadi
kering pada musim kemarau dan sebaliknya sungai akan banjir (debit air menjadi

sangat tinggi) karena tanah tidak mampu lagi menyerap air yang mengalir terlalu
cepat
g.

Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :

Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,

Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan bahan
baku,

h.

Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur


Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis
endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa

i.

Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka).


Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut
2.6 Penanggulangan

a.

Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan separuh emisi
CO2

b.

Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan yang


lebih ramah lingkungan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen
portland pozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen
portland campur, semen masonry, semen portland komposit.
Langkah

utama

proses

produksi

semen

diantaranya

penggalian,

penghancuran, pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan baku,


pembakaran, pendinginan klinker dan penghalusan akhir.
Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan, polusi
udara dan suara, dan lain-lain.
3.2 Saran

Penggalian dan pengolahan semen sangat mendukung kemajuan suatu Negara,


tetapi yang jangan dilupakan adalah masalah limbah. Untuk mengatasi permasalah
tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya:
a.

Industri,

diharapkan

sebelum

membuang

limbah

pabriknya

harus

dimenetralisasinya atau mendaurnya.


b.

Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap industriindustri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.

c.

Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja


industri-industri terutama masalah penanggulangan limbahnya.
Daftar Pustaka
http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancamanekologis/
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positifmaupun.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen#Jenis_semen
http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman
ekologis/
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positifmaupun.html
www.wikipedia.indutry-cement.com
sumber:

Anda mungkin juga menyukai