Anda di halaman 1dari 31

Materi Search and Rescue SAR

S.A.R
1.

PENDAHULUAN
Menurut Kepres no. 11 tahun 1972, SAR adalah usaha
pencarian dan pemberian pertolongan

meliputi

usaha

dan

kegiatan mencari, menyelamatkan dan memberikan pertolongaan


terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan
hilang atau menghadapi bahaya dalam penerbangan dan atau
pelayaran. Tetapi pada tahun 1979 berdasarkan keppres no 48
BAKORNAS PBA dimasukkan dalam BASARI, sehingga untuk
masalah bencana alam juga menjadi tugas pokok BASARNAS.
Untuk

musibah

orang

hilang

di

gunung

sebenarnya

bukanlah tugas dari BASARNAS, sehingga yang lebih banyak


turun tangan adalah Kelompok Pecinta Alam, Penduduk sekitar
dan Instansi-instansi terkait.
Misi SAR adalah misi kemanusiaan, sehingga tidak pada
tempatnya bila akhirnya kita jadikan ajang untuk adu gengsi
organisasi. Hal yang penting dalam SAR terutama :
- Kecepatan bergerak
- Kerjasama tim
- Patuh pada pimpinan (SMC)
- Mengutamakan keselamatan pribadi

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 1

Materi Search and Rescue SAR

2.

ORGANISASI SAR
Di Indonesia, Badan SAR Nasional (Basarnas) merupakan
organisasi SAR tertinggi yang ada dan di bentuk oleh pemerintah.
Badan ini bertugas melaksanakan pengkoordinasian usaha dan
pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan sesuai
dengan aturan SAR nasional dan internasional terhadap orang
atau

materi

yang

hilang.

Untuk

mempermudah

tugasnya,

Basarnas memiliki kantor-kantor koordinator rescue (KKR) dan


sub kordinasi rescue (SKR) yang ada di daerah-daerah.
Namun dalam pelaksanaannya, Basarnas belum dapat
berfungsi optimal mengingat keterbatasannya. Organisasiorganisasi SAR yang berdiri sendiri (bebas), terutama penggiat
alam terbuka, perhimpunan pecinta alam turut memberikan andil
yang cukup besar dalam SAR di Indonesia terutama SAR Hutan
Gunung.
BASARI adalah Badan yang menyelenggarakan tugas SAR,
berkedudukan

langsung

pada

presiden.

Fungsinya

sebagai

koordinator tugas SAR nasional, internasional. Dan tugas Basari


adalah sebagai berikut :
(1) Mengkoordinator tugas SAR dalam penggunaan personil dan
material dari Instansi pemerintah dan swasta.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 2

Materi Search and Rescue SAR

(2) Merencanakan dan membina serta mengendalikan SAR di


daerah / wilayah.
(3) Kerjasama

dengan

negara

tetangga

dan

organisasi

internasional

BASARI

BASARNAS

K.P. OPERASI

KKR I

K.P. FASILITAS

KKR II

KKR III

KKR IV

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 3

Materi Search and Rescue SAR

Tugas pokok BASARNAS sebagai berikut :


(1) Sekretariat Badan : bertugas memberi pelayanan teknis dan
administratif bagi seluruh satuan organisasi dilingkungan
BASARNAS dalam rangka pelaksanaan tugas-tugasnya.
(2)

Pusat

Pembinaan

Fasilitas

bertugas

memberikan

pengarahan-pengarahan

mengkoordinasikan

potensi-potensi

SAR

membina,
serta

baik

tenaga

maupun peralatan dalam persiapan menghadapi setiap


kemungkinan terjadinya musibah penerbangan, pelayaran
atau bencana alam.
(3) Pusat Operasi SAR : bertugas membina dan melaksanankan
pengendalian operasi komunikasidan elektronika. Maka
pusat operasi SAR : terdiri dari Bidang Pengendalian dan
bidang komunikasi Elektronika.
(4)

Kantor

Koordinasi

Rescue

(KKR)

bertugas

menyelenggarakan suatu aparat Koordinasi Rescue guna


mengkoordinir semua unsur SAR dan fasilitas SAR untuk
wilayah tanggung jawabnya.
Dan dalam

organisasi intern KKR tugas itu

dijabarkan

sebagai
berikut :

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 4

Materi Search and Rescue SAR

1.

Seksi Perencanaan

bertugas membantu KKR dibidang

perencanaan dan program serta mempersiapkan perjanjian


dengan instansi lainya.
2.

Seksi operasi bertugas melakukan system dan operasi SAR


dalam wilayah tanggung jawabnya.

3.

Seksi Umum bertugas menyelenggarakan pelayanan teknis


dan administratif.

3.

