Anda di halaman 1dari 33

TUGAS UTS

MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN DAN


KEPERAWATAN

KELOMPOK 2:
Amanda Rahmania
Dwiyani Wasetya
Riny Sari Bachtiar
Svetlana
Yulianti

KERJA/KARIR PERAWAT SUDAH BANYAK


BERUBAH
JENJANG KARIR PERAWAT :
KINERJA
& PROFESIONALISME
DASAR PEMIKIRANNYA : BERTANGGUNG
JAWAB DAN BERTANGGUNG-GUGAT DALAM
MEMBERIKAN ASKEP
KUALITAS ASKEP
: KUALITAS PELAYANAN

SPK

D3

S1

S2

JUMLA
H

MILITER

50

14

68

PNS

38(27)

61(34)

99(61)

KENYATAAN DILAPANGAN TIDAK SESUAI,


TIDAK MEMENUHI STANDAR O/K
PERLU ADANYA PENGEMBANGAN KARIR
PERAWAT DI RSMC
BELUM ADANYA SISTEM YANG BAKU,
SEHINGGA PERLU DIPIKIRKAN
RANCANGAN JENJANG KARIR PERAWAT
RSMC, UNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN YANG LEBIH PROFESIONAL

Rumah sakit Marinir Cilandak (RSMC) merupakan Rumah


Sakit TNI AL yang terletak di Jl. Cilandak Raya KKO Pasar
Minggu
Didirikan pada tahun 1967 yang semula merupakan Balai
Pengobatan untuk kepentingan prajurit Marinir. Sejak 1998
menjadi RS tk. II B, thn. 2010 terakreditasi 5 pelayanan .
Rumah Sakit ini berubah status menjadi Rumah Sakit TNI/
POLRI.
Selain Untuk kepentingan Prajurit marinir dan keluarganya,
Rumah Sakit marinir cilandak menerima pasien umum
Jumlah tempat tidur 186 Bed, dengan tingkat hunian
(BOR) 80 %.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai rumah sakit
milik TNI, perawat- perawat RS juga dituntut terlibat dalam

adalah

memberikan pelayanan
keperawatan berupa asuhan
keperawatan kepada anggota TNI AL
dan Keluarga, serta masyarakat
dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan
serta pembinaan peran serta dalam
rangka kemandirian keperawatan.

Perawat di RSMC terdiri dari;


Perawat Militer dan perawat PNS
Adanya perawat PNS di instansi militer
adalah untuk mendukung kegiatan
RSCM selama / jika perawat militer
bertugas operasi tempur, dinas
dalam/luar negeri, satgas bencana,
tugas belajar.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kualifikasi
Penjenjangan
Penerapan asuhan keperawatan
Kesempatan yang sama
Standar profesi
Komitmen pemimpin

Pendidikan minimal D III jabatan II/c


Kenaikan pangkat secara reguler (setiap 4
tahun)
s/d III /a
Untuk mencapai pangkat III / a melengkapi
persyaratan:
1. Mengikuti kursus yang diselenggarakan TNI
2. Menyertakan 1 ijasah pendidikan yang
diselenggarakan TNI AL
3. Lulus Ujian
Mengikuti pendidikan Adum
Dapat naik pangkat ke IV /a dengan syarat
memiliki jabatan stuktural.

Ada 3 strata di militer:


1. Tamtama, pendidikan min. SMP, stlh
berdinas 2 th. Berkesempatan pendidikan
SPK. Dan jika YBS masih bersedia untuk
tugas belajar, masih diberi kesempatan
2. Bintara, Pendidikan min. SMA, stlh
berdinas 2 th. Berkesempatan utk tugas
belajar D III atau S1 tergantung dari
atasannya
3. Perwira, pendidikan min. D III, setelah
berdinas min. 5 tahun berkesempatan
untuk tubel S1 ataupun S2

Untuk militer, walaupun mendapatkan


kesempatan pendidikan profesi, pendidikan
militer untuk kenaikan pangkat juga
diperhitungkan.
Keputusan Men PAN tentang Jabatan fungsional
tidak berlaku, walaupun berdinas di RS
Untuk perawat PNS, sebelum 1 Juni 2011
Keputusan Men PAN no. 94/KEP/M.PAN/11/2001
belum berlaku, sehingga masih menggunakan
aturan pegawai struktural
RSMC dalam melaksanakan tugas
administrasinya berdsrkan 3 pedoman, yaitu:
Kementerian Pertahanan, Kementerian PAN,
dan Kementerian Kesehatan.

