I.
Adaptasi sel terhadap jejas (injury) awalnya digambarkan sebagai keadaan dibawah normal
dimana sel-sel secara konstan akan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan mereka.
Adaptasi dapat bersifat fisiologis dan pathologis, berlangsung karena sejumlah mekanisme.
Praktikum yang akan dilakukan terdiri dari :
1. Atrofi adalah : mengecilnya ukuran sel karena kehilangan substansi sel. Walaupun
sel-sel atrofi dan fungsinya berkurang tapi mereka tidak mati. Keadaan ini dapat
terjadi antara lain pada keadaan immobilisasi (karena fraktur tungkai), proses penuaan
(karena berkurangnya stimulasi hormon), dan lain-lain.
Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari endometrium berlapis epitel kolumner
selapis, stroma endometrium seluler, kelenjar-kelenjar atrofik (kecil-kecil dan sedikit)
Endometrium tipis
2. Metaplasia adalah : perubahan sel dewasa menjadi sel dewasa lain yang bersifat
reversibel.
Contoh : - Metaplasia skuamosaserviks uteri, yaitu : epitel kolumner sekretori
menjadi epitelskuamosa pada serviks
Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari serviks uteri terdiri atas Ektoserviks
berlapis epitel skuamosa kompleks, stroma fibrokolagen dengan infiltrasi ringan sel
radang limfosit dan sel plasma. Endoserviks berlapis epitel kolumner sekretori selapis
dan epithel metaplasia skuamosa, stroma fibrokolagen dengan infiltrasi ringan sel
radang limfosit dan neutrofil, kelenjar endoserviks racemous, dilapisi epitel kolumner
sekretori.
Jaringan endoserviks
Hipertropi dan hiperplasia sering berhubungan erat satu sama lain dan sering tumbuh
bersamaan pada jaringan
Akumulasi intrasellular
Pada beberapa keadaan akibat berbagai jejas, dapat dijumpai substansi abnormal di dalam
sel. Akumulasi substansi inidapat terletak pada sitoplasma, di dalam organel (khususnya
lisosom) atau di dalam inti (nukleus).
Praktikum yang akan dilakukan terdiri dari :
1. Fatty change(Perlemakan); timbul pada keadaan hipoksia, berbagai keadaan
keracunan dan jejasmetabolik (terutama terjadi pada sel-sel yang terlibat dalam
metabolisme lemak). Semua jenis utama lipid dapat akumulasi di dalam sel baik
trigliserida, kholesterol/kholesterol ester maupun fosfolipid. Fatty change juga dapat
terjadi di ekstrasellular. Organ yang sering terkena adalah hati dan jantung. Secara
mikrokopik fatty change memberikan gambaran berupa adanya vakuola lemak kecil
pada sitoplasma disekeliling inti.
Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari jaringan hati terdiri dari sel-sel
hepatosit (sel parenkim hati) yang tersusun radier, diantaranya dijumpai vakuolavakuola jernih (vakuola lemak) di dalam sitoplasma sel hepatosit.
3. Hydrophic change
Secara mikroskopik : Sediaan dari kuret endometrium mola hidatidosa terdiri dari
villi-villi khorionik berlapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas sebagian mengalami
hiperplasi tidak terpolar. Stroma mengalami perubahan hidrofik (edematik) beberapa
membentuk sisternae, avaskuler, tampak juga jaringan desidua graviditatis dan beku
darah.
Catatan :Sebelum praktikum, mahasiswa diharapkan telah membaca & melihat gambaran
histologis (gambaran normal) serviks, endometrium, prostat, ginjal, hati dan ileum
serta miometrium pada uterus.