ORGANISASI MISI SAR


Organisasi SAR ini merupakan organisasi SAR yang terbentuk
ketika ada usaha pencarian dan bersifat sementara saja hingga
survivor ditemukan ataupun operasi SAR ditutup.
Struktur organisasi ini umumnya memiliki perangkat-perangkat:
1.

SAR Coordinator (SC), biasa yang menjabat posisi ini


adalah

pejabat

wilayah

atau

daerah

yang

menjadi

penanggung jawab KKR dan SKR yang karena jabatan,


fungsi

maupun

wewenangnya

mampu

memberikan

dukungan yang seharusnya diperlukan dalam melakukan


operasi SAR.
2.

Search

Mission

Coordinator

(SMC),

merupakan

penanggung jawab operasi SAR hingga dapat memberikan


pertolongan atau hingga operasi dengan terpaksa harus

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 5

Materi Search and Rescue SAR

ditutup.

SMC

memiliki

wewenang

penuh

untuk

menggunakan seluruh fasilitas yang ada, mengadakan


tambahan fasilitas, dan menerima/menolak saran yang
diberikan padanya. SMC ini memiliki tugas mulai dari
mengumpulkan informasi selengkapnya mengolahnya dan
mengkoordinir usaha pencarian. Posisi/lokasi SMC bisa
berubah, menyesuaikan lokasi terdekat dengan lokasi
pencarian. Untuk membantu tugas SMC, kadang diperlukan
penanggung jawab yang berada di lapangan pencarian
langsung yaitu OSC.
3.

On Scene Commander (OSC), merupakan pejabat yang


ditunjuk oleh SMC untuk mengendalikan operasi tersebut
dari tempat yang letaknya lebih strategis. Tugas OSC
sendiri sebenarnya hampir sama dengan SMC, hanya saja
lokasinya yang kadang berpindah-pindah menyesuaikan
dengan hasil evaluasi pencarian.

4.

Search Rescue Unit (SRU), biasa disebut juga Ground


unit. SRU ini biasanya merupakan partisipan yang terdiri
dari tenaga sukarela dan penggiat alam terbuka, baik yang
ada disekitar lokasi maupun yang datang sendiri. SRU
umumnya terdiri dari lima orang dan dikepalai oleh
seorangt ketua Ground Unit.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 6

Materi Search and Rescue SAR

Jumlah pejabat yang ditugaskan sebagai SMC dan OSC


biasanya tergantung dari operasi SAR yang dijalankan, tingkat
kesulitan lokasinya, fasilitas komunikasi yang tersedia dan pejabat
yang ada saat itu.
Sedangkan

jumlah

Ground

unit

yang

ada

sangat

disesuaikan dengan tenaga sukarela yang ada dan ini merupakan


kendala tersendiri jika minimnya ground unit yang tersedia.
Urutan struktur dibawah merupakan bagian-bagian yang
harus ada (selain SC, bisa ada dan bisa tidak). Jumlah dan
strukturnya bisa berubah ubah sesuai dengan kondisi SAR yang
dilakukan dan jumlah SMC dan OSC bisa lebih dari satu.
Tenaga-tenaga sukarela yang datang langsung kelokasi
sebaiknya mendaftarkan dulu ke pihak yang berwenang dilokasi,
baik SMC maupun OSC-nya dan tenaga sukarela tersebut
sebaiknya menanyakan struktur organisasi misi SAR yang telah
terbentuk dan usaha-usaha yang telah dilakukan. Pihak yang
berwenang akan lebih mudah mengatur teknik pencarian,
pembagian personil, dan juga pembagian logistik kepada seluruh
SC
ground unit.

SMC

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 7

Materi Search and Rescue SAR

OSC

SRU

4.

SRU

SISTEM SAR
Dalam penyelenggara operasi SAR dikenal adanya suatu sistem
yang antara lain terdiri dari ;
a. Pengelompokan tingkat keadaan darurat dari suatu musibah
(Emergency Phases).
b. Pertahapan operasi SAR (Operasional Stages).
c. Komponen pendukung pelaksanaan operasi (SAR Components)
4.1

TINGKAT KEADAAN DARURAT


Untuk mencapai efektifitas penanganan suatu musibah
perlu dilakukan penentuan tingkat keadaan darurat dari
musibah

tersebut.

Penentuan

tingkatkeaadan

ini

lazimnyadigunakan untuk musibah penerbangan, tetapi kita

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 8

Materi Search and Rescue SAR

gunakan pada modifikasinya untuk musibah pelayaran.