Karir dapat ditata secara: - sistematis


- tanpa rencana.
dibutuhkan pemikiran dan perencanaan karir
yang mengarah kpd suatu pola yang
tersusun secara logis, sesuai d/ fungsi
perawat.
Keberhasilan dalam karir profesional
dilandasi d/ perencanaan dan perubahan
yang sesuai dengan posisi (Sumijatun, 2010)

Tiga komponen karir keperawatan:


Jalur Karir
Perencanaan karir
Pola pengembangan karir

Menurut DepKes (2006) dan PPNI (2005)


kualifikasi pendidikan perawat dimulai dari lulusan
D III Keperawatan s/d Doktor atau Ners Spesialis
Konsultan.
Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
terdapat 2 jenis jenjang pendidikan keperawatan,
yaitu pendidikan profesi (SI Keperawatan dan jenjang
diatasnya) dan pendidikan vokasi (D III Keperawatan).
Melalui rapat PPNI bulan maret 2003 di Lampung,
disepakati dan dideklarasikan bahwa pada tahun
2015,
DIII keperawatan diharapkan sudah phasing out
sehingga kedepannya pendidikan minimal tenaga
perawat adalah S1/NERS.

Menurut Hamid, A.Y., 1999, struktur


output sistem pendidikan tinggi
keperawatan idealnya berbentuk
ketupat ;

Gambar 3.1. Struktur output sistem pendidikan tinggi keperawatan. (Sumijatun,


2010)

Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari lulusan D III Keperawatan.


lulusan SPK perlu dilakukan penanganan khusus : penghargaan terhadap
pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan
sertifikasi.
Penjenjangan.
Mempunyai makna; tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai dengan batas kewenangan praktik
dan kompleksitas masalah pasien/klien.
Penerapan asuhan keperawatan.
memberikan asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode
etik perawat.
Kesempatan yang sama.
Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk karir sampai
jenjang karir profesional tertinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar profesi.
Mengacu pada standar praktik keperawatan dan kode etik.
Komitmen pimpinan.
memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan karir perawat.

Pengembangan jenjang karir profesional


perawat perlu memperhatikan beberapa
komponen sbb (DepKes RI,2006) :
Tanggung jawab dalam pengembangan
karir.
Mekanisme jenjang karir.
Sertifikasi.
Remunerasi.

KEPMENKES RI NOMOR 153/MENKES/SK/III/2006 Tentang


Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
Kesehatan di Lingkungan Departemen Kesehatan:

Peningkatan karir jabatan maupun kepangkatan bagi PNS


yang menduduki jabatan fungsional, didasarkan pada :
- Perolehan angka kredit sebagai bukti kegiatan
pelayanan/pekerjaan dibidang kesehatan sesuai
kompetensinya
- ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
U/ memperoleh angka kredit tersebut harus mll:
proses pengumpulan, pencatatan, pelaporan, validasi
dan penilaian yang melibatkan perangkat-perangkat
jabatan fungsional seperti: atasan langsung, pejabat
pengusul, tim penilai dan pejabat fungsional kesehatan
sendiri.

Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan

pendidikan
pelatihan
pelayanan/pekerjaan
pengembangan profesi
pengabdian masyarakat

Kegiatan mengajar/melatih pada diklat.


Kegiatan mengikuti pertemuan ilmiah.
Kegiatan menjadi anggota organisasi
profesi.
Kegiatan menjadi anggota tim penilai
jabatan fungsional kesehatan.
Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.
Kegiatan memperoleh penghargaan atau
tanda jasa.
Kegiatan pelayanan, pengembangan
profesi, pengabdian masyarakat

Perlu dilakukan sebuah perencanaan


jangka panjang mengenai:
- Standar Profesi Keperawatan
Dimana penetapan standar keprofesian
ini hendaknya diikuti dengan reward
yang biasanya dapat dijadikan
motivator untuk terus mengembangkan
dirinya

