Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE

DIAGRAMS
Oleh: Hindri Asmoko1

Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari tulisan membedah kompetensi


in-depth problem solving and analysis. Tulisan ini akan membahas teknik
mengilustrasikan masalah dalam suatu diagram atau gambar yang sering
dinamakan causal map. Tujuan menggambarkan masalah dalam suatu diagram
atau gambar adalah untuk lebih memudahkan kita memahami gambaran
permasalahan dan faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan dalam satu
diagram atau gambar.
Scarvada, dkk (2004) menyatakan, dalam literatur manajemen operasi,
causal map dikenal dengan beberapa nama antara lain Ishikawa (Fishbone)
diagrams, impacts wheels, issues trees, strategy maps, risk assesment mapping
tools (FMEA), dan cause and effect diagrams. Fishbone Diagrams (Diagram
Tulang Ikan) merupakan analisis sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa yang menggambarkan permasalahan dan penyebabnya dalam suatu
kerangka tulang ikan. Impacts Wheels merupakan suatu pendekatan brainstorming
terstruktur sederhana yang dirancang untuk membantu manajer mengeksplorasi
konsekuensi dari event khusus dan untuk mengidentifikasi konsekuensinya. Issues
Trees merupakan pendekatan yang membantu memerinci suatu masalah dalam
komponen-komponen penyebab utama dalam rangka menciptakan rencana kerja
proyek (Miller, 2004 dalam Scarvada, 2004). Strategy Maps adalah suatu alat
pemetaan penyebab untuk mengembangkan dan mengkomunikasikan strategi
(Kaplan dan Norton, 1996). Risk Assesment Mapping Tools digunakan untuk
menyediakan suatu metode sistematis dalam mengidentifikasi semua jenis potensi
kegagalan, potensi penyebab, dan konsekuensinya. Cause and effect Diagrams

Penulis adalah Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan
SDM, BPPK, Magelang

adalah suatu alat pemetaan penyebab untuk meningkatkan kualitas dan


mengembangkan peranan dalam program manajemen mutu.
Lebih lanjut, Scarvada mengemukakan causal map dapat menjadi alat
(tools) yang bermanfaat. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Diagnosis tool causal map dapat membantu pengguna untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan penyebab permasalahan.
2. Communication tool causal map dapat mengkomunikasikan
hubungan sebab akibat secara efektif dan efisien.
3. Risk mitigation tool causal map dapat membantu mengantisipasi
konsekuensi yang tidak diinginkan dan memitigasi risiko
4. Control tool causal map dapat membantu mengidentifikasi lokasi
yang paling baik untuk pengendalian.
Tulisan ini hanya membahas salah satu alat saja dari beberapa jenis alat
seperti yang telah dijelaskan secara singkat di atas. Bahasan tulisan kali ini
mengangkat alat ilustrasi permasalahan berupa Diagram Fishbone. Pembahasan
dalam tulisan ini meliputi pengertian Diagram Fishbone, manfaat Diagram
Fishbone, dan langkah-langkah dalam penyusunan Diagram Fishbone.

Pengertian Fishbone Diagram


Diagram Fishbone sering juga disebut dengan istilah Diagram Ishikawa.
Penyebutan diagram ini sebagai Diagram Ishikawa karena yang mengembangkan
model diagram ini adalah Dr. Kaoru Ishikawa pada sekitar Tahun 1960-an.
Mengapa diagram ini dinamai diagram fishbone? Penyebutan diagram ini sebagai
diagram fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai kerangka tulang ikan
yang bagian-bagiannya meliputi kepala, sirip, dan duri.
Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab
yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep
dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada
bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya.

Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab


permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan
baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering
disingkat dengan 6M. Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih
jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal
dari 6M seperti dijelaskan di atas maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat
digunakan teknik brainstorming (Pande &Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004).
Diagram fishbone ini umumnya digunakan pada tahap mengidentifikasi
permasalahan dan menentukan penyebab dari munculnya permasalahan tersebut.
Selain digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan penyebabnya,
diagram fishbone ini juga dapat digunakan pada proses perubahan.
Scarvada (2004) menyatakan Diagram fishbone ini dapat diperluas
menjadi diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram). Perluasan
(extension) terhadap Diagram Fishbone dapat dilakukan dengan teknik
menanyakan Mengapa sampai lima kali (five whys) (Pande & Holpp, 2001
dalam Scarvada, 2004).

Manfaat Diagram Fishbone


Diagram Fishbone dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik pada
level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau manfaat
dari pemakaian Diagram Fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat
penggunaan diagram fishbone tersebut antara lain:
1. Memfokuskan individu, tim, atau organisasi pada permasalahan utama.
Penggunaan Diagram Fishbone dalam tim/organisasi untuk menganalisis
permasalahan akan membantu anggota tim dalam menfokuskan permasalahan
pada masalah prioritas.
2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan
tim/organisasi. Diagram Fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan utama
secara ringkas sehingga tim akan mudah menangkap permasalahan utama.
3

3. Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah. Dengan


menggunakan teknik brainstorming para anggota tim akan memberikan
sumbang saran mengenai penyebab munculnya masalah. Berbagai sumbang
saran ini akan didiskusikan untuk menentukan mana dari penyebab tersebut
yang berhubungan dengan masalah utama termasuk menentukan penyebab
yang dominan.
4. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi. Setelah
ditentukan penyebab dari masalah, langkah untuk menghasilkan solusi akan
lebih mudah mendapat dukungan dari anggota tim.
5. Memfokuskan tim pada penyebab masalah. Diagram Fishbone akan
memudahkan anggota tim pada penyebab masalah. Juga dapat dikembangkan
lebih lanjut dari setiap penyebab yang telah ditentukan.
6. Memudahkan visualisasi hubungan antara penyebab dengan masalah.
Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada Diagram Fishbone yang telah
dibuat.
7. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan
menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya.