Tingkat Darurat tersebut terdiri dari:
a. Incerfn (Uncertainity Phase)
Fase tidak menentu/ masih meragukan adanya
ancaman musibah. Hal ini Diketahui bila pesawat/ kappa
lmelapor mendapat kesulitan atau pada saat harusnya
melapor pesawat ini tidak dapat dihubungi (lost contast).
b. Alerfa (Alert Phase)
Fase mengkhawatirkan disebut juga fase siaga. Saat
ini sudah mulai adanya kekhawatiran tentang keselamatan
korban. Terjadi sebagai lanjutan fase I/ Incerfn atau karena
tidak ada perkembangan pemberitaan.
c. Destresfa (Distress Phase)
Adalah

suatu

fase

yang

ditunjukkan

dengaan

ancaman musibah yang telah terjadi atau telah terjadi


keadaan darurat dengan ancaman serius terhadap para
korban, dapat juga perkembangandari Alerva. Musibah bisa
terjadi dari tingkat incerfa kemudiaan berturut-turut
menjadi Detresfa atau langsung kita ketahui pada keadaan
Detresfa.
4.2 TAHAPAN SAR
SAR memiliki k tahapan yang harus diketahui, meliputi:

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 9

Materi Search and Rescue SAR

1. Awareness Stage.
Kadang dikenal juga sebagai tahap kekhawatiran
dimana tahap ini, kekhawatiran akan muncul. Termasuk
dalam tahap ini ialah penerimaan informasi melalui telepon
dari seseorang maupun instansi.
2. Intial Action Stage.
Disebut juga tahap kesiagaan atau Preliminary mode
dimana

dalam

menyiagakan

tahap

fasilitas

ini
SAR

dibuat
dan

persiagaan

untuk

untuk

mendapatkan

informasi yang lebih akurat dan lengkap, antara lain


mengevaluasi dan membahas informasi yang diperoleh,
menyiapkan fasilitas SAR (misalnya perlengkapan gunung
hutan dan alat-alat komunikasi), perluasan pencarian
dengan komunikasi.
Merupakan tahap seleksi informasi, penganalisaan
keadaan darurat serta menyiagakan unsur SAR. Saat ini
sudah diperlukan adanya seorang SMC. Dan komunikasi
menjadi

lebih

lengkap

untuk

menentukan

daerah

pencariaan dan diperlukan pula pengarahan unsur. Tahap


ini merupakan tahap yang cukup pelik terutama apabila
informasi yang diterima belum lengkap
3. Planning Stage.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 10

Materi Search and Rescue SAR

Istilah lainnya adalah tahap perencanaan dimana


dalam

tahap

tanggapan

ini

dilakukan

(respons)

suatu

terhadap

tindakan

keadaan

sebagai

sebelumnya,

meliputi:
3.1 Search Planning Event (tahap perncanaan pencarian)
-

Memperkirakan Most Probable Posistion (MPP)

Menentukan

luas

search

area,

memilih

pola

pencariaan
-

Menetukan cakupan yang diinginkan

Mengembangkan

perencanaan

pencarian

yang

mungkin dilaksanakan
3.2 Degree of Search Planning
-

Keadaan lingkungan dari insiden SAR

Ketepatan posisi dari kercelakaan

Dapat atau tidaknya unit SAR yang terlatih dan tersedia


digunakan

Waktu yang terlewat sejak kecelakaan terjadi

3.3 Search Planning Computating


-

Mengetahui posisi

Mengetahui jarak lintasan

4. Operation Stage

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 11

Materi Search and Rescue SAR

Tahapan

ini

melibatkan

metoda-metoda

detection,

tracking maupun evacuation, yaitu dilakukannya operasi


pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban
secara fisik. Kegiatan yang termasuk dalam kegiatan ini:
-

Fasilitas SAR yang bergerak menuju lokasi kejadian

Melakukan pencarian berdasarkan tanda tanda yang di


temui dan diperkirakan di tinggalkan survivor

Menolong

serta

menyelamatkan

dan

mengevakuasi

korban
-

Memberikan perawatan gawat darurat kepada korban


yang membutuhkan

Mengadakan briefing kepada SRU

Mengirimkan dan memberangkatkan fasilitas SAR


Dan pada saat kegiatan berlangsung perlu diketahui pula

tingkat

ketelitian

dari

pencarian,

karena

misalnya

kebosanan/kejenuhan pencari akan menurunkan efektifitas


pencarian, maka perlu sudah disiagakan tim cadangan
5. Mission Conclusion Stage (MCS)
Merupakan gerakan dari seluruh fasilitas-fasilitas SAR
yang digunakan dari suatu titik pembebasan yang aman ke
lokasi semula darinya (regular location). Pada tahapan ini
juga dilakukan:

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 12

Materi Search and Rescue SAR

Evaluasi hasil kegiatan

Kembali ke pangkalan pencariaan

Briefing terakhir kalinya

Membuat dokumetasi SAR

Penyiagaan kembali agar seluruh unsur-unsur tetap


siaga setiap saat
MCS merupakan tahap akhir penugasan suatu operasi

SAR dengan melakukan penarikan SRU dari lokasi ke posko


dan

pengembalian

kepada

instansi

induknya

dan

menyiagakan kembali tim SAR untuk musibah selanjutnya.


