METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
Tanur
Eksikator
Pipet
Baskom
Tera aquadest 100 ml
Panci
Oven 24 jam
Timer
+ 280 ml etanol 95% (60oC)
Gelas ukur
Labu ukur Penimbangan
Gelas kimia
Pengendapan
Corong
Pengabuan
Spatulla
Oven
Penyaringan
pH meter
Shaker water bath
Neraca ohaus
Erlenmeyer
Residu
Filtrat
3.1.2 Bahan
Pengabuan
Oven 24 jam
a. Aquadest
b. Kertas saring
c. Tissue
d. HCl
e. NaOH
f.
Enzim pepsin
g. Enzim pankreatin
h. Kopi
i.
Apel
j.
Bayam
k. Kacang merah
l.
Etanol 95%
m. Aseton
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja Analisis Serat Pangan
Residu
berfungsi untuk
mereaksikan zat diatas suhu ruangan dan untuk aktifitas enzim. Setelah itu
dilakukan penambahan HCl (4 M) untuk mengatur pH agar kondisi basa (pH 4,5).
Selanjutnya dilakukan penyaringan yang berfungsi untuk melarutkan sesuai
kepolarannya. Pada tahap penyaringan, dilakukan pembilasan wadah dengan
menggunakan aquadest (20 ml) untuk melarutkan senyawa polar, setelah itu
dengan menggunakan etanol 95% (20 ml) untuk melarutkan senyawa semi polar
dan menggunakan aseton (20 ml) untuk melarutkan senyawa non polar. Hasil
dari penyaringan diperoleh residu dan filtrat. Residu dari hasil penyaringan
kemudian dilakukan pengovenan selama 24 jam untuk menghilangkan kadar air.
Setelah pengovenan, kemudian dilakukan penimbangan yang berfungsi untuk
mengetahui bobot konstan terhitung sebagai kadar serat dan kemudian
dilakukan pengabuan untuk mengkoreksi kadar lemak sebenarnya, karena dalam
serat adanya mineral mineral yang terhitung sebagai serat kasar, sehingga
jumlah kadar serat menjadi besar. Untuk filtrat dari hasil penyaringan ditera
hingga 100 ml dengan menggunakan aquadest. Tahap selanjutnya yaitu
memanaskan etanol 95% (280 ml dalam erlenmeyer) hingga mencapai suhu
60oC. Etanol 95% yang telah mencapai suhu 60oC, kemudian dilakukan
pengendapan dengan menambahkan filtrat yang telah ditera dengan aquadest
(100 ml). Pengendapan berfungsi untuk membentuk enapan yaitu padatan yang
dinyatakan tidak larut dalam air. Selanjutnya dilakukan penyaringan kembali
dengan membilas wadah dengan menggunakan aquadest (20 ml) untuk
melarutkan senyawa polar, setelah itu dengan menggunakan etanol 95% (20 ml)
untuk melarutkan senyawa semi polar dan menggunakan aseton (20 ml) untuk
melarutkan senyawa non polar. Hasil dari penyaringan diperoleh residu dan
filtrat. Residu dari hasil penyaringan kemudian dilakukan pengovenan selama 24
jam untuk menghilangkan kadar air sehingga diperoleh kadar air dengan jumlah
yang sangat sedikit. Setelah pengovenan, kemudian dilakukan pengabuan untuk
mengkoreksi kadar lemak sebenarnya, karena dalam serat adanya mineral
mineral yang terhitung sebagai serat kasar, sehingga jumlah kadar serat menjadi
besar.