Disusun Oleh :
Redha Fathoni
(100.701.10.085)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
NPM
: Redha Fathoni
: 10070110085
Zaenal, Ir.,M.T.
Pembimbing
Mengetahui,
SARI
Dalam Kegiatan pemindahan tanah mekanis, produktivitas dan
keserasian alat muat dan alat angkut merupakan faktor penting dalam kegiatan
Coal Getting. Hal ini sangat berpengaruh kepada seberapa besar dapat
mengetahui waktu kerja efektif dan produktifnya.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui effisiensi kerja di PT
sarolangun Bara Prima dan menghitung produktivitas setiap alat dan nilai Match
Factor alat muat dan alat angkut pada kegiatan coal getting. Untuk mencapai
maksud dan tujuan pengamatan maka dilakukan tahapan penelitian yaitu Studi
literatur merupakan kegiatan mempelajari teori yang berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas, Observasi lapangan merupakan kegiatan pengamatan
langsung terhadap masalah yang akan dibahas, Pengambilan dan
pengumpulan data merupakan kegiatan pengambilan langsung dilapangan dan
pengumpulan data dari laporan perusahaan.
Dari pengamatan serta pengolahan data yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, waktu kerja efektif didapatkan
effIsiensi kerja sebesar 84,67 %. Produktivitas alat gali-muat excavator Kobelco
SK 330 Coal getting adalah 177,98 Ton/jam dan alat angkut dump truck Hino
FM 260 JD untuk Coal Getting adalah 30,76 Ton/jam. Dari hasil evaluasi
terhadap 1 unit alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 dan 5 unit alat angkut
dump truck Hino FM 260 JD pada Coal Getting di lapangan, didapatkan Match
Factor (0,89) <1 yang artinya MF < 1, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat
gali-muat karena menunggu alat angkut yang belum datang, pada kegiatan coal
getting ke stock room dengan jarak 300 m
Kata kunci : Produktifitas Alat Muat Dan Alat Angkut Pada Kegiatan coal getting
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul Produktivitas Alat Muat dan
Alat Angkut Pada Kegiatan Coal Getting PIT 3 PT Sarolangun Bara Prima,
Kecamatan Mandiangin Kabupaten, Sarolangun, Provinsi Jambi dengan baik.
Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan, dan mempermudah
pengerjaan dan penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
itulah, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Program Studi Teknik Pertambangan UNISBA:
a. Ibu Sri Widayati, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung dan dosen wali.
b. Bapak Dono Guntoro, ST., M.T., selaku Sekertaris Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung.
c. Bapak Yuliadi, ST., MT., selaku Dosen Wali Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung
d. Ibu Elfida Moralista, S.Si., MT., selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.
e. Bapak Zaenal, Ir., M.T., selaku Pembimbing Penyusunan Laporan Kerja
Praktek.
f.
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua
pihak dari kesempurnaan laporan ini.
Akhirul kalam, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi penyusun sendiri.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Redha Fathoni
(10070110085)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................
SARI ...................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................
DAFTAR FOTO ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................
1.2 Ruang Lingkup Masalah .............................................
1.3 Maksud Dan Tujuan .....................................................
1.4 Metedologi ...................................................................
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................
1
1
1
2
4
5
BAB II
TINJAUAN UMUM...............................................................
2.1 Lokasi dan Kesampaian ...............................................
2.1.1 Lokasi ..................................................................
2.3.2 Kesampaian daerah Penelitian ............................
2.2 Geologi dan Stratigrafi .................................................
2.2.1 Geologi ................................................................
2.2.2 Stratigrafi .............................................................
2.3 Iklim dan Curah Hujan .................................................
2.4 Kualitas Batubara.........................................................
2.5 Aktivitas Penambangan ...............................................
2.6 Pemasaran batubara ...................................................
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8
8
BAB III
11
11
11
11
12
15
15
15
16
17
19
19
21
22
24
24
24
25
26
26
26
27
29
29
30
31
32
32
34
35
35
37
39
40
BAB V
41
41
41
42
LAMPIRAN .........................................................................................
43
DAFTAR FOTO
Foto
Halaman
3.1
16
3.2
17
3.3
18
4.1
32
4.2
35
4.3
Bulldozer .......................................................................................................
40
4.4
40
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
2.1
2.2
10
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
2.2
4.1
26
4.2
27
4.3
28
4.4
29
4.5
30
4.6
31
4.7
33
4.8
34
4.9
34
36
38
38
4.13 Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali-Muat dan Alat Angkut ...............................
