DAFTAR ISI
II.
- Pendangiran .................................................... 23
- Pemupukan ..................................................... 23
- Cara megairi tanaman .................................... 24
- Topping & Suckering ..................................... 27
- Hama tembakau dan pengendaliannya ......... 33
- Penyakit tembakau dan pengendaliannya ..... 49
V. PANEN DAN PENGANGKUTAN ....................... 61
- Panen .............................................................. 61
- Pengangkutan ................................................. 70
VI. TEKNIS PENGOLAHAN HASIL......................... 73
- Prinsip Pengolahan Hasil ............................... 73
- Persiapan Pengolahan ................................... 75
- Pengaturan Suhu dan Kelembapan ............... 77
- Menurunkan dan Menyimpan Glantangan
Krosok ............................................................. 82
- Sortasi dan Pengebalan ................................. 86
- Daftar Pustaka ................................................ 93
iii
I.
tembakau
virginia.
Oleh
karena
selama
ini
diperoleh
dari
impor
maka
varietas
Virginia
FC
di
Jawa
Timur
Keragaman
teknologi
ini
selain
karena
Timur telah
tanah
dibutuhkan.
Sifat
dan
tingkat
tanah
pengelolaan
merupakan
faktor
yang
yang
Memiliki
tanah
permukaan
(top-soils)
dengan
kedalaman 25 sampai 30 cm
produksi
pada
cuaca
kering
dan
II.
salah
satu
persyaratan
utama
untuk
dan
2)
mendapatkan
6
benih
dari
Penelitian
Tanaman
Tembakau
dan
Serat
(Balittas).
yang
ideal
antara
lain
mempunyai
Berasal
dari
varietas
yang
produktivitas
dan
c.
Bibit harus
diameter
seragam
batang
dalam
dan
ukuran, terutama
panjang
batang
serta
kemampuan tumbuh
d.
e.
Bibit
harus
sehat,
bebas
dari
bibit
penyakit
III.
TEKNIK PEMBIBITAN
Lokasi Pembibitan
Pemilihan lokasi untuk bedengan tembakau
secara umum dan berlaku untuk semua jenis tembakau,
hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
ukuran
tanah
tinggal 2 - 3 cm atau
kurang. Jika bongkahan
tanah terlalu kecil atau
terlalu lembut, tanah akan
mudah
mampat
saat
Ukuran Bedengan
Selanjutnya ditetapkan ukuran bedengan 1,2 m x
10 m dan jarak antar guludan 50 cm dengan cara
menaikkan tanah dari bagian calon selokan. Gunakan
bantuan patok dan tali untuk memisahkan antar
bedengan. Setiap 20 bedengan harus dibuatkan saluran
atau got drainase untuk membuang air hujan atau air
sisa pengairan. Ukuran bedengan 1,2 m x 10 m,
memudahkan
pengelolaan
bedengan
terutama
Penaburan Benih
Penyebaran benih dilakukan dengan alat penabur
benih setelah benih dikecambahkan selama 36 jam dan
diikuti penirisan selama delapan jam. Seluruh waktu
perendaman dan penirisan memerlukan 48 jam atau
sekitar dua hari. Penirisan diperlukan untuk membuang
racun yang larut dalam air rendaman benih.
k
a
w
a
t
Pralon
berlubang
nih menggunakan
gembor yang disambung dengan
pipa penabur atau
pipa
gem
prlon
bor
shading-boom
(seperti Gambar).
dan
disiramkan
sering
melalui
Selanjutnya
digojok
tetapi
shading-boom
ke
plastik
tutup
dapat
dimulai.
dengan
jarak
rapat
berfungsi
untuk
sebagai
menjaga
Penyiraman bibit
Benih
yang
sudah
ditabur
perlu
dijaga
0-10
3 kali sehari
Jumlah
(gembor/bedeng,
1 gembor=10 l/)
5
11-20
2 kali sehari
21-25
1 kali sehari
25-30
2 hari sekali
> 30
dihentikan
Siram seperlunya
12
Atap Bedengan
Atap bedengan dari bahan plastik pudar
yang diberi
diuraikan
yang
menyebabkan
residu
pada
daun
terutama
masker,
agar
pernafasan
tidak
Jenis
Insektisida,
sistemik
Fungisida,
sistemik
Bahan aktif
Dosis
Saat aplikasi
Imidacloprid 5%
0,5 gr/lt
Saat sebar
Metalaxyl-M 4%,
Manozeb 64%
3 gr/lt
Saat sebar
Seminggu
setelah
sebar
Jika diperlukan bisa diulang setelah 30 hari setelah sebar
Insektisidakontak
Methomyl
2 gr/lt
15
Siang-malam
Luas bukaan
(%)
0%
11-15
6-10
100 %
26-20
6-13
100 %
21-35
Siang*)
100%
Jam Tutup
b.
c.
d.
dahulu
larutan
dengan
formalin
encer
harus
dicuci
bibit
dimulai
dengan
mengairi
putus.
Selanjutnya
Perakaran baik.
18
IV.
TEKNIK PENANAMAN
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman tembakau
pada dasarnya mempunyai tiga tujuan utama; pertama,
melonggarkan tanah atau memperbaiki aerasi tanah
serta keleluasaan penetrasi air kedalam tanah; kedua,
membuat
guludan
untuk
landasan
penanaman
tembakau agar daerah perakaran tidak mudah terjangkau kelebihan air dan ketiga pengendalian gulma. Pada
tanah-tanah berat kekurangan air dan kelebihan air yang
tinggi akan menghambat pernafasan sehingga tanaman
mudah layu. Penanaman tembakau pada tanah-tanah
berat harus dimulai dengan mengerjakan tanah dengan
baik termasuk didalamnya membuat saluran-saluran
drainase di bagian tengah dan sekeliling lahan tanaman
tembakau. Pengolahan tanah dilakukan segera setelah
padi selesai tanam pada bulan Mei.
Pengolahan tanah pada tanah-tanah berat dimulai
dengan pembersihan permukaan tanah dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Selanjutnya pengolahan/ pembajakan tanah pada seluruh permukaan tanah dengan
membalik tanah sebanyak 2 kali. Pengolahan dapat
19
bentuk
guludan
yang
guludan
lurus
dan
agar
rapi.
21
kemudian
ditutup
dengan
tanah
yang
ada
karena udara
mengalami
pertumbuhan,
namun
umumnya
22
Pendangiran
Mendangir adalah mencangkul kiri-kanan guludan
dan menaikkan lahan cangkulan ke atas guludan.
Pendangiran
dimaksudkan
untuk
membuka
lahan
mata
cangkul
cangkulan
keatas.
tergantung
cuaca.
Pemupukan
Pada
tanah-tanah
berat
seperti
Bojonegoro
prakiraan
cuaca
pada
daerah
cenderung
kuning
yang mempunyai
pemberian
air
dan
jumlah
air
yang
b.
umur
10-20
hari,
tergantung
kondisi
26
lebih
setengah
aliran
air
tembakau
hanya
mempunyai
satu
membuang
daun-daun
pucuk
yang
tidak
karangan
bunga
umumnya
28
Pengontrol tunas
kontak: Larutan
fatty-alcohol
Pengontrol tunas ketiak sistemik: yang banyak berasal dari turunan atau campuran maleic-hydrazide
ini banyak dijual di pasaran dengan berbagai merk.
Maleic-hydrazide akan aktif jika tunas ketiak atau
panjang tidak lebih dari 3 cm. Jika tunas ketiap lebih
dari 3 cm akan kurang efektif dan pada tunas ketiak
yang sudah mencapai 10-12 cm tidak efektif sama
sekali dan tunas akan berkembang seperti biasa.
Penggunaan maleic-hydrazide sebagai pengontrol
tunas ketiak harus dibatasi sesuai ketntuan karena
dapat menimbulkan residu.
29
3.
pengontrol tunas
ketiak
ini
umumnya
cara
aplikasi harus
mengikuti
dari
sandard
maleic
hydrazide
yang
seharusnya.
4.
Pembasahan
dapat
dilakukan
dengan
permukaan
mengoles
dengan
tunas.
kuas
Cara
adalah
tenaga. Cara
lain
yang
dianggap cukup
atau
batas
pemotongan
batang
2-3
lembar.
daun
yang
akan
ditinggalkan.
Pada
dilakukan
pangkasan,
caranya
adalah
dilakukan
pemotongan
pucuk.
Cara
Pangkasan
sangat
berat.
Caranya
dengan
menyisakan 14-16 lembar daun. Dengan memangkas sangat berat akan dihasilkan daun lebih
besar, lebih tebal dan dengan kadar nikotin tinggi
seperti halnya pangkasan berat (18-20 lembar) yang
ditanam di lahan subur dan kecukupan air.
32
daun
menghasilkan
dan
mutu
ditinggalkan
cukup
20
baik.
lembar
Varietas
akan
K326
A. Hama Tembakau
Hama utama tembakau ada tiga jenis yaitu ulat
pupus tembakau, ulat grayak dan kutu tembakau.
Sedangkan yang lain tidak selalu muncul setiap tahun
dan masih dapat dikendalikan dengan obat-obat kimia
yang tersedia. Dibawah disampaikan beberapa jenis
hama utama tanaman tembakau.
33
1.
yang
ditimbulkan
daun
tembakau
mengisap
mempunyai
sayap
cairan
nektar
depan
bunga.
berwarna
Ngengat
kecoklatan,
hitam,
hijau
kekuningan,
hijau,
hitam
coklat
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
menyebabkan
daun
berlubang-lubang.
Di
37
atau
keperakan,
sedang
sayap
belakang
38
Romoser
(1973),
kutu
tembakau
tanpa
dibuahi.
Menurut
Kimball
(1983),
b.
40
c.
dijumpai
kolna
kutu
tembakau
(Southern, 1996).
d.
Penyemprotan
dengan
insektisida
imidakloprid
ini
menyerang
di
pembibitan
dan
2.
terkena
insektisida,
karena
jaringan
42
5.
ditabur di pembibitan. Selain itu kadangkadang memindahkan benih ke tempat lain. Adanya serangan semut ini
menyebabkan terganggunya perkecambahan benih,
bahkan benih mungkin tidak dapat berkecambah lagi.
Semut dewasa berwarna cokelat
kemerahmerahan agak gelap.
Semut ratu betina bersayap,
ukuran sekitar 5 mm, semut
sebagai pekerja ukuran sekitar
3 mm. Semut sebagai pengawal berukuran 56 mm.
Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Menjaga kebersihan sekeliling lahan pembibitan
dengan memusnahkan gulma dan sampah yang
menjadi sarangnya.
b. Menaburkan insektisida tanah dazomet 98 % di
sekeliling bedengan pembibitan.
43
6.
di
pembibitan
menyebabkan
yang
dapat
sebagai berikut :
44
dilakukan
adalah
a.
b.
c.
7.
belalang
cina
yang
dilakukan
46
8.
setelah
minggu
secara
partenogenesis.
Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Membersihkan
gulma
maupun
inang
alternatif
c.
Penyemprotan
dengan
insektisida,
antara
lain
b.
c.
49
Penyakit Tembakau
Penyakit di persemaian
1.
50
P. Ultium Trow,
b.
c.
51
d.
Sanitasi,
mencabut
tanaman
sakit
kemudian
hari pada
kemudian
disiram
air
(cara
Raciborski).
- Fungisida metalaksil (Ridomil 2G 4 g/m 2) ditabur
di bedengan pada kedalaman 2030 cm,
f.
2. Penyakit Lanas
Gejalanya pada bibit yang terkena lanas adalah
warna daun hijau kelabu kotor. Jika kelembaban udara
sangat tinggi, penyakit berkembang dengan cepat dan
bibit segera menjadi busuk. Penyakit ini dapat meluas
52
1988).
Pengendalian
sama
seperti
Penyakit di lapang
1.
Penyakit lanas
Pada tanaman di lapangan biasanya gejala
54
b.
c.
d.
Sanitasi,
mencabut
dikumpulkan
dan
tanaman
dibakar.
sakit
Apabila
kemudian
hendak
55
h.
2.
b.
c.
Rotasi tanaman
d.
57
3.
tua
daripada
biasa.
penyakit
mozaik
ini
tabaci
Holmes
b.
c.
4.
Penyakit kerupuk
Menurut
Semangun
(1988),
gejala
penyakit
berkerut
dengan
tepi
dan
Penebalan
kadangkadang
(enasi),
2).
berkembang
Kerupuk
jernih,
tulang
menjadi
gejalanya
menebal.
daun
ini
anak
daun
tepi
daun
61
V.
A. Panen
1.
adalah
populasi
daun
hasil
panen
yang
dan
persiapan
pengolahan
memenuhi
b.
c.
Daun
dihasilkan
yang
e.
setelah
sampai
di
emplasemen
perajangan
dan
panas
matahari
saat
63
2.
kaki
daun
dipetik
saat
masih
hijau
agak
bawah
yang
terlalu
masak,
mempunyai
beberapa
kali.
Beberapa
petani
sempat
maju,
digunakan
bahan
kimia
penguning
dipakai
saat
chloroethylphosphonic
ini
adalah
acid)
dan
ethephon
gas
etilen
(2yang
daun
dapat
membantu
67
mendegradasi
Cara Pemetikan
Pemetikan daun tembakau dimulai dari bawah
b.
sinar
berkaitan
surya
dengan
dan
perbedaan
ketebalan
udara
68
d.
e.
70
tembakau
saat
B. Pengangkutan
Penumpukan bungkusan daun setelah sampai di
tempat pengumpulan sementara sebaiknya tidak lebih
dari dua tingkat dan diatur rapi. Jika ada daun pisang
atau daun lain seyogyanya ditutupkan untuk mengurangi
panas
matahari.
Tutup
bahan
berwarna
hitam
pengangkut
dapat
menggunakan
truk,
hendaknya
memperhatikan
hal-hal
sebagai berikut :
a.
b.
71
c.
diatas
tumpukan
atau
menginjak-injak
tumpukan daun tembakau. Kayu, bambu dan lainlain hendaknya diangkut terpisah, tidak sekaligus
diangkut dengan daun tembakau.
d.
hendaknya segera
dibuka, kemudian
diatur
membongkar
bungkusan
pada
hari
itu,
dalam
perjalanan
karena
jarak
dengan
lokasi
a. Petani di Bojonegoro
73
VI.
1.
Prinsip Pengolahan
Skema
pengolahan
atau
sering
disebut
minyak
tanah
bersubsidi
dan
sulit
yang
dihasilkan
selain
kotor
juga
rawan
Daun tembakau
Sortasi
Penyujenan
Pengglantangan
Naik oven
Pengovenan
Turun oven
Krosok fc
Gambar a1. Skema pengovenan daun tembakau
virginia menjadi krosok fc (flue-cured)
75
Persiapan Pengolahan
setiap
kali
panen,
diharapkan
dapat
diperoleh lebih dari 60% daun tepat masak, masingmasing 20% daun kurang masak dan kelewat masal. Hal
ini
dimaksudkan
agar
muatan
daun
mempunyai
pengisian
oven,
terutama
untuk
tujuan
78
3.
3. 1. Menurut Wanrooy
Untuk memenuhi ketentuan suhu dan kelembaban
udara pada masing-masing tahap pengovenan, Wanrooy
(1951)
membuat
skema
pengaturan
suhu
dan
sampai
lamina
daun
mengering,
sampai
seluruh
bagian
pertama ini
lamina
kering
telah
kering.
Selanjutnya
masuk
ke
tahap
setelah
gagang
mengering
api
kering sempurna.
3. 2. Menurut Hawks
Metode pengovenan dari Hawks yang berusaha
menghasilkan krosok berwarna kuning terang dengan
kenampakan cerah, serta berusaha menyederhanakan
cara pengovenan.
81
sampai
suhu
37,8oC.
Ventilasi
buka
pada
rak
paling
bawah.
Pada
oven
c.
d.
83
4.
Menurunkan
Krosok
dan
Menyimpan
daun
kering,
yang
dan
Glantangan
kadar air
ditandai dengan
fc
tidak
menyerap
lembab
berlebihan.
Menurunkan krosok fc dari oven harus dilakukan pagipagi, saat krosok masih lemas, dan harus dikerjakan
cepat dan langsung ditumpuk digudang dan ditutup
rapat.
84
Pada
Gambar
31
tersebut
diatas
dapat
harus
kelembaban
disimpan
65-70%.
didalam
ruang
dengan
Danjurkan
untuk
segera
Kandungan
air
yang
tinggi
akan
Kandungan
gula
dan
juga
pati menjadi
dan
dibalik.
Berbagai
jenis
mikrobia
naik
ke
suhu
pengikatan
warna
saat
86
87
5.
5. 1. Sortasi krosok fc
Sortasi adalah kegiatan memilah-milah krosok fc
sesuai dengan mutu atau mutunya. Ada istilah lain yang
terkait dengan mutu selain sortasi adalah grading yaitu
sortasi yang menggunakan faktor posisi daun pada
batang, warna krosok fc dan kemasakan daun, sebagai
faktor pemisah. Grade akan menggambarkan karakteristik asap dari krosok fc (Voges, 2000). Cara sortasi
mengikuti ketentuan pemilahan mutu yang paling sederhana yaitu warna, ketebalan krosok fc dan bentuk daun.
Dari bentuk dan ketebalan krosok dapat diketahui krosok
fc berasal dari posisi mana pada batang. Jika di dalam
satu oven sudah diisi daun dari satu posisi pada batang
yang sudah disiapkan sejak saat panen, pemilahan
sebenarnya tinggal dari aspek warna saja. Mengolah
daun dalam satu oven dengan daun satu mutu olah
sangat penting karena akan memudahkan dalam sortasi.
Peluang menghasilkan sortasi yang seksama akan
cukup besar jika sejak panen sudah disiapkan untuk
keperluan tersebut. Pada Gambar berikut disampaikan
skema peluang untuk menekan biaya sortasi dan
memperoleh hasil sortasi yang saksama.
88
Daun beragam
Pengovenan
Krosok fc
Krosok fc
Sortasi
krosok
dipilah
selanjutnya
diunting.
buta
warna.
Pekerjaan
ini
didalam
sistem
91
5. 2. Pengebalan
Hasil krosok pada masing-masing nomor sortasi
setelah dipilah dan diunting selanjutnya di bal dengan
berat dan ukuran tertentu. Pengebalan adalah memampatkan krosok pada ukuran tertentu dan berat tertentu
menggunakan alat press yang selanjutnya dibungkus
dengan tikar glangse. Ukuran dan berat bal lebih banyak
mengikuti ketentuan dalam perdagangan. Perusahaan
mitra sebagai calon pembeli akan menetapkan ukuran
dan berat bal. Umumnya setiap bal mempunyai panjang
70cm, lebar 40 cm dan berat 40-80 kg. Krosok yang
berasal dari daun lebih bawah atau daun mutu lebih
rendah umumnya hanya mempunyai berat 40-50 kg tiap
bal. Posisi daun makin keatas atau krosok makin baik,
berat setiap balnya akan makin besar dan umumnya
mempunyai berat 70-90 kg tiap bal.
Cara pengebalan dimulai dengan mengatur daun
tembakau yang telah diunting didalam kotak alat pres
(Gambar a6). Selanjutnya gagang pres diputar kekanan
sehingga papan pres menekan kebawah, sampai ukuran
yang diperlukan diperoleh. Jika ukuran yang diinginkan
belum
kembali
diperoleh,
dengan
pekerjaan
pengepresan
menambahkan
92
atau
diulang
mengurangi
penangangan
krosok,
khususnya
terdapat
beberapa
kelemahan
disamping
94
Daftar Pustaka
Lucas, G. B. 1975. Disease of tobacco. Third edition
Biology Consortium Association, Raleygh, North
Carolina State University. 621p.
Tirtosastro, S.
Tembakau
dan
Tanaman
Serat
Malang.
Tirtosastro
1983.
tembakau
Penyelesaian
virgnia
yang
fase
telah
penguningan
mengalami
tembakau
pengembangan
baru
Kerjasama Penelitian
Pengembangan
95
di
daerah
Kabupaten
Blitar.
pertanian
Arifnusa.
virginia
dan
PT.
Sadana