Anda di halaman 1dari 54

Proses Menua

KELOMPOK 6A
Tujuan Pembelajaran

1. Statistik dan Permasalahan Lansia di Indonesia


2. Program Pemerintah
3. Proses Menua dari Segi Anatomi
4. Proses Menua dari Segi Fisiologi
5. Proses Menua dari Segi Histologi
6. Proses Menua dari Segi Biokimia
Statistik Lansia
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. -- Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.2017. Diunduh di http://www.kemkes.go.id
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
Permasalahan di
Indonesia
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
InfoDATIN. Situasi Lanjut Usia (LANSIA) di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2016. Diunduh di
http://www.depkes.go.id
Analisis Lansia di Indonesia. -- Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi, 2017. Diunduh di http://www.depkes.go.id
Program Pemerintah
Program kesehatan lansia adalah upaya kesehatan
berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan status kesehatan lansia
Kegiatan program kesehatan lansia terdiri dari:
1. Upaya promotif : penyuluhan tentang perilaku
hidup sehat, gizi lansia, proses degeneratif;
2. Upaya preventif : deteksi Dini dan Pemantauan
Kesehatan Lansia;
3. Upaya kuratif : pengobatan ringan bagi Lansia
4. Upaya rehabilitatif : upaya medis, psikososial
dan edukatif.
Posyandu lansia

● Menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya


promotif dan preventif
● Memberikan pelayanan lain (sosial, agama,
keterampilan, olahraga, seni budaya, dsb) → memacu
lansia agar tetap beraktivitas dan mengembangkan
potensi → meningkatkan kualitas hidup
Puskesmas santun lansia

● Pelayanan kesehatan promotif, preventif,


kuratif, dan rehabilitatif, secara pro-aktif, baik
dan sopan serta memberikan kemudahan dan
dukungan bagi lansia.
Poliklinik Geriatri di RS
● RS yang mempunyai poliklinik geriatri ada 10 yaitu:
○ RSCM, Jakarta,
○ RSUP Karyadi, Semarang,
○ RSUP Sardjito, Yogyakarta,
○ RSUP Sanglah, Denpasar,
○ RSHS Bandung,
○ RSUP Wahidin, Makassar,
○ RSUD Soetomo, Surabaya,
○ RSUD Moewardi, Solo,
○ RSUP Adam malik, RSU Syaiful Anwar Malang
● Pengembangan ini dilakukan untuk peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi
lansia
Penyuluhan dan Penyebarluasan Informasi
Kesehatan dan Gizi bagi Usia Lanjut

● Memperkenalkan program kesehatan lansia, serta informasi


kesehatan dan gizi lansia pada masyarakat untuk
meningkatkan status kesehatan lansia
Anatomi
1.panca indra:mata,telinga.

2. Tht

3.gigi

4.gi tract

5.kardio

6.respirasi

7.syaraf(otak)

8.urogenital

9.kulit

10. Rematologi/tulang (bungkuk,kifosis)

11. Imun(organ timus)

12. Badan menyeluruh (penurunan TB, penurunan BB)


Oculi anterior
M.orbikularis okuli

Perubahan pada m.orbicularis menyebabkan perubahan kedudukan palbera yaitu terjadi entropion atau ekstro¬pion.
Entropion /Ekstropion yang terjadi pada usia lanjut disebut entropion/ektropion senilis/involusional. Ada¬pun proses
ter¬jadinya mirip, namun yang membedakan adalah perubahan pada m.orbicularis preseptal dimana pada entropion,
musculus tersebut berpindah posisi ke tepi bawah tarsus, sedangkan pada ektropion musculus tersebut relatif stabil.

Tendo kantus medial/lateral

Perubahan involusional juga mengenai tendon kantus media/lateral sehingga secara horizontal kekencangan palpebra
berkurang.

