Askep Kasus Asthma Bronchial

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 97

Askep Kasus Asthma Bronchial Puskesmas

By rafimerpati on April 9, 2013

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KASUS ASTHMA


BRONCHIAL PADA BAPAK L DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
GALANG DUSUN TALAMANDU DESA LALOS KECAMATAN
GALANG KABUPATEN TOLITOLI
TAHUN 2012

OLEH

M. RAPIUDIN. R
NIM : 09069

PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI


AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA
TOLITOLI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING


Judul
: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Asthma
Bronchial Pada Bapak L Diwilayah Kerja Puskesmas Galang Dusun Talamandu
Desa Lalos Kecamatan Galang Kab. Tolitoli Tahun 2012

Penulis

: M. RAPIUDIN. R

Nim

: 09069

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada
Akper Pemda Tolitoli.

Tolitoli,

September 2012

TIM PEMBIMBING
PEMBIMBING I

PEMBIMBING II
SURIYANTO Amd.Kep

SARIPAH A. KASAU. SKM

Nip. 19811025 200701 1 008

Nip.19671013 198903 2 007

HALAMAN PENGESAHAN

Panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli, setelah meneliti dan
mengetahui cara dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Asthma Bronchial Pada Bapak L

Diwilayah Kerja Puskesmas Galang Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan


Galang Kab. Tolitoli Tahun 2012 yang telah dipertanggung jawab oleh Mahasiswa
Nama M. Rapiudin,
Nim : 09069 Pada hari Sabtu tanggal 28 September
2012
PANITIA UJIAN
Jabatan
Ketua

Nama/Nip

Tanda Tangan

SARIPAH A. KASAU. SKM


Nip.19671013 198903 2 007
Penguji I

ROSMIATY DJAMAL, SKM.M.Kes

Nip. 19541224 197703 2 006


Penguji II

SURIYANTO Amd.Kep
Nip. 19811025 200701 1 008

Mengetahui

Direktur Akper Pemda Tolitoli


St. F. Iriany Batalipu, SKM, M. Si
Nip. 19620518 198211 2 001
KATA PENGANTAR

Tiada Kata yang Pantas penulis ucapkan selain memanjatkan Puji syukur
kehadirat Allah SWT, Karena dengan izin dan karunia-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan Judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Asthma Bronchial pada Keluarga Bapak L
Diwilayah Kerja Puskesmas Galang Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli Tahun 2012 sebagai salah Satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli.
Terwujudnya KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak,
sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya maka perkenankanlah Penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan penghargaan rasa hormat dan terima
kasih yang setulus-tulusnya Kepada:
1.

St. Fatimah Iriany Batalipu, SKM,M.Si Selaku Direktur Akademik


Keperawatan Pemda Tolitoli Yang telah memberikan Bimbingan selama penulis
mengikuti Pendidikan Di Akper Pemda Tolitoli.

2.

Ibu Saripah A. Kasau, SKM selaku Pembimbing I Dan Bapak


SuriyantoAmd.Kep selaku Pembimbing II dengan tulus Ikhlas telah
meluangkan waktu tenaga dan pikiran dalam memberikan arahan kepada penulis
Selama Penyusunan KTI

3.

Masnur Hj. Palleco, SKM Selaku Kepala Puskesmas Galang Yang Telah
memberikan izin tempat / lokasi pengambilan data dan informasi.

4.

Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pendidikan Akademik Keperawatan Pemda


Tolitoli yang Telah memberikan Bekal ilmu dan keterampilan selama penulis
mengikuti pendidikan.

5.

Teristimewa kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan


dorongan dan doa sehingga penulis berhasil dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah Ini.

6.

Kepada Rekan-rekan Mahasiswa seangkatan khususnya mahasiswa Akper


Pemda Tolitoli yang telah banyak memberikan kebersamaan selama menempuh
pendidikan dan kepada yang namanya tidak tercantum tetapi telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan KTI ini.
Tiada ada kata yang lebih indah yang mampu penulis ucapkan selain terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu akhir kata,
semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Akper
Pemda Tolitoli.
Tolitoli, September 2012
Penulis
M. Rapiudin R.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN
.
HALAMAN PENGESAHAN

ii

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

vi
DAFTAR
TABEL.
x
DAFTAR GAMBAR
..
DAFTAR SINGKATAN
..

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN
..

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.

2.

3.

1.

2.

Latar Belakang
..
Rumusan Masalah
.

Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Tujuan
Khusus

3.

4.

Metode
Penulisan
Manfaat
Penelitian..

BAB II TINJAUAN
TEORI.
1.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Penyakit Asthma
Bronchial

Pengertian

Etiologi

Tanda Dan Gejala


..
Derajat Berat Asthma

Jenis-jenis Asthma
.

Patofiologi

10

Komplikasi

11

Pemeriksaan Diagnosis
.

12

Penatalaksanaan

12

10. Pengobatan .
13
11. Pencegahan
14
1.

Tinjauan Teori
Keluarga.

1.

Pengertian Keluarga
.

2.

16

Tipe
Keluarga.

3.

16

Tahapan Perkembangan Keluarga


17

4.

5.

Struktur Keluarga
.

20

Fungsi Keluarga
..

21

6.

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan


23

7.

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Melaksanakan Tugastugas Kesehatan Dan Keperawatan ..

1.
1.

2.

25

Asuhan Keperawatan Keluarga


Pengkajian
..
Tahap-tahap Pengkajian

28

28

3.

4.

Diagnose Keperawatan
..

30

Analisa Data

30

5.

Perumusan Masalah Dan Diagnosa Keperawatan .

31

6.

Perioritas Diagnosa Keperawatan yang Ditemukan ..

36

7.

Perencanaan Keperawatan Keluarga ..


40

8.

Pembuatan Rencana Keperawatan ..


43

9.

Implementasi
45

10. Evaluasi
.
1.
1.

2.

47

Konsep Teori Pengkajian Pada Penderita Asthma Bronchial.


Persiapan
.
Hal Yang perlu di perhatikan
..

3.

48

48

Langkah-langkah Pemeriksaan
49
BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1.

2.

Pengkajian
..
Klasifikasi
.

52

64

3.

Analisa Data

65

4.

Penilaian Scoring Diagnosa Keperawatan ..

5.

Diagnosa Keperawatan Prioritas .

6.

7.

8.

Intervensi
..
Implementasi
..

68

69

71

Evaluasi
.

9.

66

72

Catatan perkembangan ..
73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
..

1.

Hasil
.

2.

76

Diagnosa Keperawatan ..
77

3.

Intervensi

80

4.

Implementasi
..

5.

81

Evaluasi
.

6.

82

Pembahasan ..
79

BAB V
PENUTUP..
1.

2.

Kesimpulan
.

86

Saran

87
DAFTAR PUSTAKA
.
LAMPIRAN
..

DAFTAR TABEL

Tabel : 1. Derajat Berat


Asthma.

Tabel : 2. Skala Boylon Dan Malgaya (1978) .


37
Tabel : 3. Penetapan Kriteria Dan Standar
42
Tabel : 4. Komposisi Keluarga
..
Tabel : 5. Pemeriksaan Fisik Keluarga

62

52

Tabel : 6. Klasifikasi Data


.

64

Tabel : 7. Analisa Data

65

Tabel : 8. Scoring Diagnosa Keperawatan


66
Tabel : 9. Scoring Diagnosa Keperawatan
67
Tabel : 10. Diagnosa Prioritas

68

Tabel : 11. Intervensi


.
Tabel : 12. Implementasi

71

Tabel : 13. Evaluasi

Tabel : 14. Catatan Perkembangan

73

Tabel : 15. Catatan Perkembangan

74

Tabel : 16. Catatan


Perkembangan.

69

75

72

DAFTAR GAMBAR
Gambar : I. Genogram 3
Generasi

53

Gambar : 2. Denah Rumah


..

57

Gambar : 3. Arah Mata Angin


..

DAFTAR SINGKATAN

1.

Mis

= Misalnya

2.

O2

= Oksigen

3.

Mg

= Miligram

4.

RI

= Republik Indonesia

5.

PES

= Problem + Etiologi + Sympton

6.

NO

= Nomor

7.

TBC

= Tubercolosis

8.

BCG

= Bacilli Calmette Guarin

57

1.

SOAPIER = Subyektif, Obyektif, Anakysis, Planning,


Implementasi, Evaluasi, Reasesmen
10. KK

= Kepala Keluarga

11. P

= Perempuan

12. L

= Laki-laki

13. JK

= Jenis Kelamin

14. URT

= Urusan Rumah Tangga

15. TV

= Televisi

16. WC

= Water Close

17. TD

= Tekanan Darah

18. ND

= Nadi

19. SB

= Suhu Badan

20. BB

= Berat Badan

21. PDAM

= Perusahaan Daerah Air Minum

22. Dx

= Diagnosa

23. SD

= Sekolah Dasar

24. SR

= Sekolah Rakyat

25. M2

= Meter Persegi

26. C

= Celcius

27. Pddk

= Pendidikan

28. TTV

= Tanda-tanda Vital

29. SPAL

= Saluran Pembuangan Air Limbah

30. WHO

= World health Organitation

31. RR

= Respirasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SAP Asthma Bronchial


Lampiran 2 : Leaflet Asthma Bronchial
Lampiran 3 : SAP Pengobatan Dan Perawatan pada
Penyakit Asthma Bronchial
Lampiran 4 : Leaflet Pengobatan Dan Perawatan
Pada Penyakit Asthma

BAB I
PENDAHULUAN

1.