Selain itu diselenggarakan pulapers release dan penyerahan
korban. Maka berakhir pula kegiatan operasi SAR saat itu.
Tahapan-tahapan ini akan lebih mudah jika dilakukan,
karena segala aktivitas tahapan ini biasanya akan berjalan
begitu saja dengan kontrol dari SMC maupun OSC. Para
tenaga sukarela yang belum pernah mencoba melakukan
misi SAR sebaiknya melakukan terlebih dahulu intruksi
dari SMC dan OSC dengan menghadiri evaluasi / briefing
yang dilakukan dilokasi.
5.

TAKTIK PENCARIAN
Perencanaan pencarian sangat tergantung kepada situasi baik
berupa medan ataupun data yang telah diperoleh sampai sejauh

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 13

Materi Search and Rescue SAR

mana. Dalam usaha pencarian terdapat lima mode yang sering


diterapkan.
5.1

PREELIMINARY MODE
Merupakan

usaha

awal

untuk

mendapatkan

informasi awal tentang data survivor, mengkoordinir SRU,


mendirikan

pos

pengendali

dan

perencanaan

lokasi

pencarian serta teknik yang akan dilakukan.


5.2

CONFINEMENT MODE
Adalah menciptakan/ membentuk garis batas untuk
mengurung survivor dalam suatu search area sehingga:
-

Area dapat disapu

Mencegah meluasnya search area

Petunjuk bagi survivor untuk menuju daerah yang aman.

Cara Pelaksanaan :

5.2.1 BLOCKING
Berupa blocking terhadap road block atau trial block tim
kecil ditempatkan di jalan masuk area dan mencatat keluar
masuknya orang pada tempat tersebut. Sebaiknya jalan
masuk ditutup untuk mencegah terhapusnya jejak survivor.
5.2.2 LOOK OUT

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 14

Materi Search and Rescue SAR

Berupa penempatan regu kecil pada ketinggian untuk


mengawasi

dan

mendeteksi

kemingkinan

terlihatnya

survivor. Cara ini sangat efektif untuk daerah terbuka.


Gunakan alat dan isyarat untuk mnenarik perhatian
survivor.
5.2.3 CAMP IN
Berupa pendirian pos-pos pada posisi yang strategis
(persimpangan jalan, pertemuan aliran sungai dll.) camp in
juga dapat berfungsi sebagai look out, blocking dan stasiun
relay radio komunikasi. Camp in ini efektif untuk daerah
yang terbuka.

5.2.4 TRACK TRAP


Yaitu membuat atau memanfaatkan kondisi alam agar
bila survivor melalui daerah itu jejaknya dapat terdeteksi.
5.2.5 STRING LINES
Untuk daerah yang vegetasinya rapat, cara ini lebih
efektif. String lines dibuat dari tali yang kuat dan berwarna
menyolok (rafia cukup baik) dan dipasang pada pohon
setinggi dada. Pada tempat tertentu dipasang TAG yang
berwarna menyolok untuk mengarahkan survivor kedaerah

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 15

Materi Search and Rescue SAR

yang aman. String lines juga berguna untuk tanda batas


sektor pencarian.

5.3DETECTION MODE
Adalah usaha untuk mendeteksi tempat-tempat yang
diperkirakan potensial untuk menemukan survivor. cAdapun
metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
5.3.1 DETECTION MODE TYPE I
Memeriksa secepat mungkin pada daerahdaerah yang dicurigai diman survivor berada untuk
mendapatkan

informasi

mengenai

search

area.

Metode ini digunakan pada :


-

tahap awal pencarian

pemeriksaan

ulang

terhadap

daerah

dimana

survivor berada
Langkah- langkah sebagai berikut :
-

Regu kecil (3-6 orang) bergerak cepat melewati


jalan setapak, punggungan gunung, aliran sungai,
air terjun yang dicurigai survivor akan berada
disitu.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 16

Materi Search and Rescue SAR

Pada

waktu

tertentu

SRU

berhenti

untuk

mengamati sekelilingnya dan memanggil nama


survivor
-

DAN SRU harus selalu menginformasikan pada


SMC

mengenai

kondisi

SRU

temuan

jejak

survivor, catatan-catatan mengenai perubahan


medan berdasar pada peta yang diberikan oleh
SMC
-

Memasang marker dan tag.marker dipasang pada


lokasi penemuan jejak/ barang yang ditinggalkan
survivor

5.3.2 DETEKTION MODE TYPE II


Pemeriksaan/penyapuan secara cepat dan sistimatis
pada area yang luas. Metode ini juga disebut OPEN
GRID. Penggunaan metode ini biasanya pada :
-

Tahap awal operasi bila waktu hidup survivor


semakin pendek

Seach area luas dan sulit dipastikan , sementara


jumlah SRU sedikit

Langkah- langkah sebagai berikut

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 17

Materi Search and Rescue SAR

- Tiap SRU bergerak sejajar dengan jarak yang


cukup lebar
berdasarkan

dengan arah tertentu dengan


arah

kompas

(misalnya

90E

dengan cara 5 kompas 6), kontrol line (punggungan,


sungai dll)
- Untuk

menghindari

terjadinya

overlaping

sebaiknya dipasang string line oleh personel yang


terluar.
5.3.3. DETEKTION MODE TYPE III
Metode ini digunakan bila :
-

Tipe II telah digunakan

Search area sempit dan jumlah SRU banyak

Adanya dugaan unsur kriminal


Cara pelaksanaanyan sama dengan type II,

hanya kecermatan dan jarak antar personel lebih


dekat.
5.4 TRECKING MODE
Melacak jejak atau apapun yang ditinggalkan
survivor oleh :
-

Anjing pelacak

Orang yang terlatih

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 18

Materi Search and Rescue SAR

SRU biasanya tidak dulibatkan dalam operasi ini karena


dikuatirkan merusak jejak yang ada.
5.5

EVACUATION MODE
Setelah survivor segera amankan si survivor tersebut. Ada
3 pokok yang harus dilakukan bila SRU menemukan survivor :
-

Berikan pertolongan bila dibutuhkan

Yakinkan survivor bila ia akan selamat

Laporkan

pada

SMC

kondisi,

lokasi

diman

survivor

ditemukan
SRU yang menemukan survivor hanya boleh memberikan
P3K bila survivor masih hidup, mengamankan survivor. Bila
survivor telah meninggal SRU tidak tidak diperkenankan
untuk merubah posisinya. Evakuasi erhadap survivor hanya
diputuskan oleh SMC

6.

KELENGKAPAN SAR
Sebelum melakukan SAR, ada beberapa kesiapan yang harus
dipenuhi oleh tenaga sukarela maupun pelaksana SAR secara
keseluruhan. Hal ini penting agar para pencari tidak malah
membebani pencari lainnya. Sering terjadi para pencari survivor
malah ikutan hilang sehingga operasi malah tidak jadi fokus, atau
sakit, kekurangan logistik dan perbekalan, takut dan lain-lain.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 19

Materi Search and Rescue SAR

6.1 Teknis
6.1.1 Organisasi
Dalam penyelengaraan operasi SAR dibentuk
organisasi Khusus untuk satu jangka waktu ( selama
operasi berlangsung) agar dapat dilakukan koordinasi
dan pengendaliaan dari unsur-unsur SAR yang
digunakan sehingga mendapat hasil yang optimal.
Merupakan struktur organisasi SAR, meliputi
aspek pengerahan unsur, koordinasi, komando dan
pengembalian wewenangdan tanggung jawab untuk
penangan suatu musibah. Struktur yang ada perlu
diketahui agar masing masing ground unit mengerti
akan tugas dan fungsinya di lapangan. Ada baiknya
juga para tenaga sukarela memberikan surat tugas
dari

kesatuaan/

perhimpunannya

sehingga

keberadaannya dapat lebih dipertanggung jawabkan.


6.1.2 Komunikasi
Adalah

komponen

penyelenggaraan

yang

sangat penting dalam mengendalikan suatu operasi


SAR dan menjalin kerja sama selama operasi
berlangsung.

Karena

sifat

pertolongan

yang

dilakukan haruslah cepat, maka infomasi terbaru

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 20

Materi Search and Rescue SAR

antara SMC, OSC maupun ground unit harus


tersampaikan dengan baik dan cepat. Oleh karena itu
alat komunikasi dalam suatu SAR sangat vital.
Dukungan komunikasi sangat penting dalam
operasi SAR dan akan melibatkan potensi-potensi
komunikasi milik instansi/organisasi swasta maupun
masyarakat dalam suatu jaringan yang terkoordinasi.
Jaringan komunikasi SAR Nasional meliputi :
1. Jaringan penginderaan dini
2. Jaringan koordinasi
3. Jaring komando
4. Jaring bantuan administrasi dan logistik
Alat komunikasi yang digunakan dapat berupa
radio (trancifer VHF/AM, VHF/FM/SSB), telepon dan
telex
1. Sarana penginderaan dini digunakan digunakan
pesawat

