BATUK
Oleh:
APOTEKER - B
KELOMPOK III
RAHMAWATI N211116858
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengobatan sendiri tanpa resep dari dokter, berdasarkan hasil Susenas tahun
Anggraini, 2010).
oleh masyarakat dalam pengobatan tanpa adannya resep dari dokter atau tenaga
secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis,
Salah satu penyakit ringan yang dapat diatasi dengan pengobatan sendiri
2
refleks untuk mengeluarkan iritan atau benda asing tersebut (Depkes RI, 1997).
Secara umum batuk dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu batuk kering
yang merupakan batuk yang disebabkan oleh alergi, makanan, udara, dan obat-
obatan. Batuk kering dapat dikenali dari suaranya yang nyaring, sedangkan
yang kedua adalah batuk berdahak yang disebabkan oleh adanya infeksi
mikroorganisme atau virus dan dapat dikenali dari suaranya yang lebih berat
bernafas yang bisa menyebabkan sianosis, kelelahan, apatis serta merasa lemah
mengenai pemilihan obat yang rasional sesuai batuk yang dialami oleh pasien,
Hendrawati, 2011).
seperti minum air hangat, minum perasan jeruk dan lain-lain, sedangkan 4 orang
sisanya meminum obat yang berdasarkan iklan yang berasal dari media sosial.
Obat-obat yang dipilih mengandung lebih dari satu zat aktif yang kurang sesuai
3
sendiri supaya masyarakat dapat memilih obat yang sesuai dengan batuk yang
diderita.
maupun informal yang berasal dari tenaga medis atau informasi dalam sosial
sebesar 77,59%, yaitu sebesar 270 responden dari 348 responden rasional dalam
memilih obat (Lestari, 2014), hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan
Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas tentang penggunaan obat
penggunaannya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Patofisiologi Penyakit
1. Pengertian Batuk
pernapasan dari benda atau zat asing. batuk dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti virus (flu, bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup
berlebihan.
dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme
5
pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih
saluran nafas.
Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam
atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit.
Batuk mungkin sangat berarti pada penularan penyakit melalui udara ( air
borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas
disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Penyebabnya amat beragam dan
2. Mekanisme Batuk
ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam
kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan
6
rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan
serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula,
di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh
dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-
lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea,
yaitu fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi (literatur lain membagi
fase batuk menjadi 4 fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan
glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang
sejumlah besar udara, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka.
7
menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal
volume sampai 50% dari kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya
sejumlah besar volume ini. Pertama, volume yang besar akan memperkuat
fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat
dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil
rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah.
subglotis selama, fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi batuk
glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan
Tekanan yang didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih
8
besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak lain, batuk juga
ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta
udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus
udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 3050 detik
setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap.
per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea
sampai 80%.
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :
a. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensorik nervus vagus di laring, trakea,
9
reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran
b. Fase inspirasi
dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak
masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat
kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada
akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta
c. Fase kompresi
fase ini tekanan intratoraks meningkat hingga 300 cm H2O agar terjadi
batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik
setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena
d. Fase ekspirasi
10
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif
Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam
termyelinasi yang diduga berada didalam atau selapis dibawah sel epitel
oleh stimulus mekanis seperti sekresi mukus atau oedema, namun tidak
11
sensitive terhadap banyak stimulus kimia penginduksi batuk seperti
maupun kimia, seperti sulfur dioxide, bradikinin dan capsaicin (Lee dan
Pisarri, 2001).
refleks batuk seperti yang ditunjukkan pada kucing dan kelinci, melalui
3. Jenis-Jenis Batuk
1) Batuk produktif
12
batuk Karena lendir akan semakin banyak terkumpul di paru-paru
(Junaidi, 2010).
ke dalam tubuh.
13
dengan gejala dahak yang keluar banyak, kental dan dahak biasanya
lainnya, yakni:
antibiotik.
segera.
i. Akibat virus
14
saja dipicu oleh adanya lendir yang mengalir dari hidung menuju
ii. Infeksi
memperparah gejalanya.
dari tidur.
15
penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang sering dicirikan oleh
batuk.
penyakit yang mematikan bila tidak segera diobati atau tidak rutin
sering baik pada waktu siang maupun malam. Ciri lain adalah tubuh
penyakit ini.
Asma
adalah debu, udara dingin, dan asap. Kenali pemicunya agar sebisa
biasa timbul adalah batuk atau sesak nafas akan meningkat pada
Pneumonia
16
penyakit ini, paru-paru menjadi radang dan terinfeksi dan
Pertusis
pada batuk terus menerus selama beberapa kali dan diakhiri dengan
atau bayi, karena batuk yang terus menerus dan panjang dapat
dengan batuk rejan atau batuk 100 hari ini menular ketika percikan
Bronkhitis
17
menyebabkan suara menjadi serak atau hilang. Batuk ini sering
Batuk ini dapat merupakan gejala sisa dari infeksi virus atau flu
(Junaidi, 2010).
Kering tanpa dahak, batuk pendek pada waktu yang tidak biasa
pada batuk
produksi lendir atau dahak sedangkan batuk basah adalah batuk yang
gatal sering terlihat dalam kasus alergi, terpapar asap rokok atau
iritasi lainnya, atau mereka dengan sinusitis ringan dan infeksi virus
18
Penyebab Batuk Kering Batuk kering dapat disebabkan oleg
i. Radang tenggorokan
langka seperti :
Jenis Batuk Kering Batuk kering dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:
atau infeksi pita suara). Ketika pasien batuk, ada rasa sakit di
19
iii. Batuk rejan disebut juga dengan batuk 100 hari atau
1) Batuk akut
oleh flu dan alergi. Bentuk batuk yang sering ditemui, merupakan
jenis batuk akut ringan yang disertai demam ringan dan pilek
(Junaidi, 2010)
2) Batuk kronis
(Junaidi, 2010).
1) Batuk menggonggong
20
Kebanyakan batuk ini disebabkan oleh croup, yakni inflamasi pada
dapat disebabkan oleh alergi, perubahan suhu pada malam hari dan
inhalasi
2) Pertusis/batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi pada saluran napas, yang
batuk yang diakhiri dengan suara keras saat anak menarik napas.
2009).
21
Gejala Batuk Rejan
Muntah setelahbatuk
4. Komplikasi
ketika batuk.
22
Gambar 4. Komplikasi Batuk
adalah pengobatan kausa seperti infeksi, cairan di dalam paru, atau asma.
Misalnya, antibiotik akan diberikan untuk infeksi atau inhaler bisa diberi
(2007) sangat penting untuk mengobati batuk dengan jenis obat batuk yang
1) Mukolitik
23
(Estuningtyas, 2008). Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah
24
Gambar 6. Mekanisme kerja mukolitik
a. Bisolvon
Gambar 7. Bisolvon
Komposisi
25
5 ml elixir mengandung Bromhexine hydrochloride 4 mg
Indikasi
Dosis
petunjuk dokter.
Kontra Indikasi
bersamaan dengan obat lain. Jika terjadi lesi kulit atau mukosa, harus
26
segera di tangani secara medis dan penggunaan Bromhexine harus
dihentikan.
Interaksi Obat
obat ini.
Hingga saat ini tidak ada bukti klinis yang menunjukkan efek yang
begitu efek yang tidak baik pada bayi yang menyusui tidak di harapkan
Efek Samping
27
saluran cerna, mual, muntah, diare dan sakit pada perut bagian atas.
Kelebihan Dosis
Hingga saat ini tidak ada laporan kelebihan dosis yang spesifik
Farmakologi
Bromhexine adalah derivat sintetik dari zat aktif vasicine yang tedapat
Farmakokinetika
Absorpsi
28
% dan 26,8 13,1 % terhadap masing-masing Bisolvon tablet dan
Distribusi
secara cepat dan luas keseluruh tubuh dengan volume distribusi rata-
rata (Vss) hingga 1209 206 L (19 L/kg). Dari penelitian setelah
jaringan paru dua jam pasca dosis 1.5 4.5 kali lebih tinggi pada
jaringan bronkiolo-bronkial dan antara 2.4 dan 5.9 kali lebih tinggi
Metabolisme
29
mungkin ada interaksi yang relevan dengan substrat CYP 450 2C9 atau
3A4.
Eliminasi
terminal paruh berkisar antara 6,6 dan 31,4 jam. Waktu paruh relevan
Penyimpanan
Diproduksi oleh :
30
Bogor, Indonesia
Ingelheim am Rhein
Jerman
2) Ekspektoran
(Estuningtyas, 2008).
31
Gambar 8.Ikadryl
Golongan
Kandungan
Per 5 ml :
Mentol 1 mg.
Farmakologi:
32
dengan aromanya yang enak dan rasa apel cocok untuk anak-anak
Indikasi
Batuk yang disebabkan masuk angin, flu, & iritasi pernapasan lainnya,
bronkhitis alergika.
Kontra indikasi
Perhatian
Interaksi obat :
Efek samping
Kemasan
33
Dosis
Penyajian
Diproduksi oleh:
PHARMACEUTICAL LABORATORIES
JAKARTA INDONESIA
3) Antitusif
34
a. Bisoltussin Syrup
Gambar 9. Bisoltussin
Komposisi :
Tiap 5 ml mengandung :
Dextromethorphan hydrobromide 10 mg
Khasiat :
Indikasi :
Kontraindikasi :
Efek Samping :
Mengantuk,mual,pusing,konstipasi.
35
Peringatan dan Perhatian :
fungsi hati.
Interaksi Obat :
36
6. Obat Tradisional Batuk
1) Daun Tembelekan
Cara Membuat
Aturan Pakai
Minum ramuan ini 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore
hari.
2) Mengkudu
37
Mengkudu (Morinda citrifolia)
Bahan
Cara Membuat
Aturan Pakai
38
3) Sirih
Bahan
b. Madu, secukupnya.
Cara Membuat
panci rapat-rapat.
c. Tambahkan madu.
Aturan Pakai
gelas.
39
4) Jeruk Nipis
Bahan
Cara Membuat
ke dalam gelas.
Aturan Pakai
40
a. Minum ramuan ini sekaligus.
potong-potong seperlunya
tersisa separuhnya
Aturan pakai
6) Pegagan
41
Pegagan (Centella asiatica)
Bahan
Aturan pakai
a. Minum sekaligus
42
BAB III
PEMBAHASAN
dari benda atau zat asing. batuk dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus
(flu, bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup (alergi). Beberapa penyakit,
seperti kanker, paru-paru, TBC, tifus, radang paru-paru, asma dan cacingan, juga
1) Batuk produktif
produktif memiliki ciri khas yaitu dada terasa penuh dan berbunyi. Mereka
dengan obat penekan batuk karena lendir akan semakin banyak terkumpul di
(sputum), yang juga disebut batuk kering. Batuk tidak produktif sering
serak atau hilang. Batuk ini sering dipicu oleh kemasukan partikel makanan,
bahan iritan, asap rokok (baik oleh perokok aktif maupun pasif), dan
43
perubahan temperatur. Batuk ini dapat merupakan gejala sisa dari infeksi
1) Batuk akut
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Batuk
jenis ini umumnya disebabkan oleh flu dan alergi. Bentuk batuk yang sering
ditemui, merupakan jenis batuk akut ringan yang disertai demam ringan dan
2) Batuk kronis
Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu atau
terjadi selama 3 bulan berturut-turut. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh
Batuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan bukan
infeksi. Penyebab batuk dari infeksi bisa berupa bakteri atau virus, misalnya
tuberkulosa, influenza, campak, dan batuk rejan. Sedangkan penyebab yang bukan
infeksi misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan, batuk
pada perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obat batuk
simptomatik. Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada
saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan sebagainya (Depkes RI, 1997).
Menurut McGowan (2006) batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya
terjadi akibat respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi
saluran pernafasan atas maupun bawah, asap rokok, abu dan bulu hewan terutama
kucing. Antara lain penyebab akibat penyakit respiratori adalah seperti asma,
44
postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis, bronkiektasis, trakeitis, croup,
dan fibrosis interstisial. Batuk juga bisa terjadi akibat dari refluks gastro-esofagus
atau terapi inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu, paralisis pita
suara juga bisa mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi nervus laryngeus
Batuk disebabkan oleh stimulasi pada reseptor, baik pada reseptor kimiawi
maupun mekanik yang terletak di lapisan mukosa (lendir) saluran pernafasan dan
paru-paru. Kemudian rangsang tersebut dibawa oleh serabut saraf menuju ke pusat
batuk di otak yang kemudian akan mengkoordinir otot-otot perut dan diafragma
(sekat antara ongg dada dengan rongga perut) sehingga menyebabkan terjadinya
Batuk dimulai dengan tarikan nafas yang dalam diikuti penutupan glottis
(katup tenggorokan), dan kontraksi yang kuat pada dinding dada, dinding perut dan
otot diafragma yang melawan glottis yang tertutup. Ketika glottis terbuka, terjadi
pengeluaran nafas kuat yang mendorong keluarnya mucus, debu, dan benda asing
dari sistem pernapasan bawah. Pusat control batuk terdapat pada medulla tetapi
terpisah dari pusat control pernapasan yang akan menciptakan suatu respon batuk
reflek batuk dan postnasal drip. Sedangkan batuk yang disebabkan oleh bakteri
virus maupun jamur diawali dengan tenggorokan serak dan kering yang kemudian
keluar sputum dengan disertai reflek batuk yang pendek. Selain demam, nyeri dada,
45
dan kongesti, infeksi pada batuk juga ditandai adanya dahak yang berwarna bukan
Umumnya batuk berdahak dan tidak berdahak dapat dikurangi dengan cara
sebagai berikut :
Jenis-jenis obat batuk yang terkait dengan batuk yang berdahak dan tidak
dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan
46
dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang termasuk golongan ini ialah
batuk yang menekan batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan
lemah. Terdapat juga analgesik opioid seperti kodein, diamorfin dan metadon yang
Menurut Husein (1998) antitusif yang selalu digunakan merupakan opioid dan
47
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pernapasan dari benda atau zat asing. batuk dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti virus (flu, bronkitis), bakteri, dan benda asing
terjadinya batuk
3. Jenis-jenis obat batuk yang terkait dengan batuk yang berdahak dan
48
DAFTAR PUSTAKA
Ari Estuningtyas., Azalia Arif. 2008. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi.
Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hal 517-41
Beers, M. H., Fletcher, A. J., Jones, T. V., Porter, R., 2003. The Merck Manual of
Medical Information. 2nd ed. New York : Pocket Books.
Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Pengujian dan Pengembangan
Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik.Jakarta : Depkes RI pp 15-17.
Depkes RI, 1997. Kompendia Obat Bebas, Direktorat Jendral Pengawasan Obat
dan Makanan 2nd ed., Jakarta.
Djunarko, I. & Hendrawati., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, Yogyakarta,
Citra Aji Parama, 24-25.
Estuningtyas, A., Arif, A.,. 2008. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi. Edisi V.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal
517-41
Feinstein, A., 1994, Symptoms Their Causes and Cures, How to Understand and
Treat 265 Health Concern, 109-111 Rodale Press, Pennysylvania.
Junaidi, Iskandar. (2010). Penyakit Paru & Saluran Napas; Cara Mudah
Mengetahui, Mencegah dan Mengobatinya. Jakarta. Bhuana Ilmu Populer
Lee, L.Y. and Pisarri, T.E., 2001, Afferent Properties and Reflex Functions of
Bronchopulmonary C-fibers, Respiratory Physiology, 125 (1), 4765
Lowe, G.S., Schellenberg, G., & Shannon, H.S. (2003). Correlates of Employees
Perceptions of a Healthy Work Environment. American Journal Of Health
Promotion
Merianti, N. W. E., Goenawi, L. R., & Wiyono. W., 2013. Dampak penyuluhan
pada pengetahuan masyarakat terhadap pemilihan dan penggunaan obat
batuk swamedikasi di kecamatan malalayang, Jurnal Ilmiah Farmasi,
2(03), pp.100103.
49
Nugroho, A. E., 2012, Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu
Farmasi dan Dunia Kesehatan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 195-197
Supardi, S., & Notosiswoyo, M., 2005. Pengobatan Sendiri Sakit Kepala Demam,
Batuk Dan Pilek Pada Masyarakat Di Desa Ciwalen, Kecamatan
Warungkondang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu
Kefarmasian, II(3), pp.134144.
Tietze, K. J., 2000, Disorders Related to Cold and Allergy, in Allen, L. V., Berardi,
R. R., Desimone, E. M., Engle, J. P., Popovich, N. G., Rosenthal, W. M.,
Tietze, K. J., (Eds), Handbook of Nonprescription Drug, 12th edition , 179-
188, APha, Washington D. C.
Tietze, K. J., 2004, Cough, in Berardi, R. R., McDermott, J. H., Newton, G. D.,
Oszko, M. A., Popovich, N. G., Rollins, C. J., Shimp, L. A., Tietze, K. J.,
Handbook of Nonprescription Drug : An Interactive Approach to Self
Care, 14th edition , 271-277, APha, Washington D. C.
Widodo, R., 2009, Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak, 112, 117-
118, EGC, Jakarta.
50