Anda di halaman 1dari 4

Laporan Wawancara Terhadap Pedagang Batik Kaki Lima

di Malioboro

Nama pedagang (narasumber) : Ibu Sarti


Motivasi melakukan usaha ini :
Memiliki relasi dan akses pasar yang luas.
Sejarah singkat mengenai usaha yang dilakukan :
Ibu Sarti memulai usahanya sudah sejak 8 tahun yang lalu, tepatnya pada
tanggal Februari 2003. Itu sejak suaminya mulai berkerja di sebuah pabrik
pengerajin batik, ini lah yang membuat ia terjun dalam usaha dagang kain dan
baju batik Yogyakarta. Apa yang ia lakukan ini sangat didukung oleh suami dan
anak-anaknya, itu pun yang menyebabkan ia bertambah yakin untuk memulai
usahanya walaupun saat pertama usahanya dimulai, ia sempat ragu dan takut
karena banyaknya pedagang yang berjualan sama seperti dirinya. Tapi karena
dukungan keluarga ia mampu menjalankan usahanya sampai saat ini.
Permodalan terhadap usaha yang dilakukan :
Untuk permodalan ibu Sarti melakukan dengan modal sendiri juga modal
pinjaman yang ia pinjam dari saudaranya, ia tidak meminjam ke bank atau
sejenisnya, karena ia tidak memiliki jaminan apa yang akan ia berikan jika ia
meminjan ke bank. Selain modal berupa uang tunai ia juga memiliki modal lain
berupa lapak atau grobak untuk menaruh batik-batik yang ia perdagangkan.
Total seluruh modal yg ibu Sarti keluarkan untuk menjalankan usaha ini adalah
kurang-lebih sebanyak 5 juta rupiah.
Penentuan Lokasi Usaha :
Saat menentukan lokasi usaha ibu Sarti memeilih lorong-lorong malioboro
karena lokasi tersebut sangatlah strategis untuk menjalankan usahanya. Itu
dikarenakan malioboro merupakan lokasi wisata belanja yang sangat terkenal di
Yogyakarta maupun luar Yogyakarta, jadi banyak wisatawan yang datang dan
berbelanja disana. Dan setelah beberapa lama ibu surti berjualan disana ia pun
merasakan jika lokasi ini memang sangat cocok untuknya, itu dikarenakan

malioboro tidak pernah sepi akan wisatawan dan lapaknya pun tidak pernak sepi
oleh pembeli. Apalagi disaat-saat liburan sekolah maupun libur hari raya,
keuntungan yang ia dapat bisa meningkat 2 kali lipat bahkan bisa lebih.
Walaupun begitu, pada awalnya ibu Sarti sangat kebingungan saat
mencari lokasi berjualan karena sudah banyak pedagang batik disana dan lahan
untuk berjualan pun sangatlah sedikit yang tersisa. Namun ibu surti beruntung
karena ia dibantu teman suaminya untuk mencari lahan disana dan menemukan
lahan yang sekarang menjadi tempat ia berjualan.

Tenaga Kerja :

Untuk tanaga kerja kerja, ibu Sarti hanya dibantu oleh ke 3 anak nya saat

berjualan. Terkadang suaminya pun ikut membantu jika sedang tidak berkerja.
Ibu surti berfikiran, dalam usaha yang ia lakukan sekarang ini tidak memerlukan
karyawan tambahan atau semacamnya, itu di karena usahanya ini masih
tergolong usaha kecil yang tidak memerlukan tenaga orang banyak selain itu jika
ia memiliki karyawan ia pun harus memikirkan upah atau gaji yang harus
diberikan pada karyawannya, sedangkan jika dibandingkan dengan hanya
dibantu anak dan suaminya ia bisa mendapatkan keuntungan lebih karena tidak
perlu mengeluarkan uang lebih untuk gaji karyawan.

Kerjasama Usaha :
Kerjasama usaha yang ibu Sarti lakukan selain pada pabrik batik dimana
suaminya berkerja, ia pun berkerja sama dengan perodusen-produsen lain yang
menjual barang-barang selain kain dan baju batik seperti tas, kaos, sandal, dll.
Itu ia lakukan sebagai variasi barang dagangannya agar tidak monotok baju dan
kain batik saja, ia pun menyatakan keinginannya untuk membesarkan usahanya
ini dengan membuka toko sendiri dan bekerja sama dengan para pengerajinpengerajin batik. Namun untuk saat ini ia masih ragu karena belum adanya
modal dan relasi yang tepat untuk dajak bekerja sama.

Pemasaran Usaha :
Untuk peroses pemasaran, ibu Sarti telah menerapkan konsep dan teori
pemasaran dalam menjual produknya. Itu ditandai dengan telah adanya proses
(Marketers and prospects) yang ia terapkan seperti memanggil pembeli untuk
melihat

barang-barang

dagangannya,

(Product,

offering

and

brand)

melakukan penawaran-penawaran seperti pemberian diskon, menjamin

kualitas barang dagangannya dan lain-lain. Ini semua ia lakukan untuk


menarik wisatawan atau pembeli membeli baarang dagangannya dan
untuk persaingan terhadap pedagang-pedagang lainnya.
Dokumentasi Usaha :
Nama Narasumber

: Ibu Sartini

Alamat

: Jetis, Yogyakarta

Contact person

: 085229744906

Alamat Usaha
dunats)
Foto dokumentasi:

: jl. Malioboro (lorong malioboro depan dunkin

Anda mungkin juga menyukai