A. Latar Belakang
Asthma Bronchial merupakan kelainan saluran napas kronik yang merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini dapat terjadi pada
berbagai usia, naik laki-laki maupun perempuan. Dalam decade terakhir ini
prevalensi Asthma Bronchial cenderung meningkat, sehingga masalah
penanggulangan asthma menjadi masalah yang menarik. (Fazidah Aguslina Di
Akses Tanggal 19/09/2012).
Angka kejadian asthma bervariasi diberbagai Negara, tetapi terlihat kecenderungan
bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun belakangan ini obatobat Asthma banyak dikembangkan. Dinegara maju angka kesakitan dan kematian
karena asthma juga terlihat meningkat. Tanggal 04 Mei 2004 ditetapkan
oleh Global Initiavite In Asthma (GINA) sebagaiWorld Asthma Day (Hari Asthma
se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), penyandang Asthma
di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terus bertambah sekitar
180 ribu orang per tahun.
Peningkatan penderita Asthma Bronchial juga terjadi di Indonesia, penelitian pada
anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC
(international Study On Asthma And Allergy In Children) Tahun 1995
menunjukkan, prevalensi asthma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi
dua kali lipat lebih yakni 5,2%.(Arief.B Di Akses Tanggal 19/09/2012).
Asthma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan
secara total. Kesembuhan dari satu serangan asthma tidak menjamin dalam waktu
dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena
pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu
berhadapan dengan faktor alergi yang menjadi penyebab serangan. Biaya
pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita
atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih
lama, sering menjadi problem tersendiri. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat

penyakit Asthma Adalah Gagal Nafas, Pneumotoraks, Atelektasis, Emfisema,


Bronkitis, Hipoksemia.
Menurut Data Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011 Adapun
jumlah penyakit asthma adalah 582 jiwa, Tahun 2012 terjadi peningkatan
penyakit Asthma Bronchial865 jiwa. Khususnya Untuk wilayah Puskesmas Galang
pada tahun 2010 penyakit Asthma Bronchial 349 jiwa, Tahun 2011 terjadi
peningkatan penyakit Asthma Bronchial 422 jiwa, dan pada tahun 2012 Periode
Januari sampai Juni jumlah penderita Asthma Bronchial 146 jiwa.
Dari uraian tersebut di atas dan masih tingginya prevalensi penyakit Asthma
Bronchial secara Global terus meningkat sehingga penulis tertarik untuk
mengangkat judul Asuhan Keperawatan Keluarga pada Bapak L dengan kasus
Asthma Bronchial di Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan Galang
Kabupaten Tolitoli sebagai Karya Tulis Ilmiah.
1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Keluarga Bapak L Dengan Kasus Asthma Bronchial Di Dusun Talamandu
Desa Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.

1.

C. Tujuan Penulisan

2.

Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Secara langsung
dan Komprehensifdengan pendekatan proses keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit .

1.

Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak L dengan
masalah PenyakitAsthma Bronchial dalam bidang kesehatan Meliputi :

1.

Melakukan Pengkajian yang meliputi pengumpulan data dan menetapkan


masalah berdasarkan prioritas masalah.

2.

Membuat Perencanaan untuk mengatasi masalah perawatan yang ada


mencakup penetapan tujuan dan intervensi keperawatan.

3.

Melaksanakan Tindakan Keperawatan Berdasarkan Rencana Asuhan


Keperawatan

4.

Mendokumentasikan semua kegiatan Asuhan Keperawatan berdasarkan


tindakan yang telah dilakukan.

5.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Adalah dengan cara
Deskritif atau dengan cara menggambarkan suatu keadaan kondisi berdasarkan
data fakta yang diperoleh melalui Study Kasus dengan Teknik pengumpulan data
sebagai berikut :

1.

Wawancara
Teknik pengumpulan data dalam komunikasi yang didapatkan secara langsung dari
keluarga dan Tim Kesehatan

1.

Observasi
Observasi teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan Pemeriksaan keadaan
keluarga secara Head To Toe.

1.

Studi Kepustakaan (Literatur) tehnik yang dapat melalui referensi (Sumber)


untuk mendapatkan keterangan secara tertulis berkaitan dengan kasus yang
disajikan langsung sesuai kondisi yang objektif

1.

E. Manfaat Penelitian

2.

Bagi Penulis

Menambah pengetahuan khususnya dalam menangani masalah keperawatan dan


menerapkan Asuhan Keperawatan keluarga dengan Kasus Asthma Bronchial.
1.

Bagi Keluarga Yang Diteliti


Menambah informasi dan pengetahuan kepada Keluarga Tentang Penyakit Asthma
Bronchial sehingga di harapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga untuk
memantau dan memeriksakan kesehatannya.

1.

Bagi Puskesmas
Menjadi Bahan Informasi Bagi wilayah kerja Puskesmas Galang Kabupaten
Tolitoli dalam meningkatkan promosi kesehatan keluarga mengenai penyakit
Asthma Bronchial.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.

A. Penyakit Asthma Bronchial

2.

1. Pengertian

1.

Asthma Adalah penyakit jalan napas obstruktif


intermiten, Reversibel dimana Trakeadan Bronki berespons dalam
secara Hiperaktif terhadap Stimuli tertentu. Asthmadimanisfestasikan dengan
penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan Dispnea, Batuk, dan Mengi. Tingkat
Penyempitan jalan nafas dapat berubah baik secara spontan atau karena
terapi. Asthma berbeda dari penyakit paru Obstruktif dalam hal
bahwa Asthma adalah proses Reversibel. Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang
berlangsung dari beberapa menit sampai jam, diselingi oleh periode bebas gejala.
(Brunner dan Suddarth.2001)

2.

Asthma merupakan gangguan Inflamasi Kronik jalan napas yang


melibatkan berbagaisel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah Hiperaktifitas
Bronkus dalam berbagai tingkat. Obstruktif jalan nafas dan gejala pernapasan
(mengi dan sesak). Obstruksijalan napas umumnya bersifat Reversibel. (Arief
Mansjoer. 1991)

1.

Asthma Adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dalam keadaan


dimana Asthmaadalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih
jarang telah disingkirkan. (Arief Mansjoer.2000)

2.

2. Etiologi
Sampai saat ini Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui dengan pasti namun
suatu hal yang sering kali terjadi pada semua panderita Asthma Adalah FenomenaI
Hiperaktivitas Bronkuspenderita Asthma sangat peka terhadap
rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat tersebut maka
rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik,metabolisme
kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering
menimbulkanAsthma perlu diketahui dan dapat mungkin dihindarkan factor-faktor
tersebut adalah :

1.

Alergen Utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.

2.

Iritasi seperti asap, bau-bauan dan polutan

3.

Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus

4.

Perubahan cuaca yang ekstrim

5.

Aktifitas fisik yang berlebihan

6.

Lingkungan kerja

7.

Obat-obatan

8.

Emosi dan Lain-lain seperti Refleks.


Belum diketahui, Faktor pencetus adalah allergen, infeksi (terutama saluran napas
bagian atas)iritan, cuaca , kegiatan Jasmani, Refluks Gastroesofagus dan Psikis.
(Arief Mansjoer.2000)

1.

3. Manifestasi Klisnis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat Hiperaktivitas
Bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat Reversibel secara spontan maupun dengan
pengobatan. Gejala-gejalaAsthma antara lain:

1.

Bising Mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop

2.

Batuk Produktif, sering pada malam hari.

3.

Napas atau dada seperti tertekan

4.

Sesak Napas
(Arief Mansjoer.1999)

1.

4. Derajat Berat Asthma


Tabel : 1. Derajat Berat Asthma

Ringan

Meningkat

Sedang

Normal Sampai hipoksemia


ringan menurun sampai

Berat

Hipoksemia

Status
Asmmatikus

Hipoksemia Berat

normal

Menurun

Alkalosis

Alkalosis

Meningkat

Peningkatan Jelas

Alkalosis

Asidosis

Sumber Data : Irman Somantri

1.

5. Jenis-jenis Asthma
Asthma sering dicirikan sebagai Alergi, Idiopatik, Nonalergi atau Gabungan :
a) Asthma Alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal
(misalnya serbuk sari, binatang, amarah, makanan dan jamur).
Kebanyakan Alergen terdapat di udara dan musiman. Pasien
dengan Asthma Alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang Alergikdan
riwayat medis masa lalu Eczema atau Rhinitis Alergik.
b) Asthma Idiopatik atau Nonalergik tidak berhubungan dengan Alergen Spesifik.
Faktor-faktor, seperti Common cold, infeksi Traktus Respiratorius, latihan, emosi
dan Polutanlingkungan dapat mencetuskan serangan. Beberapa
agens Farmakologi, seperti Aspirin danAgens Anti Inflamasi Nonsteroid lain,
pewarna rambut, Antagonis Beta-Adrenergik dan Agens Sulfit (pengawet makanan),
juga mungkin menjadi Faktor.

c) Asthma Gabungan adalah bentuk Asthma yang paling umum. Asthma ini
mempunyai karateristik dari bentuk Alergik maupun
bentuk Idiopatik atau nonalergik. (Brunner danSuddarth.2001)

1.