Pada RS yang memiliki standar kepegawaian khusus


(RS militer) memiliki kendala dalam mengatur jenjang
kepegawaian, karena dalam kepegawaiannya terdiri
dari 2 kelompok yaitu sebagai militer dan PNS DepHan
Pelaksanaan dan pengrekrutan jenjang kepegawaian
bagi perawat di RS militer dan pegawai lain dianggap
sama, sedangkan untuk sebuah profesi terutama
keperawatan sebaiknya pola pengrekrutan dan
pelaksanaan jenjang kepegawaian juga mengadaptasi
dengan standar dari DepKes, mengingat program
kesehatan di seluruh RS juga merupakan bagian dari
program DepKes, sehingga target dapat tercapai
karena adanya keseragaman standar dalam mencapai
tujuan

Pola pengrekrutan berdasarkan pola perekrutan militer


maka masih ditemukan adanya perawat yang berlatar
pendidikan SPK atau setaranya, sedangkan pada standar
DepKes latar pendidikan perawat minimal mulai dari D III
Bila standar kependidikan keperawatan sudah
sepenuhnya sudah berjalan sesuai target standar, maka
pada pengrekrutan perawat baru dapat berjalan
serempak seperti RS umum lainnya
Namun, kendala dapat ditemukan pada perawat yang
sudah lama bergabung dengan standar pendidikan yang
lama. Sehingga perlu dilakukan persamaan melalui
jenjang karir pada RS militer yang berdasarkan masa
baktinya walaupun kompetensinya tidak sepenuhnya
memadai, maka syarat jenjang karir dapat diadaptasi

Jenjang karirsalah satu bentuk apresiasi


sebuah institusi dan sosial terhadap sebuah
profesi dan diharapkan menjadi sebuah pemicu
bagi perawat untuk berprestasi dan melakukan
pelayanan sebaik-baiknya
Peningkatan jenjang karir dapat dilakukan tidak
hanya berdasarkan lamanya masa bakti seorang
perawat tetapi juga harus memenuhi kualifikasi
kompetensi standar baik keahlian maupun
keilmuan (sertifikasi dan jenjang pendidikan),
dengan begitu diharapkan kualitas pelayanan
menjadi lebih baik

Bagi perawat yang sudah lama


bergabung dengan standar pendidikan
yang lama, meskipun sudah mempunyai
banyak pengalaman sebaiknya dapat
didorong untuk melakukan pelatihan dan
menjalani pendidikan sesuai standar baru
sehingga secara keilmuan mereka tidak
kalah bersaing dengan perawat-perawat
baru dan karir mereka pun meningkat

Masalah lain juga ditemukan pada perawat


dengan status PNS DepHan pada RS militer
mereka memiliki batasan jenjang karir, hal ini
sekiranya juga dapat mempengaruhi kinerja
mereka karena merasa karir tidak dapat diraih
setinggi perawat militer, sedangkan
pendidikan formal umum yang mereka tempuh
sama. Memang ada beberapa posisi jenjang
karir yang tidak dapat diisi oleh perawat PNS,
namun dengan adanya persamaan dan
menempati posisi tertentu yang memiliki
tantangan berbeda mungkin dapat menjadi
pacuan semangat kerja bagi perawat PNS

Penyeragaman standar pendidikan bagi


perawat secara nasional dapat dijadikan
tolak ukur dlm perekrutan perawat di RS
baik RS umum dan militer
Hal ini dilakukanmeningkatkan
pelayanan keperawatan dan meminimalisir
terjadinya masalah-maslah yang mungkin
timbul, misalnya ketidaksamaan persepsi
karena adanya perbedaan latar belakang
pendidikan, miskomunikasi

Adanya standar pendidikan


keperawatan secara berkelanjutan juga
dapat dijadikan salah satu syarat untuk
membuat jenjang karir dalam bidang
keperawatan. Adanya jenjang karir
dapat dijadikan sebagai motivasi bagi
para perawat untuk mencetak prestasi
dan meningkatkan profesionalisme
mereka

Pada RS militer, sudah tentu pola hierarki


masih berlaku dalam manajemen RSnya.
Namun begitu RS militer tetap merupakan
dari penggerak kesehatan nasional, maka
dari itu RS militer tidak dapat berdiri sendiri
dengan peraturan umum militernya tanpa
mengindahkan standar-standar yg berlaku
secara nasional. Sehingga peraturan
kepegawaian profesi di RS militer perlu
mengadaptasi standar nasional yang
dikombinasi dengan kebijksanaan militer

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai