Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI DJOENAEDI JOESOEF

Nama

: Djoenaedi Joesoef

Nama Lain

: Djoe Djio Liang

Tempat tanggal lahir

: Solo, 6 Juni 1933

Perusahaan

: PT.Konimex

Nama Istri

: Sie Jaw Nio

Anak

: Edijanto Joesoef, Rijanto


Joesoef, Lisa Joesoef dan
Rachmadi Joesoef.

Penghargaan

: Sebagai peraih Indonesia

Entrepreneur of the Year 2003 dari lembaga

prestisius Ernst & Young


Djoenaedi Joesoef terlahir pada tanggal 6 Juni 1933 dengan nama Djoe Djioe Liang di Jalan
Ketandan, Solo. Ia merupakan putra ke-4 dari 7 bersaudara dari pasangan Djoe Hong Sian dan Tjin Bong
Tjauw, pemilik toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang pada masa itu dikenal sebagai Sinshe
Gundul, karena selain membuka toko obat juga mengobati.
Semasa muda ia terbiasa membantu orang tuanya di toko obat dengan penuh disiplin dan kerja
keras, dan menjadi tempat belajar untuk mendapatkan pengalaman berharga. Pada tahun 1953
bertunangan dengan Sie Jauw Nio, dan menikah pada tahun 1956, dan dikaruniai 4 orang anak, yaitu
Edijanto Joesoef, Rijanto Joesoef, Lisa Joesoef dan Rachmadi Joesoef.
Pada tanggal 8 Juni 1967, Djoenaedi Joesoef mendirikan PT Konimex Pharmaceutical
Laboratories. Bidang usaha Konimex waktu itu adalah perdagangan obat-obatan, bahan kimia, alat
laboratorium dan alat kedokteran. Dalam perkembangannya PT Konimex memulai produksi obat-obatan
sendiri. Salah satu terobosan PT Konimex adalah pada tahun 1972 memproduksi produk farmasi over the
counter (OTC) dengan kemasan praktis 4 tablet.

Produk-produk farmasi PT Konimex yang cukup dikenal hingga saat ini adalah Paramex,
Konidin, Inza dan Inzana. Menyikapi pertumbuhan industri farmasi, Djoenaedi Joesoef terus berekspansi
dengan menambah lini produksi, diantaranya sirup (Anakonidin, Termorex, Siladex), salep (Fungiderm),
tetes mata (Braito) serta vitamin dan food supplement (Protecal effervescent, Renovit, Konilife dan EverE) serta produk berbahan alami (Konicare, Herbadrink).Pertumbuhan bisnis PT Konimex ditandai dengan
pindahnya lokasi perusahaan di desa Sanggrahan kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo pada tahun
1979. Tahun berikutnya, berbekal pengalaman di industri farmasi, Djoenaedi Joesoef membawa Konimex
memproduksi permen (candy), dengan produk-produk yang saat ini cukup dikenal, diantaranya Hexos,
Nano-Nano dan Frozz. Selain itu PT Konimex juga mendirikan PT Sobisco pada tahun 1994 yang
memproduksi biskuit. Produk yang cukup dikenal adalah Snip Snap, Chocomania dan Tini Wini Biti
Kunci sukses bisnis Djoenaedi Joesoef dalam mengembangkan bisnisnya di PT Konimex adalah
berpegang pada falsafah 3MU, yaitu Mutu (memproduksi barang yang berkualitas tinggi), Mudah
(terdistribusi dengan baik sehingga mudah ditemukan oleh konsumen) serta Murah (harga yang
terjangkau).
Selain itu nilai-nilai yang selalu ditekankan oleh Djoenaedi Joesoef dalam berbisnis adalah
pertama : kerja keras dan belajar seumur hidup; kedua, apapun yang dilakukan tujuan akhirnya adalah
hidup tentram dan bahagia, sehingga dengan kebahagiaan, manusia dapat membahagiakan orang lain,
yang merupakan cermin dari kredo damai dalam rumah tangga, berkembang dalam segala usaha serta
ketiga, hubungan yang baik dan dengan relasi bisnis dan pemasok yang harus dipandang sebagai mitra
yang turut membesarkan bisnis.
Djoenaedi Joesoef layak mendapat julukan pemimpin unggul. Dimulai dari toko obat kecil lalu
pada 8 Juni 1967 PT Konimex Pharmaceutical Laboratories didirikan dan sekarang mampu
mempekerjakan ribuan karyawan, jelas membuktikan julukan itu. Menjadi pemimpin unggul memang
bukan perkara mudah. Dibutuhkan beberapa prasyarat yang mana keunggulan sang pemimpin dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hasil bisnisnya.

James Collins dan Jerry Poras melalui buku spektakulernya yang telah menjadi kitab suci
pemimpin bisnis, Built to Last, menulis referensi komplet tentang organisasi unggul. Walaupun Collin
dan Poras meneliti tentang organisasi unggul, tetapi benang merahnya jelas. Organisasi unggul pasti
dipimpin oleh pemimpin unggul. Berdasar kajian Collin dan Poras, ada lima karakter utama yang dimiliki
oleh Djoenaedi Joesoef dalam memimpin Konimex.
Karakter pertama, mempunyai visi yang besar, berani dan mengagumkan. Visi Djoenaedi Joesoef
adalah membuat obat murah yang terjangkau masyarakat luas. Obat murah tersebut harus mudah didapat
dan selalu tersedia di pasar. Maka lahirlah obat kemasan isi empat dengan fungsi yang tidak kalah
dibandingkan dengan obat resep dokter berharga mahal. Dari tangan Djoenaedi Joesoef muncul merek
kuat semacam Paramex, Inza, Inzana, Konidin yang sampai sekarang menjadi benchmarking obat murah
sejenisnya.
Kedua, memiliki budaya perusahaan kuat. Budaya perusahaan pada dasarnya adalah praktik dari
nilai-nilai yang menjadi acuan perusahaan bersangkutan. Dapat dipastikan hampir semua perusahaan
mempunyai nilai-nilai ideal seperti disebut dalam profil perusahaan atau pernyataan visi dan misi.
Namun, nilai-nilai ideal tersebut sering mampat dalam pelaksanaan lantaran tidak ada konsistensi dari
manajemen (pemilik, CEO dan direksi). Atau yang lebih parah tidak ada contoh peran dari pihak
manajemen.
Hal demikian tidak berlaku di Konimex. Cara Djoenaedi Joesoef memimpin dan perilaku pribadi
sehari-harinya membentuk budaya perusahaan kuat di Konimex. Nilai-nilai utama perusahaan dapat
dengan mudah dipraktikkan dan menjadi perilaku seluruh karyawan Konimex karena contoh dari sang
pemilik sekaligus CEO-nya.
Ketiga, selalu berjuang untuk mencapai kesempurnaan mutu. Wacana mutu yang bergulir sejak
80-an mendapat tempat tersendiri bagi Djoenaedi Joesoef. Beliau berpendapat bahwa mutu produk,
manusia (karyawan) dan pemimpin merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam bersaing
merebut pasar.

Menjadi tidak mengherankan walaupun Konimex beroperasi dari Solo tetapi kaidah-kaidah bisnis
yang bersinggungan dengan kesempurnaan mutu menjadi wacana utama manajemen Konimex. Tidak
segan Konimex menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk memenuhi standar mutu internasional.
Alhasil produk Konimex dapat dipastikan berkualitas. Dalam sejarah perusahaan, nyaris tidak terdengar
keluhan atau protes besar dari konsumen karena konsumen semakin buruk kesehatannya setelah menelan
Paramex.
Keempat, mempunyai mentalitas berspektrum lebar. Inti dari karakter empat ini-meminjam
pendapat Stephen Covey-adalah mentalitas berkelimpahan untuk berbuat baik kepada karyawan,
konsumen, pemasok, pengatur (pemerintah) serta lingkungan (manusia dan alam). Djoenaedi Joesoef
percaya bahwa hukum kelimpahan yaitu ketika memberi berlebih akan mendapat keuntungan berlebih
akan berjalan dengan sempurna.
Berpedoman pada hukum kelimpahan ini Djoenaedi Joesoef selalu memperhatikan tetesan
keringat dari karyawannya untuk mendapat upah jauh dari layak sesuai dengan levelnya. Atau tanggung
jawab sosial perusahaan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar dengan cara menjadi pemasok di
Konimex.
Kelima, jiwa kewirausahaan untuk selalu berinovasi. Ada banyak inovasi produk yang dihasilkan
oleh Konimex. Tanpa harus mengulang bentuk inovasi tersebut yang sering dibahas di media massa,
penghargaan Indonesia Entrepreneur of the Year 2003 dari Ernst & Young membuktikan bagaimana
sebagai seorang wirausaha Djoenaedi Joesoef selalu berinovasi untuk memberikan produk terbaik kepada
konsumennya.
Lima karakter ini yang menjadikan Djoenaedi Joesoef layak disebut sebagai pemimpin unggul.
Mengapresiasi pemikiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari buku teranyarnya Indonesia Unggul,
inilah sosok pemimpin unggul untuk menjadikan Indonesia Unggul: Djoenaedi Joesoef.
Sebagai peraih Indonesia Entrepreneur of the Year 2003 dari lembaga prestisius Ernst & Young,
kepemimpinan Djoenaedi Joesoef mendapat tempat terhormat di negeri tercinta dan meluas sampai negeri
manca. Jiwa kewirausahaannya memberi inspirasi tidak saja pada ranah farmasi yang digeluti selama

hidupnya, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang ingin belajar menjadi wirausaha berbasis etika, moral
dan spiritual.
Sang maestro sudah berusia lanjut. Sudah tidak lagi mengendalikan Konimex. Hari-hari tuanya
dihabiskan untuk tugas sosial sambil memberi kontribusi terbaik bagi Solo, kota kebanggaannya dan
Indonesia negeri tercintanya. Konimex memang bukan perusahaan terbesar di bidangnya. Bukan pula
perusahaan dengan jangkauan menggurita yang beroperasi di berbagai negara. Konimex hanyalah
perusahaan dari daerah yang produknya mudah ditemukan dari Sabang sampai Merauke. Walaupun
demikian, kepemimpinan Djoenaedi Joesoef dalam membesarkan Konimex layak dicatat dengan tinta
emas.

Anda mungkin juga menyukai