Perubahan pada jaringan palpebra juga di perberat dengan keadaan dimana bola mata pada usia lanjut lebih enoftalmus
karena proses atropi lemak peri orbita. Akibatnya keken¬cangan Palpebra secara horizontal relatif lebih nyata. Jadi
apakah proses involusional tersebut menyebabkan margo palpebra menjadi inversi atau eversi tergantung pada
peru¬bahan–perubahan yang terjadi pada m.orbicularisoculi, retraktor palpebra inferior dan tarsus.

• Aponeurosis muskulus levator palpebra

Aponeurosis m.levator palpebra mengalami disinsersi dan terjadi penipisan, akibatnya terjadi blefaroptosis akuisita.
Kardio

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan bertambahnya
kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan
bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis. Perubahan aorta ini
menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada apex
cordis

Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak
dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada
wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin katup. Katup menjadi kaku
dan terdengar bising sistolik ejeksi
St. Penapasan (Respirasi)
Dinding dada: Tulang-tulang mengalami osteoporosis, rawan mengalami osifikasi sehingga terjadi perubahan bentuk dan
ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume rongga dada mengecil.

Gerak pernafasan: adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan merubah
mekanika pernafasan menjadi dangkal, timbul gangguan sesak nafas, lebih-lebih apabila terdapat deformitas
rangka dada akibat penuaan

Distribusi gas: perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan penimbulkan penumpukan udara
dalam alveolus (air trapping) ataupun gangguan pendistribusian gangguan udara nafas dalam cabang bronkus.

Volume dan kapasitas paru menurun: hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1) kelemahan otot nafas, (2)
elastisitas jaringan parenkim paru menurun, (3) resistensi saluaran nafas (menurun sedikit). Secara umum
dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru. d. Gangguan transport gas: pada usia
lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, penyebabnya terutama disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Selain itu diketahui bahwa pengambilan O2 oleh darah dari alveoli (difusi)
dan transport O2 ke jaringan berkurang, terutama terjadi pada saat melakukan olahraga. Penurunan
pengambilan O2 maksimal disebabkan antara lain karena: (1) berbagi perubahan pada jaringan paru yang
menghambat difusi gas, dan (2) kerena bertkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnyan curah jantung.
St Digestives
1. Gigi (Dentes)
2. Muskulus Koordinasi dan kekuatan muskulus menurun sehingga terjadi pergerakan yang tidak terkontrol
dari bibir, lidah dan rahang orafacial dyskinesis.
3. Mukosa Jaringan mukosa mengalami atrofi dengan tanda-tanda tipis, merah, mengkilap, dan kering.
4. Lidah (Lingua) Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura
5. Kelenjar liur (Glandula Salivarius) Terjadi degenerasi kelenjar liur, yang mengakibatkan sekresi dan
viskositas saliva menurun
6.
Tulang
● Bertambahnya usia→ pembentukan tulang melambat (osteoblast) → kepadatan tulang
berkurang (osteoporosis)→ meningkatkan risiko fraktur (karena benturan
ringan/spontan).
● Penyebab lain:
○ Penurunan aktivitas fisik.
○ Penurunan hormon estrogen dan bbrp hormon lain (paratiroid, kalsitonin)
○ Penurunan penyerapan kalsium dan vit D.
○ Penurunan hormon testosteron pd laki-laki.
● Wanita → kehilangan 1,5-2 kali lebih banyak massa tulang per tahun.
○ Usia 80thn: memiliki ½ massa tulang yg dimiliki saat usia dewasa muda.
Tulang rawan
Tinggi badan

