Trauma TUmpul
Trauma TUmpul
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Luka akibat trauma benda tumpul adalah kerusakan jaringan
disebabkan oleh benda atau alat yang tidak bermata tajam, konsistensi keras
atau kenyal, dan permukaan halus atau kasar.Cara kejadian trauma benda
tumpul lebih sering disebabkan oleh kecelakaan atau penganiyaan, jarang
karena bunuh diri (Satyo, 2006).
Jenis luka yang ditimbulkan akibat trauma benda tumpul yang sering
dijumpai dalam kasus kecelakaan lalu lintas antara lain luka memar, luka
babras, luka robek dengan tepi tidak rata, serta patah tulang. Bagian tubih
yang paling banyak terkena adalah kepala dan anggota gerak atas dan
bawah.Luka-luka tersebut dapat menyebabkan dampak kerusakan jaringan
maupun organ bervariasi mulai dari ringan hingga berat, bahkan lebih parah
yaitu kematian.Sebab kematian terjadi karena kerusakan organ vital atau
perdarahan yang banyak (Vincent dan Dominick, 2001).
Luka trauma benda tumpul yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
merupakan akibat dari benda yang mengenai atau meluakai orang yang
relative tidak bergerak dan orang bergerak ke arah benda yang tidak bergerak.
Dalam bidang medikolegal yang diharapkan dapat membantu dalam proses
pemeriksaan untuk kepentingan di bidang kedokteran forensik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
tubuh dengan benda yang permukaannya tumpul. Benda tumpul yang sering
mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai dan lainlain. Adapun defenisi dari benda tumpul itu sendiri adalah : (Idries, 2006)
- Tidak bermata tajam
- Konsistensi keras / kenyal
- Permukaan halus / kasar
Luka akibat trauma benda tumpul dapat terjadi karena dua sebab yaitu
benda yang mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan
orang bergerak ke arah benda yang tidak bergerak. Dalam bidang medikolegal
kadang-kadang hal ini oerlu dijelaskan, walaupun terkadang sulit dipastikan.
Sekilas tampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. (Vincent dan Dominick,
2001).
Terdapat beberapa pola trauma akibat kekerasan benda tumpul yang
dapat dikenali, yang mengarah kepada kepentingan medikolegal.Pola trauma
banyak
macamnya
dan
dapat
bercerita
pada
pemeriksa
fraktur tersebu disertai luka lainnya pada tubuh yang ditemukan di pinggir
jalan, memperlihatkan bahwa korban adalah pejalan kaki yang ditabrak oleh
kendaraan bermotor dan dapat diketahui tinggi bempernya. Karena hampir
seluruh kendaraan bermotor "nose dive"ketika mengerem mendadak,
pengukuran ketinggian bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki, dapat
mengindikasikan usaha pengendara kendaraan bermotor untuk mengerem
pada saat kecelakaan terjadi.
c. Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat diketahui dengan adanya
pola luka pada dan di bawah area "hat band"dan biasanya terbatas pada satu
sisi wajah. Dengan adanya pola tersebut mengindikasikan jatuh sebagai
penyebab, bukan karena dipukul.
d. Pukulan pada daerah mulut dapat lebih terlihat dari dalam. Pukuland dengan
kepalan tangan, luka tumpul yang terjadi tidak dapat dilihat dari luar, namun
menimbulkan edem jaringan bagian dalam tepat di depan gigi geligi. Frenum
pada bibir atas kadang rusak, terutama bila korban adalah bayi yang sering
mendapat pukulan pada kepala.
e. Kekerasan benda tumpul pada leher dapat berakibat patah tulang leher,
robek pembuluh darah, otot, oesophagus, trachea/larynx, dan kerusakan saraf.
f. Kekerasan benda tumpul pada dada dapat berakibat patah tulang kosta,
sternum, skapula, klavikula, robek organ jantung, paru, pericardium.
g. Kekerasan benda tumpul pada perut dapat berakibat patah os pubis, os
sacrum, simfisiolisis, luxation sendi, robek organ hepar, lien, ginjal, pankreas,
adrenal, lambung, usus dan vesika urinaria
h. Kekerasan benda tumpul pada vertebra dapat berakibat fraktur, dislokasi os
vertebrae
i. Kekerasan benda tumpul pada anggota gerak dapat berakibat patah tulang,
dislokasi sendi, robek otot, pembuluh darah, dan kerusakan saraf.
2.2.
kombinasi luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.
Derajat luka, perluasan luka, serta penampakan dari luka yang disebabkan oleh
trauma benda tumpul tergantung kepada:
-
kerusakan yang disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan
berbagai tipe luka.Luka akibat benda tumpul dibagi menurut beberapa
kategori.(Vincent dan Dominick, 2001).
a. Luka Lecet (Abrasi)
Luka lecet adalah luka yang superfisial, kerusakan tubuh terbatas
hanya pada lapisan kulit epidermis.Jika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan
epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan.Arah
dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanya yang
dapat digunakan adalah ; yang pertama dimana epidermis bergulung, tanda
yang kedua adalah hubungan kedalaman luka yang menandakan ketidakaturan
benda yang mengenainya (Vincent dan Dominick, 2001).
Karakteristik luka lecet :
- Sebagian/ seluruh epitel hilang terbatas pada lapisan epidermis
- Disebabkan oleh pergeseran dengan benda keras dengan permukaan kasar
dan tumpul
- Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)
- Timbul reaksi radang (Sel PMN)
- Sembuh dalam 1-2 minggu dan biasanya pada penyembuhan tidak
meninggalkan jaringan parut
Pola abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang
mengenainya.Waktu terjadinya luka sulit dinilai dengan mata telanjang.
Perkiraan kasar usia luka dapat ditentukan secara mikroskopik. Kategori yang
digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat ini (beberapa jam
sebelum), baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai beberapa hari). Efek
lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi.Infeksi dapat terjadi pada abrasi yang
luas (Idries, 2008).
Memperkirakan umur luka lecet :
- Hari ke 1-3 : warna coklat kemerahan
- Hari ke 4-6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
POST MORTEM
Coklat kemerahan
Kekuningan
Sembarang tempat
adalah jaringan yang lentur maka, bentuk luka lecet tekan belum tentu sama
dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan
identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas, misalanya
kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan dan sebagainya. Gambaran luka lecet
tekan yang di temukan pada mayat adalah daerah kulit yang kaku dengan
warna yang lebih gelap dari sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan
yang tertekan serta terjadinya pengeringan yang berlangsung pada kematian.
menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada keahlian
pemeriksa.
LEBAM MAYAT
Di sembarang tempat
Pembengkakan (+)
Pembengkakan (-)
Ditekan menghilang
Luka memar atau kontusio juga dapat terjadi pada organ dan jaringan
dalam.Kontusio pada tiap organ memiliki karakteristik yang berbeda.Pada
organ vital seperti jantung dan otak jika terjadi kontusio dapat menyebabkan
kelainan fungsi dan bahkan kematian.
Kontusio pada otak, dengan perdarahan pada otak, dapat menyebabkan
terjadi peradangan dengan akumulasi bertahap produk asam yang dapat
menyebabkan reaksi peradangan bertambah hebat.Peradangan ini dapat
menyebabkan penurunan kesadaran, koma dan kematian. Kontusio dna
peradagan kecil pada otak dapat menyebabkan gangguan fungsi organ lain
yang luas dan kematian jika terkena pada bagian vital yang mengontrol
pernapasan dan peredaran darah.
Hampir seluruh kontusio otak superfisial, hanya mengenai daerah abuabu.Bebearpa dapat lebih dalam, mengenai daerah putih otak. Rupturnya
pembuluh darah dengan terhambatnya aliran darah menuju otak menyebabkan
adanya pembengkakan dan seperti lingkaran kekerasan dapat terbentuk apalia
kontusio yang terbentuk cukup besar, edema otak dapat menghambat sirkulasi
darah yang menyebabkn kematian otak, koma, dan kematian total. Poin kedua
terpenting dalam hal medikolegal adalah penyembuhan kontusio tersebut yang
dapat menyebabkan jaringan parut yang akan menyebabkan adanya fokus
epilepsi.
c. Laserasi (Luka robek)
Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat
menyebabkan kontusio dari jaringan subkutan, seperti pinggian balok kayu,
ujung dari pipa, permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan
sobekan pada kulit yang menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh
benda yang permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek
kulit dan jaringan bawah kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan
bawah kulit.Tepi dari laserasi ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka
lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih rata dari benda tersebut yang
mengalami indentasi (Vincent dan Dominick, 2001).
Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan
jaringan dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan.Jembatan
jaringan tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi
dengan luka oleh benda tajam (Shkrum dan Ramsay, 2007).
Gambar 2.
pembekuan dari darah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke
sekitar kulit atau membran mukosa.Bekuan darah yang bercamput dengan
bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta.Jaringan
parut pertama kali tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi
saluran luka.Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar
dan penyembuhan selesai. Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi
kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.
Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan
tidak seperti luka atau memar.Pembagiannya adalah sangat segera, beberapa
hari, dan lebih dari beberapa hari.Laserasi yang terjadi setelah mati dapat
dibedakan dengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya
perdarahan.
Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat.Sebuah laserasi kecil
tanpa adanya robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila
perdarahan terjadi terus menerus.Laserasi yang multipel yang mengenai
jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan perdarahan hebat. Adanya
diskontiniuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang
berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang luka masuk ke
dalam jaringan. Port d'entree tersebut tetap ada sampai dengan terjadinya
penyembuhan luka yang sempurna.
Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya
pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat
menyebabkan disfungsi dari sndi tersebut. Benturan yang terjadi pada jaringan
bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli lemak
pada paru atau sirkulasi sistemik.Laserasi juga dapat terjadi pada organ akibat
dari tekanan yang kuat dari suatu pikulan seperti pada jantung, aorta, hati dan
limfa.Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang
komplit yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang
dapat menyebabkan perdarahan hebat (Idries, 2008).