PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. ESENSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif, cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut digunakan untuk menemukan dan menyelesaikan masalah.
Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan seperangkat tindakan,
membutuhkan beberapa langkah. Hal ini dapat saja ditemukan dalam dunia manajemen dalam
kehidupan organisasi baik swasta maupun pemerintah, dan proses tersebut lebih banyak tampak dalam
berbagai diskusi.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian,
yaitu :
(1) Penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi, dan
(2) Pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, 1979).
Ringkasnya, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua
berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu maka sepuluh
hukum hubungan kemanusiaan (Siagian, 1988) hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambil
keputusan.
Sepuluh hukum hubungan kemanusiaan itu ialah,
(1) Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dan tujuan masing-masing anggota organisasi
tersebut;
(2) Harus ada suasana dan iklim kerja yang menggembirakan;
(3) Interaksi antara atasan dan bawahan hendaknya memadu informalitas dengan formalitas;
(4) Manusia tidak boleh diperlakukan seperti mesin;
(5) Kemampuan bawahan harus dikembangkan terus hingga titik yang optimum;
(6) Pekerjaan dalam organisasi hendaknya yang bersifat menantang;
(7) Hendaknya ada pengakuan dan penghargaan terhadap mereka yang berprestasi;
(8) Kemudahan-kemudahan dalam pekerjaan hendaknya diusahakan untuk memungkinkan setiap
orang melaksanakan tugasnya dengan baik;
(9) Sehubungan dengan penempatan, hendaknya digunakan prinsip the right man on the right place
dan
(10) Tingkat kesejahteraan hendaknya juga diperhatikan antara lain dengan pemberian balas jasa
yang setimpal.
Ada beberapa faktor mengapa manusia selalu menghadapi pengambilan keputusan :
1. Secara Psikologis
2. Secara sosiologis
3. Secara Institusional/organisatoris dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.
Adanya pengambilan keputusan disebabkan oleh :
a) Adanya masalah dalam organisasi;
b) Bagaimana langkah penyelesaiannya dalam organisasi;
c) Adanya target dan tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien.
Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu individu mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.
Adapun faktor faktor persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Faktor pada pemersepsi meliputi : sikap, motif, kepentingan, pengalamanan, dan pengharapan.
b) Faktor dalam situasi meliputi : waktu, keadaan tempat kerja, dan keadaan sosial;
c) Faktor pada target meliputi: hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, dan kedekatan.
B.
C.
Drucker, 1990, Pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah
McGrew dan Wilson (1985); keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang
diberi label pengambilan keputusan.
Morgan dan Cerullo (1984); sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan
pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain
dikesampingkan.
Menurut para ahli, Pentingnya pengambilan keputusan dapat dilihat dari :
Segi kekuasaan untuk membuat keputusan , yaitu apakah mengikuti pola sentralisasi
atau desentralisasi (mintzberg, 1979).
Tanpa adanya teori pengambilan keputusan administratif, kita tidak dapat mengerti,
apalagi meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita tidak dapat
menyempurnakan efektivitas manajemen (Weber, 1969).
F. TINGKAT-TINGKAT KEPUTUSAN
Ada 4 tingkat keputusan menurut Brinckloe (1977), yaitu :
a)
Keputusan Otomatis (Automatic decisions)
b)
Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected informations decisions)
c)
Keputusan Berdasar Berbagai Pertimbangan (weighting decision )
d)
Keputusan Berdasar Ketidakpastian Ganda
KLASIFIKASI KEPUTUSAN
a)
Struktur, ditinjau dari struktur, ruang lingkup dan tingkat pembuat keputusan
diklasifikasi dalam 2 jenis besar yaitu:
1. Keputusan umum (generic decisions)
2. Keputusan unik (unique decisions)
b)
Pembuat keputusan; keputusan terprogram dibuat oleh mereka yg menduduki
manajemen yang lebih rendah, sebaliknya keputusan besar, yaitu yang tak terprogram dan yang
mempunyai implikasi luas umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi, (Hitt et al, 1979).
Waktu dan Keterampilan
a)
Keputusan terprogram lebih mudah dan lebih cepat, contoh umum;
standar, prosedur, metode dan berbagai peraturan.
b)
Keputusan tak terprogram memerlukan kecakapan, latihan, pengalaman,
kemampuan untuk membuatnya. Membuat keputusan ini memerlukan kreatifitas serta
pertimbangan yang jauh lebih banyak. Keputusan ini merupakan respons terhadap keadaan yang
tidak pasti, meliputi bidang strategi, program dan anggaran, (Robbins, 1978).
Kategori Keputusan
c)
Keputusan Representasi
d)
Keputusan Empiris
e)
Keputusan Informasi
f)
Keputusan Eksplorasi
Teknik Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan meliputi antara lain hal-hal yang berhubungan dengan pengumpulan fakta.
Dua jenis teknik pengambilan keputusan, yaitu teknik tradisional dan modern.
1. Keputusan terprogram
Tradisional
Kebiasaan,
Pekerjaan rutin sehari-hari; prosedur operasional
yang baku,
Struktur organisasi; ada harapan bersama; melalui
perumusan sub-sub tujuan; dengan menggunakan
saluran informasi yang terumus dengan jelas.
Modern
Riset operasional, analisis matematik; modelmodel; simulasi komputer;
Proses data elektronik.
Modern
Menyelenggarakan pelatihan
pengambil keputusan,
Dengan
menciptakan
komputer.
bagi
para
program-program
eksekutif,
G. PENDEKATAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara umum ada 2 model pengambilan Keputusan :
a)
Model Brinckloe, seorang eksekutif dapat membuat keputusan dengan menggunakan satu atau
beberapa pendekatan sbb:
1) Fakta,
2) Pengalaman,
3) Intuisi,
4) Logika,
5) Analisis Sistem
b)
Model McGrew, mengemukakan tiga pendekatan dalam pengambilan keputusan;
1) Proses pengambilan keputusan rasional
2) Model Proses Organisasional
3) Model tawar menawar politik
H. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada empat metode pengambilan yaitu:
1) Metode rasional
2) Metode tawar menawar inkremental
3) Metode Agregatif
4) Metode Keranjang Sampah
I.
Analisis sistem adalah suatu siklus dan sederetan aktivitas sebagai berikut :
1) Merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang)
2) Merekayasa sistem-sistem alternatif untuk mencapai sasaran tersebut.
3) Mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertimbangkan efektifitas dan biaya.
4) Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsinya.
5) Membuka alternatif-alternatif baru.
6) Menetapkan sasaran-sasaran baru.
7) Mengulangi langkah-langkah diatas sampai penyelesaian yg memuaskan tercapai.
J.
KONSEP STRATEGI
A. DEFENISI STRATEGI
Strategi merupakan suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi
untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yg efektif dengan lingkungan dalam kondisi
yang menguntungkan.
B. AKAR DARI STRATEGI
Sejak kehidupan mulai diciptakan, persaingan antara manusia dan manusia, margasatwa dan
margasatwa, atau manusia dengan margasatwa tidak pernah berhenti.
Kompetisi terjadi untuk memperebutkan daerah subur, daerah pertahanan, daerah perlindungan,
untuk mempertahankan kehidupan agar memperoleh keuntungan, kesenangan dan
kebahagiaan.
Kompetisi ini kadang2 harus berlangsung melalui perkelahian, atau pembunuhan sehingga
hanya yang kuatyang tinggal bertahan.
Manusia khususnya, mampu berkompetisi lebih cepat dibanding dengan makhluk lainnya,
karena manusia pada dasarnya mampu mengkombinasikan berbagai elemen kehidupan seperti
inteligensia, imajinasi, mengakumulasi sumber daya serta mengkoordinasikan perilaku untuk
dapat melaksanakan peperangan (Henderson, 1991).
Naluri kompetitif dari manusia akhirnya dibawa masuk kedalam organisasi tempat mereka
berada. Disinilah akar dari strategi mulai kelihatan.
Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategus dengan kata jamak strategi.
Strategos berarti jenderal, dalam yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer).
Dalam arti sempit, menurut Matloff (1967), strategy berarti the art of the general (seni
jenderal). Dalam zaman yunani kuno jenderal dianggap bertanggungjawab dalam suatu
peperangan, kalah atau menang.
Istilah strategi ini lebih memperoleh tempat dikalangan militer pada akhir abad ke 18 ketika
peperangan masih relatif sederhana dan terbatas.
C. STRATEGI MODERN
Dalam pertumbuhan negara yang semakin cepat, hubungan antara berbagai faktor tersebut
ditambah faktor2 baru, semakin kompleks sehingga mulai sulit untuk menarik garis demarkasi
antara perang dan damai, akhirnya pengertian strategi perlahan-lahan mulai memudar.
Konsep strategy kemudian dibawa kebidang yang bertalian dengan perilaku ekonomis yang
kompetitif.
D. Elemen-Elemen Strategi
a) Seni situasional
b) Tujuan dan Sasaran
c) Produk, Keunggulan Kompetitif
d) Pola Keputusan
e) Kebijaksanaan dan program
f) Kebijaksanaan dan program
g) Destinasi
h) Sumber daya dan lingkungan
i) Program bertindak
j) Formulasi strategi, Arus Keputusan
k) Dejective Device
l) Pemimpin
E. TINGKAT-TINGKAT STRATEGI
a) Enterprise Strategy
b) Corporate Strategy
c) Business Strategy
d) Functional Strategy, merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi
lain. Ada 3 jenis strategi fungsional:
a) Strategi fungsional ekonomi
b) Startegi fungsional manajemen
c) Strategi isu stratejik
F.
TIPE-TIPE STRATEGI
a) Corporate strategy
b) Program Strategy
c) Resource Support Strategy
d) Institutional strategy
G. KREDIBILITAS STRATEGI
a) Ciptakan Reputasi,
b) Tulislah Kontrak,
c) Bakarlah Jembatan di belakang anda, dalam dunia militer tidak ada kata mundur walaupun
kesempatan untuk itu ada. Artinya bahwa jalan satu-satunya adalah berperang terus tanpa
mundur.
d) Bergeraklah dalam langkah kecil,
e) Kerjasama Tim,
f) Berikan mandat kepada wakil perunding
H. PRINSIP-PRINSIP MENYUKSESKAN STRATEGI
a) Strategi haruslah konsiten dengan lingkungan,
b) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi,
c) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak
menceraiberaikan satu dengan yang lain,
d) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis,
e) Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yg tidak terlalu besar,
f) Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yg telah dicapai,
g) Tanda2 dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak2 yg terkait,
dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.
I.
J.
KEPEMIMPINAN
A.
DEFENISI KEPEMIMPIAN
Robert Schuller (1988), kepemimpinan adalah suatu kekuatan yg menggerakkan perjuangan
atau kegiatan anda menuju sukses.
Geneen (1984), bahwa kepemimpinan semata-mata murni subjektif dan sulit diukur secara
objektif, tidak ada rumusnya dan tidak dapat diajarkan.
Richard Nixon (1982), kepemimpinan sebagai suatu bentuk seni yg unik, yang membutuhkan
kekuatan dan visi pada tingkat yg luar biasa. Visi itu memberi inspirasi bagi pemimpin agar ia
mampu meneruskan inspirasi itu kepada orang lain.
Bennis dan Nanus (1985), kepmimpinan sering dikatakan sebagai mitos, karena merupakan
keterampilan yang langka. Ia addalah suatu proses insani, penuh dengan uji coba, menang
atau kalah, banyak menyita waktu, sesuatu yg kebetulan, pendeknya kepemimpinan adalah
kharismatik.
Cattell (1974), pemimpin adalah orang yang menciptakan perubahan yang paling efektif dalam
kinerja kelompoknya.
B. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Umumnya ada empat macam pendekatan:
a) Pendekatan Sifat Kepemimpinan.
b) Pendekatan Gaya Kepemimpinan
Ada 3 kategori gaya kepemimpinan yaitu:
1) Gaya Direktif
2) Gaya Konsultatif
3) Gaya partisipatif
4) Gaya free-rein/gaya delegasi
c) Pendekatan Situasional kepemimpinan.
Teori kontingensi (Fiedler) efektifitas suatu organisasi tergantung pada dua variabel yg saling
berinteraksi yaitu:
(1). Sistem motivasi dari pemimpin,
(2). Tingkat atau keadaan yg menyenangkan dari situasi.
Berdasarkan teori kontingensi, situasi kepemimpinan digolongkan pada tiga dimensi:
1)
Hubungan pemimpin-anggota
2)
Struktur tugas
3)
Posisi kekuasaan
4)
Path-Goal Theory (House&Mitchell, 1979)
d) Pendekatan Fungsional,
Bahwa sesuatu perilaku yg dapat memberi sumbangan pada pencapaian tujuan kelompok
dapat dianggap sebagai kepemimpinan, tidak peduli siapa yg menampilkan perilaku tersebut,
(Raymond Cattel).
C. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
a) Teori-Teori Orang Besar (Great-Man Theories)
b) Teori-Teori Sifat (Trait Theories).
c) Teori-Teori Lingkungan
d) Teori-teori Situasional Pribadi
e) Teori2 Psikhoanalitik
f) Teori-teori Antisipasi-Interaksi :
1. Leader Role Theory
2. A Two-Stage Model
NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN
Dalam membuat keputusan, seorang pemimpin tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai yg
dimilikinya yaitu persepsinya tentang apa dan mana diperlukan. Hal ini dipengaruhi oleh
keinginannya, emosinya, etiknya, perasaannya, sikapnya terhadap orang dan kelompok, atau hal
lainnya. Guth dan R. Tagiuri, mengidentifikasi 6 tipe penting dari kecenderungan nilai-nilai
dimaksud :
1. Teoretik
2. Ekonomis
3. Estetik
4. Sosial
5. Politis
6. Religius
E. ELEMEN KEPEMIMPINAN
Jika ada pemimpin harus ada yang dipimpin, ada kelompok, pengikut, yang semuanya
mempunyai kepentingan dan aspirasi yg beraneka ragam. Gibb (1972) menyimpulkan 4 elemen
utama dalam kepemimpinan yang saling berkaitan:
a) Pemimpin yang menampilkan kepribadian pemimpin.
b) Kelompok.
c) Pengikut yang muncul dengan berbagai kebutuhannya, sikap serta masalah2nya.
d) Situasi, yang meliputi keadaan fisik dan tugas kelompok.
Kemudian Blake dan Mouton (1986) menawarkan Enam elemen utama agar suatu kepemimpinan
dapat efektif yaitu :
a) Inisiatif,
b) Inquiry-menyelidiki,
c) Advocacy-dukungan dan dorongan,
d) Conflict Solving-Memecahkan masalah,
e) Decision making-Pengambilan keputusan,
f) Critique kritik, artinya mengevaluasi,menilai kemudian dijalankan.
F. ATRIBUT KEPEMIMPINAN
Dalam hal ini atribut ialah karakteristik umum yg dimiliki oleh pemimpin, yaitu:
1. Vitalitas fisik dan stamina,
2. Inteligensia (Kepandaian),
3. Kemauan menerima tanggungjawab,
4. Kompetensi penugasan (mampu melaksanakan apa yg ditugaskan kepadanya),
5. Memahami kebutuhan orang lain,
6. Terampil berurusan dengan orang,
7. Ingin berhasil,
8. Kemampuan memotivasi,
9. Keberanian, keteguhan dan ketahanan pribadi,
10. Kemampuan memenangkan kepercayaan,
11. Kemampuan untuk memanajemeni, memutuskan, dan menetapkan prioritas.
12. Adaptasi dan Fleksibilitas, jika gagal dalam suatu usaha ia harus beralih ke pendekatan lain.
G. HUKUM KEPEMIMPINAN
Beberapa hukum kepemimpinan (laws of leadership) menurut Gato (1992) yaitu:
1. Berkomunikasi.
2. Mengkoordinasikan.
3. Memotivasi.
4. Mengorganisasikan.
5. Memanfaatkan sumber daya.
6. Mengklarifikasi harapan-harapan dari organisasi dan menjelaskan metode apa yg digunakan
untuk mencapai harapan-harapan itu.
H.
I.
J.
B.
Bagi Organisasi itu sendiri; keputusan akan lebih baik, lebih bermutu, lebih kuat
kedudukannya, dan mampu bertahan lama karena mendapat dukungan dari banyak pihak.
Bagi pihak yang berperan serta; semakin banyak peran serta, berarti semakin banyak
informasi yang masuk sehingga kualitas keputusan itu akan lebih baik. Mempercepat
diterimanya suatu keputusan, membangkitkan iklim kerjasama yang baik, meningkatkan
saling pengertian dan toleransi antara para karyawan.
Dampak lain dari peran serta (Abrahamsson, 1977) ialah mengurangi kekuasaan secara relatif
dari pejabat eksekutif dan sekaligus menciptakan suatu jalan ke demokratisasi dalam
organisasi dan dengan sendirinya juga dalam masyarakat.