NAMA
KLS/OFF
: 408322410247 / MM-GG
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Desember 2011
1. PROFIL BATAN
Sejarah Perkembangan
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari
pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitas tahun 1954. Panitia
Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya
jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.Dengan memperhatikan
perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan
masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5
Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang
kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan
UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya
setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan
teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.Pada perkembangan
berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965
diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian
berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat
penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat
Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW
(1987) dan pusat teknologi akselerator dan proses bahan di Yogyakarta. disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor,
pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya.Sementara itu dengan perubahan
paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang
diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga
nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
2. PUSAT TEKNOLOGI AKSELATOR DAN PROSES BAHAN
Pusat Tekhnologi Akselator Dan Proses Bahan (PTABN) adalah institusi litbang dari
Badan Tenaga Nuklir Nuklir Nasioal (BATAN) yang berlokasi di Yogyakarta .dibangun
pada tahun 1973. Pada waktu itu bernama Pusat Penelitian Gama (Pulsit Gama). Tahun
1980 institusi ini berganti nama menjadi Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi
(PPBMI) sampai dengan tahun 1985, dan berdasarkan keputusan President RI nomor 82
tahun 1985 nama PPBMI diganti menjadi Pusat menjadi Pusat Penelitian Nuklir
Yokyakarta (PPNY).Dengan diundangan Undang undang Replubik Indonesia no 10
tahun 1997 tentang ketenaganukliran, BATAN mengadakan Reorganisasi. Sebagai tindak
lanjut keputusan president nomer 197 tahun 1998 tentang Badan Nuklir Nasional kepala
VISI PTAPB
terwujudnya iptek akselelator dan proses bahan untuk peningkatan nilai tambah
sumber daya alam lokal dan penyediaan energi berwawasan lingkungan
MISI PTAPB
a. Melakukan litbang tekhnologi akselelator untuk peningkatan nilai tambah sumber
daya alam lokal
b. Melakukan litbang teknologi proses pembuatan partikel terlapis TRISO dan bahan
Moderator Grafit untuk Reaktor nuklir bebas pelelehan,
c. Mendayagunakan reaktor Kartini untuk fasilitas pengembangan dan aplikasi
tekhnik analisis nuklir, fasilitas uji instrumentasi nuklir serta fasilitas pelatihan dan
penelitian dalam bidang fisika reaktor dan pengendalian reaktor.
Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam
pembangunan nasional dengan peran :
1.
2.
1.
Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya
insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi
nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan
2.
Berjiwa pionir
Bertradisi ilmiah
Berorientasi industri
Mengutamakan keselamatan
Komunikatif
Reaktor daya
Reaktor produksi isotop yang kadang-kadang digolongkan juga kedalam reaktor riset
Ditinjau dari tenaga neutron yang melangsungkan reaksi pembelahan, reaktor dibedakan
menjadi:
reaktor riset antara lain tipe kolam berpendingin dan bermoderator air berat, tipe kolam
berpendingin dan bermoderator air ringan dan tipe kolam berpendingin air ringan dan
bermoderator air berat.
Komponen-komponen Reaktor
Untuk dapat memngendalikan laju pembelahan, suatu reaktor nuklir harus didukug dengan
beberapa fasilitas yang disebut sebagai KOMPONEN REAKTOR . komponen-komponen
utama tersebut dapat diterangkan melalui diagram seperti terlihat pada gambar 1 berikut:
1.
2.
Bahan moderator
3.
Pendingin reaktor
4.
5.
Perangkat detektor
6.
Reflektor
7.
8.
Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut sebagai teras reaktor, yaitu
suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung.
Bahan Bakar Nuklir
Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir yaitu BAHAN FISIL dan BAHAN FERTIL.
Bahan Fisil ialah :
suatu unsur/atom yang langsung dapat memberikan reaksi pembelahan apabila dirinya
menangkap neutron.
Contoh: 92U233, 92U235, 94PU239, 94PU241
Bahan Fertil ialah :
suatu unsur /atom yang setelah menangkap neutron tidak dapat langsung membelah, tetapi
membentuk bahan fisil.
Contoh: 90TH232, 92U238
Pada kenyataannya sebagian besar bahan bakar nuklir yang berada di alam adalah bahan
fertil, sebaai contoh isotop Thorium di alam adalah 100% Th-232, sedangkan isotop
Uranium hanya 0,7% saja yang merupakan bahan fisil (U-235), selebihnya sebesar 99,35
adalah bahan fertil (U-238).
