OLEH:
KELOMPOK IV
AGUS HENDRA JAYA
DESAK PUTU MEILINDA ASRI S.
NI LUH AYU PUTU SHAINE P.
DEWA AYU FERIANTA SARI
(1208505035)
(1208505037)
(1208505039)
(1208505040)
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2015
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1.
Pustaka Tersier
Sumber informasi obat mencakup dokumen, fasilitas, lembaga, dan
manusia. Dokumen mencakup pustaka farmasi dan kedokteran, terdiri atas
fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, perpustakaan dan lain-lain.
kepustakaan buku.
e. Format pustaka tersier harus didesain untuk mempermudah penggunaan.
f. Cara lain untuk mengases suatu buku teks yang baru adalah membaca kritik
tertulis. Banyak majalah mempublikasi kritik ini tiap penerbitan (DirJen
YanFar dan Alkesb, 2006; Siregar, 2006).
1.2.
Flu
Flu biasa (common-cold), salesma atau batuk pilek adalah infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) yang sangat umum diderita oleh masyarakat.
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi ISPA di Indonesia
adalah 25,5% (kisaran 17,541,4%). Masyarakat umumnya mampu
mengenali sendiri gejala flu, salesma atau batuk-pilek yang khas seperti
pilek/hidung berair (rhinorrhoea), hidung tersumbat, tenggorokan sakit dan
sakit kepala. Gejala flu seringkali disertai demam ringan pada awal gejala,
nyeri otot dan badan lemah (fatigue). Flu, salesma atau batuk pilek sebagian
besar (90%) disebabkan oleh virus saluran pernapasan, umumnya rhinovirus,
dan penderita dapat sembuh sendiri (self limiting disease) bergantung pada
daya tahan tubuhnya. Puncak gejala biasanya sekitar hari ke-3 atau ke-4,
dengan rhinorrhoea yang awalnya berupa cairan bening, kemudian dapat
berubah menjadi lebih kental, kemungkinan dapat didiagnosis keliru
(misdiagnosed) sebagai infeksi sinus bakterial (Heikkinen and Jarvinen,
2003). Rata-rata durasi gejala flu berlangsung antara 7 sampai 10 hari,
sebelum penderita benar-benar sembuh. Namun umumnya penderita akan
berusaha melakukan upaya mengobati sendiri (swa-medikasi) untuk
mengatasi rasa tidak nyaman akibat flu dan batuk-pilek antara lain dengan
mengonsumsi obat-obat flu bebas yang ada di pasaran (Simasek and
Blandino, 2007).
Meskipun flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, antibiotika
masih sering digunakan dan dipreskripsi secara tidak rasional untuk flu,
sekalipun belum jelas adanya komplikasi bakterial (misalnya, pneumonia,
sinusitis bakterial). Suatu kajian sistematik mengungkapkan antibiotika tidak
efektif dalam mengurangi keparahan dan durasi gejala flu maupun mencegah
komplikasi infeksi sekunder bakterial, malahan penggunaan yang berlebihan
dapat meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotika (Fahey et al.,
1998).
1.3.
Sistemik,
fenilpropanolamin.
seperti
Dekongestan
pseudoefedrin,
sistemik
efedrin,
diberikan
dan
secara oral
(frekuesi
denyut
jantung
berlebihan),
aritmia
BAB II
DESKRIPSI KASUS
2.1.
Deskripsi Kasus
Ibu B datang ke apotek sambil membawa bungkus obat Decolsin dan
mengeluh bahwa setelah minum obat tersebut selama 2 hari seharian merasa
mengantuk dan susah konsentrasi saat bekerja. Ibu B membeli obat tersebut
di warung dekat rumahnya karena mengalami flu. Ibu B bekerja sebagai kasir
di sebuah swalayan dan kesulitan bekerja dengan baik karena merasa
mengantuk. Setelah dilihat pada kemasan obat, komposisi obat yang dibawa
Ibu B adalah Parasetamol 400 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg, Klorfeniramin
maleat 1 mg, Dekstrometorfan HBr 10 mg dan Guaifenesin 50 mg. Ibu B
bertanya apakah ada pengaruh obat terhadap rasa ngantuk yang ia rasakan?
2.2.
Pertanyaan
1. Lakukan kajian terhadap penulisan (gelar, afiliasi), tanggal publikasi (edisi
terakhir, tahun terbit), penerbit, daftar pustaka, format pustaka pada
beberapa literatur tersier berikut :
a.
d. Martindle
b.