● Kehilangan ¼ - ½ inci setiap dekade setelah


usia 40-50thn.
● Wanita lebih banyak dari laki-laki
○ Wanita: kehilangan 2 inci (30-70thn), >3 inci
(80thn)
○ Laki-laki: kehilangan 1 inci (70 thn), 2 inci
(80thn)
● Penyebab:
○ Nukleus pulposus pada diskus invertebralis
mengalami dehidrasi.
○ Vertebrae mjd lebih lengkung krn
osteoporosis.
Otot
● Massa dan kekuatan otot maksimal : 20-30 thn.
● Kehilangan jaringan otot yg berlebih → 60thn.
● Otot rangka
● Otot rangka → tjd degenerasi → penurunan
kekuatan dan massa otot (interkosta, tungkai
bawah) → sarcopenia
○ Sarcopenia tjd paling cepat pada usia 65 thn,
paling lambat 80thn
○ Org yg tdk aktif secara fisik kehilangan massa otot
3-5% setelah usia 30thn.
○ Penyebab lain : penyakit kronis (rheumatoid artritis
pd wanita)..
Sistem Imun
● Thymus
○ Besar dan aktif pada usia
muda
○ Atrofi pada usia lanjut.
■ Penurunan bertahap
output sel Th0 (berhenti::
50-60 thn)
■ Penurunan produksi
hormon immunoregulator
( > 60 thn ).
■ Mudah mengalami
penyakit autoimun
Fisiologi
Perubahan panca Indera
1. Penglihatan
a. Kehilangan kemampuan akomodasi → Presbiopi
b. Penurunan ukuran pupil → Hilangnya respon terhadap
sinar.
c. Penurunan produksi air mata → Mata kering
d. Kekeruhan pada lensa → katarak
2. Pendengaran
• Telinga bagian dalam: Kehilangan kemampuan
pendengaran terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi disebut presbikusis.
• Telinga bagian luar : pengumpulan serumen dapat
mengeras karena meningkatnya keratin.
3. Pengecapan dan penciuman

Pengecapan
Sensitivitas terhadap rasa (manis, asam, asin, dan
pahit) berkurang.
Penciuman
Kehilangan sensasi penciuman
• Perubahan sistem GIT pada lansia
• Rongga Mulut
- Kerusakan gigi dan Hilangnya tulang gigi→ sulit menggigit
- Perubahan persepsi rasa
- Kelenjar saliva menurun produksinya → Pelicin makanan berkurang
- Atrofi pada mukosa mulut. Implikasi dari hal ini adalah mukosa mulut
tampak lebih merah dan berkilat.
- Bibir dan gusi tampak tipis karena penyusutan epitelium dan
mengandung keratin.
• Faring
Kelemahan otot faring sehingga sukar menelan
Lambung dan Usus
-Ukuranlambung pada lansia menjadi lebih kecil → daya
tampung makanan berkurang
- Atrofi penurunan sekresi asam HCL mukosa lambung
sebesar 11% sampai 40% dari populasi → perlambatan
dalam mencerna makanan dan mempengaruhi penyerapan
vitamin B12, bakteri usus halus akan bertumbuh secara
berlebihan dan menyebabkan kurangnya penyerapan lemak.
- Peristaltik usus lemah → timbul konstipasi
- Fungsi absobsi melemah
• Pankreas dan hepar
- Pada hepar dan hati mengalami - Perubahan proporsi lemak
penurunan aliran darah sampai 35% empedu tanpa diikuti perubahan
pada usia lebih dari 80 tahun.
metabolisme asam empedu yang
signifikan → peningkatan sekresi
- Pengecilan ukuran hati dan pankreas.
kolesterol.
→ terjadi penurunan kapasitas dalam
- Penurunan kemampuan
menyimpan dan mensintesis protein
metabolisme obat
dan enzim-enzim pencernaan.

