Oleh :
Hefi Dessyani Abbas
J 500 070 012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) sering disebut the great imitator
karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh seperti otak (stroke),
ginjal (gagal ginjal), jantung, mata, kaki (gangren diabetik). Gejala DM dapat
timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari adanya perubahan
pada dirinya seperti minum menjadi lebih banyak (polidipsi), buang air kecil
lebih sering (poliuri), makan lebih banyak (polifagi) ataupun berat badan
menurun tanpa sebab yang jelas.
Jumlah penderita Diabetes mellitus di dunia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang
meningkat, life expectancy bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup
tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan
fisik kurang. Diabetes mellitus perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik
progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif
yang ditimbulkan (darmono)
Prevalensi penderita DM pada orang dewasa di dunia berkisar 8,7 %
pada tahun 2002 sebagian besar tergolong diabetes tipe 2 (ADA, 2004a).
Menurut survei yang di lakukan oleh organisasi kesehatan dunia
(WHO), jumlah penderita Diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000
terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di
dunia, sedangkan urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta),
dan Amerika Serikat (17,7 juta). Diperkirakan jumlah penderita Diabetes
mellitus akan meningkat pada tahun 2030 yaitu India (79,4 juta), Cina
(42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta) dan Indonesia (21,3 juta). Jumlah
penderita Diabetes Mellitus tahun 2000 di dunia termasuk Indonesia tercatat
175,4 juta orang, dan diperkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang,
tahun 2020 menjadi 300 juta orang dan tahun 2030 menjadi 366 juta orang
Data Dinas Kesehatan Kota Surakarta prevalensi penderita Diabetes
mellitus tahun 2005 sebesar 3008 per 100.000 penduduk dan meningkat pada
tahun 2006 menjadi 4506 per 100.000 penduduk, sedangkan jumlah penderita
Diabetes mellitus pada tahun 2005 sebesar 43.312 orang dan meningkat pada
tahun 2006 menjadi 46.465 orang 17,18. Di RSUD DR. Moewardi Surakarta
pada tahun 2005 terdapat penderita Diabetes mellitus sebesar 13.968 dan
meningkat tahun 2006 menjadi 15.365 penderita, diantaranya menderita ulkus
diabetika pada tahun 2005 sebesar 362 penderita dan meningkat pada tahun
2006 menjadi 487 penderita.
Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang berkaitan
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut dr
Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional
Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes
adalah komplikasi pada kaki (15%) yang kini disebut kaki diabetes. Di negara
berkembang
prevalensi
kaki
diabetik
didapatkan
jauh
lebih besar
dibandingkan dengan negara maju yaitu 2-4%, prevalensi yang tinggi ini
disebabkan
kurang
pengetahuan
penderita
akan
penyakitnya,
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Alamat
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku
Masuk RS
No RM
: Ny. J
: Perempuan
: 58 tahun
:Sidowayah 1/6 Ngereco, Weru, Sukoharjo
: Swasta
: Kawin
: Islam
: Jawa
: 6 Maret 2012
: 135531
B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Luka pada tumit kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu SMRS terdapat luka di kaki kiri daerah tumit yang awalnya
kecil yang semakin lama semakin membesar dengan ukuran 4 cm. Pada
luka tersebut ada nanah yang kemudian pecah, membengkak dan berbau.
Keluhan juga disertai adanya menggigil. Makan minum susah akhir-akhir
ini. Sesak (+), Mual (+), BAB (-), BAK biasa.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa
(+)
Riwayat DM
(+) 3 tahun
Riwayat Penyakit Jantung (+)
Riwayat Hipertensi
(-)
Riwayat Mondok RS
(+)
Riwayat Alergi Obat
(-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit DM
:disangkal
Riwayat Penyakit Jantung :disangkal
Riwayat Hipertensi
:disangkal
5. Anamnesa Sistem
Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovaskuler
Sistem Respiratorius
Sistem Genitourinaria
Sistem Gastrointestinal
hidung (-)
: BAK (+) normal
: Makan dan minum sedikit, BAB (-), mual (+),
muntah (+)
Sistem Muskuloskeletal : deformitas (-), atrofi/ hipotrofi (-), pegel (-),
Sistem Integumentum
kaku (-)
: bintik merah (-), turgor/ elastisitas (+), ulkus
kaki sinistra (+)
C. Pemeriksaan Fisik
KU
: CM, Lemah
Vital Sign :
TD: 150/80
t : 36,4 C
Kepala
: konjungtiva anemis, sclera ikterik
Leher
: peningkatan JVP (-), KGB tidak teraba membesar
Thorax :
Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi
: tidak ada ketinggalan gerak, fremitus +/+
Perkusi : sonor
Auskultasi : SDV +/+ , Rh -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi
: iktus cordis tak teraba
Perkusi : redup, batas jantung kesan normal
Auskultasi : Bj I-II murni reguler
Abdomen
Inspeksi : abdomen tampak rata dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas
: oedem +/+, ulkus +/Status lokalis
: ulkus berukuran 4 cm, terdapat nanah.
D. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 6 Maret
Pemeriksaa
Nilai
Satuan
Nilai Normal
n
Hemoglobin
11,6 L
gr/dl
Lk : 13,0
16,0
Pr : 12,0
14,0
Lk : 4,5 5,5
Pr : 4,0 5,0
Eritrosit
4,54 L
10 ul
Hematokrit
30,9 L
Lk : 40 48
Pr : 37 43
MCV
MCH
MCHC
67,8 L
25,4L
37,5
Pf
Pg
%
82 92
27 31
32 36
Leukosit
Trombosit
Kimia
Nilai
16,9
72
103 ul
103 ul
satuan
Nilai Normal
Level
mg/dl
0,6-1,1 mg/dl
70-120
10-40
5-35
10-50 mg/dl
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Tinggi
5,0 10,0
150 400
Darah
Kreatinin
GDS
SGOT
6,42
135,80
17,95
13,77
241,90
mg/dl
SGPT
Urea
E. Resume
Seorang wanita berusia 58 tahun datang ke RS dengan keluhan luka di
tumit sebelah kiri. Sejak 1 minggu SMRS pasien merasa ada luka kecil yang
semakin lama semakin besar, membengkak, terdapat nanah dan berbau. Pasien
mempunyai riwayat DM kurang lebih sudah 3 tahun ini. Pasien juga
mempunyai riwayat mondok di RS 3 bulan lalu dengan diagnosa penyakit
jantung.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik,
pada ekstremitas bawah ditemukan ada nya oedem +/+, ulkus (-/+).
Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb = 11,6 ;
At=72.000. Pemeriksaan kimia darah didapatkan Kreatinin :6,42
GDS :135,80 (Tinggi), Urea :241,90 (Tinggi).
F. Diagnosa
1. DM tipe II dengan Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp ec DM/nefropati diabetika)
3. Hipertensi grade I
(Tinggi),
4. Penyakit jantung
G. Planning
Diagnostik
1. Monitoring Gula Darah
2. Monitoring Tekanan Darah
3. EKG
H. Terapi
O2 3-4 L
Infus RL 12 tpm
Furosemide 1 amp/12 jam
Ranitidine 1 amp/12 jam
Antalgin 1 amp/8 jam
Cefotaxim 1 gr/12 jam
Medikasi
I. Follow Up
Tanggal
7 Maret 2012
Perjalanan penyakit
S/luka pada kaki kiri, mual (+),
muntah (-), pusing (+),
makan minum susah.
O/ KU :CM, Lemah
Kepala : SI+/+, CA +/+,
Leher :tidak ada pembesaran
KGB
Cor : BJ I-II reg
Pulmo : SDV +/+,
Abdomen : supel, peristaltik
(+)
Eks: luka pada telapak kaki
kiri, oedem -/+
TD : 130/80
t : 36,2C
N : 76x/menit
Hb : 8,6
GDS :96
A/ :
1. DM tipe II dengan Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp ec
Instruksi dokter
RL 20 tpm
Cefotaxim 1 gr/8 jam
Ranitidine 2 x 1 gr
Metronidazole 3 x 500
Diit : DM 1700 kal
DM/nefropati diabetika)
3. Hipertensi grade I
4. Penyakit jantung
8 Maret 2012
tipe
II
dengan
Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp
ec
DM/nefropati
diabetika)
3. Hipertensi grade I
4. Penyakit jantung
9 Maret 2012
RL 20 tpm
Cefotaxim 1 gr/8 jam
Ranitidine 2 x 1 gr
Metronidazol 3 x 500
mg
Albumin 20% 100 cc
10
: 2,06
A/ :
DM tipe II dengan Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp ec
DM/nefropati diabetika)
3. Hipertensi grade I
4. Penyakit jantung
10 Maret 2012
11
Globulin : 4,90
A/ :
DM tipe II dengan Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp ec
DM/nefropati diabetika)
3. Hipertensi grade I
4. Penyakit jantung
11 Maret 2012
: 160/90
: 80x/menit
: 20
: 36C
GDS :120
A/ :
DM tipe II dengan Ulkus
2. Insufisiensi Renal (susp ec
DM/nefropati diabetika)
3. Hipertensi grade I
4. Penyakit jantung
12 Maret 2012
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan
metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek
sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.
Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan
komplikasi kronik diabetes melitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes
bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Sering kesemutan/gringgingan (asimiptomatus).
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).
13
Caput
14
Leher
Corpus
Cauda
15
dan (2) a. lienalis rami pancreatici yang memperdarahi bagian korpus dan
kauda. Selanjutnya darah akan dialirkan ke v. pancreaticoduodenale dan v.
lienalis kemudian melalui sistem vena porta dan akhirnya bermuara ke vena
cava
C. ETIOLOGI
a. Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap
sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel sel antibodi anti pankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat
pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
b. Ulkus Kaki Diabetik
Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa
penyebab seperti sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai
kelainan seperti neuropati, angiopati yang merupakan faktor endogen dan
trauma serta infeksi yang merupakan faktor eksogen yang berperan
terhadap terjadinya kaki diabetik. (Mayfield JA,1998)
16
17
menyebabkan deformitas seperti Bunion, Hammer Toes (ibu jari martil), dan
Charcot Foot.( Mayfield JA,1998)
E. Manifestasi Klinis
18
Klasifikasi :
Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan,
yaitu:
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV :Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
19
G. DIAGNOSIS
Diagnose DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar gula darah.
Anamnesis
pengidap DM
gejala neuropati: kesemutan, rasa panas telapak kaki, badan kaki semua
malam hari,trauma kaki tidak/sedikit nyeri.
Pain (nyeri).
Paleness (kepucatan).
20
Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari
Fontaine, yaitu :
a. Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan atau geringgingan).
b. Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten.
c. Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat.
d. Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Palpasi
Pemeriksaan Sensorik
Nilon monofilamen 10 G
21
Pemeriksaan Vaskuler
Tes vaskuler noninvasif: pengukuran oksigen transkutaneus, ankle brachial index
(ABI), absolute toe systolic pressure.
Pemeriksaan Radiologis
gas subkutan
benda asing
Osteomielitis
Laboratorium
Darah
Leukosit
albumin
H. Komplikasi
Komplikasi akut dari diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai
22
23
24
4. Tingkat III
Memerlukan debrimen yang sudah menjadi gangren, amputasi
sebagian, imobilisasi yang lebih ketat dan pemberian antibiotik
parenteral yang sesuai dengan kultur.
5. Tingkat IV
Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagaian
atau seluruh kaki.
J. PROGNOSIS
Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena
semakin tua usia penderita diabetes mellitus semakin mudah untuk
mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya, lamanya
menderita diabetes mellitus, adanya infeksi yang berat, derajat kualitas
sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedis
DAFTAR PUSTAKA
1. ADA American Diabetes Assosiation. 2004a.
Classification.
1998.
http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html,.
3. Brunner and Suddart. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Editor: Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. Jakarta: EGC. 2001
4. Darmono. Pola Hidup Sehat Penderita Diabetes Mellitus. Dalam :
Darmono, dkk, editors. Naskah Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari
Berbagai Aspek Penyakit dalam dalam rangka Purna Tugas Prof Dr.dr.RJ
25
http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?
D.
Paling
Ditakuti
Tetapi
Bisa
Dihindari.
2006.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/06/kesehatan/34572.htm.
Wibowo,
EW.
Kiat
Merawat
Kaki
Diabetes.
2004.
http://www.waspada.co.id/cetak/index.php?article_id=37246.
13. Tjokroprawiro,
Askandar.
(2001).
Diabetes
Mellitus;
Klasifikasi