(1967) mengklasifikasikan lesi semacam ini sebagaiemfisema nonobstruktif. Kapasitas residu fungsional tetap besar,pengeluaran
nitrogen dari bula berjalan lambat, ruang rugi fisiologiberkurang dan
pertukaran udara dalam bula berjalan lambatseperti dilaporkan oleh
Hugh-Jones
dkk (1966). Pada saat toraksterbuka, tekanan positif akan
menyebabkan mengembangnyaparu-paru di belakang bula disertai
kembalinya tegangan radialpada jalan napas. Akibatnya, hubungan
antara bronkus dan bulamenjadi terbuka lebar. Pada saat toraks
tertutup, jaringan paru-paru di sekitarnya akan mengalami relaksasi
saat tekanan positif,
Tidak jarang, bila bulacukup besar, pasien juga merasakan rasa nyeri
lokal di bagiandada tertentu, sesuai lokasi bula. Baik sesak napas
maupun nyeriini berhubungan dengan aktifitas.Yang menjadi kendala
dalam pemeriksaan fisik pasien denganbula paru-paru adalah apabila
bula yang dideritanya sudahmengalami komplikasi berupa
pneumotoraks spontan. Dalam halini, sesak napas yang terjadi pada
pasien sulit dibedakan apakahdisebabkan oleh pneumotoraks atau
karena perburukan fungsiparu-paru akibat bertambah besarnya bula.
Anamnesis yangmendalam mengenai urut-urutan terjadinya sesak
napas danprogresifitasnya sangat penting untuk membantu
membedakankedua entitas penyakit ini. Di samping juga,
penggunaanpemeriksaan penunjang yang tepat dan
akuratPemeriksaan FisisMungkin ditemukan hipersonor pada perkusi di
sisi yang terdapatbulaPemeriksaan PenunjangPada foto polos toraks,
diagnosis bula paru-paru dapat ditegakkanapabila ditemukan daerah
hiperlusens, avaskular, berbatas tegasdengan dinding tipis. Dinding
bula menunjukkan gambaran khasseperti helai rambut, tetapi
terkadang hanya sebagian dinding sajayang dapat terlihat.Karena bula
akan memerangkap udara padasaat ekpirasi, ukurannya akan relatif
lebih membesar selamaekspirasi.Penggunaan pertama CT untuk