Anda di halaman 1dari 67

Skenario 23.

1
Geriatri
Kelompok Tutorial 02B

Tujuan Pembelajaran
1. Definisi dan Kategori Lansia
2. Fisiologi Geriatri
3. Perubahan Anatomi,Fisiologi dan
dampaknya
4. Faktor yang mempercepat dan
memperlambat penuaan

Definisi & Klasifikasi

Definisi Lansia
WHO (2010) : Lansia adalah mereka
yang berusia di atas 65 tahun ke
atas untuk Amerika Serikat dan
Eropa Barat. Sedangkan di negara
negara Asia lansia adalah mereka
yang berusia 60 tahun ke atas yang
menunjukkan proses menua yang
berlangsung secara nyata

Definisi Lansia
UU No 4 tahun 1965 yang
memberikan pengertian bahwa
lansia (lanjut usia) adalah seseorang
yang mencapai umur 55 tahun, tidak
berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang
lain.

Definisi Lansia
Menurut UU Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lansia. Lansia
adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas (ayat 2).
29 MEI : Hari Lansia Nasional

Kategori Lansia
Lanjut usia potential (ayat 3).
Lanjut usia yang masih mampu
melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan
barang dan/atau jasa
Lanjut usia tidak potensial (ayat 4).
Lanjut usia yang tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.

Batasan Umur Lansia Menurut WHO


Berdasarkan usia kronologis
Usia pertengahan : usia 45 59 tahun
Lansia
: antara 60 74 tahun
Lansia tua
: antara 75 90
tahun
Usia sangat tua : > 90 tahun

Batasan Umur Lansia Menurut


DepKes (2011)
Pra lansia kelompok usia 45 59 tahun
Lansia antara 60 69 tahun
Lansia beresiko kelompok usia > 70
tahun

Menua
Menua = menjadi tua = aging
Suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/mengganti
diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita

Referensi
Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=123
diunduh Kamis, 15 Okt 2015
Situasi dan Analisis Lanjut Usia
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/inf
odatin/infodatin-lansia.pdf
diakses Kamis, 15 Okt 2015
Martono,Hadi.Pranarka,Kris.2014.Buku Ajar BoedhiDarmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut).Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
Penduduk Lanjut di Indonesia dan Masalah
Kesejahteraannya
http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file
=article&sid=522
diakses Kamis, 15 Okt 2015

Kelainan pada lansia


(sistem kardiovaskuler)

Jantung
Akibat proses menua :-Elastisitas dinding aortaIsolated
aorticincompetencedanterdengar murmur pada apex
cordis.
Proses degeneratif kelainan pada jantung
ex : bising jantung
Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi
lipofusin (aging pigment) pada serat-serat miokardium.
Terjadiiskemiasubendokardialdanfibrosisjaringaninterstis
ial.Ini
disebabkankarenamenurunnyaperfusijaringanakibattekan
andiastolikmenurun.

Terjadi penebalan dari dinding jantung, yang


membuat kinerja jantung menurun
Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sinoatrial yang merupakan pengatur irama jantung.
Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang
sebanyak 50%-75% sejak manusia berusia 50
tahun.
Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi
akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His
juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat
selular. ini akan mengakibatkan penurunan
denyut jantung.

Pada sistemik/sirkuler
Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya.
Ini menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri
memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat.
Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam tekanan
diastolik.Hipertensi
Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor adrenergik. Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan
baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan
respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya
Hipotensi Ortostatik pada lansia.
Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan
pembuangan melambat

Darah
Terdapat penurunan dari Total Body
Water sehingga volume darah pun
menurun.
Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin
dan Hematokrit) menurun. Juga
terjadi penurunan jumlah Leukosit
yang sangat penting untuk menjaga
imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan
resistensi tubuh terhadap infeksi

Kelainan pada lansia


(reproduksi)

selaput lendir vagina menurun/kering.


menciutnya ovarium dan uterus.
atropi payudara.
Berkurangnya kemampuan ereksi
Libido
Mudah letih, lesu, lemah
Penurunan fungsi reproduksi akibat
penurunan hormon testosteron, androgen
dan growth hormone

Panca Indra

Mata

Perubahan Morfologik :
Lemak peri-orbital menghilang
Stenosis Kel. Lakrimalis
Perubahan degeneratif di otot
akomodasi, iris, vitreus, retina, dan
koroid
- Deposit lipid di kornea konjungtivitis,
ruang depan mendangkal, hilangnya
elastisitas dan sklerosis nukleus di
lensa

Perubahan Fungsional :
- Mata tampak cekung, kelopak mata
melengkung
- Kornea keruh, tekanan intra okuler
meningkat
- Presbiopia, pupil mengecil, refleks
melambat, penurunan lapangan
pangang, pandangan atas warna
rusak

Dampak Patologis :
- Trikiasis, abses lakrimalis, katarak
- Glaukoma

Telinga
Perubahan Morfologik :
- Degenerasi organ korti (hilangnya sel
rambut)
- Vibrasi membran basiler terpengaruh
oleh gangguan elastisitas
- Akumulasi serumen berlebihan

Perubahan Fungsional :
Presbiakusis :
- Sensitivitas nada tinggi
- Persepsi (bila ada latar belakang
bising)
- Lokalisasi suara

Dampak Patologis :
- Tuli konduktif
- Efek psikologik ketulian :
Menjadi terisolasi, mudah curiga, dan
depresi

Hidung, Tenggorok, dan


Lidah
Perubahan Morfologik :
- Atrofi dan hilangnya elastisitas otot
dan tulang rawan laring

Perubahan Fungsional :
- Gangguan rasa mengecap dan
membau
- Hilangnya tanggapan terhadap
refleks batuk dan menelan
- Lipatan suara menghilang, suara
gemetar, nada meninggi

Dampak Patologis :
- Risiko keracunan gas/makanan
meningkat; anoreksia
- Tersedak, malnutrisi, avitaminosis
- Ca laring(pria), dan Post-Cricoid
(wanita)

Sistem Otot
Perubahan Morfologik :
- Terjadi atrofi pada otot, baik dalam
jumlah atau ukurannya disebabkan
oleh gangguan metabolik dan
denervasi fungsional

Sistem Otot

Perubahan Fungsional :
Massa otot menghilang
Hilangnya berkas otot
Penurunan kekuatan fisik (disabilitas,
keterbatasan jangkauan dan
kecepatan gerak, kaku sendi)

Sistem Otot
Dampak Patologik :
- Pengecilan otot terutama ekstremitas
atas
- Kelemahan patologik :
Metabolisme : defisiensi Ca, K, dan vit
D

PERUBAHAN
GIT &
REPRODUKSI
PADA
GERIATRI

Sistem
/Organ

Perubahan
Morfologik

Perubahan
Fisiologik

Keadaan
Patologik

Lidah, laring

- Perubahan
atrofik
mukosa
- Degenerasi
neuronal
- Atrofi dan
elastisitas
menurun
pada otot
dan tulan
rawan laring

- Gangguan
rasa
pengecapan
- Hilangnya
refleks batuk
dan menelan

- Resiko
keracunan
makanan
- Anoreksia
- Tersedak
- malnutrisi

GIT, gigi, dan


rahang

- Karies gigi
dan resesi
gingggiva
- Perubahan
atrofik
rahang

- Kesulitan
adaptasi gigi
palsu dan
kesesuaian
gigi untuk
menggigit

- Sisa karies
tertinggal
- Sepsis dental
- Ulkus oral
- Resiko
parotitis

Sistem /
Perubahan
Organ
Morfologik
- Atrofi
Esophagus
sampai Anus
mukosa,
kelenjar,
dan otot2
intestinal
- Aliran
darah dan
produksi
enzim di
usus dan
hati
menurun

Perubahan
Fisiologik
- Perubahan
nafsu
makan
- Perubahan
sekresi,
motolitas,
dan
absorbsi
- Produksi
asam
menurun
- Stimulasi
histamin
menurun
- Sindrom
malabsorb
si

Keadaan
patologik
- Ulkus
peptikum
meningkat
- Anoreksia
- Disfagia
- Refluks
esofagus
- Intoksisitas
makanan
dan obat
meningkat
- Anemia
meningkat

Reproduksi

- Tersosteron Penampilan
menurun
seksualitas
perlahan
dan fertilitas
- Gonadotrop
menurun
in
( payudara
meningkat
tidak elastis,
- Konversi
vagina
androgen
mengering,
menjadi
disfungsi
estrogen di
ereksi,
kulit
vagina atrofi)
menurun
- Estrogen
post
menopause
menurun
- Norepinefri
n menurun

Sistem saraf
Berat otak menurun 10-20%
Degenerasi pigmen substansia nigra
dan kusutnya neurofibriler
Resiko demensia vaskular meningkat
Resiko stroke

Sistem saraf
Gangguan Gerak Langkah
Pada keadaan ini gerak langah jadi pendek
dengan jarak kaki lebar, rotasi pinggul
menurun dan gerak lebih lambat.
Biasanya keluhan lansia berupa nyeri kaki,
lutut, paha , pergelangan kaki.
Sering dibarengi dengan artritis, deformitas
sendi atau gangguan intergrasi SSP

Parkinson
3 gejala utama yaitu hipokinesia,
tremor atau rigiditas
Beberapa pencetus seperti infeksi
ensefalitis atau obat obatan seperti
fenosiatin dan butirofenon.

Sistem Endokrin
Defisiensi Growth Hormon yang
ditandai dengan penurunan body
mass dan bone mass serta kenaikan
presentase lemak tubuh

Obesitas lansia
Selain dampak negatif obesitas
terdapat dampak positif yaitu resiko
fraktur tulang menurun karena
meningkatnya massa tubuh untuk
meningkatkan kekuatan dari tubuh

Dalam sistem endokrin, ada hormon


yang diproduksi dalam jumlah besar
pada saat stress guna mengatasi
reaksi stress. Karena kemunduran
produksi hormon yang membuat lansia
kurang mampu hadapi stress

Misalnya pada hormon tiroid


menyebabkan lansia tampak lesu
dan kurang bergairah
Kemunduran fungsi kelenjar endokrin
lainnya dalah menopause pada
wanita dan penurunan kelenjar testis
pada pria

Perubahan Pada Geriatri dalam

Sistem Imunologi & Integumen

Sistem Imunologi

ASAL SEL-SEL SISTEM IMUN

Gambar 4.1 Perkembangan berbagai jenis limfosit asal sel induk yang
pluripoten dalam sumsum tulang

Gambar 4.2 Berbagai faktor yang telibat pada homeostatis


hematopoiesis
Buku Imunologi
Dasar. FKUI. Edisi X.

Defisiensi imun spesifik secara


fisiologik, terjadi pada:
1. Kehamilan
2. Usia tahun pertama
3. Usia lanjut (Lansia)

Buku Imunologi Dasar. FKUI. Edisi X.

Aktifitas Sel Imun pada Lansia

Gambar 17.7 Hubungan parameter imunologis dengan usia


Buku Imunologi Dasar. FKUI. Edisi X.

Dampak Penurunan Sistem Imun


Pada Lansia:
1. Peningkatan kepekaan infeksi
mis: tuberkulosis, Herpes Zoster

2. Fenomena penyakit autoimun


3. Gangguan penyembuhan
infeksi

Buku Imunologi Dasar. FKUI. Edisi X.

Sistem Integumen

Proses Penuaan
Kulit

Gambaran Klinis Penuaan Kulit:


pe fungsi dan
aktifitas
Kelenjar
minyak

Kelenjar
keringat

KULIT KERING

Hormon
estrogen

Penguapan air yang


berlebihan

Faktor yang mempercepat


penuaan

Faktor Lingkungan
Pencemaran linkungan yang
berwujud bahan-bahan polutan
dan kimia sebagai hasil
pembakaran pabrik, otomotif,
dan rumah tangga akan
mempercepat penuaan.
Pencemaran lingkungan berwujud
suara bising. Dari berbagai
penelitian ternyata suara bising
akan mampu meningkatkan
kadar hormon prolaktin dan
mampu menyebabkan apoptosis
di berbagai jaringan tubuh.

Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya


penyediaan air bersih akan meningkatkan
pemakaian energi tubuh untuk meningkatkan
kekebalan.
Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol
pemakaiannnya sehingga menyebabkan turunnya
hormon tubuh secara langsung atau tidak langsung
melalui mekanisme umpan balik (hormonal
feedback mechanism).
Sinar matahari secara langsung yang dapat
mempercepat penuaan kulit dengan hilangnya
elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.

Faktor Makanan
Makanan yang dimasak pada
suhu tinggi dapat
menghasilkan senyawa yang
meningkatkan peradangan,
yang merusak sel-sel tubuh
dan meningkatkan resiko
akan timbulnya penyakit,
seperti kanker.
Zat beracun dalam makanan
dapat menimbulkan
kerusakan berbagai organ
tubuh, antara lain organ hati.

Faktor Genetik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang
tuanya. Tetapi faktor genetik ternyata dapat berubah
karena infeksi virus, radiasi, dan zat racun dalam
makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.
Faktor genetikmempengaruhi saat mulai terjadi proses
menua pada seseorang seperti pada orang yang
memiliki jenis kulit kering cenderung mengalami proses
penuaan kulit lebih awal.

Faktor Endogen
Keadaan tubuh: Kadar lemak dalam tubuh meningkat akibat
penurunan aktivitas fisik dan kurang makanan berserat.
Pencernaan: Gangguan pada gigi dan perubahan bentuk
rahang mengakibatkan sulitnya mengunyah makanan. Daya
penciuman dan perasa menurun, hal ini menyebabkan
turunnya selera makan yang berakibat kekurangan gizi.
Kekebalan tubuh: Akibat berkurangnya kemampuan tubuh
memproduksi antibodi pada masa lansia, sistem kekebalan
tubuhpun menurun.
Jantung: Daya pompa jantung menurun karena elastisitas
pembuluh arteri melemah, semua ini akibat perubahan
kolagen dan elastin dalam dinding arteri.

Faktor Organik
Secara umum, faktor organik adalah : rendahnya
kebugaran/fitness, pola makan kurang sehat, penurunan GH dan
IGF-I, penurunan testosteron, penurunan melatonin secara
konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan
circandian clock (ritme harian) selanjutnya kulit dan rambut akan
berkurang pigmentasinya.
Dan terjadi pula gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang
sejalan dengan perubahan emosi dan stress, perubahan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).

Kelainan
proses
kreatinisasi

Perubahan
ukuran dan
bentuk sel
lapisan tanduk
Lapisan tanduk
mudah terlepas

&

Sel-sel mati
bertumpuk dan
saling melekat di
permukaan kulit

KULIT KASAR, TIPIS,


BERSISIK

Sel
pembentuk
kolagen <<

Serat elastin
mengeras dan
menebal

Kontraksi otot
mimik tidak diikuti
kontraksi kulit

Regenerasi sel Daya kenyal kulit


melambat
<<

KULIT KENDUR, DAN TAMPAK


KERIPUT
(WRINKLES)

Djawad, Khairuddin. Problema Dermatologik pada Usia Lanjut.

FAKOR
MEMPERLAMBAT
PENUAAN

APAKAH PROSES MENUA


DAPAT DIPERLAMBAT?

Berikut ini beberapa konsep dan penelitian


yang telah dilakukan untuk mencoba menjawab
pertanyaan di atas.
1

Restriksi Kalori
Pemanjangan Telomer

RESTRIKSI KALORI
Energi tubuh
mebantu atau memperbaiki regenerasi
sel yang tua atau rusak

Fungsi : mengurangi produksi radikal bebas,


memperbaiki kerusakan sel, menekan ekspresi gen
penuan (prolla et al, 2001)

TELOMER
Fungsi utama : pemelihara stabilitas kromosom dengan
melindungi ujung kromosom dari rekombinasi, fusi
dan degradasi.
Adanya perubahan pada telomer berhubungan dengan
proses menua
Pada manusia panjang telomer memendek secara
profesional sesuai dengan umur.

jauhi merokok
Olahraga teratur
Mengatur pola makan
Terpenuhinya kebutuhan
anti oksidan
Jangan cemas dan
bergembiralah

Anda mungkin juga menyukai