6. Patofisiologi
Asthma adalah Obstruksi jalan nafas Difus Reversibel. Obstruksi disebabkan oleh
satu atau lebih dari yang berikut ini :

1.

Kontraksi Otot-otot yang mengelilingi bronki, yang penyempitan jalan nafas

2.

Pembengkakan membran yang melapisi bronki.

3.

Pengisian Bronki dengan Mucus yang kental.


Selain itu, otot-otot Bronchial dan Kelenjar Mukosa membesar; Sputum yang
kental, banyak dihasilkan dan Alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara
terperangkap di dalam jaringan paru.Mekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak
diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan
sistem imunologis dan sistem saraf Otonom.
Beberapa individu dengan Asthma mengalami respons Imun yang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan kemudian menyerang selsel mast dalam paru . Pemajanan ulang terhadap Antigen mengkibatkan
Ikatan Antigen dengan Antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel
mast (disebut Mediator) seperti Histamin,
Bradikinin, dan Prostaglandin sertaAnafilaksis dari Substansi yang bereaksi
lambat. Pelepasan mediator ini dalam jaringan parumempengaruhi otot
polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan Bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak.

Sistem Saraf Otonom mempersarafi paru. Tonus otot Bronchial diatur oleh Impuls
Saraf Vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada Asthma Idiopatik atau Nonalergi,
ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan,
dingin, merokok, emosi, dan Polutan, jumlah Asetilkolin yang dilepaskan
meningkat. Pelepasan Asetilkolin ini secara langsung
menyebabkan Bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi
yang dibahas di atas. Individu dengan Asthma dapat mempunyai toleransi rendah
terhadap respons parasimpatis. (Brunner Dan Suddarth.2001)
1.

7. Komplikasi
Adapun Komplikasi penyakit Asthma Bronchial yang mungkin timbul adalah :
1) Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal
2) Pneumothoraks : terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan
kolapsnya paru.
3) Gagal nafas : ketidak mampuan sistem untuk mempertahankan oksigenasi
darah normal (PaO2) eliminasi karbon dioksida
4) Bronkhitis atau radang paru-paru : Kondisi di mana lapisan bagian dalam dari
saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronchiolis) mengalami bengkak.
5) Emfisema : penyakit saluran pernafasan yang berdiri sesak nafas terus menerus
yang menghebat pada waktu pengeluaran tenaga dan sering kali dengan perasaan
letih atau baha latinnya paru-paru basah
6) Hipoksemia : tubuh kekurangan oksigen (Arief Mansjoer.1999)

1.

8. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis Asthma berdasarkan :

1.

Anamnesis: Riwayat Perjalanan Penyakit, Faktor-faktor yang berpengaruh


terhadapAsthma, riwayat keluarga dan riwayat adanya alergi, serta gejala klinis.

2.

Pemeriksaan Fisik

3.

Pemeriksaan Laboratorium : Darah (terutama eosinofil) Sputum (Eosinofil,


spiral Curshman, Kristal Charcot-leyden)

4.

Tes Fungsi Paru dengan Spirometri atau Peak Flow Meter untuk
menentukan adanyaObstruksi Jalan napas. (Arief Mansjoer.1999)

5.

9. Penatalaksanaan
Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :

1.

Menghilangkan Obstruksi Jalan Nafas dengan segera

2.

Mengenal dan menghidari Faktor-faktor yang mencetuskan


serangan Asthma.

3.

Memberikan Penerangan kepada Penderita ataupun Keluarganya mengenai


PenyakitAsthma, baik Pengobatannya maupun tentang perjalanan Penyakitnya
sehingga Penderita mengerti Tujuan Pengobatan yang diberikan dan bekerja sama
dengan Dokter atau Perawat yang merawat.
1)

Pemberian Penyuluhan

2)

Menghindari Faktor Pencetus

3)

Pemberian Cairan

4)

Beri O2 bila perlu

10. Pengobatan
1.

Pengobatan Farmakologik :
Bronkodilator : Obat Yang melebarkan Saluran Nafas. Terbagi dalam 2 golongan
yaitu Simptomatik / Andrenergik (Adrenalin Dan Efedrin) Dan Nama Obat :
1) Orsiprenalin (Alupent)

2) Fenoterol (Berotec)
1.

Santin (Teofilin) Nama Obat Yaitu :


1) Aminofilin (Amican Supp)
2) Aminofilin (Euphilin Retard)
3) Teofilin (Amilex)
Efek Dari Teofilin sama dengan obat golongan Simptomatik tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan Efeknya saling memperkuat
cara pemakaian :
Bentuk suntikan Teofilin/Aminofilin dipakai pada serangan Asthma akut, dan
disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering
merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaliknya diminum sesudah
makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya
berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentukSupositoria ini
digunakan jika penderita karena sesuatu hal ini tidak dapat
minum Teofilin(Misalnya muntah atau lambungnya kering)

1.

c. Kromalin
Kromalin bukan Bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan
serangan Asthma. Manfaatnya adalah untuk penderita Asthma Yang dihirup
(Ventolin Diskhaler Dan BricAsthma Turbuhaler) atau
Cairan Bronkodilator (Alupent, Berotec, BrivAsthma serta Ventolin) yang oleh alat
khusus diubah menjadi Aerosol (Partikel-partikel yang sangat halus) untuk
selanjutnya dihirup.

1.

d. Ketofelin
Mempunyai Efek pencegahan terhadap Asthma seperti Kromalin. Biasanya
diberikan dengan dosis dua kali 1 mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat
diberikan secara oral.
11. Pencegahan

Pasien dengan Asthma Kambuhan harus menjalani pemeriksaan Mengidentifikasi


subtansi yang mencetuskan terjadinya Serangan, penyebab yang mungkin dapat
saja bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan pemeliharaan, kuda, Detergen,
sabun, makanan tertentu, jamur dan serbuk sari, jika serangan berkaitan dengan
musim, maka serbuk sari dapat menjadi dugaan kuat, upaya harus di buat bentuk
menghindari agen penyebab kapan saja memungkinkan. (Brunner dan Suddarth
1999).

1.

B. Tinjauan Tentang Keluarga

2.

1. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Santun Setiawati,2008)
Menurut Helvie 1981, Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam
satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Setiadi.2008)
Menurut Friedman 1998, Keluarga Adalah Kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang bagian dari keluarga. (Suprajitno, S.Kep.2004)

1.

2. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1.

Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2.

Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga ini bertambah Anggota


keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (Kakek-nenek, pamanBibi). (Suprajitno,S.Kp.2004)

3.

3. Tahap Perkembangan Keluarga


Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan
keluarga, untuk memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan
kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk memberikan dukungan pada
keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan
keluarga Menurut Duvall Dan Miller (1985); Carter dan Mc Goldrick (1988),
mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti :

1.

a. Keluarga pemula Atau Pemasangan baru (Berganning Family)


Pasangan Baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga Pemula antara lain : membina hubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial, persiapan menjadi orang tua,

1.

b. Keluarga sedang mengasuh anak (Anak tertua bayi sampai umur 30


bulan) (Child Bearing)
Tugas Keluarga ini Adalah adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, Interaksi,
Seksual dan kegiatan), mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, Menata ruang untuk anak, Biaya/Dana, dan mengadakan kebiasaan
keagaamaan secara rutin. (Setiadi.2008)

1.

c. Keluarga Dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur

2-6

tahun)
Tugas Perkembangan keluarga saat ini adalah Pemenuhan kebutuhan anggota
keluarga, membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak
yang lain juga terpenuhi, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak,
pembagian tanggung jawab.
1.

Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (Anak tertua Usia 6-13 tahun).

Tugas Perkembangan keluarga Pada Tahap ini Adalah : Mensosialisasikan anak


termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan dengan teman
sebaya, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah. (Ns. Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom. 2011)
1.

e. Keluarga Dengan Anak Remaja (anak Tertua Umur 13-20 Tahun)


Menurut Duvall Pada tahap Ini : tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini
anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaanya, oleh karena itu
suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling
pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1.

f. Keluarga Yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak


pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas Perkembangan Keluarga : memperluaskan keluarga inti menjadi keluarga
besar, mempertahankan Intim, berperan Suami-istri kakek dan nenek, membantu
anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarkat. (Setiadi, 2008)

1.

g. Keluarga Orang Tua usia pertengahan (Middle Age Family)


Tugas Perkembangan Pada Tahap Ini : Menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan arti
para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan dan merencanakan
kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak. (Ns.
Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom. 2010)

1.

h. Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia.


Tugas Perkembangan pada Tahap ini adalah Menerima kematian pasangan, kawan
dan mempersiapkan kematian, penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara
merubah cara hidup, mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat,
dan melakukan Life Review masa lalu. (Setiadi,2008)

1.

4. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari
bermacam-macam diantaranya adalah :
1.

1. Patrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

1.

2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

1.

3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

1.

4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

1.

5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanyan hubungan dengan
suami atau istri. (Setiadi.2008)

1.

5. Fungsi Pokok Keluarga


Ada Beberapa fungsi yang dijalankan keluarga sebagai berikut :

1.

1. Fungsi Afektif
Menurut Friedman (1998), fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. (Setiadi.2008)

1.

2. Fungsi Biologis
Adalah Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak,
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota keluarga.
(Setiadi. 2008)

1.

3. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, Memberikan
identitas keluarga. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1.

4. Fungsi Sosialisasi
Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai
sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar. (Santun
Setiawati. 2008)

1.

5. Fungsi Ekonomi
Adalah Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Pengaturan pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Menabung Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya.
(Setiadi.2008)

1.

6. Fungsi Pendidikan
Adalah Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
Mempersiapkan Anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

peranannya sebagai orang dewasa, Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat


perkembangannya. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)
1.

7. Keluarga Sebagai Sistem


Pengertian sistem yang paling umum adalah kumpulan beberapa bagian fungsional
yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :


1.

Keluarga mempunyai subsistem : Anggota, fungsi, peran, aturan, budaya


dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan.

2.

Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.

3.

4.

Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat


mempengaruhi supra-sistemnya.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1.

a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga.


Keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Perubahan sekecil perubahan yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.

1.

b. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

1.

Merawat Keluarga Yang Mengalami Gangguan Kesehatan


Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.

1.

Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan Keluarga.

2.

Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Sekitranya Bagi


Keluarga. (Suprajitno, S.Kp.2004)

1.

7. Ketidakmampuan Keluarga dalam Melaksanakan Tugas-tugas


Kesehatan dan keperawatan.
Tugas Keluarga merupakan Pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga, mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
sebagai Etiologi/Penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajakan tahap
II. Bila ditemui data maladaptive pada keluarga lima tugas keluarga yang dimaksud
adalah :

1.

Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan


karena :

1.

Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

2.

Rasa takut akibat masalah yang diketahui

3.

Sikap dan falsafah hidup.

4.

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan


tindakan yang tepat, disebabkan karena :

1.

Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.

2.

Masalah Kesehatan tidak begitu menonjol

3.

Keluarga Tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan


dan kurangnya sumber daya keluarga.

4.

Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

5.

Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga

6.

Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

7.

Takut dari akibat tindakan, Sikap negatif terhadap masalah kesehatan,


Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

8.

Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

9.

Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

10.

Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena:

1.

Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab, penyebaran,


perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan
perkembangan anak.

2.

Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3.

Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4.

Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya :


keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk
perawatan.

5.

Sikap negative terhadap yang sakit

6.

Konflik individu dalam keluarga

7.

Sikap dan pandangan hidup

8.

Perilaku yang mementingkan diri sendiri

9.

Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempergaruhi


kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Disebabkan karena:

1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung


jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
rumah
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan, Konflik personal dalam
keluarga
4)

Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

5)

Sikap dan pandangan hidup

6) Ketidakkompakkan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada


kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.

1.

Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara


kesehatan, disebabkan karena :

1.

Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada, Tidak memahami keuntungan
yang diperoleh

2.

Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan

3.

Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

4.

Rasa takut pada akibat dari tindakan, Tidak terjangkau fasilitas yang
diperlukan, Tidak adanya fasilitas yang diperlukan, Rasa asing dan tidak ada
dukungan dari masyarakat, Sikap dan falsafah hidup, (Drs. Nasrul Efiendy,1998)

1.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

2.

1. Pengkajian
Pengkajian Suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. (Suprajitno, S.Kp)
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji
menggambarkan kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi
tersebut bisa digunakan untuk memprediksi dimasa yang akan datang. (Santun
Setiawati)

1.

2. Tahap-tahap Pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan


istilah penjajakan.
1.

Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
Data Umum, Riwayat tahapan perkembangan, Lingkungan, Struktur Keluarga,
Fungsi Keluarga, Strees dan koping keluarga, Harapan keluarga, Data tambahan,
Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat didentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga. Contoh:

1.

Anggota Keluarga dengan masalah kesehatan sistem pencernaan, Anggota


keluarga dengan masalah kesehatan sistem Pernafasan, Anggota keluarga dengan
masalah kesehatan Cairan elektrolit,

2.

Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Kehamilan resiko Tinggi,


Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Malnutrisi

3.

Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi

4.

Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Penyakit Kronik

5.

Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data
yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidakmampuan
keluarga Mengambil keputusan, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga, Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan Dan
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan Fasilitas kesehatan. (Santun
Setiwati,2008)

1.

3. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa Keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari
hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan
status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual. (Santun
Setiawati 2008)

1.

4. Analisa Data
Setelah data terkumpul (Dalam Format Pengkajian) maka selanjutnya dilakukan
analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga.
Cara Analisa Data Adalah :

1.

Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format
pengkajian.

2.

Mengelompokan Data berdasarkan kebutuhan Bio, Psiko, Sosial Dan


Spiritual.

3.

Membandingkan Dengan Standart

4.

Membuat Kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan. (Setiadi.2008)

1.

5. Perumusan Masalah
Rumusan masalah kesehatan keluarga dappat menggambarkan keadaan kesehatan
dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai,


kultur yang dianut oleh keluarga tersebut . (Drs. Narsul Efiendy.2008)
1.

a. Masalah (Problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar keluarga dan anggota keluarga) yang di dentifikasi oleh perawat
melalui pengkajian tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan keluarga secara jelas dan sesingkat mungkin
daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995 adalah sebagai
berikut :

1.

1.

Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah lingkungan


a)

Resiko terhadap cidera

b)

Resiko terjadi infeksi (Penularan Penyakit)

c)

Kerusakan Penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)

Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran (komunikasi


keluarga Disfungsional)

1.

Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah struktur peran :


a)

Isolasi Social

b)

Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah

1.

Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif


a)

Perubahan proses keluarga

b)

Perubahan menjadi orang tua

c)

Koping keluarga tidak efektif ketadkmampuan

1.

Diagnosa keperawatan Keluarga pada masalah fungsi social


a)

Konflik peran orang tua

b)

Kurang pengetahuan

1.

Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan


a)

Perubahan pemeliharaan kesehatan

b)

Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

1.

1.

Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah koping


a)

Koping keluarga tidak efektif menurun

b)

Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan

c)

Resiko terhadap tindakan kekerasan

b. Penyebab (Etiologi)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu :

1.

Mengenai Masalah kesehatan setiap anggotanya

2.

Mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat

3.

Memberikan keperawatan dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang


terlalu muda

4.

5.

Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga.
c. Tanda (Sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab perawat hanya
boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan perumusan
diagnosis keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) kategori yaitu :
1) Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan)
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan yaitu dengan ciri
dari pengkajian didapatkan tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga komponen diantaranya adalah problem


etiologi dan simpton.
1.

Problem yang mengacu pada permasalahan yang dihadapi klien contoh


problem : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M) Keluarga
bapak T

2.

Etiologi (Faktor yang berhubungan ) merupakan etiologi atau Faktor


penyebab yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan Faktor ini
mengacu pada 5 tugas keluarga contoh. Etiologi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan nutrisi

3.

Simpton (Batasan Karateristik) yang mengacu pada petunjuk klinis tanda


subjektif dan objektif jadi syarat diagnosa aktual adalah harus ada PES (Problem +
Etiologi+Sympton) Contoh Diagnosa Aktual:
a) Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M) keluarga bapak
T. Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan nutrisi.

b) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada ibu T berhubungan dengan kurangnya
kemampuan keluarga bapak T merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Resiko (Ancaman Kesehatan)
Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah problem
dan etiologi ciri diagnosa resiko adalah sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan contoh:
1.

Resiko Terjadi konflik pada keluarga bapak T berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi dalam keluarga.

2.

Resiko tinggi terhadap penularan TBC Paru pada anggota keluarga yang lain
yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal gangguan
kesehatan setiap anggotannya.
3) Wellnes (Keadaan Sejahtera)
Adalah keputusan klinik tentang kesehatan keluarga dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan : Contoh pernyataan diagnosa keperawatan
sejahteraan:

1.

Prilaku mencari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual Carpenito, 1995)

2.

Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (ibu N) keluarga


Bapak F.

3.

Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak x.


4) Sindrom
Adalah Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa actual dan resiko tinggi
yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/situasi tertentu menurut
NANDA ada 2 diagnosa yaitu :

1.

Syndrom trauma Pemerkosaan (Rape Trauma Syndrome) pada kelompok ini


menunjukkan adanya tanda dan gejala Misalnya : cemas, Takut, sedih, gangguan
istirahat dan tidur dan lain-lain.

2.

Resiko Sindrom penyalahgunaan (Risk For Dijuse Syndrome) Misalnya :


Resiko gangguan proses fikir, resiko gangguan gambaran diri dan lain-lain
(Setiadi.2008)

3.

6. Perioritas Diagnosa Keperawatan yang ditemukan


Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah memprioritaskan
masalah sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat
dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang
ditemukan di hitung dengan menggunakan skala prioritas skala Baylon dan
Maglaya) sebagai Berikut :

1.

Tentukan Skor untuk tiap Kriteria

2.

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

1.

Jumlahkan skor untuk semua criteria

2.

Skor Tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot


Tabel : 2. Skala Boylon dan Malgaya ( 1978 )
No
Kriteria

Skor

Bobot

Sifat masalah
1
Skala : Tidak / kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtra

Kemungkinan masalah dapat


2

Skala : Mudah

Sebagian

Tidak dapat

Potensial masalah untuk di cegah


1

Skala : tinggi

Cukup

Rendah

Menonjol masalah
1
Skala : masalah berat, harus segera di ganti ada
masalah, tetap tidak perlu di ganti masalah tidak di
rasakan.