Sekresi insulin normal dengan kadar


gula darah yang tinggi (250- 300
mg/dL).
Integumen

Penurunan fungsi kulit pada lansia

● Penurunan respon imun dan respon inflamasi


● Penurunan ambang rasa nyeri→ perubahan cutaneus nerve ending
● Penurunan fungsi barier→ penurunan komponen lipid secara total
● Penurunan fungsi kulit sebagai pelindung dari lingkungan luar→ lemak
subkutan berkurang
Rematologi

● Menurunnya fungsi perlindungan sendi ketika bergerak → penurunan


viskositas cairan
● Terhambatnya pertumbuhan tulang → kartilago mengecil, dan erosi tulang
● Penurunan kapasitas gerakan → degenerasi gen dan sel elastin, ligamen
memendek
● Penurunan fungsi tulang menopang tubuh → pengurangan massa tulang
Sistem Imun
● Pengecilan organ Thimus→ perubahan jumlah sel limfosit T
● Terjadinya autoimun
Histologi
SSP
MATA

• Arcus senilis
• Atrofi
SISTEM PERNAFASAN

• Degenerasi epitel
• << Elastisitas alveoli
SALURAN CERNA

• Papil mengecil dan taste buds

berkurang
• Taste buds berkurang
• << tonus otot lidah

Papil lidah
SALURAN CERNA

• Atrofi mukosa sal cerna

Gaster Jejunum Colon


TULANG & OTOT

• << massa tulang


• << trabeluka

Trabekular Bone
TULAN & OTOT
• < massa otot (sarkopenia)
• Asbest Faserung

Muscle
Muscle
SISTEM IMON

• Atrofi timus → menghilang

Badan Hassel
Biokimia
“Berdasarkan Teori Error Catastrophe”

Akibat kesalahan dalam proses :


Proses Menua a. Transkripsi = DNA ⇒ RNA
b. Translasi = RNA ⇒ Protein/Enzim

Mutasi somatik berulang


Kelainan pada
Kemampuan sistem antigen permukaan
imun menurun sel

Daya Pertahanan DNA Kehilangan


tubuh menurun Segmen Telomernya Sistem imun
menganggap sel yg
mengalami
Daya serang terhadap sel
Proses Apoptosis Meningkat perubahan tersebut
kanker menurun shg sel
sebagai sel asing
kanker bebas membelah

Resiko Kanker meningkat Self Recognition


seiring usia bertambah AUTOIMUN
“Berdasarkan Teori Stress Oksidatif - by Denham Harman”

Berkaitan erat dengan Peran Mitokondria, karena Mitokondria


Proses Menua merupakan sumber utama produksi reactive oxygen species (ROS)

ROS dibentuk oleh sel - sel organisme


aerobik dan molekul yg bereaksi dengan
Akumulasi Mutasi Defek Rantai Respirasi ROS akan diubah menjadi radikal bebas
DNA yang berlebih Mitokondria

ROS MENINGKAT
Menyerang
membran sel yg
Ketidakseimbangan Produksi ROS Radikal bebas mengandung
meningkat asam lemak tak
Tidak ada sel baru jenuh (rentan
Peningkatan Jumlah radikal bebas)
Pembatasan jumlah mitosis
Telomer yg Hilang
sel
Memunculkan tanda penuaan
ex : Ketegangan kulit menurun (Keriput)
Radikal Bebas dapat diperoleh dari :
a. Internal ⇒ Oksigen yang kita hirup
Radikal bebas akan terbentuk saat proses sintesis dimitokondria dan proses detoksifikasi oleh
sitokrom P-450 di hati

b. External => Gaya Hidup dan kondisi lingkungan


- Polusi udara
- Kebiasaan merokok
- radiasi sinar ultraviolet
- kemoterapi
- makan makanan yang sering dipanggang denngan suhu tinggi
- pengawet makanan
- minyak goreng yang berulang kali digunakan
Perubahan Utama pada sistem
PROSES PENUAAN
Barrier Imun tubuh
Tempat differensiasi
sel - sel limfosit T
hingga menjadi sel
Mengalami reduksi Imunokompeten.
volume dan massanya Kelenjar Timus

Sebagai Mengeluarkan enzim


Organ resisten varion (TM4)
Endokrin

Proses Metabolisme

Anda mungkin juga menyukai