Langkah-langkah dalam Penyusunan Diagram Fishbone


Langkah-langkah dalam penyusunan Diagram Fishbone dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Membuat kerangka Diagram Fishbone. Kerangka Diagram Fishbone meliputi
kepala ikan yang diletakkan pada bagian kanan diagram. Kepala ikan ini
nantinya akan digunakan untuk menyatakan masalah utama. Bagian kedua
merupakan sirip, yang akan digunakan untuk menuliskan kelompok penyebab
permasalahan. Bagian ketiga merupakan duri yang akan digunakan untuk
menyatakan penyebab masalah. Bentuk kerangka Diagram Fishbone tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok
Penyebab

Masalah

Penyebab

2. Merumuskan masalah utama. Masalah merupakan perbedaan antara kondisi


yang ada dengan kondisi yang diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins
dan Coulter, 2012). Masalah juga dapat didefinisikan sebagai adanya
kesenjangan atau gap antara kinerja sekarang dengan kinerja yang ditargetkan.
Masalah utama ini akan ditempatkan pada bagian kanan dari Diagram
Fishbone atau ditempatkan pada kepala ikan. Berikut contoh rumusan masalah
utama.
a. Masalah pada lembaga diklat
Rendahnya kualitas lulusan diklat.
Rendahnya kualitas pelayanan kepada peserta diklat, dan lain-lain.
b. Masalah pada Bank
Panjangnya antrian di kasir atau customer service.
Tingginya tingkat kredit macet, dan lain-lain.
c. Kantor Pajak
Tidak tercapainya target penerimaan pajak.
Rendahnya kualitas layanan, dan lain-lain
3. Langkah berikutnya adalah mencari faktor-faktor utama yang berpengaruh
atau berakibat pada permasalahan. Langkah ini dapat dilakukan dengan teknik
5

brainstorming. Menurut Scarvada (2004), penyebab permasalahan dapat


dikelompokkan dalam enam kelompok yaitu materials (bahan baku),
machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Gaspersz dan Fontana (2011) mengelompokkan
penyebab masalah menjadi tujuh yaitu manpower (SDM), machines (mesin
dan peralatan), methods (metode), materials (bahan baku), media, motivation
(motivasi), dan money (keuangan). Kelompok penyebab masalah ini kita
tempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan.
4. Menemukan penyebab untuk masing-masing kelompok penyebab masalah.
Penyebab ini ditempatkan pada duri ikan. Berikut disajikan contoh penyebab
masalah rendahnya kualitas lulusan diklat.
a. Kelompok SDM.
Misalnya masalah SDM terkait dengan tenaga pengajar. Penyebab dari
unsur tenaga pengajar ini adalah rendahnya kompetensi tenaga
pengajar. Terdapat beberapa pengajar yang tidak sesuai dengan
bidangnya.
b. Kelompok Material.
Terkait dengan diklat, penyebab bahan baku yang kurang baik adalah
pertama kualitas kurikulum yang kurang baik. Kedua, bahan ajar
banyak yang kurang update dengan perkembangan organisasi. Ketiga,
tidak ada rencana pembelajaran dalam bentuk program pengajaran dan
Satuan Acara Pembelajaran.
c. Kelompok mesin dan peralatan.
Penyebab masalah dari sisi mesin dan peralatan ada tiga yaitu kurang
nyamannya ruangan kelas, tidak adanya ruangan untuk praktik, dan
banyak komputer dan proyektor yang rusak.
d. Kelompok method.
Penyebab masalah dari sisi metode adalah kurangnya inovasi dalam
model pembelajaran.

Penyebab masalah ini dapat dirinci lebih lanjut dengan mencari penyebab dari
penyebab masalah tersebut. Pendalaman lebih lanjut dari penyebab masalah
ini dapat dilakukan sampai dengan lima level. Dapat digunakan metode Five
Whys untuk pendalaman penyebab masalah ini.
5. Langkah selanjutnya setelah masalah dan penyebab masalah diketahui, kita
dapat menggambarkannya dalam Diagram Fishbone. Contoh Diagram
Fishbone berikut terkait dengan permasalahan rendahnya kualitas lulusan
diklat seperti yang telah dijelaskan di atas.

Tenaga
Pengajar

Metode

Kurang
inovasi

Kurikulum
buruk

kompetensi
kurang

Rendahnya
kualitas
lulusan
diklat

Kelas tidak
nyaman

Bahan ajar
tidak update

Ruang praktik
tidak ada

Komputer
rusak

SAP tidak
ada

Material

Peralatan

Daftar Rujukan
Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving
Panduan bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Penerbit Vinchristo
Publication.
Kaplan, R.S. dan D.P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard: Translating
Strategy into Action. Harvard Business Press.
Robbins, S.P. dan Mary Coulter. 2012. Management. Pearson Education, Prentice
Hall
Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M.
Hays, Arthur V. Hill. 2004. A Review of the Causal Mapping Practice and
Research Literature. Second World Conference on POM and 15th Annual
POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 May 3, 2004.

Anda mungkin juga menyukai