2
1
0

Sumber data : Aplikasi dalam Praktik Suprajitno 2004


Penentuan Perioritas sesuai dengan Kreteria skala :
1.

Kriteria I Yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/kurang
sehat karena memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh keluarga
untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu pada tipologi masalah kesehatan
yang terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

a)

Kurang/Tidak Sehat Nilai 3

Yaitu keadaan yang memungkinkan keadaan terjadinya penyakit, kecelakaan dan


kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain adalah :
1.

Penyakit keturunan, seperti Asthma, Diabetes Melitus dan sebagainya

2.

Anggota Keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC,


Gonore, Hepatitis dan sebagainya.

3.

Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber
daya keluarga

4.

Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam, benda tajam
diletakkan disembarangan tempat.

5.

Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.

6.

Keadaan yang menimbulkan strees, antara lain :


Hubungan keluarga tidak harmonis, Hubungan orang tua dan anak yang tegang,
Orang tua yang tidak dewasa

1.

Sanitasi Lingkungan
Ventilasi kurang baik, Sumber air Minum tidak memenuhi syarat, Polusi udara,
Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat

1.

Kebiasaan Yang merugikan kesehatan

2.

Riwayat Persalinan Sulit


b)

Kurang / Tidak Sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan


1.

Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)

2.

Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan


pertumbuhan normal.
c)

Situasi Krisis

Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Masa nifas, Menjadi orang tua, Abortus, Anak
remaja, Anak masuk sekolah, Kehilangan pekerjaan, Kematian Anggota keluarga
1.

Kreteria II yaitu kemungkinan masalah dapat diubah.


Perhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
a) Pengetahuan Yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
b)

Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

c)

Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan waktu.

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat


dan sokongan masyarakat.
1.

Kreteria III yaitu Potensial masalah yang dapat dicegah


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
a)

Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit masalah

b)

Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

c) Adanya Kelompok High Risk atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
1.

Kreteria IV, menonjolnya Masalah


Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang
mempunyai skor tertinggi dan didusun berurutan sampai skor terendah.

1.

7. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan adalah bagian dari fase perorganisasian dalam proses keperawatan
keluarga yang meliputi penentuan tujuan Perawatan (jangka Panjang/Pendek),
penetapan standart dan kreteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi
masalah keluarga.

1.

Penetapan Tujuan
Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan
keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga
dapat dibagi menjadi :

1.

Tujuan Jangka Panjang


Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri.
Dan lebih baik ada batas waktunya, misalnya dalam waktu 2 hari. Pencatuman
jangka waktu ini adalah untuk mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Contoh : Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 2 hari seluruh keluarga Bapak Jumain dapat merawat anggota keluarga
yang sakit dan dapat mencegah penularan penyakit.

1.

Tujuan Jangka pendek


Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan
dengan keadaan yang mengacam kehidupan. Contoh :
a)
Keluarga Bapak Jumain Dapat mengenal Dampak permasalahan penyakit Ibu
Romlah dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila penyakit Ibu Romlah Tidak
segera Diobati.
b)
Bayi Yang belum Diimunisasi dari keluarga tersebut harus segera diberi
imunisasi BCG, DPT, dan Polio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan keperawatan adalah :
a)

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

b)

Merupakan Hasil akhir yang ingin dicapai

c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah
pihak (keluarga dan perawat)
d)

Mencakup criteria keberhasilan sebagai dasar Evaluasi.

1.

Penetapan Kriteria Dan Standar


Merupakan Standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang factor-faktor yang
dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat
pertimbangan bentuk dari standar dan Kriteria ini adalah penyataan Verbal
(Pengetahuan, Sikap, Dan Psikomotor)
Tabel : 3. Penetapan Kriteria Dan Standar
No

Kriteria

Standar

Pengetahuan
1.

Keluarga Mampu menyatakan


pengertian Asthmasecara umum

2.

Keluarga Mampu menyebutkan jenis makanan atau


buah-buahan yang dapat membantu proses penyembuhan
kulit.

3.

Keluarga dapat menyebutkan akibat jika tidak diobati

4.

Keluarga mampu memutuskan untuk membuat


rencana control setiap bulan puskesmas

1.

Keluarga mampu memutuskan untuk membuat


rencana control setiap 1 bulan sekali kepuskesmas

1.

Keluarga bisa menyediakan buah buahan yang

Sikap

Psikimotor

banyak mengandung Vitamin C.

Sumber : Setiadi 2008


1.

8. Pembuatan Rencana Keperawatan


Intervensi Keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada keluarga yang
dilaksanakan oleh perawat yang ditujukan kepada kegiatan yang berhubungan
dengan promosi mempertahankan dalam menentukan rencana tindakan adalah :

1.

Sebelum menulis cek sumber Informasi data.

2.

Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti

3.

4.

Tuliskan harus jelek, spesifik dapat diukur dan Kriteria hasil sesuai dengan
indentifikasi masalah.
Memulai instruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja.

5.

Gunakan pena tinta dalkam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan


atau tidak jelasnya tulisan.

6.

Menggunakan kata kerja rencana kegiatan harus secara jelas menjabarkan


setiap kegaiatan sehingga perlu menggunakan kata kerja yang mudah misalnya
ajarkan cara perawatan luka

7.

Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan digunakan.

8.

Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan

9.

10.
11.

Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama, lingkungan sumber


daya dan fasilitas yang tersedia.
Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.
Rencana tindakan disesuaikan dengan seberapa daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah kemandirian sehingga tingkat ketergantungan dapat

diminimalisasikan focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi


kegiatan yang bertujuan :
1) Menstimulasi kesadarn atau penerima keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
1.

Memberi informasi yang tepat

2.

Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

3.

Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan


masalah.

4.

Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang


tepat, dengan cara :

5.

Mengidentifikasi Konsekwensi tidak melakukan tindakan

6.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang memiliki keluarga

7.

Mendiskusikan tentang kosenkwensi tiap tindakan


2) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit dengan
cara :

1.

Mendemostrasikan cara perawatan

2.

Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

3.

Mengawasi keluarga melakukan perawatan.


3) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
memnjadi sehat dengan cara :

1.

Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

2.

Melakukan perubahan lingkungan keluarga septimal mungkin


4) Memotivasi Keluarga untuk memanfaatkan Fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara :

1.

Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

2.

Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.


Saat menyusun rencana intervensi sebaiknya perawat harus melibatkan keluarga
secara katif untuk memudahkan pelaksanaan tindakan dan ini merupakan salah satu
cara untuk menghormati dan menghargai keluarg. Efektifitas yang akan diperoleh
perawat yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga karena keluarga
tidak menentang, karena selalu dilibatkan sebelumnya, dan akhirnya keluarga
cenderung bertanggung jawab. (Setiadi.2008)

1.

9. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perecanaan pada tahap ini, perawat yang mengasuh
keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan
secara Integrasi semua kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.
Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, Yaitu :

1.

Tahap 1 : Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Kontrak dengan keluarga (Kapan dilaksanakan, beberapa lama waktunya,
materi yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang
perlu mendapatkan informasi)

1.

2)

Mempersipkan peralatan yang diperlukan

3)

Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

4)

Mengidentifikasi Aspek-aspek hukum dan etik


Tahap 2 : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab


perawat secara professional adalah :

1.

Independent
Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan kompetensi
keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.

1.

Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya.

1.

Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat suatu kejadian dalam proses keperawatan. (Setiadi.2008)
10. Evaluasi
Tahap Penilaian atau evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan
proses dan evaluasi akhir. (Setiadi.2008)

1.

D. Teori Pengkajian Pada Penderita Asthma Bronchial

2.

a. Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

1.

2.

Siapkan peralatan seperti baju Periksa, selimut, Stetoskop, senter pena, dan
penggaris.
Cuci Tangan sebelum melakukan prosedur

3.

Jelaskan prosedur kepada pasien

4.

Anjurkan Pasien menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju


periksa

5.

Pastikan ruang periksa sukup terang dan hangat serta bebas dari gangguan
lingkungan.

6.

b. Hal Yang perlu diperhatikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat Adalah sebagai berikut :

1.

Jaga privasi Pasien

2.

Pemeriksaan Harus terencana dengan baik untuk menghemat tenaga pasien

3.

Pasien mungkin akan batuk dan bersin selama pemeriksaan, maka gunakan
universal precautions.

1.
1.

c. Langkah-langkah Pemeriksaan
1. Pengkajian Awal
Pengkajian Awal yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1.

Lakukan Pengkajian cepat mengenai pasien untuk menentukan kemampuan


pasien berpatisipasi dalam pemeriksaan.

2.

Inspeksi penampilan umum yang terlihat secara keseluruhan serta amati


posisi tubuh pasien. Beri perhatikan khusus terhadap usaha bernapas, warna kulit
wajah, ekspresi, bibir, otot-otot yang digunakan, dan pergerakan dada pada tiga
bagian toraks (Anterior, Posterior, Lateral).

3.

2. Inspeksi Toraks

Hal yang perlu dilakukan perawat saat inpeksi toraks adalah sebagai berikut :
1.

Atur Posisi Pasien


Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien pada posisi duduk dengan
pakaian dibuka sampai pinggang.

1.

Inspeksi warna kulit


Pastikan warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral, konsisten) dengan warna
tubuh bagian tubuh lainnya.

1.