Karena alasan fisis, elemen bakar suatu reaktor dibuat dengan kadar isotop fisilnya lebih
besar dari kondisi alamnya, isotop yang demikian disebut sebagai isotop yang diperkaya,
sedangkan sebaliknya untuk kadar isotop fisil yang lebih kecil dari kondisi alamnya
disebut sebagai isotop yang susut kadar, biasanya ditemui pada elemen bakar bekas. Selain
perubahan kadar bahan fisilnya, elemen bakar biasanya dibuat dalam bentuk oksida atau
paduan logam dan bahkan pada dasa warsa terakhir ini sudah banyak dikembangkan
dalam bentuk silisida. Contoh komposisi elemen bakar yang banyak dipakai: UO2, U3O8Al, UzrH, U3Si2-Al dan lain-lain.
Tujuan utama dibuatnya campuran tersebut adalah agar diperoleh elemen bakar yang nilai
bakarnya tinggi, titik lelehnya tinggi, penghantaran panasnya baik, tahan korosi, tidak
mudah retak serta mampu menahan produk fisi yang terlepas
Bahan Moderator
Dalam reaksi fisi, neutron yang dapat menyebabkan reaksi pembelahan adalah neutron
thermal. Neutron tersebut memiliki energi sekitar 0,025 eV pada suhu 27oC. sementara
neutron yang lahir dari reaksi pembelahan memiliki energi rata-rata 2 MeV, yang sangat
jauh lebih besar dari energi thermalnya.
Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil. Namun demikian syarat
lain yang harus dipenuhi adalah: memiliki tampang lintang serapan neutron (kebolehjadian menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang besar dan
memiliki daya hantara panas yang baik, serta tidak korosif.
Contoh bahan moderator : H2O, D2O (Grafit), Berilium (Be) dan lain-lain.
Pendingin Reaktor
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dari dalam
elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ke tempat lain/lingkungan melalui perangkat
penukar penukar panas (H.E.). Sesuai dengan fungsinya maka bahan yang baik sebagai
pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan
lain yang harus dipenuhi agar tidak mengganggu kelancaran proses fisi pada elemen bakar
adalah pendingin juga harus memiliki tampang lintan serapan neutron yang kecil, dan
tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluida-fluida yang biasa
dipakai sebagai pendingin adalah: H2O, D2O, Na cair. Gas He dan lain-lain.
Batang Kendali Reaktor
Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar laju
pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat diatur sesuai dengan kondisi
operasi yang dikehendaki. Selain hal tersebut, batang kendali juga berfungsi untuk
memadamkan reaktor/menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan fungsinya, bahan
batang kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang
sangat besar, dan tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering dipakai
adalah: Boron, cadmium, gadolinium dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut biasanya
dicampur dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan radiasi, titik leleh yang tinggi
dan tidak korosif.
Prinsip kerja pengaturan operasi adalah dengan jalan memasukkan dan mengeluarkan
batang kendali ke dan dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan, maka sebagian
besar neutron akan tertangkap olehnya, yang berarti populasi neutron di dalam reaktor
akan berkurang dan kemudian padam. Sebaliknya jika batang kendali dikeluarkan dari
teras, maka populasi neutron akan bertambah, dan akan mencapai tingkat jumlah tertentu.
Pertambahan/penurunan populasi neutron berkait langsung dengan perubahan daya
reaktor.
Perangkat Detector
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam reaktor nuklir.
Semua insformasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi popularitas
neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang
dipasang dalam di dalam teras. Secara detail mengenai masalah tersebut akan dibicarakan
mempunyai waktu paro tertentu dan akan memancarkan radiasi secara terus menerus.
Untuk itu informasi tentang waktu paro menjadi suatu pertimbangan pada pengukuran
radioaktivitasnya.Penyimpanan limbah radioaktif bertujuan untuk mengisolasi tingkat
radioaktivitas dari lingkungan sekitar kita pada jangka waktu tertentu.Jumlah limbah
radioaktif yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan limbah rumah tangga
dan limbah industri, sehingga metode penyimpanan yang dipilih disesuaikan dengan
jenis limbah radioaktif yang akan diolah.