Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
KEJANG DEMAM
SEDERHANA
(KDS)
RANI LEKSI NDOLU S.Kep

KELOMPOK E DEPERTEMEN ANAK


SRIYANTI B.
MATHILDIS TAMONOB
RANI LEKSI NDOLU
HARRYMAN ABDULLAH

PENGERTIAN

KDS adalah demam bangkitan


kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu mencapai > 38oC )
kejang demam dapat terjadi karna
proses
intrakranial
maupun
ekstrarania.

KEJANG DEMAM DIKLAFIKASIKAN


MENJADI 2 YAITU:
Kejang

Demam Sederhana
Ciri dari kejang ini adalah :
Kejang berlangsung singkat
Umumnya serangan berhenti sendiri
dalam waktu < 10 menit
Tidak berulangdalam waktu 24 jam

Kejang

Demam Kompleks
Ciri kejang ini adalah
Kejang berlangsung selama >15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum di dalului kejang persial
Kejang berulang 2 kali atau lebih
dalam 24 jam

ETIOLOGI
Kejang dibedakan menjadi intrakranial
dan ektrakranial
Intrakranilal meliputi:
Trauma

(perdarahan) : perdarahan
subarachnoid, subdurat atau ventrikuler
Infeksi bakteri ,virus, parasit, misalnya
meningitis
Kongenital : disgenesis, kelainan selebri.

Ekstrakranial
Gangguan

meliputi:

metabolik : Hipoglikemia,
hipokalsemia, hipomagnesia, gangguan
elektrolit (na dan k) misalnya pada pasien
dengan riwayat diare sebelumnya
Toksis: Intoksikasi, anetesis lokal sindrom
putu sobat

BEBERAPA FAKTOR RESIKO YAITU :


Riwayat kejang keluarga
Usia kurang dari 18 bulan
Tingginya suhu badan sebelum kejang - makin
tinggi suhu sebelum kejang demam, semakin
kecil kemungkinan kejang demam akan berulang
Lamanya demam sebelum kejang sampai
semakain pendek jarak atara mulanya demam
dengan kejang, maka semakin besar resiko
kejang demam berulang.

MANIFESTASI KLINIS
Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam
pertama sewaktu demam, berlangsung
singkat dengan sifat bangkitan kejang
dapat berbentuk tonik-klonik, tonik,
klonik, fokal atau akinetik. Umumnya
kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi
apapun sejenak tapi setelah beberapa
detik atau menit anak akan sadar tanpa
ada kelainan saraf.

DI SUBBAGIAN ANAK FKUI RSCM


JAKARTA, KRITERIA LIVINGSTONE
DIPAKAI SEBAGAI PEDOMAN MEMBUAT
DIAGNOSIS KDS YAITU :
Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun
Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit
Kejang bersifat umum
Kejang timbul dalam 16 jam pertamam setelah
timbulnya demam
Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang
normal
Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu
minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan
Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak
melebihi empat kali

PATHWAY

Go to file ms word

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah langkap, elektrolit dan glukosa
darah
Indikasi lambat fungsi pada kejang demam adalah
untuk mencegahkan atau menyingkirkan kemudian
meningitis indikasi lumbal fungsi pada pasien dengan
kejang demam meliputi:

Bayi < 12 bulan harus dilakukan lumbal fungsi karna


gejala meningitis sering tidak jelas
Bayi antara antara 12 bulan 1 tahun dianturkan untuk
melakukan lumbal fungsi kecuali meningitis

Pemeriksa EKG dapat dilakukan pada kejang demam


yang tidak khas.
CT-scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus
kejang fokal untuk mencari lesi organik di otak.

PENATALAKSAAN

Pengobatan saat kejang


Pemberian diasepam suposutoria pada saat kejang sangat
efektif dalam menghentikan kejang. Dosis pemberian:

5 mg untuk anak <3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak <3 tahun,
Atau 5 mg untuk BB <10 kg dan 10 mg untuk anak dengan BB >10
kg,
0,5-0,7 mg/kgBB/kali.

Diasepam intravena juga dapat di berikan dengan dosis


sebesar 0,2-0,5 mg/kgBB. Pemberian secara perlahan-lahan
dengan kecepatan 0,5-1 mg per menit untuk menghindari
depresi pernafasan. Bila kejang berhenti sebelum obat habis,
hentikan penyuntikan. Diazepam di berikan 2 kali dengan
jarak 5 menit bila anak masi kejang.
Bila masi kejang, berikan fonitoin per IV sebanyak15
mg/kgBB perlahan-lahan. Kejang yang berlanjut dapat di
berikan pentobarbital 50 mg IM dan pasang ventilator bila
perlu.

Setelah kejang berhenti


Bila kejang berhenti dan tidak berlanjut, pengobatan
cukup dilanjutkan dengan pengobatan intermitten yang
diberikan pada anak demam untuk mencegah terjadinya
kejang demam. Obat yang diberikan berupa:
Antipiretik
Antikonvulsan
Bilakejang berulang
-kejang lama >15menit
-Anak mengalami kelainan neorologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang
- kejang fokal
-Bila keluarga kandung yang mengalami epilepsi di
samping itu terapi rumatan dapat di pertimbangkan
untuk:
-kejang berulang 2x atau lebih dalam 24 jam
-kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan

TINJAUAN KASUS

Go to file ms word

Rencana Keperawatan
Hari
Tanggal

No
Diagnosa

Selasa 16

Juni 2015

Tujuan
Setelah dilaku kan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam

Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya
dengan klien
2. Observasi tanda-tanda vital
terutama suhu tubuh setiap 4 jam

diharapkan resiko

3. Mengaji faktor pencetus kejang

kejang dapat

4. Anjurkan memakai pakaian yang

terstasi dengan

tipis, longgar, dan menyerap

kriteria hasil :

keringat

Suhu tubuh
dalam keadaan

5. Berilah kompres dingin pada bagian


dahi dan aksila pasien

Rasional
1. Membangun hubungan teraupetik terhadap klien dan keluarga
klien
2. Dasar untuk pengkajian lebih lanjut dan untuk kolaborasi
pemberian therapi
3. Untuk mengetahui kejang secara dini dan jika ada kelainan
akibat kejang
4. Pakaian tipis dapat menyerap keringat dan memperlancar
proses konveksi, sehingga mempermudah pengeluaran suhu
tubuh
5. Akan terjadi perpindahan panas secara konduksi

normal 36,5-

6. Observasi klien bila terjadi kejang

6. Mempermudah menentukan tindakan yang akan dilakukan

370C

7. Beri ekstra cairan dan minum

7. Saat demam kebutuhan akan cairan meningkat sehingga

banyak
8. Pertahankan pemberian tetesan
infus secara stabil
9. Kolaborasi dalam pemberian obat
anti peretik

berperan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit


8. Untuk mrncegah kelebihan atau kekurangan cairan dan
memperlancar pemberian obat injeksi
9. Menurunkan panas pada pusat hopotalamus dan profilaksi

Selasa 16 Juni
2015

II

Setelah dilakukan

1.

tindakan keperawatan
selama 3x24 jam,

Pantau asupan dan pengeluaran makanan


tiap hari

2.

Kaji kemampuan klien untuk mengunyah

diharapkan

dan menelan makanan serta faktor-faktor

ketidakseimbangan

yang menghambat bila makan

nutrisi kurang dari

3.

Timbang berat badan pasien

kebutuhan tubuh dapat

4.

Anjurkar makan dalam keadaan hangat

teratasi dengan kriteria

5.

Beri makan dalam porsi sedikit tapi sering

hasil :

6.

Libatkan orang terdekat untuk

BB normal
Nafsu makan

1.

definisi nutrisi
2.

meningkat
8.

Memungkinkan jenis makanan yang


cocok yang mudah dicerna

3.

Mengevaluasi dan mengidentivikasi


berat badan menurun

4.

Makanan yang hangat dapat


meningkatkan nafsu makan

5.

memotifassi dalam hal makan


7.

Mengidentifikasi kebutuhan akan

Porsi kecil diberikan agar lambung


tidak terasa kosong

Jelaskan pentingnya nutri yang adekuat

6.

Orang terdekat akan lebih dipercaya

kepada keluarga

7.

Diharapkan keluarga sadar akan

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam


pemberian diet

pentingnya kebutuhan nutrisi


8.

Merupakan sumber yang efektif untuk


mengidentifikasi kebutuhan kalori
atau nutrisi pasien dengan keadaan
penyakit sekarang

TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari /

No

tanggal

diagnosa

Selasa 16

Jam
04.00

Implementasi
1.

Juni 2015

Membina hubungan saling percaya dengan pendekatan teraupetik dengan

Evaluasi
S : Keluarga anak R mengatakan anaknya

keluarga dan anak R

masih panas

04.00

2.

Mengobservasi tanda-tanda vital, hasil: suhu: 39,90C, nadi : 120x/menit

04.00

3.

Mengkaji faktor pencetus terjadinya kejang dengan durasi dan serta fase kejang

Keadaan umum lemah

pada An.R

Suhu 39,30C

Menganjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang tipis, longgar, dan

Nadi 120x/menit

menyerap keringat

Kejang (-)

04.05

4.

O:

04.05

5.

Menganjurkan keluarga untuk kompres dingin pada bagian dahi dan aksila

A : Masalah teratasi sebagian

05.00

6.

Mengoservasi terjadinya kejang berulang

P : Lanjutkan intervensi

05.30

7.

Menganjurkan keluraga untuk memberi minum air putih atau susu yang banyak

06.30

8.

Mengatur pemberian infus D5 NS 10 tpm

07.00

9.

Menganjurkan keluarga untuk memberi minum obat aniperetik: sanmol sirup 3x1
sendok tsh, pirabaran 3x1 sendok teh

10. Memberikan obat injeksi


04.00

Rycef 3x200 mg

04.00

Acran 2 x 1/3 amp


Antarain 3 x 1/3 amp

Rabu 17
Juni 2015

04.00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital

S : Keluarga anak R mengatakan

04.00 2. Memberikan obat injeksi


Rycef 3x200 mg
Acran 2 x 1/3 amp

anaknya sudah tidak panas


O:
Keadaan umum cukup

07.00 3. Mengobservasi kejang berulang

Suhu 36,60C

07.30 4. Menganjrkan keluarga untuk

Nadi 100x/menit

memberi minum yang banyak

Kejang (-)

dan jika panas lanjutkan

A : Masalah teratasi sebagian

pemberian obat penurun panas

P : Lanjutkan intervensi

(sanmol 3 x 1 sendok teh)


07.30 5. Kolaborasi dengan dokter dengan
tim perawat dalm pemberian
terapi lanjutan

Kamis 18
Juni 2015

20.00

1.

Mengobservasi tanda-tanda vital

S : Keluarga anak R mengatakan

20.00

2.

Memberikan obat injeksi

anaknya sudah tidak panas dan tidak

Rycef 3 x 200 mg

kejang

Acran 2 x 1/3 amp

O:

23.00

3.

Mengganti cairan infus sesuai indikasi

Keadaan umum cukup

04.20

4.

Kolaborasi dengan dokter dan tim

Suhu 36,50C

perawat dalam perencanaan pulang

Nadi 100x/menit

Memberi HE dan memberi obat injeksi

Kejang (-)

11.00

11.15

5.

6.

Rycef 3 x 200 mg

A : Masalah teratasi

Melepas infus anak R

P : Intervensi di hentikan

Selasa 16
Juni 2015

II

04.00 1.

Mengkaji frekuensi makan pasien

04.00 2.

Menganjurkan keluarga untuk memberi


makanan yang disukai An.R

07.00 3.

07.00 4.

Keadaan umum lemah

sebelum masuk rumah sakit, hasil : BB 12

An.R terlihat tidak mau makan

kg, sebelum masuk RS 15 kg

BB : 12 kg

Menganjurkan keliuaga untuk memberi

A : Masalah teratasi sebagian

makanan dalam keadaan hangat yang sudah

P : Lanjutkan intervensi

Menganjurkan keluarga untuk beri makan

Melibatkan orang terdekat berada dsamping


An.R untuk membantu atau memberi suap
pada An.R

07.00 7.

O:

sedikit tapi sering


07.00 6.

mau makan sejak kemarin masuk RS

Menimbang BB anak R dan mengkaji BB

disiapkan oleh ahli gizi


07.00 5.

S: Keluaga pasien mengatakan anaknya tidak

Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat


untuk meningkatkan berat badan An.R

Rabu 17

II

04.00

Juni 2015

1. Menimbang BB pasien, hasil : 12

S : Keluaga pasien mengatakan

kg
04.00

2. Mengkaji frekuensi makan pasien

07.00

3. Mengingatkan keluarga untuk


makan nasi dalam keadaan hangat

07.00

4. Menganjurkan orang terdekat


yang memberi makan klien
dengan porsi sedikit tapi sering

07.10

5. Mengoservasi kemampuan klien


untuk mengunyah dan menelan
makanan

07.20

6. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang pemberian diet

anaknya tidak mau makan


sejak kemarin masuk RS
O:
Keadaan umum lemah
An.R terlihat tidak mau
makan
BB : 12 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Kamis 18

II

21.00

Juni 2015

1. Menimbang BB pasien, hasil 13

S : Keluaga pasien mengatakan

kg
21.00

2. Mengkaji frekuensi maka pasien

07.00

3. Mengobservasi keadaan umum

anaknya tidak mau makan sejak


kemarin masuk RS
O:

pasien
07.10

Keadaan umum lemah

4. Menimbang BB dan

An.R terlihat tidak mau

menganjurkan keluarga untuk

makan

melakukan HE yang sama


dirumah sakit

BB : 13 kg
A:
Masalah teratasi
P : Intervnsi di hentikan dan pasien
pulang

SELESAI

TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai