Anda di halaman 1dari 13

MENGGAPAI PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL

Keindahan Negeri di Atas Awan

merah putih
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan panorama alam yang menawarkan keindahan yang
memesona bagi kita para pecinta kegiatan alam bebas. Salah satu dari itu adalah gunung, pulau
jawa khususnya memiliki banyak sekali berjajar pegunungan-pegununga,salah satunya kawasan
pegunungan ijen dimana terdapat satu gunung yang menawarkan keindahan serta tantangan yang
sangat menarik bagi kita, yaitu Gunung Raung. Gunung Raung dengan ketinggian 3344mdpl
jalur Banyuwangi merupakan gunung dengan jalur pendakian terekstrim di Pulau Jawa. Berikut
ini adalah hasil catatan perjalanan kami Tim 2 Ekspedisi Citra Lintas Nusantara 2010 dalam
penjelajahannya menuju Puncak Sejati Raung Via Kalibaru (Rahman-Bregas-Doni-Fany), 28 Juli
-3 Agustus 2010.Semoga Bermanfaat

Letak Administratif
Dusun

: Wonorejo

Desa

: Kalibaru Wetan

Kecamatan

: Kalibaru

Kabupaten

: Banyuwangi

Provinsi

: Jawa Timur

Kondisi Cuaca
Secara umum iklim di Gunung Raung beriklim tropis. Suhu udara berkisar antara 0 25 C, dan
suhu akan semakin tinggi di musim kemarau. Curah hujan cukup tinggi dan angin rata-rata
berhembus kencang karena Gunung Raung sangat dekat dengan laut.

Flora
Flora yang ada di Gunung Raung beragam misalnya : pinus, cemara gunung, rotan, honje, pisang
hutan, semak-semak, pohon cantigi dan eddleweis.

edelweiss
Fauna
Fauna yang ada antara lain : macan kumbang, ular, tokek, ayam hutan, monyet, burung, elang,
kampret,pacet dll

Kondisi tanah

Gunung raung mempunyai jenis tanah alluvial karena dipengaruhi kondisi gunung yang aktif.
Tanah di Gunung Raung adalah tanah liat bercampyr pasir yang dihasilkan aktifitas Gunung
Raung sedangkan area puncak adalah batuan lepas dan berpasir.
Jalur Pendakian
Gunung Raung jalur kalibaru merupakan jalur pendakian terekstrim di Pulau Jawa, dimana
diperlukan waktu pendakian normal selama 6 hari yang tentunay diperlukan juga fisik dan
mental yang bagus serta peralatan khusus dan teknik pemanjatan untuk menggapai puncak
sejatinya.Berikut ini adalah jalur pendakian dan pos yang akan dilewati untuk mencapai Puncak
Sejatinya:
Basecamp(Rumah Pak Suto, Dusun Wonorejo) Pos/Camp 1(Rumah Pak Sunarya, di
tengah kebun kopi)
Dimulai dari Basecamp/rumah Pak Suto akan berjalan sejauh 5600 m, melewati perkebunan
penduduk yang mayoritas adalah perkebunan kopi, dan sekitar 2,5 jam kemudian akan tiba di
Pos 1(ditandai sebuah rumah di tengah kebun kopi milik Pak Sunarya). Di sebelah kiri jalur Pos
1 ini ada jalur menuju sungai yang merupakan sumber air terakhir di jalur pendakian ini, disini
diharapakan setiap pendaki untuk mengisi perbekalan air sebelum melanjtukan pendakian,
dimana min setiap pendaki harus membawa 10 liter air. Apabila ingin mempersingkat waktu dan
efektifitas tenaga maka untuk menuju Pos 1 dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan
ojek dari basecamp dengan harga Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-/Orang. Pos 1 ini
terletak pada ketinggian 980mdpl dan koordinat 81214 LS dan 1140005 BT

rumah pAK sUTO

Rumah Pak Sunarya(Camp 1)


Pos 1 Camp 2

Dari Pos 1 berjalan akan berjalan melewati batas perkebunan dan hutan, kemudian mulai
memasuki hutan yang lebar namun lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak pohon dan
semak berduri, jalan yang dilalui belum banyak menanjak dan cenderung melipir menyisiri
hutan.Diperlukan waktu normal selama kurang lebih 4 jam untuk menempuh jarak dari Pos 1
menuju Camp 2 sejauh 4130 meter. Camp 2 ini merupakan tempat camp yang terluas selama
jalur pendakian dan pendaki dapat bermalam disini.Camp 2 ini terletak pada ketinggian 1431
mdpl dengan koordinat 81027 LS dan 1140111 BT

Camp 2
Camp 2 Camp 3
Dimulai dari camp 2 inilah para pendaki akan mulai melalui track menanjak mengikuti
punggungan dan tidak lagi melipir. Track yang dilalui cukup sempit dimana di sebelah kirinya
adalah jurang. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai camp 3, di camp 3 ini terletak
persis di tengah jalur pendakian namun agak luas dan dapat mendirikan camp dengan 2
tenda.Camp 3 terletak pada ketinggian 1656mdpl dan koordinat 8956 LS dan 1140134 BT.

Camp 3
Camp 3 Camp 4
Lepas dari camp 3 pendakian dimulai dengan melalui jalan landai, kemudian akan melewati
turunan sebelum berpindah punggungan dan melalui jalan menanjak yang cukup panjang.
Setelah kurang lebih 2 jam akan tiba di camp 4, sebuah tanah lapang yang sempit namun dapat
digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian. Camp 4 terletak pada
ketinggian 1855 mdpl dan koordinat 8919 LS dan 1140152 BT.

Camp 4
Camp 4 Camp 5
Pendakian pada rute ini masih tetap dalam satu punggungan namun track yang dilalui semakin
terjal dan rapat dimana banyak terdapat pohon berduri(disarankan selama pendakian
menggunakan pakaian lengan panjang), bila hujan jalur ini akan menjadi sangat licin. Waktu
yang diperlukan untuk melalui rute ini adalah selama lebih kurang 45 menit.Camp 5 ini tidak
terlalu luas namun sedikit di bawah camp 5 juga terdapat tempat yang cukup luas untuk
beristirahat dan biasanya di area camp 5 ini digunakan untuk tempat beristirahat makan siang
sebelum melanjutkan pendakian. Camp 5 terletak pada ketinggian 2115 mdpl dan koordinat
80859 LS dan 1140158 BT.

Camp 5
Camp 5 Camp 6/Pos 3
Setelah beristirahat di camp 5 bersiaplah kita untuk melanjutkan pendakian yang semakin berat
dimana jalurnya semakin terjal serta tipis dimana kanan-kiri jurang untuk itulah diharapkan
berhati-hati saat melintasi rute ini. Rute ini tidak terlalu lama karena hanya sekitar 30 menit akan
tiba di camp 6/Pos 3. Di camp 6 ini terdapat area camp yang berundak undak sebanyak 3
undakan dan dapat digunakan untuk tempat bermalam. Camp 6 terletak pada ketinggian 2285
mdpl dan koordinat 80849 LS dan 1140202 BT

Camp 6/Pos 3
Camp 6/Pos 3 Camp 7
Pendakian pada rute ini semakin berat dimana akan semakin mendekati puncak Gunung Wates,
yang tentunya tracknya semakin terjal, jalur pendakiannya pun semakin terbuka dan udara
semakin dingin diiringi angin yang semakin kencang dank abut tipis yang mulai turun menutupi
jalur pendakian.Setelah sekitar 45 menit kita akan tiba di camp 7, yang merupakan camp di area
terbuka, sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka, dapat mendirikan 3 tenda. Di camp 7 ini
kita dapat menikmati pemandangan negeri di atas awan yang sangat indah, dimana di depan
terdapat puncak gunung wates, sebelah kiri dan kanan kita dapat melihat berjajar punggungan
serta lembahan, dari kejauhan juga mulai tampak puncak raung yang berbentuk bebatuan, apabila
malam dan kondisi cerah pemandangan bintang-bintang yang bertebaran di langit yang
memancarkan sinarnya serta gemerlap lampu-lampu di perkotaan yang tampak dari kejauhan
akan menjadi pemandangan yang dapat kita nikmati di malam hari, di camp 7 ini pun mulai
terdapat bunga edelweisss yang apabila mekar menjadi pemandangan indah bagi kita. Kondisi di
camp 7 ini tanahnya rawan longsor dan juga udara dingin serta angin yang berhembus kencang
dikarenakan areanya yang sangat terbuka, untuk itulah agar berhati-hati jika ingin bermalam di
camp 7 ini. Camp 7 terletak pada ketinggian 2541 mdpl dan koordinat 80824 LS dan
1140214 BT

