Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU ORGA

NISASI
MODUL 2

Disusun oleh :
1. Shinta Putri (041177282)
2. Siskia Yulianti (041177361)
3. Tutut Rahmawati (041177085)
KEPRIBADIAN DAN
KEMAMPAN DIRI
KARYAWAN

Kegiatan belajar 1
A. KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
B. 1. Teori Konflik
Menurut teori ini, manusia pada dasarnya tidak bisa me
nghindarkan diri dan selalu berhadapan dengan dua ke
kuatan berlawanan yang saling tarik menarik.
2. Fulfillment Theory
Menurut teori ini, setiap orang hanya memiliki satu kek
uatan yang secara terus menerus mendorong orang ters
ebut untuk mencapai aktualisasi diri.
3. Consistency Theory
Teori ini mengatakan bahwa kepribadian merupakan pr
oses pembelajaran melalui pengalaman hidup seseorang
terhadap lingkungan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh factor :
1. Faktor Keturunan
2. Faktor Pengalaman Hidup
3. Faktor Situasi

Beberapa dimensi kepribadian manusia :


4. Openness to experience
5. Conscientiousness
6. Extraversion
7. Agreebleness
8. Neuroticism
9. Locus of control
10. Kepribadian Type A dan B
11. Machiavellianism
12. Self Esteem
13. Self Monitoring
B. KEMAMPUAN DIRI
1. Kemampuan Kognitif / mental
2. Emotional Intelligence
3. Kemampuan Fisik
NILAI-NILAI INDIVIDU DAN
SIKAP KERJA

Kegiatan belajar 2
A. NILAI-NILAI INDIVIDU

Esense dari setiap konsep nilai:


 Sebuah konsep atau keyakinan
 Tentang tujuan akhir atau sebuah perilalcu yang patut dicapai
 Yang bersifat transendental untuk situasi tertentu,
 Menjadi pedoman untuk memilih atau mengevaluasi perilaku at
au sebuah kejadian dan
 Tersusun sesuai dengan arti pentingnya.

Jika komponen nilai di atas disederhanakan maka nilai terdiri dari


dua komponen utama:
 Setiap definisi memfokuskan perhatiannya pada dua jenis nilai,
yaitu means dan ends
 Nilai dipandang sebagai preferensi bagi seseorang.
B. PERAN NILAI

C. SUMBER DARI SISTEM NILAI

D. TIPE NILAI
1. Nilai teoritik
2. Nilai ekonomik
3. Nilai estetika
4. Nilai sosial.
5. Nilai politik
6. Nilai religi
E. KONFLIK NILAI
1. Intrapersonal value conflict.
2. Interpersonal value conflict.
3. Person — organization value conflict.

F. MENGATASI KONFLIK NILAI


4. Untuk mengatasi intrapersonal conflict.
5. Untuk mengatasi interpersonal conflict.
G. SIKAP KERJA
Alasan mengapa seorang manajer perlu memahami sikap
karyawan:
 Pertama, pada situasi tertentu sikap seseorang berpeng
aruh terhadap perilaku individu orang tersebut.
 Kedua, dalam konteks pekerjaan, membangun sikap ke
rja positif sangat berguna bagi alasan kemanusiaan terle
pas bahwa sikap tersebut akan meningkatkan produkti
vitas seseorang atau tidalc.
 Ketiga, banyak organisasi yang dengan sengaja mendes
ain program untuk menciptakan sikap positif.
 Keempat, sikap seseorang memainkan peran penting da
lam studi perilaku organisasi khususnya teori motivasi.
H. DEFINISI SIKAP

I. KOMPONEN SIKAP
1. Cognitive component
2. Affective component
3. Behavioral tendency component

J. HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU


4. Motif berperilaku (behavior intention).
5. Motif khusus.
6. Pembenaran perilaku (behavioral justifications).
K. MENGUBAH SIKAP
1. Memberi informasi baru.
2. Menambah atau mengurangi rasa takut.
3. Menambah atau mengurangi keraguan
4. Partisipasi dalam diskusi kelompok.
L. SIKAP KERJA
1. Kerja adalah hukuman.
2. Kerja adalah upeti.
3. Kerja adalah beban.
4. Kerja adalah kewajiban.
5. Kerja adalah sumber penghasilan.
6. Kerja adalah kesenangan.
7. Kerja adalah status.
8. Kerja adalah prestise atau gengsi.
9. Kerja adalah harga diri.
10. Kerja adalah panggilan jiwa.
11. Kerja adalah pengabdian.
12. Kerja adalah hidup.
13. Kerja adalah ibadah.
14. Kerja itu (adalah) suci.
 M. KEPUASAN KERJA

N. KOMITMEN ORGANISASI
1. keyakinan yang sangat kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
2. mau berupaya lebih keras demi organisasi, dan
3. mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi.

Komitmen karyawan terhadap organisasi, disebabkan beberapa faktor beriku


t ini.
1. Faktor personal.
2. Karakteristik yang terkait dengan peran karyawan.
3. Karakteristik struktural.
4. Pengalaman kerja.
O. KETERLIBATAN KERJA (JOB INVOLEMENT)
Seseorang dikatakan keterlibatannya dalam kerja sangat tinggi jika:
(1) berpartisipasi secara aktif.
(2) memandang kerja sebagai bagian dari hidup yang sangat penting da
n
(3) melihat pekerjaan dan seberapa baik ia bekerja sebagai bagian pentin
g dari konsep diri mereka.

Anda mungkin juga menyukai