Geokimia Organik
Geokimia Organik
GEOKIMIA
GEOKIMIA ORGANIK
KELOMPOK 11
Fidhy Kurnia Damopolii (471413035)
Imam Nugraha Suryana (471413009
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah
diberikan sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah geokimia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta
salam kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai rahmattanlilalamin, serta
menjadi petunjuk terbaik dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah geokimia dan sebagai penunjang perkuliahan. Makalah ini membahas
mengenai geokimia organik yang terdiri dari pengertian dasarnya dan geokimia
organik dalam batuan.
Akhir kata, dalam penyusunan makalah ini penyusun memohon saran dan
kritikannya agar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan selanjutnya.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geokimia adalaha suatu bidang ilmu sains yang titik beratnya
mempelajari kimia bumi. Tugas utama ilmu geokimia adalah mempelajari
penentuan banyaknya unsur dan spesies atom (isotop) secara mutlak dan
relative di dalam bumi. Serta mempelajari penyebaran dan pmindahan
unsur-unsur individu di beberapa bagian bumi ini (atmosfer, hidrosfer,
kerak bumi, dll) dan didalam mineral dan batuan, dengan tujuan
memenuhi prinsip-prinsip penyebaran dan pemindahan.
Sehingga ke tahap tertentu, lingkup ilmu geokimia sudah
dibuktikan oleh sejarah perkembangan ilmu geologi terutama yang
berhubungan dengan mineralogi dan petrologi. Kajian geokimia sangat
penting
untuk
mengetahui
keberadaan
dan
jumlah
unsur-unsur
dipermukaan bumi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dasar dan batasan-batasan dalam geokimia organik?
b. Bagaimana geokimia organik dalam batuan?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dasar dan juga batasan-batasan dalam geokimia
organik.
b. Memahami geokimia organik dalam batuan.
Jenis Distribusi
Kerak litosfer memiliki bahan organik total sekitar 3,8 1015 ton,
terutama sporadis dan dihasilkan dari sedimen halus, serpih organik 3.6 1015
ton, sedangkan batu bara dan bahan organik minyak hanya 6 1.012 ton dan 0,2
1012 ton.
Bahan organik geologi dibagi dalam tiga kategori utama:
1. Geologi organik lipid deposisi berarti (batu bara, minyak) dapat larut
dalam eter, benzena, kloroform dan pelarut organik lainnya dan tidak larut
dalam air, kelas besar senyawa organik. Sertakan hidrokarbon, alkohol,
asam organik (seperti asam lemak), steroid dan turunannya. Lipid Geologi
berasal langsung dari lipid biologi, untuk lebih mencerminkan bahan
induk asli, lingkungan pengendapan dan diagenetic. Karena berat molekul
rendah, mudah untuk menggiling geokimia organik.
2. Asam humat larut anorganik alkali bahan organik sedimen. Termasuk dua
kategori, ekstrak alkali setelah pengobatan dengan asam mineral, asam
humat bagian diendapkan disebut, tidak mengendapkan bagian yang
disebut asam fulvat. Asam humat adalah asli membusuk bahan organik
setelah lebih dikumpulkan ke kerogen menengah berat molekul sekitar
700-300 000, tersebar luas di tanah dan danau, laut dan sedimen terbaru
gambut.
3. Kerogen bahan organik sedimen, tidak larut basa anorganik tidak larut
dalam pelarut organik sebagai bagian dari polimer organik. Batu kerogen
menyumbang lebih dari 80% bahan organik, menurut sifat bahan induk
asli dapat dibagi menjadi tiga kategori:
a. Sapropel, terutama terdiri oleh sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang
lebih rendah, kaya lipid dan produk dekomposisi protein dalam
struktur hidrokarbon alifatik karakteristik, H / C ratio.
b. Transisi jenis transisi, antara sapropelic dan humat.
zat organik, pengawetan zat organik dalam sedimen, transformasi zat organik
menjadi minyak bumi, serta migrasi, dan akumulasi minyak dan gas bumi.
Eksplorasi yang sukses tergantung pada faktor-faktor dibawah ini:
1. Adanya jebakan (struktur, reservoir, seal).
2. Akumulasi muatan minyak (sumber, pematangan, migrasi ke waktu
perangkap).
3. Pematangan minyak terperangkap (sejarah termal, invasi perairan
meteorik).
Fasies organik yang berbeda menghasilkan dan mengeluarkan jumlah
minyak dan gas yang berbeda pula. Petroleum generative depression adalah suatu
area dimana batuan induk yang kaya sumber organik berada pada suhu cukup
tinggi untuk menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar minyak bumi.
potensial
menghasilkan
hidrokarbon
melalui
penguburan
dan
10
sedimentasi
yang
rendah
pada
kondisi
oksidasi
lebih
11
tetapi bisa juga hidup di danau maupun di laut (ex : dinoflagellata dan
phytoplankton). Exinite memiliki kandungan H atau H/C yang tinggi
(lebih rendah dari Liptinite) dan kandungan O atau O/C yang relative
menengah. Kebanyakan sedimen laut dan source rock mengandung
campuran liptinite, exinite dan vitrinite. Exinite berpotensial untuk
menghasilkan oil, condensate dan wet gas.
c. Tipe Vitrinite (tipe III Kerogen), berasal dari kayu tumbuhan (woody
plant) yang terdegradasi. Vitrinite memiliki kandungan H atau H/C yang
rendah, akan tetapi memiliki O/C yang tinggi. Kerogen ini merupakan
komponen utama dari batubara (coal). Vitrinite ini bisa juga terjadi di laut
dan di danau. Vitrinite tersebut sangat berpotensial untuk menghasilkan
gas, akan tetapi bisa juga oil dan kondensat dalam juga yang terbatas.
d. Tipe Inertinite (tipe IV Kerogen), berasal dari tumbuhan yang teralterasi
kuat, rombakan material organik. Karena proses oksidasi dan karbonisasi
yang tinggi, kandungan H atau H/C menjadi sangat rendah. Batuan yang
mengandung
Inertinite
ini
kenyataannya
tidak
berpotensi
untuk
12
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Marzani, Y. Hand Out Mata Kuliah Prinsip-Prinsip Geokimia. Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional : Yogyakarta.
http://netsains.net/2012/01/biomarker-fingerprinting-suatu-pendahuluangeokimia-organik/