MIMS
c.
f. BNF
Berdasarkan hasil kajian anda, literatur tersier mana saja yang dapat
dijadikan sebagai acuan sebagai sumber informasi obat?
2. Tuliskan secara sistematis informasi obat apa saja yang terdapat pada
masing-masing pustaka tersier tersebut?
3. Sebutkan judul literatur yang anda gunakan. Bagaimana kelayakan
literatur tersebut sebagai sumber informasi obat?
4. Apakah informasi yang anda peroleh dari literatur tersier tersebut sudah
mencukupi? Apakah harus mencari sumber informasi dari literatur lain?
Jelaskan jawaban anda!
5. Bagaimanakah jawaban kasus yang anda peroleh berdasarkan hasil
pencarian anda pada literatur tersier tersebut?
BAB III
ANALISA DAN PENYELESAIAN
3.1. Pencarian Sumber Informasi Obat
Sumber informasi obat dapat diperoleh dari beberapa literatur, yaitu
mulai dari literatur tersier serta literatur sekunder yang akan merujuk ke
literatur primer. Tahapan prosedur pencarian sumber informasi obat dimuat
dalam skema berikut :
Pertanyaan/Permintaan Informasi
Referensi Umum Yang Spesifik (Tersier)
Informasi
Mencukupi Telah
Didapatkan
Informasi Tidak
Adekuat
Akhiri
Pencarian
Tidak Ada
Informasi Yang
Dibutuhkan
Sumber
Literatur
Sekunder
Literatur
Primer
Gambar 3.1 Skema Pencarian Sumber Informasi
Dalam memenuhi permintaan informasi obat yang dalam kasus ini,
mengenai obat demam mana yang lebih aman digunakan untuk pasien ibu
menyusui, dilakukan pencarian sumber informasi obat yang diawali dengan
pencarian pada literatur tersier. Literatur tersier dipilih sebagai sumber awal
karena merupakan pustaka yang paling umum digunakan, mudah dimasuki
dan biasanya dapat memenuhi kebanyakan permintaan informasi obat spesifik
pasien. Pustaka tersier mencakup buku teks, artikel kaji ulang, compendia,
dan lain-lain. Ketika informasi pada beberapa literatur tersier dirasa tidak
cukup untuk menjawab pertanyaan mengenai informasi obat barulah
dilakukan penelusuran ke pustaka sekunder dan primer.
3.2. Evaluasi Literatur Tersier
Dalam menggunakan informasi pada literatur tersier untuk menjawab
pertanyaan pasien, dilakukan pengkajian serta evaluasi literatur tersier guna
mengetahui mutu serta tingkat kepercayaan terhadap informasi yang ada.
Dalam proses evaluasi terhadap literatur tersier, dilakukan kajian pada
beberapa kriteria berikut :
a. Mandat penulis/editor : Editor dan penulis harus mempunyai keahlian
dan kualifikasi menulis tentang judul atau bab tertentu dari suatu buku.
Keahliannya harus terbukti dari gelar dan afiliasi mereka. Kompendia
dan beberapa buku acuan informasi obat umum tidak tertera nama
penulis atau editor. Sebelum dipublikasi, sumber ini ditulis oleh staf
penulis dan dievaluasi secara seksama oleh berbagai pengkaji ahli.
Contoh, Farmakope, USP, dan sebagainya.
b. Tanggal publikasi juga harus diases bersama-sama dengan edisi. Tanggal
publikasi dari pustaka tersier terutama buku teks, harus dalam
jumlah tahun yang kecil dari tanggal sekarang.
c. Penerbit juga harus diaskes. Penerbit yang mempunyai reputasi
tinggi, biasanya melakukan pengkajian kelompok ahli terhadap buku
teks yang akan diterbitkan.
d. Daftar pustaka, harus mengandung daftar acuan yang sesuai untuk
judul suatu bab buku atau databased atau kajian artikel. Acuan
sedapat mungkin dalam bentuk pustaka primer dan pustaka tersier.
Selanjutnya penulis pustaka tersier harus menghindari daftar karya
mereka saja dalam kepustakaan buku.
e. Format pustaka tersier harus didesain untuk mempermudah penggunaan.
f. Cara lain untuk mengases suatu buku teks yang baru adalah membaca
kritik tertulis.