39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam Kegiatan pemindahan tanah mekanis, keserasian alat muat dan alat
angkut merupakan faktor penting dalam kegiatan coal getting. Hal ini sangat
berpengaruh kepada seberapa besar dapat mengetahui waktu kerja efektif dan
produktifnya.
Namun demikian kenyataan yang terjadi ketika di lapangan bisa lain. Banyak
kendala yang mungkin timbul yang dapat menyebabkan tidak serasinya alat muat dan
alat angkut tersebut, sehingga waktu kerja tidak efektif dan tidak produktif. Hal ini
sebabkan oleh berbagai faktor yang tidak atau diperhitungkan yang menjadi hambatan
dilapangan.
Oleh karena itu, keserasian alat muat dan alat angkut ini dibahas cara kerja dan
kemampuan kerja masing-masing alat tersebut serta hambatan-hambatan yang
ditimbulkan dilapangan.
Kegiatan tersebut memiliki korelasi dengan teori kuliah yang diajarkan di Teknik
Pertambangan sehingga kerja praktik di PT Sarolangun Bara Prima akan sangat
menunjang perluasan wawasan dan pengaplikasian ilmu Teknik Pertambangan di
dunia industri secara nyata. Untuk itu perlu kiranya kami memilih Perusahaan ini, unit
Pertambangan Wilayah Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi sebagai tempat pelaksanaan kerja praktik.
1.2
berikut :
1.
2.
3.
4.
Apakah serasi atau tidak antara alat gali muat dan angkut
1.3
1.4
Metedologi Penelitian
Dalam pembuatan laporan ini, diperlukan data yang dijadikan sebagai dasar
ii.
iii.
Teknik analisa, yaitu mengevaluasi dari hasil pengolahan data yang didapat dari
produktivitas antara alat muat dan alat angkut dengan mempertimbangkan nilai
Match Factor yang didapat.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, tujuannya agar dapat
PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan dengan pokok penulisan mengenai latar
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup masalah, metoda penelitian dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat dari Perusahaan, struktur
organisasi, lokasi dan kesampaian daerah, iklim dan cuaca, keadaan geologi
keadaan sosial.
METODE PENELITIAN
SEKUNDER
PRIMER
STUDI LITERATUR
WAWANCARA
1.
2.
3.
Kesimpulan
Gambar 1.1
Diagram Alir Penelitian
4.
Waktu Kerja
Cycle Time Alat
Muat
Cycle Time Alat
Angkut
Jumlah Alat
Dalam satu Fleet
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1
2.1.1 Lokasi
Wilayah Kuasa Pertambangan Eksploitasi PT Sarolangun Bara Prima
secara administratif terletak di Desa Taman Dewa dan Talang Serdang,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Tabel 2.1
Koordinat Wilayah KP Eksploitasi
PT. Sarolangun Bara Prima
TITIK
102
57
50
-02
24
103
30
-02
24
103
30
-02
30
103
41
-02
30
103
41
-02
50
103
25
-02
50
103
25
-02
20
103
-02
20
103
-02
10
102
58
50
-02
11
102
58
50
-02
30
12
102
59
50
-02
30
2.2
2.2.1 Geologi
Lapisan batubara dalam daerah Kuasa Pertambangan Perusahaan
menempati tepi barat bagian dari Cekungan Sumatera Selatan, dimana
cekungan ini merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan (Coster,
1974 dan Harsa, 1975). Geologi daerah taman Dewa (Gambar 2.2)
dan
2.2.2 Stratigrafi
Lokasi pertambangan milik Perusahaan khususnya Pit 3 yang terletak di
Taman Dewa, Sarolangun termasuk kedalam cekungan Sumatera Selatan.
Cekungan tersebut terletak dibagian timur daratan Sumatera. Formasi
pembawa batubara pada cekungan Sumatera Selatan ini adalah formasi Muara
Enim. Adapun formasiformasi yang terdapat di stratigrafi regional Sarolangun
dari umur termuda sampai umur tertua adalah sebagai berikut :
1. Formasi Alluvium
Satuan batuan ini tersusun oleh material bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan
lumpur dengan sisa tumbuhan. Formasi ini memiliki umur batuan adalah
Holosen.
2. Formasi Kasai
Formasi ini tersusun atas tuf berbutir halus hingga kasar dan tuf pasiran
dengan lensa rudit mengandung kepingan batu apung dan tuf berwarna
abu abu sampai abu abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan,
dan terdapat lapisan tipis lignit. Formasi ini memiliki ketebalan sekitar 400
meter dengan umur batuan adalah Pliosen.
3. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim tersusun atas batu pasir tufan berbutir sedang, batu
lempung tufan pasiran dan batu lempung berfosil berwarna kuning abu
abu, bersisipan lignit berwarna coklat kehitaman mengandung oksida besi
berupa konkresi dan lapisan tipis. Formasi ini memiliki ketebalan lebih dari
600 meter dengan umur batuan adalah Miosen Akhir.
4. Formasi Air Benakat
Pada formasi ini terdapat batu lempung yang berwarna putih kelabu
dengan sisipan batu pasir halus, batu pasir abuabu hitam kebiruan
glokonitan dan terdapat lignit. Dibagian atas terdapat tufan dan bagian
tengah berfosil. Formasi ini memiliki ketebalan lebih dari 450 meter yang
batuannya berumur Miosen Tengah. Dibawah ini merupakan gambaran
umum dari stratigrafi geologi Desa Taman Dewa dan stratigrafi dari
Cekungan Sumatera Selatan.
2.3
rata 12 hari/bulan. Untuk bulan-bulan kering memiliki jumlah hari hujan rata-rata
8 hari/bulan yang terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan September.
2.4
Kualitas Batubara
Berdasarkan sifat fisik batubara khususnya di pit 3 Perusahaan dapat
Unit
Result
Methode
Total Moisture
%, ar
44,46 50,74
ASTM D.3302-02
-Moisture in Analysis
%, adb
11,99 14,87
ASTM D.3173-02
-Ash Content
%, adb
1,02 1,71
ASTM D.3174-02
-Volatile Matter
%, adb
41,60 44,80
ISO 562-1998
-Fixed Carbon
%, adb
33,04 37,94
ASTM D.3172-02
Total Sulfur
%, adb
0,13 0,31
ASTM D.4239-02a
Kcal/kg, adb
5.400
ASTM D.5865-04
49 -55
ASTM D.409-02
2.5
Aktivitas Penambangan
Lapisan (seam) endapan batubara di daerah studi, secara umum
tersingkap di permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam ratarata antara 9 - 12 dengan ketebalan rata-rata berkisar antara 10-17 meter.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lapisan endapan batubara yang
akan ditambang, letaknya relatip dekat dengan permukaan tanah dengan
kemiringan relatip datar. Mengacu kepada hasil perhitungan dengan metode
BESR, ditetapkan bahwa nisbah pengupasan yang diterapkan dalam operasi
penambangan adalah 2 : 1. Secara ekonomi nilai SR tersebut memberikan
keuntungan
pada
kegiatan
penambangan.
Oleh
sebab
itu,
kegiatan
Berdasarkan
pertimbangan
faktor-faktor
diatas
maka
sistem
2.6
Pemasaran Batubara
Batubara yang dihasilkan oleh Perusahaan akan di ekspor ke beberapa
negara tujuan seperti Jepang, India, China, Taiwan, Korea Selatan dan
Malaysia, serta negara-negara yang dapat menerima kualitas batubara yang
dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan tujuan utama ekspor perusahaan adalah
Negara India.
Gambar 2.1
Peta Administratif Kesampaian Daerah
Gambar 2.2
Peta Geologi Regional
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1
Kegiatan Penambangan
Penambangan adalah pengambilan endapan bahan galian dari kulit bumi dan
Pembongkaran (Breaking/Loosening)
Pembongkaran atau loosening adalah suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan
untuk melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Untuk melakukan
pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan
dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis.
Faktor teknis misalnya jenis, sifat fisik dan letak endapan, sedangkan faktor ekonomis
misalnya harga alat dan biaya perawatan alat tersebut. Dimana pekerjaan
pembongkaran pada PT Sarolangun Bara Prima dilakukan bersamaan dengan
pemuatan.
3.1.2
Penggalian
Alat-alat mekanis yang digunakan untuk penggalian tergantung dari macam
batuan yang akan digali. Adapun macam batuan dan alat mekanis yang digunakan
untuk menggalinya adalah :
1.
2.
3.
Batuan Keras
Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar-besar yang tersemen. Batuan
ini dapat digali dengan ripper. Terlebih dahulu batuan ini harus diledakkan dengan
bahan peledak high explosive dalam jumlah yang sedikit atau bahan peledak low
explosive dalam jumlah yang banyak.
4.
Batuan Sedang
Batuan ini disebut juga medium hard rock yang antara lain adalah : silt, batuan
yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan-retakan (joint, krack).
Batuan ini digali dengan menggunakan alat seperti dragline, power shovel, dan
back hoe tanpa dilakukan peledakan.
5.
3.1.3
Pemuatan (Loading)
Setelah pembongkaran maka dilakukan pekerjaan selanjutnya, yaitu pemuatan.
