MARNITHA BATOSAU
MARSHA PAULA M.
MANSA
MEGA MARCHELLYNA
KOGOYA
MEGA TRIVENA
MOWOKA
MEIRANTY DWI P.
NINGGRUM
MITAH SILVA
MONICA CAROLINE
MOLENAAR
MUHAMMAD RIDWAN
MUSA BARANA LANDE
NAOMI DOROTI DEDAIDA
NI LUH PUTU ASRIANI
DEWI
NINING MENTARI MUIS
NOVA MARCELINA SADA
NURFITRIA
NURLELA
OBAJA YOHANES
ANOGA
ORYZA AYUNI
IKANINGTYAS
PAULINA NOVICE
WEYAI
RACHMAWAN WIJAYA
RAHEL A. F. BISAY
RAHMAWATI
RAHMAWATI
RAMADHAN
RANNU ANGRAINI
RESA SUGARA INAN
KABES
VIKTUR TIBUL
ROTAVIRUS
Patogenesis
Replikasi virus dalam sel intestinal menyebabkan kerusakan
dan disfungsi sel. Partikel rotavirus ditemukan dalam jumlah
yang banyak pada feses penderita.
Kerusakan dan gangguan fungsi sel intestinal
menyebabkan sekresi cairan intestinal dan menyebabkan
diare hebat pada penderita khususnya anak-anak umur
dibawah 5 tahun.
Gejala klinik
Masa inkubasi penyakit berlangsung cepat, biasanya
kurang dari 4 hari.
Gejala infeksi rotavirus ditandai dengan demam tinggi,
mual, dan muntah. diare dapat terjadi selama 3-9 hari.
Sering ditemukan nekrosis dan enterokolitis, serta
gastroenteritis berdarah pada bayi yang baru lahir.
Disamping itu juga ditemukan gejala malabsorbsi
laktosa, lemak, dan diare kronis.
Diagnosis Laboratorium
Metode yang sering digunakan untuk mendeteksi rotavirus
adalah berbagai macam metode serologi, antara lain
Complex Fixation (CF), Radio Immunoassay (RIA), Enzim
Immunoassay (EIA), dan Enzim Link immunosorbent Assay
(ELISA).
Namun, karena teknik serologi tidak dapat mendeteksi gen
spesifik secara molekuler maka untuk penentuan galur lebih
baik menggunakan metode PCR (Polymerase Chain
Reaction).
Pengobatan
Belum ada obat
antiviral yang
spesifik dan efektif
untuk mengatasi
diare yang
disebabkan oleh
rotavirus
Pencegahan
Pencegahan terbaik adalah dengan program imunisasi. Beberapa
jenis vaksin rotavirus telah tersedia, antara lain:
Rotashield, merupakan vaksin tetravalen yang berasal dari 4
serotipe rotavirus hidup yang dilemahkan. Namun vaksin ini dapat
menyebabkan efek samping berupa intussusception, 3-20 hari
setelah vaksinasi.
RotaTeq, merupakan vaksin hidup yang diberikan secara oral.
Efektifitas vaksin RotaTeq sangat tinggi, dapat mereduksi kejadian
gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus.
Rotatix, yaitu vaksin hidup monovalen yang mengandung serotipe
G1P[8]. Vaksin ini aman, tidak menyebabkan efek samping, dan
dapat mengurangi angka kesakitan sampai dengan 96%, serta
terbukti dapat ,menghindari infeksi beberapa serotipe rotavirus.
REOVIRUS
Virus dalam genus ini yang dipelajari oleh ahli biologi
molekular, diketahui tidak menyebabkan penyakit pada
manusia.
Reovirus menyebabkan banyak infeksi yang tidak nyata,
karena kebanyakan orang sudah memiliki antibodi
serum sebelum masa dewasa muda.
Reovirus menjadi sistem model yang penting dalam
penelitian mengenai patogenesis infeksi virus ditingkat
molekular.
Sifat patogenik reovirus, terutama ditentukan oleh
spesies protein yang ditemukan di kapsid terluar virion.
CALICIVIRU
S
Norwalk virus
Virus norwalk pertama kali terdeteksi
pada penderita diare dan
gastroenteritis pada tahun 1968 di
Norwalk, Ohio.
Virus ini ditemukan pada 40%
penderita wabah endemik
gastroenteritis.
Transmisinya, sekitar 40% melalui
makanan yang terkontaminasi dan
52% berasal dari makanan laut.
Gejala klinik
Sebagian besar infeksi tidak menimbulkan gejala
spesifik
Masa inkubasi berkisar antara 12-96 jam dan
rata-rata gejala infeksi muncul sekitar 24 jam
Gejala utama mual, muntah, sakit perut, sakit
kepala, malaise, dan diare berat. Namun masa
diare ini biasanya lebih singkat daripada diare
yang disebabkan oleh rotavirus.
Penularan penyakit melalui oral fekal dan dapat
juga melalui muntahan.
Virus norwalk menyebar melalui air minum dan
makanan yang terkontaminasi.
Diagnosis
Laboratorium
Pengawasan
Belum ada pengobatan antiviral yang
spesifik atau vaksin untuk virus
Norwalk dan golongan calicivirus
lainnya.
Pola hidup sehat, selalu mencuci
tangan dengan sabun dan
pengawasan terhadap kualitas air
minum merupakan tindakan
pencegahan yang penting dan
dianjurkan.