Dengan mengetahui kriteria yang seharusnya dipenuhi suatu literatur, maka
dapat dilakukan evaluasi terhadap literatur tersier yang digunakan. Berikut
hasil kajian serta evaluasi literatur tersier yang digunakan :
Tabel 3.1 Evaluasi Literatur Tersier
Literatur Tersier
Informasi
Spesialite Obat
(2012)
ISO
Farmakoterapi
(2008)
Informasi Obat
Nasional
Indonesia
MIMS
(2010/2011)
Handbook of
Clinical Drug
Penulis
Tanggal
Publikasi
Penerbit
Daftar
Pustaka
Format
Pustaka
Kritik
Tertulis
Data (2001)
Martindle
(2009)
Stockley Drug
Interaction
(2010)
AHFS
BNF
(2009)
Mandat penulis/editor
Pada literatur ini tidak dicantumkan nama penulis. Namun terdapat editor
yaitu Philip O. Anderson, PharmD, FASHP, FCSHP; James E. Knoben,
PharmD, MPH; William G. Troutman, PharmD, FASHP. Berdasarkan gelar
dari penulis dapat dinyatakan bahwa literatur ini disusun oleh pengkaji ahli
yang mempunyai keahlian dan kualifikasi di bidang kefarmasian. Afiliasi
editor pada buku juga dijabarkan dengan jelas, adanya eksistensi di bidang
farmasi. Selain itu, edisi yang digunakan yaitu Handbook of Clinical Drug
Data dengan Edisi 10 menunjukkan adanya eksistensi dari pembuat yang
secara kontinu tetap meng-update buku tersebut.
Tanggal/tahun publikasi
Buku Handbook of Clinical Drug Data dipublikasikan pada tahun 2002,
yang artinya mengalami keterlambatan
pustaka tersier yang dianjurkan maksimal 3 atau 4 tahun. Buku ini kurang
mutakhir bila digunakan sebagai sumber informasi secara tunggal, sehingga
untuk dapat digunakan, dibutuhkan beberapa literatur tersier lain sebagai
penunjang atau pembanding.
Penerbit
Handbook of Clinical Drug Data diterbitkan oleh MCGRAW-HILL
(Medical Publishing Division) yang memiliki reputasi cukup tinggi yang
dibuktikan dengan banyaknya buku farmakologi serta kedokteran yang
diterbitkan. Sehingga informasi obat yang terdapat di dalamnya dapat
dipercaya.
Daftar pustaka
Buku ini mencantumkan daftar pustaka pada setiap penggolongan obatnya.
Daftar pustaka yang digunakan sebagian besar berupa literatur primer
dengan topik yang terkait dengan penggolongan obat masing-masing
berdasarkan terapinya. Hal ini mencerminkan adanya transparansi dari
Kritik tertulis
Buku tidak mencantumkan kritik tertulis.
b. Martindle
Mandat penulis/editor
Editor literatur ini adalah Sean C Sweetman, Bpharm, FRPharms.
Berdasarkan gelarnya, editor mempunyai keahlian dan kualifikasi dalam
bidang kefarmasian yang sesuai dengan bidang informasi yang disampaikan
dalam buku tersebut. Afiliasi editor tidak dituliskan pada buku, namun dari
edisi buku hingga 36, menunjukkan adanya eksistensi dari editor untuk terus
mengupdate literatur tersebut.
Tanggal publikasi
Buku ini dipublikasikan pada tahun 2009, dengan ketertinggalan 5 tahun
dari tahun sekarang. Buku ini kurang mutakhir bila digunakan sebagai
sumber informasi secara tunggal, sehingga untuk dapat digunakan,
dibutuhkan beberapa literatur tersier lain sebagai penunjang atau
pembanding.
Penerbit
Penerbit buku ini adalah Pharmaceutical Press yang merupakan salah satu
penerbit yang memiliki reputasi tinggi, sehingga informasi obat yang
Kritik tertulis
Buku tidak mencantumkan kritik tertulis.
Mandat penulis/editor
Pada literatur ini tidak dicantumkan nama penulis. Namun terdapat editor
yaitu Karen Baxter, BSc, MSc, MRPharmS. Berdasarkan gelarnya, editor
mempunyai keahlian dan kualifikasi di bidang kefarmasian. Afiliasi editor
pada buku ini tidak dijabarkan dengan jelas, namun adanya eksistensi dalam
penerbitan kembali buku secara bertahap yaitu dari 1981; 1991; 1994; 1996;
1999; 2002; 2006 hingga 2008 menunjukkan adanya afiliasi berupa
eksistensi untuk tetap meng-update buku tersebut.
Tanggal/tahun publikasi
Stockley Drug Interaction ediai kedelapan dipublikasikan pada tahun 2008,
yang artinya mengalami keterlambatan
pustaka tersier yang dianjurkan maksimal adalah 3 atau 4 tahun. Buku ini
kurang mutakhir bila digunakan sebagai sumber informasi secara tunggal,
sehingga untuk dapat digunakan, dibutuhkan beberapa literatur tersier lain
sebagai penunjang atau pembanding.
Penerbit
Penerbit buku ini adalah Pharmaceutical Press yang merupakan salah satu
penerbit yang memiliki reputasi tinggi, sehingga informasi obat yang
terdapat di dalamnya dinyatakan cukup terpercaya.
Daftar pustaka
Buku ini mencantumkan daftar pustaka pada setiap akhir penjelasan tiap
interaksi obat. Daftar pustaka disusun dengan sangat detail sehingga
memudahkan pembaca melakukan penelusuran kembali. Selain itu, daftar
pustaka yang digunakan sebagian besar berupa literatur primer dengan topik
yang dibahas. Hal ini mencerminkan adanya kejelasan serta transparansi
Kritik tertulis
Buku tidak mencantumkan kritik tertulis.
ISO Farmakoterapi
(2008)
Informasi Obat
Indonesia
MIMS
(2010/2011)
Handbook of
Clinical Drug Data
(2001
Martindle
(2009)
Stockley Drug
Interaction (2010)
AHFS
Informasi Monografi
Sediaan
Peringatan
Indikasi
Efek Samping
Kontra Indikasi
Dosis
Mekanisme kerja
Peringatan
Indikasi
Interaksi
Kontraindikasi
Efek samping
Monografi
Kontraindikasi
Peringatan
Efek samping
Interaksi
Dosis
Komposisi
Pemerian Obat
Efek Samping
Indikasi
Kontra Indikasi
Interaksi Obat
Dosis
Peringatan
Sediaan
Farmakologi
Peringatan
Kontra Indikasi
Dosis
Farmakokinetika
Interaksi Obat
Sediaan
Efek Samping
Treatment
Penggunaan
Pemerian Obat
Peringatan
Administrasi
Stabilitas
Interaksi Obat
Farmakokinetika
Interaksi Obat
Bukti Klinis
Mekanisme Interaksi
Perhatian
Nama obat
Dosis populasi
khusus
Farmakologi
Interaksi obat
Toksisitas akut &
penanganan
Farmakokinetik
Chemistry &
stability
Introduction
Fungsi
Kemasan
Sediaan beredar
Informasi
penyakit
Managemen
BNF
(2009)
Peringatan &
perhatian
Preparasi
Indikasi
Kontra Indikasi
Peringatan
Dosis
meskipun
reaksi
hematologis
termasuk
trombositopenia,
BAB IV
PEMBAHASAN
Ibu B datang ke apotek sambil membawa bungkus obat Decolsin dan
mengeluh bahwa setelah minum obat tersebut selama 2 hari seharian merasa
mengantuk dan susah konsentrasi saat bekerja. Decolsin merupakan obat yang
dapat meredakan batuk yang disertai dengan gejala-gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin. Decolsin merupakan obat dagang
dan
relatif
aman
jika
digunakan
pada
dosis
terapi
yang
Drug Interaction karena ketiga literatur tersier ini mencantumkan daftar pustaka
yang termasuk syarat literatur tersier yang baik.
Dalam Martindale The Complete Drug Reference, informasi yang kami
dapatkan diantaranya mengenai struktur kimia, pemerian obat, stabilitas, efek
samping obat, treatment, peringatan, farmakokinetika, dan administrasi. Literatur
ini dipublikasikan tahun 2009 sehingga literatur ini sudah cukup lama tertinggal
tetapi masih dapat digunakan sebagai sumber informasi, dilihat dari daftar
pustakanya buku ini mengandung daftar acuan yang sesuai dengan judul bab buku
atau databased atau kajian artikel, pada buku ini terdapat daftar isi, monografi
obat dan substansi tambahan berdasarkan kelas terapi, indeks penggolongan obat
berdasarkan kelas terapi, indeks nama zat aktif yang disusun secara alfabetis serta
terdapat juga daftar singkatan yang dapat mempermudah penggunaannya.
Informasi yang kami peroleh dari Handbook of Clinical Drug Data yaitu
mengenai farmakologi, dosis, sediaan, peringatan, farmakokinetika, efek samping,
kontraindikasi, dan interaksi obat. Literatur ini dipublikasikan tahun 2002
sehingga literatur ini sudah cukup lama tertinggal tetapi masih dapat untuk
digunakan sebagai sumber informasi. Pada buku ini terdapat daftar isi,
penggolongan obat berdasarkan kelas terapi, indeks nama zat aktif yang disusun
secara alfabetis yang dapat mempermudah penggunaannya. Informasi yang kami
peroleh dari Stockley Drug Interaction yaitu mengenai interaksi obat, mekanisme
interaksi, bukti klinis, peringatan, dan manajemen. Literatur ini dipublikasikan
tahun 2008 sehingga literatur ini masih sudah cukup lama tertinggal tetapi masih
dapat digunakan sebagai sumber informasi, format pustakanya telah didesain
untuk mempermudah penggunaan.
Berdasarkan ketiga literatur tersier di atas, diketahui bahwa di dalam
sediaan obat flu, dalam hal ini pasien membeli Decolsin, terdapat kandungan
senyawa obat yang memiliki efek sedasi diantaranya Klorfeniramin malet (CTM)
dan Dextromethorpan HBr. Rasa mengantuk yang dirasakan oleh Ibu B
merupakan efek dari kedua jenis kandungan obat tersebut. Efek sedasi yang
ditimbulkan baik diharapkan dalam proses penyembuhan gejala flu, sehingga
untuk menghindari efek yang dirasakan pada saat bekerja, Ibu B dapat
mengonsumsi obat ini pada saat malam hari sebelum beristirahat sehingga tidak
mengganggu aktivitas di siang hari.
Literatur tersier yang digunakan diatas telah mencukupi untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk disampaikan kepada pasien, sehingga tidak harus
mencari sumber informasi dari literature lainnya karena dalam literatur tersier
sudah memenuhi kebanyakan permintaan
BAB V
HASIL TANYA JAWAB
5.1.
Literatur apa sajakah yang dapat digunakan untuk menjawab kasus ini?
Sebutkan alasannya!
Jawab: Berdasarkan hasil kajian, literature ISO, MIMS, Handbook of Clinical
Drug Data, Martindle, Stockley Drug Interaction, dan BNF dapat digunakan
sebagai sumber informasi obat. Tetapi ISO dan MIMS tidak dapat digunakan
sebagai acuan utama karena tidak memiliki daftar pustaka. Pustaka utama
yang digunakan adalah Martindale karena informasi yang diberikan cukup
lengkap dan spesifik mengenai obat yang bersangkutan, dimana pada teks
book ini pencarian informasi dilakukan berdasarkan klasifikasi per sub
babnya sehingga informasi yang diperoleh lebih detail.
Mengapa afiliasi penting digunakan sebagai pertimbangan penilaian
5.3.
literature tersier?
Jawab: Afiliasi penting untuk mengetahui kredibilitas instansi penulis
bernaung sehingga dapat diberi penilaian terhadap tingkat keterpercayaan dari
tulisan yang dibuat. Afiliasi juga penting untuk mengetahui latar belakang
pendidikan penulis dan keterkaitannya terhadap bidang ilmu yang dituangkan
dalam tulisannya.
5.4. Jika pada kasus hanya diberikan nama dagang, misalnya Decolsin,
bagaimana cara Anda untuk mencari informasinya?
Jawab: Untuk memperoleh informasi kandungan obat di dalam nama dagang
tersebut, terlebih dahulu dapat mencari informasi di MIMS, setelah itu
dilanjutkan ke pustaka lainnya, karena informasi yang diperoleh di MIMS
hanya berupa nama dagang obat.
6.
true
5.5.
Jawab: Tidak, hal ini dikarenakan ISO dan MIMS tidak memiliki daftar
pustaka. Daftar pustaka penting untuk mengetahui sumber primer dalam
penulisan literature tersier sehingga dapat diketahui kebenaran dan keabsahan
informasi dari literature tersier tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN
Sumber pustaka tersier adalah acuan pustaka yang paling umum digunakan,
mudah dimasuki, dan
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1995. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Bem, J.L., and R. Peck. 1992. Dextromethorphan. An Overview of Safety Issues.
Drug Saf. Vol. 7(3): 190-99.
Berman, A., J. Shirlee, K. Barbara, et al. 2009. Pengkajian Kesehatan Pada
Orang Dewasa. Available From:
Biaggioni,
I.,
and
D.
Robertson.
2012.
Adrenoceptor
Agonists
&
Sinclair, A., and L.M. Jessen. 2002. Sedation and Impairment: Antihistamines.
U.S. Pharmacist. pp. 93-102.
Siregar, Charles J. P. dan Lia Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan
Penerapan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Sutter, D.A.I.M., M. Lemiengre, and H. Campbell. 2009. Antihistamines for The
Common-Cold. Cochrane Database Syst Rev. Vol. (4): 1-116
Sweetman, S. C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 37 Edition.
London: Pharmaceutical Press.