Pemuatan atau loading adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
untuk mengambil dan memuat material bahan galian ke dalam alat angkut ke suatu
tempat penampungan material (stock yard), ataupun ke dalam suatu alat pengatur
aliran material (hooper, bin, feeder dan sebagainya). Macam-macam alat muat antara
lain:
1.
Power Shovel
Alat ini digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk
batuan lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan
gerak power shovel sangat lambat.
2.
Dragline
Berdasarkan roda penggeraknya atau penopangnya, maka dragline dibagi
menjadi tiga macam antara lain :
a. Wheel mounted dragline, adalah jenis dragline dengan roda penggerak atau
penopangnya ban karet.
b. Crawler mounted dragline, adalah jenis dragline dengan roda penggerak atau
penopangnya dari rantai.
c. Truck mounted dragline, adalah dragline yang diletakan diatas truck.
Dragline merupakan alat yang cocok untuk pekerjaan menggali dan memuatkan
material/batuan lunak dan lepas ke dalam alat angkut seperti truck atau lori. Wheel
mounted dragline dapat bergerak dengan kecepatan 30 mph, sedangkan crawler
mounted dragline kurang dari 1 mph. Ukuran dari pada dragline dinyatakan
dengan besar kecilnya bucket dinyatakan dalam cuyd atau cu meter yang
bervariasi dengan panjangnya bom. Umumnya bucket dragline berkisar antara
1,25 2,5 cuyd.
3.
Back Hoe
Alat ini termasuk grup power shovel dimana dipper-nya diganti dengan back hoe
yang menggali ke belakang. Back hoe shovel ini disebut pula back shovel atau pull
shovel. Alat ini cocok untuk menggali trench, pits dan cocok untuk pekerjaanpekerjaan pada daerah yang miring. Kemampuan back hoe dinyatakan dalam
ukuran dipper-nya yang bervariasi dengan panjang bom. Back-Hoe Excavator,
berfungsi:
a. Melakukan penggalian batubara secara box-cut.
b. Memindahkan permukaan tanah di lokasi penggalian.
c. Membantu mengupas lapisan tanah penutup yang tipis di permukaan
lapisan
batubara.
d. Pembuatan saluran untuk keperluan penirisan (dewatering).
4.
Clam Shells
Alat ini cocok untuk mengambil dan memuatkan material lepas seperti pasir,
kerikil, batuan yang telah dihancurkan (di-crushing), batubara dan kemudian
memuatkannya ke dalam alat angkut seperti truck dan lori. Clam shells
merupakan group dragline yang mana bucketnya diganti dengan clamshell bucket.
Kapasitas clamshells dinyatakan dalam cuyd dan merupakan ukuran besar kecil
nya dragline yang bervariasi dengan panjang bom.
5.
Tractor Shovel
Berdasarkan roda penggeraknya alat ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Crawler tractor shovel, umumnya disebut truck loader, karena
menggunakan
roda rantai.
b. Wheel tractor shovel, umunya disebut wheel loader, karena menggunakan roda
dari ban karet.
Alat ini cocok untuk pekerjaan mengambil, mengangkut dan memuatkan
material/batuan ke dalam truck, juga untuk menggali seperti halnya bulldozer.
Klasifikasi alat ini dinyatakan dalam kapasitas bucket atau berat bucket dan
muatannya yang dapat diangkat.
6.
7.
8.
Bulldozer
Alat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga digunakan
sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak dimiliki alat
muat yang lain. Bulldozer, berfungsi:
a. Mengumpankan material yang terjatuh saat penggalian.
b. Membersihkan dan meratakan permukaan kerja alat tambang utama.
c. Mengupas permukaan tanah tipis di atas lapisan batubara.
d. Meratakan tumpukan batubara di stock pile.
e. Meratakan permukaan tanah dan pemadatan di dumping area
3.1.4
Pengangkutan (Hauling)
Pengangkutan
adalah
serangkaian
pekerjaan
yang
dilakukan
untuk
merupakan
alat
gali
yang
menggunakan
tekanan
hydraulic
untuk
2.
3.
Penggalian yang dapat dilakukan oleh Hydraulic Excavator (Foto 3.1) Antara lain:
1.
Menggali di bukit, misalnya untuk menggali tanah liat, pasir, batu gamping dan
pengupasan tanah penutup (Striping Overburden).
2.
Memuat (Loading) material ke sebuah alat angkut, misalnya lori, dump truck, belt
conveyor dan lain-lain.
3.