Camp 7
Camp 7 Camp 8
Perjalanan dari camp 7 menuju camp 8 diawali dengan melewati punggungan terakhir menuju
puncak gunung wates selama sekitar 45 menit, sementara itu jalurnya cukup terjal dan rapat oleh
pohon berduri. Dari puncak gunung Wates pendakian dilajutkan dengan melipiri punggungan
yang sangat tipis dengan bibir jurang yang sangat membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian.
Setelah berjalan melipir kita akan mulai melalui track menanjak dimana mulai terdapat vegetasi
khas puncak gunung.Total waktu menuju camp 8 ini adalah sekitar 2 jam perjalanan
normal.Camp 8 terletak pada ketinggian 2876 mdpl dan koordinat 80812 LS dan 1140230
BT

Camp 8
Camp 8 Camp 9/Pos 4
Inilah rute terakhir yang harus dilalui sebelum mencapai puncak gunung raung, pada rute ini
jalurnya semakin terjal, mulai banyak bunga edelweiss, vegetasinya pun semakin jarang dan
pepohonan tua yang menjadi ciri khas sebelum puncak gunung.Setelah berjalan sekitar 1 jam
barulah kita tiba di camp9/pos 4 yang merupakan camp terakhir yang dapat kita gunakan untuk
beristirahat, di camp 9 ini merupakan batas vegetasi sebelum melewati bebatuan untuk mencapai
puncak raung. Camp 9 terletak pada ketinggian 3023 mdpl dan koordinat 80800 LS dan
1140233 BT

Camp 9/Pos 4
Camp 9/Pos 4 Puncak Raung/Puncak Kalibaru 3154mdpl 80756 LS dan 1140255
BT
Dari camp 9 yang merupakan batas vegetasi selanjutnya kita berjalan selam lebih kurang 10
menit dan akan tiba di puncak semu gunung raung 3154mdpl, tak jarang puncak ini juga
dinamakan puncak kalibaru sebagai mana jalur pendakian ini. D atas puncak gunung raung inilah
kita kembali dpat menikmati keindahan negeri di atas awan, dimana dapat memandangi indahan
awan yang serasa begitu dekat dan sejajar dengan kita, dari kejauhan tampak menjulang deretan
punggungan gunung argopuro dan semeru, sementara pada arah sebaliknya dapat memandangi
laut dan pulau Bali di seberang sana, selain itu di depan kita telah tampak jalur menuju puncak
sejati yang sangat menantang, bebatuan dengan kanan kiri jurang dalam yang cukup memacu
adrenalin kita sebelum menapakinya, dan yang tidak kalah juga adalah pemandangan puncak
17(Pertama kali ditapaki oleh PATAGA Surabaya) yang berbentuk piramida yang seoleh
mengundang kita untuk segera mencapai puncaknya.

Puncak Raung/Puncak Kalibaru

Igir-igir Puncak Raung menuju Puncak 17

moving together

Puncak 17

Puncak Raung Puncak Sejati Gunung Raung 3344mdpl,80732 LS dan 1140248 BT


Inilah rute pendakian terakhir dan juga terekstrim yang harus kita lalui untuk mencapai puncak
sejati. Dimulai dari puncak raung kita berjalan turun melipiri bibir jurang lalu mengikuti sebuah
jalan landai dan akan tiba di titik ekstrim yang pertama. Di titik ini kita harus melipir tebing
bebatuan dimana di sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter, untuk itulah di titik ekstrim
pertama ini kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter, di jalur telah terpasang 1 buah
hanger, 1 bolt dan di titik anchor atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat
digunakan sebagai anchor utama. Setelah melewati titik ekstrim 1 kita terus bejalan menanjak
menuju puncak 17/piramida,sampai pada titik ekstrim yang kedua yaitu 10 meter sebelum
puncak 17. Disini kita kembali harus membuat jalur pemanjatan, dimana leader melakukan
artificial climb selajutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang
selanjutnya dengan teknik jumaring. Selanjutnya perndakian dilakukan dengan melipir dan
menuruni bibir jurang yang tipis sekali, disini merupakan titik ekstrim ketiga yang juga harus
dipasangi pengaman bisa dengan menggunakan tali kernmantel ataupun dengan membentangkan
webbing sejauh kurang lebih 10 meter. Selepas dari titik ekstrim ketiga ini kita terus berjalan
agak landai menelusuri jalan setapak yang sangat tipis sekali dengan kanan kiri jurang sedalam
50 meter. Akhirnya tibalah kita di titik ekstrim yang keempat/terakhir dimana kita harus
memasang jalur untuk menuruni tebing 15 meter dan menggunakan teknik rappelling untuk
mencapai ke bawah. Sesampainya di bawah kita masih harus melanjutkan perjalanan, agak
berjalan menurun ke bawah kita tiba di sebuah tempat lapang dan teduh yang biasanya
digunakan untuk tempat beristirahat sebelum melalui tantangan terakhir yaitu mencapai puncak
tusuk gigi(bentuknya menyerupai tusuk gigi) dan puncak sejati. Dari tempat istirahat ini
perjalanan kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal dimana jalur yang
harus dilalui adalah batuan lepas dan berpasir yang apabila diinjak rawan sekali untuk longsor,
untuk itulah diperlukan kehati-hatian dan menjaga jarak antar pendaki selama melewati track ini
agar apabila longsor batuan lepas tersebut tidak membahayakan pendaki di bawahnya. Setelah
mengakhiri tanjakan pada track bebatuan ini tibalah kita di puncak tusuk gigi yang tedapat
banyak bebatuan besar,setelah itu dari puncak tusuk gigi kita melipir ke belakang dan kemudian
berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir dari
pendakian ini, ya itulah PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL, ditandai dengan
sebuah triangulasi dan plang puncak sejati serta pemandangan sebuah kawah besar yang masih
aktif yang setiap saat mengeluarkan asapnya.

