Anda di halaman 1dari 3

Penemuan Neutron oleh Chadwick

Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan proton dan inti atom masih menyimpan
misteri. Jika atom tersusun atas proton dan elektron, jumlah massa proton dan elektron
seharusnya sama dengan massa atom. Namun, fakta saat itu justru memberikan informasi bahwa
jumlah massa proton dan elektron lebih kecil dari massa atom.
Tahun 1920-an, James Chadwick melakukan serangkaian eksperimen dalam upayanya
untuk menemukan neutron yang eksistensinya telah diprediksi oleh Ernest Rutherford. Para
ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan netral dan beratnya
merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa proton dan elektron.
Tahun

1930 Walter Bothe dan Herbert

Becker mengamati

bahwa

jika

Berilium

dibombardir dengan partikel alfa akan dihasilkan radiasi yang memiliki daya tembus yang cukup
besar. Frederic Joliot dan Curie (1932) kemudian menemukan bahwa radiasi tersebut mampu
melontarkan proton berkecepatan tinggi dari material yang mengandung Hidrogen seperti parafin
atau air. Joliot dan Curie menduga bahwa radiasi tersebut merupakan sinar gamma dengan
frekuensi yang sangat besar dan proses terlontarnya proton dari material analog dengan efek
Compton. Namun teori Joliot-Curie ini dibantah oleh Chadwick. Melalui serangkaian
eksperimen yang ekstensif,
Chadwick pada tahun 1932 mengemukakan bahwa radiasi yang diamati Bothe-Becker
serta Joliot-Curie adalah neutron. Penemuan Chadwick ini menghantarkannya memperoleh
hadiah Nobel fisika tahun 1935. Peralatan yang digunakan Chadwick untuk eksperimen
pencarian neutron ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Dua puluh tahun kemudian, misteri itu akhirnya terkuak, James Chadwick (18911974), seorang ilmuan Inggris berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
Pada tahun 1932, James Chadwick mengusulkan suatu hipotesis tentang struktur inti atom
berdasarkan pada hasil percobaan W. Bothe dan H. Becker. Chadwick mengamati bahwa
berilium yang ditembak dengan partikel memancarkan suatu partikel yang mempunyai daya
tembus yang sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh medan magnet maupun medan listrik.
Menurut Chadwick, radiasi yang dipancarkan oleh keping berilium tersebut adalah suatu partikel
yang tidak bermuatan (netral) yang dinamakan neutron.
Neutron memiliki massa yang hampir sama dengan proton dan memerlukan energy sebesar
5,7 MeV untuk dapat mengeluarkan neutron dari keeping berilium. Sinar gamma memerlukan
energy sebesar 55 MeV untuk menimbulkan efek yang sama dengan neutron.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa neutron bukanlah partikel yang stabil jika berada di
luar inti atom. Neutron meluruh secara radioaktif menjadi proton, elektron, dan inti neutron
dengan umur rata-rata 15,5 menit. Hasil percobaan menunjukkan massa neutron sebesar
1,0086654 sma atau sama dengan 1,6748 x 10-17 kg. Proton dan neutron akhirnya diterima
sebagaia pertikel dasar yang memebentuk inti atom. Keduanya disebut nukleon.
Empat tahun setelah ditemukannya, terbukti bahwa neutron dapat didifraksikan
(Bragg diffracted) oleh kristal-kristal zat padat. Setelah diciptakannya reaktor fisi nuklir pertama
tahun 1942 oleh Enrico Fermi dkk. penggunaan neutron untuk mempelajari sifat-sifat zat
mampat (condensed matter) lebih aktif dilakukan. Clifford. G. Shull dan Bertram Brockhouse
merupakan dua dari sekian banyak ilmuwan yang mempelopori penggunaan neutron untuk
penelitian sifat-sifat bahan.
Untuk keperluan aplikasi neutron pada ilmu bahan (materials sciences), tidak diperlukan
pengetahuan mengenai struktur neutron. Namun, cukup fahami saja karakteristik neutron bila
berinteraksi dengan materi lain seperti elektron, inti atom, potensial listrik, dan medan magnet.
Neutron memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai "probe" yang ideal untuk
menginvestigasi karakteristik bahan/material. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Netral (muatan listrik q = 0). Konsensekuensinya: neutron memiliki daya tembus yang
besar, tidak merusak materi yang dikenainya, dan dapat digunakan pada sampel-sampel
dengan kondisi lingkungan yang keras (severe environments).

2. Neutron memiliki panjang gelombang (teorema dualisme partikel-gelombang de Broglie).


Panjang gelombang neutron (termal) berorde sama dengan jarak antar atom.
Konsenkuensinya: neutron dapat digunakan untuk menentukan struktur kristal dan jarak
antar bidang-bidang atom.
3. Karena netral, maka neutron hanya berinterkasi dengan inti atom dan tidak terhalang oleh
elektron-elektron atom. Dengan kata lain neutron dapat "melihat" inti atom.
Konsekuensinya: neutron sensitif terhadap atom-atom ringan, mampu membedakan isotopisotop suatu atom, dan dapat membedakan struktur molekul kompleks (menggunakan
teknik variasi kontras).
4. Energi neutron termal berorde relatif sama dengan energi-energi eksitasi elementer pada
zat padat. Konsekuensinya: neutron dapat digunakan untuk mempelajari dinamika
atom/kisi - lattice dynamics (phonon) maupun dinamika molekul - molecular dynamics.
5. Neutron memiliki momen magnetik. Konsekuensinya: neutron dapat digunakan untuk
mempelajari struktur magnetik mikroskopik dan fluktuasi magnetik.
6. Neutron memiliki spin. Konsekuensinya: berkas neutron dapat dipolarisir sehingga dapat
digunakan untuk mempelajari struktur magnetik kompleks maupun dinamika magnetik
(magnon).
Neutron tidak dapat ditemukan dalam keadaan bebas di alam dalam waktu lama karena
waktu paruhnya yang sangat singkat. Neutron dihasilkan antara lain melalui reaksi spontan dari
unsur-unsur radioisotop seperti Radium-Berilium (Ra-Be), Plutonium-Berilium (Pu-Be), dll.

Anda mungkin juga menyukai