Foto 3.1
Hydroulic Excavator
Waktu edar alat gali muat yang diamati adalah yang dibutuhkan oleh alat ini
untuk melakukan satu kali kegiatan penggalian yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Foto 3.2
Dump truck
3.2.3
Bulldozer
Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong
Bulldozer yang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer or Wheel Dozer)
2.
Ditinjau dari penggerak bilahnya (Blade Control ), ada dua macam bulldozer, yaitu:
1.
2.
2.
lewatnya alat-alat mekanis, lalu membuat saluran air untuk penirisan tempat kerja.
3.
4.
5.
Dapat digunakan untuk membongkar batuan pada material yang tidak terlalu
kompak sehingga tidak membutuhkan peledakan.
2.
Mempermudah
akan digali agar ukurannya sesuai denga kapasitas bucket dari alat gali.
Foto 3.3
Bulldozer CAT D8SE-SS
2.
3.
4.
Keahlian Operator
Operator harus dapat memahami kondisi material, serta mengetahui teknik yang
benar pada saat melakukan ripping. Pada saat menggali bagian-bagian yang
keras harus diambil jalan lurus, dan pada saat penggalian berbelok, giginya harus
diangkat untuk menghindari giginya terpuntir patah.
3.3
3.3.1
Faktor Material
Jenis dan kondisi material yang akan digali akan berpengaruh pada hasil
produksi.
1.
2.
a.
b.
c.
3.
Sifat Kohesi
Sifat pengikatan/kelengketan material yang sama jenis, terutama ditentukan oleh
kadar lempung.
4.
misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh
metamorphic rock).
3.3.2. Pola Penggalian dan Pemuatan
Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi
pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat
angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap
ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan
alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat
gali-muatnya.
Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan
berdasarkan posisi excavator terhadap front penggalian dan posisi dump truck
terhadap excavator. Proses pemuatan pada operasi penambangan dapat dibagi tiga
macam yaitu frontal cut, parallel cut with drive-by, dan parallel cut with turn and back.
1.
Frontal cut
Excavator berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada pola ini
excavator memuat pertama pada dump truck sebelah kanan sampai penuh dan
berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump truck sebelah kiri.
2.
3.
b.
Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi
excavator selagi excavator memuati dump truck pertama. Begitu dump truck
pertama berangkat, excavator mengisi dump truck kedua. Ketika dump truck
kedua diisi dump truck ketiga datang dan seterusnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
gali-muat dan alat angkut, yaitu:
1.
Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuati
terhadap posisi alat gali muat.
a.
Single back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu tempat
sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama dimuati
sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat maka alat angkut
kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga menunggu, dan
begitu seterusnya.
b.
Double back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat, kemudian
alat gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai penuh setelah itu
mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain
sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri di
tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan seterusnya .
2.
Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada di atas
atau di bawah jenjang.
a.
Top
Loading,
yaitu
alat
gali
muat
melakukan
penggalian
dengan
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat
gali muat.
b.
Waktu edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed time) dan
waktu variable (variable time). Jadi waktu edar total adalah penjumlahan waktu tetap
dan waktu variable. Yang termasuk ke dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau
pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu variable adalah
waktu mengangkut muatan dan kembali kosong.
1.
Keterangan:
Ctgm = waktu edar alat gali-muat (detik)
Tm1 = waktu menggali material (detik)
Tm2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)
Tm3 = waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 = waktu putar dengan bucket kosong (detik)
2. Waktu edar alat angkut
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Cta = waktu edar alat angkut (menit)
Ta1 = waktu mengambil posisi untuk dimuati (menit)
Ta2 = waktu diisi muatan (menit)
Ta3 = waktu mengangkut muatan (menit)
Ta4 = waktu mengambil posisi untuk penumpahan (menit)
Ta5 = waktu pengosongan muatan (menit)
Ta6 = waktu kembali kosong (menit)
3.4
Pm =
60
x Hm x FFm x SF x , (Ton/jam)
Dimana :
Pm
Cm
FF
EK
SF
= Swell Factor
= Density (Ton/Bcm)
60
Pa =
x (Np x Hm x FFm) x SF x , Ton/Jam
Dimana :
Pa
Ea
Np
Hm
FFm
SF
Swell Factor
Ca
Density (Ton/Bcm)
Match Factor
(MF). Secara perhitungan teoritis, produktivitas alat gali muat haruslah sama dengan
produktivitas alat angkut, sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat
mempunyai nilai satu, yaitu:
MF =
Na x Ltm
Nm x Ca
Keterangan:
MF = Match Factor atau faktor keserasian
Na = Jumlah Alat angkut
Ltm = Jumlah Alat Muat x Jumlah Pengisian
Nm = Jumlah Alat Muat
Ca = Cycle Time Alat angkut
Bila hasil perhitungan diperoleh:
1.
MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat
angkut yang belum datang.
2.
MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu
tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
3.
MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
BAB IV
DATA PENGAMATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Kegiatan Penambangan
Kegiatan penambangan yang dilakukan di tambang PT Sarolangun Bara
4.2
operasi. Dalam 1 hari kerja Perusahaan ditetapkan 2 shift kerja (tabel 4.1) :
Tabel 4.1
Waktu Kerja PT Sarolangun Bara Prima
Jam Masuk Kerja Shift 1
Sabtu Kamis
Kegiatan
Jum'at
Waktu
Durasi
Kegiatan
Waktu
Durasi
Kerja Produktif 1
07.00 -12.00
5 Jam
Kerja Produktif 1
07.00 -11.30
4,5 Jam
Istirahat
12.00 - 13.00
1 Jam
Istirahat
11.30 - 13.30
2 Jam
Kerja Produktif 2
13.00 - 17.00
4 Jam
Kerja Produktif 2
13.30 - 17.00
3,5 Jam
9 Jam
8 Jam
Tabel 4.1
Jam Masuk Kerja Shift 2
Sabtu Kamis
Kegiatan
Jum'at
Waktu
Durasi
Kegiatan
Waktu
Durasi
Kerja Produktif 1
19.00 - 00.00
5 Jam
Kerja Produktif 1
19.00 - 00.00
5 Jam
Istirahat
00.00 - 01.00
1 Jam
Istirahat
00.00 - 01.00
1 Jam
Kerja Produktif 2
01.00 - 05.00
4 Jam
Kerja Produktif 2
01.00 - 05.00
4 Jam
9 Jam
9 Jam
4.3
harus diketahui terlebih dahulu waktu kerja yang terdapat di PT Sarolangun Bara
Prima. Waktu kerja sangat berpengaruh bagi efektifitas kerja alat dan hasil yang
diperoleh oleh alat tersebut. Waktu kerja yang digunakan adalah waktu untuk produksi,
berarti ada kehilangan waktu yang disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan
selama jam kerja (Tabel 4.2).
Tabel 4.2
Efisiensi Waktu Kerja di PT Sarolangun Bara Prima, Februari 2015
JAM KERJA EFEKTIF
No
Kegiatan
I.
Keterangan
Total (jam)
Jumlah
Satuan
hari
504
Jam Tersedia
a.
Hari Kalender
28
b.
hari Libur
hari
18
c.
d.
Solat Jumat
Total Waktu Tersedia
1
27
jam/jumat
hari
4
486
e.
27
hari
482
5,19
5,41
10,32
mnt/shift
mnt/shift
mnt/shift
4,67
4,87
9,29
II.
Kebutuhan Operator
Persiapan Pulang
Waktu tunggu Dump Truck Datang
Total
III.
18,82
a.
Hujan + Slippery
bulan
b.
15
mnt/senin
c.
30
mnt/hari
13,50
d.
Persiapan Alat
10
mnt/shift
Total
51,65
Total Hambatan
70,47
Waktu Efektif/bulan
415,53
Waktu Efektif/hari
15,39
Waktu Efektif/shift
7,69
Tabel 4.3
Efisiensi Waktu Kerja Aktual di PT Sarolangun Bara Prima, Februari 2015
Hambatan Yang Dapat Dihindari
Hari
Kebutuhan
Operator
(menit)
Persiapan
Pulang
(menit)
Tunggu
dump
Truck
(menit)
11
2,43
10
10
10
4,6
11
10
5,7
11
13
12
13
14
10
15
11
3,18
16
13
17
10
18
5,1
19
11
20
21
13
22
11
3,9
23
24
11
25
10
3,25
26
12
27
14
Jumlah
140
146,09
278,65
Rata-rata
5,19
5,41
10,32
Persiapan
alat
(menit)
10
540
Isi
bahan
bakar
(menit)
30
810
Hujan +
Slippery
(jam)
Safety
Talk
(menit)
15
15
28,15
15
15
60
4.3.1
27 hari
= 15,4 jam/hari
Untuk mencari efisiensi kerja :
Waktu kerja efektif
100%
Waktu kerja yang tersedia
Efisiensi Kerja =
=
415,5 jam
486 jam
x 100%
= 85,5 %
Kondisi pengelolaan operasi dan manajemen waktu kerja Perusahaan
termasuk dalam golongan Kondisi pengelolaan baik dengan kondisi kerja baik.
Tabel 4.4
Faktor Efisiensi Kerja Operasi Dan Manajemen
Kondisi Pengelolaan (Manajemen)
Kondisi Kerja
Baik Sekali
Baik
Sedang
Buruk
Baiksekali
0,84
0,81
0,75
0,7
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,6
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
Tabel 4.5
Waktu Hambatan Alat Gali-Muat
Waktu Hambatan Yang Dapat Dihindari
Jumlah
Satuan
Total (Jam)
5,19
mnt/shift
4,67
a.
Kebutuhan Operator
b.
Persiapan Pulang
5,41
mnt/shift
4,87
c.
10,32
mnt/shift
9,29
Total
18,82
Jumlah
Satuan
a.
Hujan + Slippery
bulan
Total (Jam
28,15
b.
15
mnt/senin
c.
30
mnt/hari
13,50
d.
Persiapan Alat
10
mnt/shift
Total
51,65
Total Hambatan
70,47
27 hari
= 15,4 jam/hari
Untuk mencari efisiensi kerja :
Efisiensi Kerja =
=
415,5 jam
486 jam
x 100%
= 85,52 %
4.3.3
perlu diketahui waktu kerja. Waktu kerja akan sangat berpengaruh pada tingkat
produksi yang akan dihasilkan karena semakin besar efisiensi kerja maka akan
semakin besar pula tingkat produksi yang dihasilkan. Waktu kerja yang digunakan
yaitu waktu produktif, maka waktu tersebut telah dipengaruhi oleh hambatan-hambatan
selama jam kerja (Tabel 4.6).
Tabel 4.6
Waktu Hambatan Alat Angkut
Waktu Hambatan Yang Dapat Dihindari
Jumlah
Satuan
Total (Jam)
a.
Kebutuhan Operator
5.19
mnt/shift
4,67
b.
Persiapan Pulang
5,41
mnt/shift
4,87
9,54
Jumlah
Satuan
Total (Jam)
28,15
Total
Waktu Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari
a.
Hujan + Slippery
bulan
b.
15
mnt/senin
c.
30
mnt/hari
13,50
d.
Persiapan Alat
10
mnt/shift
Total
51,65
61,19
Total Hambatan
Sumber : Pengolahan Data PT Sarolangun Bara Prima, 2015
= 15,81 jam/hari
Untuk mencari efisiensi kerja :
Efisiensi Kerja =
=
x 100%
= 87,81 %
4.4
penambangan yakni :
4.4.1
material lempung, Mengumpulkannya pada suatu lokasi dekat penggalian dan memuat
ke atas alat angkut. Jenis atau tipe excavator yang digunakan untuk pemuatan tanah
penutup adalah Kobelco SK 330.
(Lampiran A)
.
Foto 4.1
Alat Gali-Muat Excavator Kobelco SK 330
2.
3.
4.
Dimana :
Ca
JP
Gali
Swing Isi
Tumpah
Swing Kosong
Total
(A)
(B)
(C)
(D)
Detik
5,5
6,33
2,65
5,47
19,98
Menit
0,09
0,10
0,04
0,09
0,33
Sumber : Hasil Data Pengamatan Kerja Praktik Di PT Sarolangun Bara Prima, 2015
Dari hasil pengamatan lapangan (tabel 4.7), maka dapat dihitung waktu edar
(cycle time) alat gali dan muat sebagai berikut :
CTm
= (A + B + C + D) JP
= (5,5 + 6,33 + 2,65+ 5,47) 8
= 159,6 detik
= 2,7 menit
Pm =
60
x Hm x FFm x SF x , (Ton/jam)
Dimana :
P
Cm
FF
EK
SF
= Swell Factor
= Density (Ton/Bcm)
Table 4.8
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Macam Material
Batubara Bituminus
Swell Factor
1900
0,74
Table 4.9
Jumlah Alat Gali dan Muat
Jenis Alat
Jumlah Alat
Dari data diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat gali dan
muat dengan parameter nilai FF sebagai berikut :
1 yd = 0,914 m
Pm
Pm
= 1,24 Ton/Bcm
(, )
60
x Hm x FFm x SF x , (Ton/jam)
60 85,52
0,33
= 179,77 Ton/Jam
4.4.2
tugas yakni melakukan pengangkutan, pencurahan hasil kegiatan coal getting dari
tambang ke lokasi stock room.
Jenis atau tipe dump truck yang akan digunakan untuk pengangkutan tanah
penutup di tambang adalah dump truck HINO FM 260 JD sebanyak 5 unit (Lampiran
A).
Foto: 4.2
Alat Angkut Hino FM 260 JD
Waktu dump truck untuk memuat muatan di alat gali-muat (Loading Time)
Waktu ini dihitung mulai dari dump truck selesai manuver mundur dan siap diisi
sampai dump truck penuh, dan mulai berangkat untuk mengangkut material ke
lokasi pembuangan. Waktu muat ini akan dapat lebih efisien bila alat gali-muat nya
berukuran seimbang dengan kapasitas dump truck, kondisi loading point yang baik
dan luas, keahlian operator alat gali-muat yang bagus dan jenis material yang
digali tidak keras.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
Waktu
Detik
Menit
Waktu
tunggu
Loading
Manuver
loading
(A)
(B)
Total
Loading
Angkut
material
waktu
tunggu
dumping
Manuver
Dumping
Dumping
Angkut
kosong
(C)
(D)
(E)
(F)
(G)
(H)
61,79
51,4
187,09
332,0
0,0
17,33
49,92
237,57
937,17
1,03
0,86
3,12
5,53
0,0
0,29
0,83
3,96
15,62
Sumber : Hasil Data pengamatan Kerja Praktik, PT Sarolangun Bara Prima, 2015
Waktu edar (cycle time) alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Ca = A + B + C + D + E + F + G + H
Dimana :
Ca
=A+B+C+D+E+F+G+H
= 61,79 + 51,4 + 187.09 + 332 + 3,86 + 17.33 + 49.92 + 237,57
= 937,17 Detik
= 15,62 Menit
60
Pa =
x (Np x Hm x FFm) x SF x , Ton/Jam
Dimana :
Pa
Ea
Np
Hm
FFm
SF
= Swell Factor
Ca
= Density (Ton/Bcm)
Table 4.11
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Macam Material
Batubara Bituminus
Swell Factor
0,74
Table 4.12
Jumlah Alat Angkut
Alat Angkut
Jenis Alat
Jumlah Alat
Dari data kedua tabel diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat
angkut sebagai berikut :
1 yd = 0,914 m
=
= 1,24 ton/bcm
(, )
Pa
( 60)()
(87,81 % 60)(81,80,7)0,741,24
15,62
(0,878160)(81,80,7)0,741,24
15,62
= Pj x Ja
= 31,19 x 5
= 155,99 Ton/jam
Produktivitas alat angkut dalam satu bulan (periode bulan Februari 2015) :
Pb
MF =
Na x Ltm
Nm x Ca
Dimana :
MF
Na
Ltm
Nm
Ca
Jenis Alat
Jumlah Alat
Waktu edar
2,7
15,62
Na x Ltm
Nm x Cta
5 x 2,7
=
1 x 15,62
=
= ,
MF 1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat
4.5
4.5.1
Bulldozer
Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong agar
Foto 4.3
Alat Menggaru (Ripping dan Mendorong)
4.5.2
Motor Grader
Motor grader sebagai alat pendukung pada penambangan yang memiliki fungsi
Foto 4.5
Alat Scrub Road
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
2.
Besarnya nilai efisiensi kerja alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 coal getting
sebesar 85,52 % dan efisiensi alat angkut angkut dump truck Hino FM 260 JD
sebesar 87,81 %
3.
Produksi alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 coal getting adalah 179,77
Ton/Jam dan alat angkut dump truck Hino FM 260 JD untuk coal getting adalah
64.818,52 Ton/bulan.
4.
Dari hasil evaluasi terhadap 1 unit alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 dan 5
unit alat angkut dump truck Hino FM 260 JD pada coal getting di lapangan,
didapatkan Match Factor (0,89) <1 yang artinya MF < 1, sehingga terdapat waktu
tunggu bagi alat gali-muat karena menunggu alat angkut yang belum datang, pada
kegiatan coal getting ke stock room dengan jarak 300 m.
5.2
Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1.
Berkaitan dengan nilai Match Factor yang kurang dari 1, maka sebaiknya dapat
ditambah alat angkut minimal 1 unit dump truck kegiatan coal getting dengan tipe
unit yang sama. Hal ini dilakukan agar produksi alat mekanis menjadi lebih baik
serta bertambah.
2.
Intensitas maintainance road coal getting seharusnya dapat ditingkatkan. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas alat muat dengan baiknya perawatan
jalan angkut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonim,
2015.
RitchieSpecs
Equipment
Specification
Ritchie
Bros,
3.
Prodjosumarto,
Partanto.
2000.
Tambang
Terbuka,
Jurusan
Teknik
5.
Rochmanhandi, Ir., 1982., Kapasitas dan Produksi Alat alat Berat, Dunia
Grafika Indonesia, Jakarta