radio

monitor

pada

frekuensi

pada

frekuensi 121.5 KHz (musibah pelayaran)dan


telepon marabahaya
2. Sarana

koordinasi

berupa

radio

transciver

VHF/FM pada pesawat siaga SAR, telepon dan


telex.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 21

Materi Search and Rescue SAR

3. Sarana komando dan pengendalian digunakan


radio tranciver ground to air, HF/SSB, VHF/FM,
dan telepon/telex.
4. Sarana dukungan adminlog dengan telepon, telex,
caraka.
6.1.3 Penanganan Gawat Darurat (Emergency Care)
Emergency care adalah bagian dari rescue
operation

yang

menyangkut

masalah

pertolongan/penyelamatan di lokasi musibah dan


selama evakuasi baik yang menyangkut masalah
medis/non medis
Merupakan

komponen

penyediaan

fasilitas

perawatan gawat darurat yang bersifat sementara


termasuk pemberian dukungan terhadap korban
ditempat musibah sampai ke tempat lokasi yang
memadai. Kemampuan penanganan ini sebaiknya
dikuasi masing-masing ground unut. Jika kondisinya
masih

hidup

dan

memebutuhkan

pertolongan

secepatnya, para ground unit harus bisa menangani


tanpa harus menunggu bantuan dari base camp
pencarian. Hitunganya adalah berapa waktu terbuang
yang dapat menyebabkan survivor menjadi lebih

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 22

Materi Search and Rescue SAR

parah bahkan meninggal. Selain itu fasilitas medis


yang terdapat dilokasi base camp pencarian juga
harus memadai sebelum pertolongan lebih lanjut.
6.1.4

Dokumentasi
Jarang

sekali

dalam

suatu

SAR

dapat

dihasilkan dokumentasi yang benar-benar ideal.


Dokumentasi

tersebut

dapat

menceritakan

keseluruhan operasi SAR mulai tahap persiapan


(pembahasan peta, komunikasi), tahapan pencarian
(teknis pencarian, evaluasi dan briefing) hingga tahap
akhir

(evakuasi

disebabkan

briefing

akhir).hal

ketidaktahuan/

kelupaan

ini

dapat
pencari/

organisasi SAR yang ada untuk mendokumentasikan


kegiatan

ini.

Selai

itu

pengambilan

foto

yang

dilakukan dimedan SAR umumnya lebih sulit (faktor


alam) sehingga membutuhkan fotografer yang juga
handal..
Dokumentasi

berupa

pendataan/rekaman

kegiatan selama operasi baik berupa pendataan


visual (gambar/photo) atau pendataan tertulis yang
penting untuk operasi selanjutnya.
6.1.4 Fasilitas

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 23

Materi Search and Rescue SAR

Meliputi komponen berupa unsur peralatan,


perlengkapan. Termasuk transportasi, form evaluasi,
briefing, peta, fasilitas listrik, dapur umum dan lainlain.
Fasilitas SAR merupakan alat bagi seorang
pengendali operasi SAR (SMC) dalam pelaksanaan
tugasnya. Fasilitas SAR dapat terdiri dari unit-unit
SAR

(manusia

dan

peralatannya)

stasiun-

stasiun/pangkalan, jaringan-jaringan dan peralatan


komunikasi serta sarana-sarana lainnya.
Selain mengetahui jenis fasilitas SAR perlu
diketahui pula kemampuan dari fasilitas tersebut,
sehingga pada pelaksanaan suatu operasi SAR dapat
dipilih/ditentukan jenis yang akan digunakan sesuai
kemampuannya.
6.2

Non Teknis
Sikap Mental, sikap mental ini dapat dibagi atas
kesiapan diri sendiri dan kelengkapan persiapan. Tim
pencari yang memiliki perlengkapan seadanya ataupun
tidak lengkap akan menyulitkan diri sendiri sehingga
membuat semangat untuk mencari menjadi turun. Tim
ground unit seharusnya sudah diperkirakan perlengkapan

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 24

Materi Search and Rescue SAR

apa yang akan digunakan sewaktu usaha pencarian.


Kompas,

golok,

tali,

kelengkapan

masak

dan

tidur.

Perlengkapan bivak sudah tentu menjadi perlengkapan yang


harus dipenuhi. Jika ingin membawa kamera lebih baik lagi.
Selain itu yang perlu diperhatiakan adalah kesiapan pencari
dilapangan, berapa hari. Usahakan mencari survivor hingga
ditemukan atau smpai operasi SAR dinyatakan ditutup
karena suatu hal. Jika tidak bisa mengikuti lebih lama
karena keterbatasan waktu pencari (misalnya ada ujian ada
janji) biasakan melapor sebelumnya kepada pihak yang
berwenang (OSC atau SMC) bahwa anda akan membantu
sekian hari. Juga jika pulang melaporkan kepada OSC atau
SMC agar dapat diketahui kekuatan tim pencari untuk esok
harinya.
Waktu pencarian kadang tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan malah bisa lebih lama. Kejadian ini bisa
membuat mental tim SAR menurun. Oleh karena itu, perlu
adanya usaha bersama agar usaha bersama agar operasi
SAR dapat berjalan secepat mungkin.
Dana biasanya menjadi masalah yang cukup besar.
Jika biaya operasi SAR ditanggung pihak keluarga survivor,
biasanya tidak menjadi masalah yang cukup besar. Jika

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 25

Materi Search and Rescue SAR

biaya operasi SAR ditanggung oleh pihak keluarga survivor,


biasanya tidak menjadi masalah dan tidak perlu mencari ke
sumber dana. Hanya saja jika operasi SAR cukup lama,
keluraga

survivor

terkadang

juga

tidak

bisa

lagi

memberikan bantuannya. SC dan SMC biasanya lebih


berperan dalam menggalang dana dan menjalin jaringan
dengan berbagai instansi terkait guna mendukung operasi.
Perlu diingat pencarian bantuan tidak hanya terfokus
pada uang namun juga bisa berupa fasilitas (helikopter,
mobil, alat komunikasi), perbekalan (indomie, beras, batu
baterai, sayuran), jaringan informasi (misalnyadengan orari)
Bekal lainnya yang tak kalah pentinganya bagi para
pencari

adalah

kemampuan

navigasi,

ketika

anda

diterjunkan dilapangan operasi SAR, kemampuan anda


dianggap sudah rata-rata dalam bernavigasi, baik dalam
pembacaan kordinat, pengetahuan jarak dan skala, tanda
tanda dipeta. Semuanya ini akan sangat membantu dalam
pencarian, terutam dalam teknik pencarian.
Dalam
bergerak

setiap

akan

operasi

sangat

unsur

kecepatan

menentukan

dalam

kemungkinan

ditemukannya survivor dalam kondisi hidup. Untuk menjadi


seorang anggota SRU yang handal, dapat bergerak cepat

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 26

Materi Search and Rescue SAR

dan tentunya tidak dapat langsung jadi seperti kita membeli


pisang goreng saja. Untuk itu ada persyaratan minimal
untuk menjadi seorang SRU, syarat tersebut adalah :
1. Menguasai teknik hidup di alam bebas dan survival.
2. Menguasai ilmu mountaineering
3. Menguasai navigasi darat dan ilmu peta kompas
4. Menguasai teknik pencarian
5. Menguasai P3K
6. Menggunakan alat standart untuk kegiatan alam bebas
7. Menguasai ilmu iklim dan penaksiran
8. Dapat

menggunakan

dan

mengetahui

prosedur

penggunaan alat komunikasi.


7. TEKNIK PENCARIAN SAR
SAR dapat dilakukan pada segala medan, baik medan laut, udara,
maupun gunung hutan. Pada bahasan kali ini titik pencarian SAR akan
dititik beratkan pada titik pencarian SAR medan gunung hutan.
Terlebih dahulu harus diketahui bahwa misi suatu SAR adalah
misi

kemanusiaan

untuk

menyelamatkan

jiwa

sehingga

dalam

pergerakan haruslah berpedoman pada 3C, cepat, cermat dan cekatan.


Waktu yang sia-sia ataupun tidak efektif dalam pencarian akan
mengakibatkan kerugian bagi pihak survivor.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 27

Materi Search and Rescue SAR

Suatu misi SAR akan dimulai dari adanya pelaporan kehilangan.


Dari sini tenaga-tenaga pencari mulai memfokuskan diri dengan mencari
keterangan yang lebih komplit sambil mencari peta daerah yang
bersangkutan. Pencarian informasi bisa melibatkan pihak kepolisian dan
penggiat alam terbuka setempat (didaerah survivor dinyatakan hilang).
Kebenaran

berita

harus

ditindak

lanjuti

dengan

mengirimkan

personil/satu tim pencari kelokasi. Berita yang diterima haruslah


seakurat mungkin termasuk data awal pendakian, lokasi terakhir
terlihat, perlengkapan yang dibawa, teman pendakian sewaktu suevivor
hilang (jika ada), dan data korban sendiri (sifat, pengalaman, alamat
survivor) sehingga memudahkan tim pencari untuk menganalisa data.
Jika dilokasi sudah terbentuk suatu organisasi SAR, tim dapat langsung
bergabung dengan melaporkan kehadirannya. Apabila belum terbentuk
organisasi SAR, tim dapat membentuk organisasi SAR sederhana,
kemudian melengkapi fasilitas sambil terus mencari data. Pencarian
dilakukan secepat mungkin berdasarkan data yang telah diperoleh
hingga saat itu.
1. Confinement Mode
2. Detection Mode
Mode detection dilakukan untuk memeriksa tempat tempat yang
dicurigai.