Triangulasi Puncak Sejati Gunung Raung

Kaldera Gunung Raung

Tim 2 ECLN 2010

Catatan
: Pada saat melakukan pendakian disarankan para pendaki menggunakan pakaian
safety(baju dan celana panjang, jika perlu dilengkapi geiters dikarenakan jalur yang dilalui
banyak pohon berduri, dan pacet, serta hutan yang rapat). Setiap pendaki minimal membawa 10
liter air dikarenakan sumber air hanya terdapat di pos 1, dan untuk mengantisipasi kekurangan
air di setiap camp disarankan membuat penampungan air/tendon(paling sederhana dengan
membuatnya dari botol aqua besar yang dipotong terlebih dahulu). Pada saat menuju puncak
sejati, tenda dan perlengkapan lainnya ditinggal di pos 4, dan hanya membawa daypack berisikan
makanan, minuman dan perlengkapan pemanjatan(perlengkapan standar :tali kernmantel statis
min 1 buah dengan panjang min 30 meter, webbing, carabiner screw dan non screw, jumar, figure
of eight, prusik, harnest serta untuk mengantisipasi dapat pula membawa pasak besi untuk
anchor tanam)
Mata Pencaharian Penduduk Sekitar
Mata pencaharian penduduk di kaki gunung raung khususnya di desa Kalibaru Wetan ini adalah
bertani dan berkebun. Tanaman perkebunan yang menjadi komoditi utama dari desa ini adalah
tanaman kopi, baik perkebunan yang dimiliki sendiri maupun perkebunan yang dikelola oleh

PTPN IV milik pemerintah, selain perkebunan kopi di desa ini juga terdapat perkebunan karet.
Selain berkebun mata pencaharian penduduk lainnya adalah sebagai tukang ojek motor.

Kepercayaan masyarakat
Mayoritas kepercayaan yang dianut masyarakat adalah agama islam, di desa ini masih terjaga
tradisi tradisi islam sampai sekarang misalnya kegiatan pengajian-pengajian, tahlil, mauled dan
perayaan perayaan hari besar islam.
Tingkat Pendidikan
Masyarakat di desa ini mayoritas tingkat pendidikannya adalah lulusan SMA, adapun sarana
pendidikan yang ada hanyalah tingkat madrasah/SD, untuk tingkatan lainnya terdapat di kota
Kalibaru.
Akses Transportasi
Untuk mencapai entry point Basecamp Pak Suto/Kalibaru, dari Jakarta kita dapat menggunakan
kereta api Matarmaja(Ps.Senen-Malang,14.00-08.00, @Rp.51.000) atau Gayabaru Malam
Selatan(Ps.senen-Surabaya,14.30-08.00, @Rp.45.000). Dari Surabaya atau Malang kita dapat
melanjutkan perjalanan dengan kereta ekonomi tujuan Banyuwangi(Rp. 20.000, 14.00-20.00)
atau kereta bisnis (22.30-05.00, tujuan Banyuwangi), kemudian kita turun di Stasiun Kalibaru.
Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan ojek motor menuju rumah pak suto
(@Rp.15.000, 20 menit perjalanan), jika membawa banyak anggota dapat mencarter mobil
bak/truk kecil.
Perizinan
Untuk mendaki Gunung Raung via Kalibaru tidak perlu izin khusus, kita dapat melakukan
perizinan dan lapor kepada Kepala Desa Kalibaru Wetan, atau para pendaki biasa bertemu
dengan Pak Suto(Basecamp Pendaki). Di rumah Pak Suto kita dapat menginap dan mencari infoinfo terkait Gunung Raung dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai