Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan fluida yang terdapat di mana saja. Dalam kehidupan seharihari, kita membutuhkan air untuk melakukan berbagai aktifitas, dan untuk
mendapatkan air tersebut kita harus mengalirkannya dari sumber air ke rumah.
Tentu saja cara itu memerlukan sebuah cara yang panjang dengan menggunakan
pipa yang dihubungkan dari satu pipa ke pipa yang lain sampai ke rumah kita. Cara
tersebut merupakan salah satu aplikasi dari hukum Bernoulli dimana hukum ini
berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki menuju bak-bak penampung.
Hukum Bernoulli ini menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida, bahwa
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Namun, apakah hukum ini benar? Kita akan menjawabnya pada
praktikum kali ini dengan mengetahui hubungan antara tekanan, kecepatan, dan
elevasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengukur kecepatan aliran dalam pipa.
2. Mengukur tekanan dalam pipa.
3. Mengetahui faktor kemiringan / sudut yang mempengaruhi kecepatan dan
tekanan aliran dalam pipa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Bernoulli


Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.

2.2 Hukum Bernoulli


Asas Bernoulli berbunyi pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar
adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada
bagian yang kelajuan alirnya palig besar.
Anda telah mengetahui bahwa untuk zat cair yang tidak bergerak (fluida statis), tekanan
pada kedalaman yang sama dimana pun sama besarnya. Ini ditunjukkan oleh permukaan zat
cair dalam tabung-tabung suatu bejana berhubungan yang akan sama tingginya jika diisi oleh
zat cair sejenis . Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa. Oleh karena itu, peristiwa ini kita sebut sebagai asas bejana berhubungan.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).

2.2.1 Aliran Tak-termampatkan


Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida taktermampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli
untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

dimana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

2.2.2 Aliran Termampatkan


Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan
adalah sebagai berikut:

di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= entalpi fluida per satuan massa

Catatan:,
di mana

adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai energi

internal spesifik.

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energi kinetik per satuan
volume (1/2 PV2 ), dan energi potensial per satuan volume (gh) memiliki nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

2.3 Aliran Fluida


Aliran fluida dapat dikategorikan:
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara
lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton.
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang
lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

2.4 Debit Aliran


Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing masing
pipa experimen diaman rumus debit aliran :
Q = V*A
Dengan Q

= debit air

= kecepatan air

= luas penampang aliran

Atau
Q=V/t
dengan Q = debit aliran
V = volume
t = waktu

2.3 Penerapan Hukum Bernoulli dapat kita lihat pada:


a. Tabung Venturi
Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit.Dua
contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
1. Karburator
Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan
pembakaran.
2. Venturimeter
Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di
dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan.

b. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas.

c. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika Anda menekan
tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet termampatkan melalui lubang sempit
diatas

tabung

silinder

yang

memanjang

ke

bawah

sehingga

memasuki

cairan

parfum.Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas
tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke
atas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan
parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

d. Penyemprot Racun Serangga


Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot
parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun
serangga Anda menekan masuk batang penghisap.

e. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang


Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh Hukum
Bernoulli.
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang
sedang mengangkasa.
5

1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.


2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat.
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat.
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.

f. Dua perahu yang saling berdekatan akan berbenturan


Mengapa dua perahu yang saling berdekatan dan saling sejajar lama-kelamaan akan
saling berbenturan? Karena pada waktu kedua perahu melaju ke depan, air tersalur pada
daerah yang sempit diantara keduanya. Laju alir air relatif lebih besar pada daerah yang
sempit ini dibandimgkan dengan daerah yang lebar di sisi bagian luar kedua perahu. Sesuai
asas Bernoulli, laju alir yang meningkat menyebabkan penurunan tekanan air diantara kedua
perahu dibandingkan dengan tekanan air di sisi bagian luar perahu sehingga mendorong
kedua perahu saling mendekati dan akibatnya dapat berbenturan.

g. Aliran air yang keluar dari keran


Putarlah keran air anda di rumah Anda pada kecepatan penuh. Akan Anda amati bahwa
aliran

air

agak

menyempit

ketika

mulai

jatuh.

Apakah

penyebabnya?

Aliran udara di B dan C dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di B dan C (bagian
tepi aliran air) lebih kecil dari pada kelajuan udara di A (bagian tengah aliran air). Sesuai
dengan asas Bernoulli, tekanan udara di B dan di C lebih besar dari pada tekanan udara di A,
sehingga gaya F mendorong B dan C saling mendekati. Akibatnya, aliran air menyempit di B
dan C.

h. Lintasan melengkung baseball yang sedang berputar


Bola pada gambar sedang bergerak kekanan dan berputar berlawanan arah jarum jam.
Tentu saja arah aliran udara relatif terhadap bola adalah kekiri. Aliran udara melalui daerah B
diperbesar karna searah dengan arah putaran bola, sedangkan aliran udara di daerah A
dihambat karena berlawanan dengan arah putaran bola. Ini menyebabkan kelajuan udara di A
lebih kecil dari pada di B. Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di A lebih besar dari
pada tekanan udara di B, sehingga bola terdorong keatas oleh gaya F. Akibatnya, lintasan
bola tidak lurus tetapi melengkung ke atas, seperti yang ditunjukkan oleh garis patah-patah .
Lintasan seperti ini tentu menyulitkan bola dipukul oleh pemain.\

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat
Alat yang digunakan :
a. Alat tulis
b. Kalkulator
c. Mistar 30 cm
d. Gelas ukur 1000 mL
e. Stop watch
f. Jaringan pipa yang dihubungkan dengan manometer air.
g. Bak untuk Constant Head.
h. Bak limpasan.
i. Pompa air 200 Watt.
j. Bak sirkulasi air.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan : Air dalam sistem sirkulasi

3.3 Prosedur Pelaksanaan


1. Pada saat praktikum dimulai, Asdos membuka stop kran inlet dari Bak Thorn
(BT) yang menuju Bak Konstan (BK).
2. Memeriksa semua stop keran BK yang menuju ke alat ukur (instrumen)
bermanometer harus dalam keadaan tertutup.
3. Melepaskan selang pada stop keran BK , setelah itu menentukan 3 (tiga)
bukaan untuk stop keran BK. Menandai dengan pasti setiap bukaan, karena
setiap bukaan stop kran Bk akan menjadi inlet pada pengukuran.
4. Mengukur dan mencatat debit (Q) pada setiap bukaan stop keran BK, secara
volumentrik dengan menggunakan gelas ukur dan stop watch.
5. Memasang kembali selang pada keran Bk yang menuju ke instrumen.
6. Memulai pencatatan pengukuran pada alat ukur yang tersedia, pengukuran ini
dilakukan pada setiap debit (Q) pada posisi kemiringan pipa jaringan yang
berbeda (3 posisi). Pekerjaaan ini dilakukan secara berkelompok.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Debit Pada Keran Bak Konstan
Bukaan ke -

Debit (l/det)

Debit rata-rata
(l/det)

0.1643

0.1684

0.17
0.1711
2

0.08

0.0805

0.0815
0.08
3

0.1818

0.165

0.16
0.1531

Posisi ke-

(l/det)

(instrument)

P1(cm)

V1(m/s)

P2(cm)

Q1

9.5

14.2

3
Q2

Q3

Data Pengukuran (cm)

H total

H total

V2(m/s)

P1 dan V1

P2 dan V2

10.3

13.7

109.7

110

13.5

9.8

13

119.8

120.1

9.8

10.8

11.6

128.3

128.6

9.8

10.8

9.8

10.8

106.6

106.6

8.9

9.8

8.9

9.8

116

116

6.3

5.3

6.3

120.6

120.6

10.5

16

10.5

16

112.5

112.5

12.5

18

12.5

18

116.5

116.5

13

18.3

13

18.3

117.3

117.3

Z1 = 86 cm
Z2 = 97,3 cm
Z3 = 109 cm
Z4 = 135,3 cm
8

Perbandingan Z data dengan Z Hitungan


Bukaan

Posisi

Z Hitungan (cm)

ke-

ke-

(Z4+V tertinggi)

H Total1

H Total2

149.7

109.7

110

149.3

119.8

120.1

147.5

128.3

128.6

146.3

106.6

106.6

145.3

116

116

141.8

120.6

120.6

151.5

112.5

112.5

153.5

116.5

116.5

153.8

117.3

117.3

Z Data (cm)

Menghitung Tekanan (P)


=h
P = .h
= 9810 N/m3
Bukaan ke-1 :
1. P1

2. P1

3. P1

= .h1.1

4. P2

= .h2.1

= 9810 x 0.095

= 9810 x 0.103

= 931.95 N/m2

= 1010.43 N/m2

= .h1.2

5. P2

= .h2.2

= 9810 x 0.09

= 9810 x 0.098

= 882.9 N/m2

= 961.38 N/m2

= .h1.3

6. P2

= .h2.3

= 9810 x 0.073

= 9810 x 0.08

= 716.13 N/m2

= 784.8 N/m2

Bukaan ke-2 :
1.

P1

= .h1.1

2.

P1

= .h1.2

= 9810 x 0.098

= 9810 x 0.089

= 961.38 N/m2

= 873.09 N/m2

3.

P1

= .h1.3

P2

P2

= .h2.2

= 9810 x 0.053

= 9810 x 0.089

= 873.09 N/m2

= 519.93 N/m
4.

5.

= .h2.1
= 9810 x 0.098

6.

P2

= 961.38 N/m2

= .h2.3
= 9810 x 0.053
= 519.93 N/m2

Bukaan ke-3 :
1. P1

2. P1

3. P1

= .h1.1

4. P2

= .h2.1

= 9810 x 0.105

= 9810 x 0.105

= 1030.05 N/m2

= 1030.05 N/m2

= .h1.2

5. P2

= .h2.2

= 9810 x 0.125

= 9810 x 0.125

= 1226.25 N/m2

= 1226.25 N/m2

= .h1.3

6. P2

= .h2.3

= 9810 x 0.13

= 9810 x 0.13

= 1275.3 N/m2

= 1275.3 N/m2

Menghitung Kecepatan (v)


=h
v2 = 2gh
v=
Bukaan ke-1 :
1. v1 =
=

3. v1 =
=

= 0.9603 m/s
2. v1 =
=
= 0.9396 m/s

= 0.4429 m/s
4. v2

=
=
= 0.8167 m/s
10

5. v2

6. v2

= 0.7927 m/s

= 0.8404 m/s

Bukaan ke-2 :
1. v1 =

4. v2 =

= 0.4429 m/s

= 0.4429 m/s

2. v1 =

5. v2 =

= 1.3288 m/s

= 1.3288 m/s

3. v1 =

6. v2 =

= 0.5050 m/s

= 0.5050 m/s

Bukaan ke-3 :
1. v1 =

4. v2 =

= 1.039 m/s

= 1.039 m/s

2. v1 =

5. v2 =

= 1.039 m/s

= 1.039 m/s

3. v1 =

6. v2 =

= 1.019 m/s

= 1.019 m/s

11

Grafik Perbandingan Antara Tekanan (P1) dengan Kecepatan (v1)

Perbandingan Grafik P1 dengan V1

1400
1200

P1

1000
800
600

Q1

400

Q2

200

Q3

0
0.9603 0.9396 0.4429 0.4429 1.3288 0.505 1.039 1.039 1.019

v1

Grafik Perbandingan Antara Tekanan (P2) dengan Kecepatan (v2)

Perbandingan Antara P2 dengan v2


1400
1200
1000

P2

800
Q1
600

Q2

400

Q3

200
0
0.8167 0.7927 0.8404 0.4429 1.3288 0.505 1.039 1.039 1.019

v2

12

4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum ini, kita dapat melihat bahwa dalam aliran pipa ini
terdapat hubungan dalam tekanan (P), kecepatan (v), dan elevasi (z). Sehingga ada
rumus yang berlaku untuk hal ini, yaitu :

Namun, hasil dari percobaan ini cukup tidak sesuai. Karena dari hasil
yang praktikan dapatkan, praktikan melihat bahwa antara P1 dengan P2 ada yang
tidak sama, begitu juga dengan v2 dan v1. Walaupun pada 2 percobaan pada debit
berbeda berikutnya memang sudah mulai terlihat benar. Dengan memperlihatkan
bahwa P1 dengan P2 itu sama dan v1 dengan v2 itu sama pula.
Pada bukaan pertama, yaitu ketika debitnya sebesar 0.1684 l/detik,
terlihat disana bahwa P1 dengan P2nya berbeda. Kecepatannya juga berbeda. Hal
ini terjadi mungkin saja karena adanya kelalaian praktikan dalam melakukan
praktikum ini. Dimana praktikan telah melakukan kesalahan dalam melihat skala
yang terjadi pada instrument percobaan. Seharusnya ketika gelembung dari selang
itu sudah hilang dan selangnya telah dilepaskan, praktikan langsung melihat
berapa kecepatan dan tekanan yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
Namun, esalahan hasil tidak hanya terjadi di sana. Tetapi juga pada H total yang
ada. Dimana h total ini merupakan hasil penjumlahan dari posisi 1 dengan P 1 dan
v1 atau P2 dengan v2. Dari bukaan pertama ini rata-rata perbedaan antara Z
hitungan dengan Z data adalah sekitar 29 cm. Ini merupakan hasil yang cukup
jauh berbeda dengan aslinya.
Pada bukaan kedua, yaitu ketika debitnya sebesar 0.0805 l/detik, terlihat
disana bahwa P1 dengan P2nya sama semua dalam 3 percobaan. Begitu pula
dengan kecepatannya. Hal itu menunjukan bahwa tidak ada kesalahan pada alat.
Jadi, pada percobaan pertama dan pada debit yang pertama terdapat perbedaan itu
adalah murni kesalahan dari praktikan. Namun, hal yang sama terjadi pada
pengukuran Z data dengan Z hitungan. Dalam bukaan kedua ini pun terdapat
perbedaan yang cukup jauh yaitu sekitar 30 cm.
Pada bukaan ketiga, yaitu ketika debitnya sebesar 0.165 l/detik, P1 dengan
P2nya juga sama semua dalam 3 percobaan, begitu pula dengan kecepatannya.
Posisi Z pun terdapat perbedaan sekitar 40 cm.
13

Untuk grafik yang didapatkan, praktikan mendapatkan grafiknya terlihat


cukup baik. Dimana Q1, Q2, dan Q3nya terlihat sama. Dari grafik tersebut dapat
dibuktikan bahwa hukum Bernaoulli ini berlaku pada aliran fluida pada pipa yang
dialirkan melalui pipa ke dalam instrument percobaan yang terjadi pada percobaan
kali ini. Dimana hal tersebut terlihat bahwa dengan bertambahnya kecepatan yang
terjadi, terjadilah penurunan tekanan pada zat cair itu. Sehingga terdpat juga
penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut.
Pada perbandingan gambar dalam petunjuk praktikum dengan gambar dari
hasil praktikum ini, terdapat banyak perbedaan. Pada hasil percobaan praktikan,
memang terjadi beberapa kesalahan dalam melihat skala yang terjadi. Sehingga
tekanannya dan kecepatannya tidak sama dengan yang seharusnya terjadi.
Dari semua percobaan yang dilakukan, adanya kesalahan dalam pengukuran
tekanan itu bisa saja dipengaruhi oleh adanya gelembung udara yang masih tersisa
di

selangnya. Bila hal ini terjadi, maka tekanan dalam pipanya itu dapat

berpengaruh. Akan adanya ketidaksesuaian tekanan yang dihasilkan.


Dalam percobaan ini pun harus diperhatikan keadaan tornnya. Torn ini
harus selalu dalam keadaan penuh agar tekanan air yang dikeluarkannya bisa
selalu sama. Ini pun dapat mempengaruhi ke debit airnya, angan lupa juga untuk
memeriksa keadaan air pada bak constant head agar selalu dalam kondisi penuh.
Ternyata praktikum kali ini tidak berjalan dengan baik dan sempurna, ada
banyak kesalahan yang terjadi di sini. Kesalahan ini pun mungkin memang terjadi
karena adanya keterbatasan dari praktikan dalam mengerjakan praktikum ini.
Dengan kurangnya ketelitian dalam praktikum inilah yang menyebabkan semua
itu terjadi. Selain itu alat percobaan yang sudah lumayan laam pun bisa saja
menyebabkan kurang akuratnya percobaan kali ini. Oelh karena itu gunakanlah
alat yang masih dalam kondisi baik dan praktikan pun harus mengecek semua
peralatan yang diperlukan, apakah masih dalam kondisi baik atau tidak.

14

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Faktor kemiringan berpengaruh terhadap kecepatan dan tekanan pada
pipa.
2. Kecepatan airan fliuda benar dapat dihitung dengan menggunakan
rumus v =

3. Tekanan dalam aliran fluida dapat dihitung dengan rumus P = .h.

5.2

Saran
Saran kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya adalah :
1. Sebelum memulai praktikum diharapkan untuk membaca materi yang
akan

dipraktikumkan

agar

tidak

terjadi

kebingungan

dalam

mengerjakan praktikum.
2. Periksalah keadaan tangki Thorn dan bak Constant Head agar dalam
kondisi penuh.
3. Gunakan alat-alat praktikum yang masih dalam keadaaan baik agar
hasilnya dapat lebih akurat dan diharapkan dapat menghindari
kesalahan dalam melakukan percobaan ini.
4. Telitilah dalam melihat skala pada instrument percobaannya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Sistanto, Bambang Aris, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Mekanika Fluida.


Jatinangor: Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Anonim.

2008.

Hukum

Bernoulli.

Terdapat

pada

http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/112/44/ (diakses pada 6


Mei 2011, 20.14 WIB)
Dzulfikar,

Achmad.

2008.

Hukum

Bernaoulli.

Terdapat

pada

http://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.html (diakses pada


6 Mei 2011, 20.14 WIB)
Dzulfikar,

Achmad.

2008.

Asas

Bernoulli.

Terdapat

pada

http://www.gudangmateri.com/2008/05/asas-bernoulli.html (diakses pada 6


Mei 2011, 20.14 WIB)
Santoso,

Lukman.

2010.

Energy

Line.

Terdapat

pada

http://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_62_Energy-Line.html (diakses pada 6


Mei 2011, 20.15 WIB)
Anonim.

2011.

Prinsip

Bernoulli.

Terdapat

pada

http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli (diakses pada 6 Mei 2011,


20.12 WIB)

16

Lampiran

Gambar 1. Bak Constant Head

Gambar 2. Instrumen Percobaan

Gambar 3 dan 4. Instrumen percobaan

Gambar 5. Bak Penampungan Air

17

18

19

20

21

22

Anda mungkin juga menyukai