Pencarian

dengan

cara

menyapu

(sweep

searches)

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 28

Materi Search and Rescue SAR

diperhitungkan untuk menemukan orang atau barang-barang yang


tercecer. Mode ini dibagi atas tiga tipe search:

Tipe pencarian 1
Istilah lainnya adalah reconnaisance atau hastic search. Pencarian
ini dilakukan secara sangat cepat sehingga kesannya terburu-buru
terhadap area yang paling memungkinkan. Sifatnya pencarian segera
terhadap area yang spesifik sekaligus untuk memperoleh informasi
tentang search area. Bisa juga dilakukan pemeriksaan berulang ulang
terhadap tempat yang sangat memungkinkan. Metoda ini biasanya
dilakukan pada tahap awal operasi. Untuk kebutuhan ini diperlukan satu
tim yang dapat bergerak cepat.
Tipe pencarian II
Kriterianya

adalah

efisiensi,

pemeriksaan

yang

cepat

dan

sistematis atas area yang luas dengan metoda penyapuan. Tipe ini
disebut juga open grid. Sasaran tipe ini adalah pencarian yang cepat atas
area yang luas. Pemakaian tipe ini biasanya dilakukan pada tahap awal
pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang hilang tersebut
sangat pendek. Pencarian ini juga dilakukan pada situasi dimana search
area luas, tidak ada area-area khusus yang dapat diidentifikasi, dan bila
kekurangan tenaga untuk bisa meliputi seluruh area.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 29

Materi Search and Rescue SAR

Pencarian menyapu dengan jarak yang lebar diantara tim pencari,


dengan sudut kompas sejajar. Pemimpin regu bergerak bolak balik
selebar areal penyapuan untuk memperhatikan arah pergerakan dan
memeriksa temuan. Pergerakan dapat menggunakan patokan kompas
untuk menentukan arah.
Apabila seorang anggota tim menemukan sesuatu atau mendapat
kesulitan dalam menembus kerimbunan hutan, ia dapat berteriak halt
atau stop. Pemimpin tim akan memeriksa hambatan atai temuan
kemudian memerintahkan regu untuk bergerak kembali.
Dalam pegerakan, sering terjadi tumpang tindih areal penyapuan.
Cara paling efektif untuk mengatasinya adalah memberi pita atau tanda
pada masing-masing sisi terluar. Hal ini akan memudahkan regu yang
menyisir tepat bersebelahan dengan regu yang menempatkan pita.
Tipe pencarian III
Kriteria ini adalah kecermatan, sering disebut jiga dengan close
grid. Pencarian ini dilakukan dengan menggunakan sistemetika yang
ketat atas areal yang lebih kecil. Tipe ini dilakukan bila search area telah
terbatas dan tenaga pencari mencukupi. Umumnya dilakukan setelah
tipe pancarian II telah dilakukan, namun kemungkinan

subjek

ditemukan masih rendah (subjek berada di search area). Pada tipe ini
penggunaan

pita

ataupun

string

line

selalu

digunakan

untuk

mengontrol/memberi tanda daerah yang sudah dicari atau belum.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 30

Materi Search and Rescue SAR

Sewaktu

bergerak

ditetapkan

terlabih dulu patokan pergerakan,

berpatokan kekanan atau kekiri. Pencari akan selalu bergerak berpatok


pada sisi tersebut.
1. tracking mode
yang dimaksud dengan tracking mode ialah pencarian dengan mengikuti
jejak-jejak atau barang-barang yang tercecer, yang ditinggalkan oleh
subjek berdasarkan data yang dimiliki. Tracking mode biasanya
menggunakan anjing pelacak ataupun regu yang terlatih dalam
mengesan jejak.
2. evacuation mode
evacuation mode menyangkut masalah evakuasi, perawatan terhadap
korban

dilapangan

dan

membawanta

kelokasi

yang

lebih

baik

fasilitasnya, misal : rumah sakit. Yang harus diketahuai ialah jalur-jalur


emergensi yang paling efisien dan aman bagi korban.

Hutan Gunung PANSER (Pecinta Alam SMA N 1 Cibeber)

Page 31

Anda mungkin juga menyukai