Tentukan kesimetrisan dada dan inspeksi struktur skeletal.


Pemeriksa berdiri dibelakang pasien dan gambarkan garis imaginer sepanjang
batas superior scapula dari akromion kanan sampai akromion kiri.

1.

3. Palpasi Dada (Toraks) Posterior

1.

Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela interkostal


1) Minta pasien untuk fleksi leher (menunduk), sampai processus spinalis
cervical ke-7 akan terlihat
2) Bila pemeriksaan memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari
processus, pemeriksa akan merasakan tulang rusuk pertama
3)

1.

Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebrae.
Palpasi untuk melihat Tactile Fremitus

Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding dada saat pasien
bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran napas berdiameter
besar (Trachea) dan hampir tidak ada padaAlveoli paru-paru.

1.

Auskultasi Toraks Posterior


Prosedur Auskultasi Toraks posterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut :

Auskultasi Paru-paru
a) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada
perkusi Paru-paru
b) Mulai Auskultasi pada bagian apeks paru-paru kiri dan lanjutkan seperti pola
perkusi.
c) Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada siklus inspirasi
dan ekspirasi.
1.

Perkusi Toraks
Prosedur perkusi toraks anterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut :
Perkusi Daerah Paru-paru dengan pola yang teratur

1.

Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutan sampai setinggi diafragma

2.

Pastikan Jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada celah interkostal
sejajar dengan tulang rusuk

3.

Jika pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk
memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini.
(Irman Somatri.2008)

BAB III
Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga

1.

A. Pengkajian (12 Juli 2012)

2.

1. Data Umum

1.

Nama

: Bapak L

2.

Umur

: 72 Tahun

3.

Jenis Kelamin : Laki-Laki

4.

Agama

: Islam

5.

Pekerjaan

: Tani

6.

Pendidikan

: SR (Sekolah Rakyat)

7.

Alamat

8.

Suku / Bangsa : Bugis/Indonesia

9.

Komposisi Keluarga :

: Desa Lalos Dusun Talamandu

Tabel : 4. Komposisi Keluarga


Struktur dan Peran setiap anggota Keluarga Bapak L yang di dapat saat kunjungan
yang ke dua dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
N
o

Nam
a

J
K

Umu
r

Hub.
dengan

Pendidika
n

Pekerjaa
n

Statu
s

Riwayat
Imunisas
i

KK

1.

Ibu M

68 th

Istri

SR

Urt

Sehat

2.

Ibu D

30 th

Anak

SD

Urt

Sehat

3.

Bapa
kR

36 th

Menant
u

SMP

Swasta

Sehat

4.

Anak
U

10 th

Cucu

SD

Pelajar

Sehat

Lengkap

5.

Anak
R

9 th

Cucu

SD

Pelajar

Sehat

Lengkap

1.

Genogram

Keterangan Gambar :
A = Orang Tua klien

1.

: Laki-Laki

B = Orang Tua dari istri

: Perempuan

C = Saudara klien

: Klien

D = Saudara dari istri klien

: Meninggal

E = Anak-anak Klien

: Tinggal Serumah

Tipe Keluarga

Keluarga Bapak L Adalah Tipe Keluarga Extended Family (Keluarga Besar)


1.

Suku Bangsa
Semua anggota Keluarga bapak L berasal dari suku bugis, bahasa sehari-hari
menggunakan bahasa bugis dan Indonesia

1.

Agama
Semua anggota keluarga bapak H menganut agama islam.

1.

Status Sosial Ekonomi


Menurut Bapak L penghasilannya tidak menetap, penghasilan keluarga
100.000/minggu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga bapak L
bergantung pada penghasilan Anak Bapak L, penghasilan di rasakan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarga benar-benar mengatur
pengeluarannya.

1.

Aktivitas Rekreasi Keluarga


Bapak L Mengatakan Bahwa mereka tidak pernah rekreasi, keluarga hanya
menonton TV dirumah dan berkumpul bersama keluarga

1.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a) Keluarga bapak L mempunyai anak delapan orang, yang sementara tinggal
bersama bapak L Adalah Anak ke delapan. Anak Bapak L mempunyai Anak dua
orang. Anak Pertama Yang berumur 10 tahun masih duduk dibangku SD, dan anak
kedua berumur 9 tahun masih duduk dibangku SD. Keluarga ini termasuk dalam
tahap perkembangan dengan Usia Lanjut.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi karena


Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. Suasana rumah Bapak L
Khususnya Ruang Tamu Bapak L terasa kurang nyaman. Kondisi yang berdebu,
barang-barang dan pakaian berantakan. Kondisi seperti ini tidak mendukung
kesehatan keluarga.
1.

Riwayat Kesehatan Keluarga

1.

Riwayat Kesehatan Keluarga inti


1)

Bapak L

Bapak L Mengatakan sudah menderita Asthma sejak 2 tahun yang lalu. Gejala
yang timbul berupa batuk berlendir, sesak nafas, Lemah, dan kekuatan fisik yang
menurun. Bila terkena serangan asthma berat baru dibawah ke puskesmas, jika
terkena asthma ringan hanya dibelikan obat batuk diwarung.
2)

Ibu M

Ibu M bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat. Ibu M
Mengatakan Tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit yang serius, dan tidak
ada penyakit keturunan dan menular.
3)

Ibu D

Ibu D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat.
4)

Bapak R

Bapak R bekerja sabagai Swasta dan dalam keadaan sehat.

5)

Anak U

Anak U sekarang bersekolah di SD dan dalam Keadaan sehat.

6)

Anak

Anak R sekarang bersekolah di SD dan Dalam Keadaan sehat.


1.

Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Bapak L mengatakan tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit menular yang
serius, dan pihak keluarga Bapak L juga tidak memiliki penyakit yang sama
dengan bapak L, Ibu M dalam keadaan sehat, Ibu M juga Mengatakan bahwa
orang tuanya tidak pernah mengalami penyakit yang sama dengan Bapak L.

1.
1.

Keadaan Lingkungan
Karakteristik Rumah
Rumah Bapak L semi permanen dan milik sendiri Luas rumah yang di tempati
kurang lebih 10 x 7 m2 (Lebar 7, panjang 10), terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur, dan wc yang menyatu dengan rumah, Bentuk bangunan rumah
persegi panjang, lantai rumah terbuat dari karpet plastik dan penataan perabot
rumah tangga tidak tertata dengan rapi, penerangan dan ventilasi <10% luas lantai,
khususnya penerangan ventilasi dalam kamar tidak ada yang masuk, Pembuangan
limbah hanya di buang dibelakang rumah.

1.

Dena Rumah Keluarga L

Keterangan Gambar:
1.

Kamar Tidur 1

2.

Kamar Tidur 2

3.

Kamar Tidur 3

4.

Ruang Tamu

5.

Ruang makan

6.

Dapur

7.

Kamar Wc

1.

Pengolahan Sampah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang terbuat dari
kayu, namun cara pengelolaan sampah dengan cara dibakar dibelakang rumah.
1.

Sumber Air Minum


Sumber air minum yang digunakan oleh Bapak L untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari seperti memasak, mencuci, dan mandi adalah air PDAM, sebelum
diminum air dimasak terlebih dahulu.

1.

Jamban/WC
Keluarga Bapak L memiliki WC dan kamar mandi, didalam rumah tipe WC yang
digunakan jenis Leher Angsa.

1.

Saluran Pembuangan Air Limbah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai saluran pembuangan air. Aktivitas didalam


rumah hanya dibuang dibelakang rumah.
1.
1.

Sosial
Karateristik tetangga Dan komunitas tempat tinggal
Tetangga Bapak L semuanya ramah dan baik terhadap keluarga Bapak L

1.

Mobilitas Geograpi Keluarga


Bapak L telah 30 tahun tinggal di Desa Lalos Dusun Talamandu, sejak menikah
tidak pernah berpindah tempat.

1.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat


Keluarga Bapak L dikenal baik oleh masyarakat setempat..

1.

System Pendukung keluarga


Rumah Keluarga Bapak L berdekatan dengan Puskesmas dan jika keluarga Bapak
L ada yang sakit, keluarga membawanya ke Puskesmas terdekat.

1.
1.

Struktur Keluarga
Pola Komunikasi keluarga
Pola Komunikasi yang digunakan oleh Bapak L adalah komunikasi tertutup,
bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia kadang-kadang menggunakan
bahasa bugis, jika ada masalah dalam keluarga Bapak L Komunikasi diselesaikan
dengan musyawarah.

1.

Struktur kekuatan keluarga


Dukungan dan motivasi yang kuat dari anggota keluarga dan ditanamkannya sikap
saling menyayangi dan saling membantu sangat menunjang keluarga dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

1.

Struktur Peran

Peran Bapak L adalah mencari nafkah dan menghidupi seluruh anggota keluarga.
Peran Ibu M adalah mengurus rumah tangga. Dan Anak Bapak L berperan sebagai
Merawat dan Menjaga Anak-anaknya.
1.

Nilai Dan Norma Budaya


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama
islam dan norma yang berlaku dilingkungannya.

1.
1.

Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Bapak L sangat menyayangi cucu-cucunya dan sewaktu-waktu memberikan
teguran apabila cucu-cucunya telah diperingatkan oleh Ibunya, Bapak L selalu
mengajarkan kepada cucu-cucunya untuk saling memperhatikan dan saling
menghormati dan menghargai satu sama lainnya.

1.

Fungsi Sosialisasi
Interaksi antara sesama dalam keluarga Bapak L cukup baik, karena Bapak L dan
Ibu M mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama
islam dalam kehidupan sehari hari baik dalam rumah maupun dilingkungan tempat
tinggal

1.
1.

Fungsi Perawatan Kesehatan


Mengenal Masalah Kesehatan
Bapak L dan Ibu M sudah mengetahui bahwa penyakit yang diderita oleh bapak L
adalah penyakit Asthma. Namun tidak begitu memahami tanda dan gejala,
penyebab dan pemahaman keluarga terhadap masalah yang dihadapi

1.

2.

Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan Yang Tepat,


Keluarga Bapak L cukup mengetahui tentang penyakit yang diderita Bapak L.
sehingga keluarga memutuskan Bapak L di bawa ke Puskesmas.
Merawat Anggota Yang Sakit

Ibu M tidak begitu mengetahui dan paham cara merawat dan mengobati penyakit
yang diderita suaminya

1.

Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat


Keluarga bapak L memahami bahwa Lingkungan sehat dan bersih dalam rumah
dapat mencegah penyakit Bapak L.

1.

Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


Keluarga bapak L mengetahui ada tempat pelayanan kesehatan terdekat dari
rumahnya (PUSKESMAS), sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit akan
dibawa ketempat pelayanan kesehatan.

1.

Fungsi Ekonomi
Ibu M mengatakan bahwa penghasilan suaminya belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

1.
1.

Strees Dan Koping Keluarga


Stressor Jangka Pendek
Stress yang dirasakan ibu M adalah karena bapak L sakit-sakitan, penghasilannya
sudah mulai berkurang sehingga ibu M cemas tidak ada lagi dana yang tersimpan
untuk keluarga.

1.

Kemampuan Keluarga berespon terhadap situasi


Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga secepatnya dibawa ke Puskesmas.

1.

Strategi Koping yang digunakan

Keluarga bapak L menerima keadaan ini apa adanya dan keluarga tetap memotivasi
bapak L untuk tetap berobat agar penyakitnya segera sembuh. Dan melibatkan
istrinya mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarganya.
1.

Strategi Adaptasi Disfungsional


Penyakit ini dialami sudah cukup lama, Bapak L Kalau Ada masalah, kadangkadang diam dan tidak terbuka dan tidak mau dibicarakan kepada anaknya.

1.

Pemeriksaan Fisik Keluarga


Tabel : 5. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan Fisik setiap Anggota Keluarga Bapak L yang didapat saat kunjungan
ke-2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pemeriksaa
n Fisik

Tanda-tanda
Vital

Tn. L

TD : 130/80
mmhg

Ny. M

TD : 120/70
mmhg

Ny. D

TD : 110/80
mmhg

Tn. R

TD : 120/80
mmhg

An. U

ND : 88 x/m
RR : 20 x/m

ND : 88 x/m

ND : 80 x/m

ND : 86 x/m

ND : 96 x/m
SB : 36 O C

RR : 26 x/m

RR : 22 x/m

RR : 20 x/m

RR : 20 x/m

SB : 36,5 O C

SB : 36 O C

SB : 37 O C

SB : 36 O C

Integument

Kulit bersih,
tidak ada
benjolan

Kulit bersih,
tidak ada
benjolan

Kulit bersih,
turgor kulit
normal

Kulit bersih,
turgor kulit
normal

Kulit bersih,
turgor kulit
normal

Kepala

Rambut
beruban,
rambut lurus

Rambut
Beruban,
Rambut Lurus

Rambut
Lurus,
Rambut

Kepala
Normal,
Rambut

Kepala
Normal,
Rambut

Hitam

Lurus,
Rambut
Hitam

Lurus,
Rambut
Hitam

Wajah

Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n

Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n

Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n

Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n

Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkak
n

Mata

Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris

Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris

Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris

Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris

Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris

Hidung

Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,

Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,

Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,

Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,

Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,

Mulut

Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan

Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan

Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan

Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan

Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan

Leher

Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe

Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe

Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe

Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe

Tidak ada
benjolan,

Dada

Frekuensi
nafas
26x/menit,
terdengar
suara nafas
tambahan
suara mengi

Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal

Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal

Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal

Bunyi Jantun
Dan paru-par
Normal

Tangan

Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot

Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot

Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot

Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot

Kuku tangan
bersih,
kekuatan oto

Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n

Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n

Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n

Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n

Normal,

Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n

Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n

Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n

Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n

Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Oto
Normal,

Kaki

Keadaan
Umum

10. Harapan Keluarga

Keluarga sangat mengharapkan bapak L agar cepat sembuh dari penyakitnya dan
keluarga berharap kepada petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan
yang baik dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

1.

B. Klasifikasi Data
Data Subyek Obyektif yang didapat pada Keluarga Bapak L saat Kunjungan 2
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : 6. Klasifikasi Data
Data Subjektif

1.

2.

Anak Bapak L Mengatakan apabila


musim dingin, Bapak L sering batuk berlendir
dan sesak napas,

Data Objektif

TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m, RR :


26 x/m, SB : 36,5o C
1.

Disekeliling rumah kotor

Sesak akan bertambah bila Melakukan 2.


Sampah berserakan dimanaaktifitas yang berlebihan dan terkena debu.
mana

3.

Bapak L juga Mengatakan bahwa sudah 3.


Rumah bapak L kotor dan
2 tahun menderita Asthma dan sering kumatberdebu
kumatan.
4.
Perabotan rumah tangga tidak
4.
Keluarga Bapak L Tidak mempunyai
rapi
Saluran pembuangan Air Limbah
5.
Tidak ada Tempat pembuangan
5.
Bapak L Mengatakan suasana rumahnya
Sampah
pengap, Pencahayaan kurang dan ventilasi
kurang.
6.

Ibu M Mengatakan bahwa suaminya


bila terkena serangan asthma berat baru
dibawah ke puskesmas, jika terkena asthma
ringan hanya dibelikan obat batuk diwarung.

7.

Ibu M mengatakan merasa ibah apabila


melihat Bapak L, terserang sesak.

8.

Dokter mengatakan bahwa bapak L


divonis menderita penyakit Athma Kronik.

9.

Ibu M Mengatakan karena sudah tua,


tidak mampu dan tidak mempunyai waktu untuk
membersihkan rumah dan lingkungan rumah,

10.

Ibu M Mengatakan membuang air


limbah sembarang tempat.

11.

Sesak Napas

12.

Batuk Berlendir

13.

Gelisah, Berkeringat dingin

14.

Tanda-tanda Vital :

Sumber Data Primer

1.

Analisa Data
Data Subjektif dan Data Objektif yang didapat dari keluarga Bapak L pada
kunjungan ke Dua dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 7. Analisa Data

No

DATA

Data Subyektif :
1.

Anak Bapak L Mengatakan


apabila musim dingin, Bapak L
sering batuk berlendir dan sesak
napas,

2.

Sesak akan bertambah bila


Melakukan aktifitas yang berlebihan
dan bila terkena Debu.

3.

Dokter mengatakan bahwa


bapak L divonis menderita penyakit
Athma Kronik

4.

Bapak L juga Mengatakan


bahwa sudah 2 tahun menderita
Asthma dan sering kumat-kumatan.

5.

Ibu M Mengatakan bahwa


suaminya bila terkena serangan
asthma berat baru dibawah ke
puskesmas, jika terkena asthma
ringan hanya dibelikan obat batuk
diwarung.

6.

Ibu M mengatakan merasa


ibah apabila melihat Bapak L,
terserang sesak.
.
Data Obyektif :

1.

Sesak Napas

Etiologi

Ketidakmampuan
Keluarga Merawat
Anggota Yang Sakit

Masalah

Bersihan Jalan
Napas Tidak
Efektif

2.

Batuk Berlendir

3.

Gelisah, Berkeringat Dingin

4.

Tanda-tanda Vital :
TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m,
RR : 26 x/m, SB : 36,5 oC.

Data Subyektif :
1.

Ibu M Mengatakan karena


sudah tua, tidak mampu dan tidak
mempunyai waktu untuk
membersihkan rumah dan
lingkungan rumah.

2.

Ibu M Mengatakan
membuang air limbah disembarang
tempat.

3.

Keluarga Bapak L Tidak


mempunyai Saluran pembuangan
Air Limbah

4.

Bapak L Mengatakan
suasana rumahnya pengap,
Pencahayaan kurang dan ventilasi
kurang.

Data Obyektif :
1.

Disekeliling rumah kotor

2.

Sampah berserakan dimana-

Ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan yang
sehat

Resiko Tinggi
Terjadi
Kekambuhan

mana

1.

3.

Rumah Bapak L nampak


kotor dan berdebu

4.

Perabotan Rumah Tangga


Tidak rapi

5.

Tidak ada Tempat


pembuangan Sampah

2.

Penilaian Scoring Diagnosa Keperawatan


Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit (Penyakit Asthma)

Tabel : 8. Scoring Diagnosa Keperawatan


Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
No

Kriteria

Sifat Masalah :
1.
Aktual

Skor

Bobot

Skoring

Pembenaran

Bapak L sudah menderita


batuk berlendir, dan sesak
nafas. Bapak L sudah
mendapatkan informasi dari
petugas kesehatan.

Kemungkinan
Masalah Dapat
Diubah :

1.

Latar belakang pendidikan


bapak L adalah SR, ibu M
adalah SR sehingga
mempengaruhi penyerapan
informasi yang diberikan
oleh petugas kesehatan,
sumber daya yang ada
dalam keluarga tidak
memadai.

Bapak L sudah lama


menderita penyakit Asthma
bapak L hanya minum obat
dari puskesmas.

Keluarga tidak memahami


kalau penyakit asthma ini
dapat mengancam jiwa
bapak L, apabila tidak
segera tangani.

Sebagian

1.

Potensi Masalah
Untuk Dicegah :
Tinggi

1.

Mononjolnya
Masalah :
Masalah tidak
dirasakan

Skor

1.

Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan penyakit berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

Tabel: 9. Scoring Diagnosa Keperawatan


Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
No

Kriteria

Sifat Masalah :

Skor

Bobot

Bila tidak dilakukan


perawatan yang benar,
akan terjadi resiko
kekambuhan penyakit

Kemungkinan
Masalah Dapat
Diubah :
Sebagian

Latar Belakang
pendidikan Bapak L dan
Ibu M SR (Sekolah
Rakyat) sehingga untuk
menerima informasi tidak
mudah, namun sumber
daya yang ada dalam
keluarga sangat memadai,
bila bapak L mendapat
serangan Asthma
penanganan yang
dilakukan hanyan minum
obat dari Puskesmas.

Potensi Masalah
Untuk dicegah :

Keluarga mempunyai
kesibukan yang cukup
tinggi namun merawat
lingkungan rumah adalah
kewajiban keluarga

Ancaman

1.

Pembenaran

1.

1.

Skoring

Cukup

Mononjolnya
Masalah :

1.

Masalah Tidak
Di Rasakan

Keluarga tidak memahami


kalau lingkungan yang
kotor dapat mengancam
jiwa bapak L, apabila
tidak segera tangani.

Skor

1.

Diagnosa Keperawatan Prioritas


Penilaian Skoring Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Bapak L dapat di lihat
pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 10. Diagnosa Keperawatan Prioritas
No

Diagnosa

Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma)

Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan Penyakit


berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

Skoring

1.

Intervensi
Tabel : 11. Intervensi

1.

Implementasi
Pelaksanaan yang di lakukan pada keluarga Bapak L pada kunjungan ke Empat
dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 12. Implementasi

No

Diagnosa
Keperawatan

Hari /
Tanggal

Bersihan jalan
nafas tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota yang
sakit

Minggu/
15/07/2012

Jam

Implementasi

18.30
Wita 1.

Mengucapkan salam ,

2.

Mengingatkan kontrak yang


lalu dan menjelaskan tujuan.

18.35 1.

Diskusikan bersama
keluarga pengertian penyakit
Asthma Bronchial dengan
menggunakan Leaflet

2.

Motivasi keluarga
untuk menyebutkan tanda dan gejala
penyakit Asthma Bronchial

3.

Dorong keluarga
untuk menyebutkan pencegahan dan
perawatan penyakit Asthma
Bronchial

18.50

19.00 4.

Jelaskan pada
keluarga akibat lanjut apabila Asthma
Bronchial tidak di obati

5.

Beri Reincformentposi
tif atas usaha yang telah dilakukan
keluarga

6.

Ajarkan teknik
pengobatan tradisional ( obat pelega
tenggorokan)

7.

Tekan pada keluarga


untuk mengontrol secara aktif

19.10

dipuskesmas

19.25

19.35

19.40

Resiko Tinggi
terjadi
Kekambuhan
penyakit pada
bapak L
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
memodifikasi
lingkungan yang
sehat.

Minggu,
15/07/2012

19.50
1.

Gali Pengetahuan keluarga


Mengenai Penyakit Asthma yang
diderita bapak L

2.

Motivasi keluarga untuk


mengidentifikasi tanda-tanda
serangan Asthma

3.

Beri Reincforment positif atas


usaha yang telah dilakukan

4.

Diskusikan Alternatif yang


dapat dilakukan keluarga untuk
mencegah serangan berulang

5.

Beri Reincforment positif atas


usaha yang telah dilakukan

6.

Anjurkan keluarga untuk


membersihkan lingkungan rumah
bagi lansia

20.00

20.03

20.18

20.00 1.

Evaluasi

20.25

Hasil Akhir yang di dapat pada keluarga Bapak L pada hari ke Lima dapat di lihat
pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 13. Evaluasi
No

Dx

Hari /Tgl

Jam

Minggu, 15
Juli 2012

21.30
Wita

Evaluasi

S:
1.

Keluarga menjawab salam

2.

Bapak L menyetujui pertemuan saat ini


selama 60 menit

3.

Ibu M menyebutkan pengertian, penyebab


dan tanda dan gejala seadanya

4.

Ibu M mengatakan memberikan obat


tradisional bila bapak L batuk berlendir.
O:

1.

Keluarga Bapak L dan Ibu M kooperatif


dan Aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

2.

Ibu M mampu mendemostrasikan cara


pembuatan obat pelega tenggorokan.

3.

Bapak L masing sering batuk-batuk

namun sesak sudah mulai berkurang


A : Masalah sebagian teratasi setelah dilakukan
tindakan perawatan
P:

2
2

Minggu, 15
Juli 2012

1.

Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2.

Ingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3.

Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma Bronchial)

22.00

S:
1.

Ibu M menyebutkan tanda-tanda penyakit


Asthma bronchial seadanya

2.

Ibu M mengatakan tentang cara


pencegahan penyakit Asthma Bronchial

3.

Keluarga Bapak L mau dan akan


membersihkan lingkungan rumah
O : Keluarga Bapak L Kooperatif dan aktif dalam
penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan
A : Tujuan tercapai sebagian
P:

1.

Ingatkan kembali tentang hal-hal yang


telah diskusikan

2.

Motivasi keluarga untuk terus merawat

anggota keluarga yang sakit (Asthma)


3.

Catatan Perkembangan

Perkembangan keluarga Bapak L setelah di lakukan Asuhan Keperawatan Keluarga


dapat di lihat pada Tabel di Bawah ini :
Tabel 13 : Catatan Perkembangan
No
Hari/Tgl

1.

Senin, 16
Juli 2012

Dx

Jam

SOAPIER

09.45

S:
1.

Keluarga Menjawab Salam

2.

Ibu M menyebutkan pengertian, Penyebab,


tanda dan gejala Asthma Bronchial

3.

Ibu M mampu mendemostrasikan cara


pembuatan Obat Tradisional (Obat pelega
Tenggorokan)

O:
1.

Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif


dan aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

2.

Bapak H masing sering batuk-batuk


namun sesak sudah mulai berkurang

3.

TTV : TD : 130/90 mmhg, ND : 84 x/m,


RR : 22 x/m, SB : 36,5O C,

A : Masalah Sebagian teratasi Setelah dilakukan


tindakan perawatan

P:
1.

Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2.

Ingatkan kembali untuk mengontrol secara


aktif kepuskesmas

3.

Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:
1.

Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan

2.

Mengingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3.

Memotivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:

Lanjutan Catatan Perkembangan


Tabel : 14. Catatan Perkembangan
No

1.

Hari/Tgl

Selasa, 17
Juli 2012

Dx

Jam

SOAPIER

09.30

S:
1.

Keluarga Menjawab Salam

2.

Ibu M Mengatakan sudah memahami


tentang penyakit Asthma Bronchial

3.

Ibu M Mengatakan bapak L masih sering


batuk- batuk berlendir dan namun sesak sudah
mulai berkurang

O:
1.

Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif


dan aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

2.

Ibu M sudah memahami tentang penyakit


Asthma Bronchial

3.

Ibu M mampu mendemostrasikan cara

pembuatan obat pelega tenggorokan

A : Masalah sebagian Teratasi

P:
1.

Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2.

Ingatkan kembali untuk mengontrol secara


aktif kepuskesmas

3.

Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:
1.

Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan

2.

Mengingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3.

Memotivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:

Lanjutan Catatan Perkembangan


Tabel 15 : Catatan Perkembangan
No

1.

Hari/Tgl

Rabu, 18
Juli 2012

Dx

Jam

SOAPIER

09.40
Wita

S:
1.

Keluarga Menjawab Salam

2.

Ibu M menyebutkan tanda-tanda penyakit


Asthma Bronchial seadanya

3.

Keluarga Bapak L mau dan akan


membersihkan lingkungan rumah

O : Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif dan


aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

A : Masalah Sebagian Teratasi

P:
1.

Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah disampaikan dari petugas kesehatan

2.

Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:
1.

Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah disampaikan dari petugas kesehatan

2.

Memotivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:

BAB IV
Hasil Dan Pembahasan

1.
1.

A. Hasil
Pengkajian
Dari hasil pengkajian dan pengumpulan data, informasi yang di lakukan pada
tanggal 12 sampai dengan 14 Juli 2012 dengan menggunakan format Pengkajian
Keluarga Bapak L yang berdomisili di Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli dengan Kasus Penyakit Asthma Bronchial pada Bapak
L. Adapun data yang di dapatkan di lapangan sebagai berikut :

1.

Data Subyektif

1.

Ibu M Mengatakan bahwa suaminya bila terkena serangan asthma


berat baru dibawah ke puskesmas, jika terkena asthma ringan hanya dibelikan obat
batuk diwarung, Ibu M Mengatakan akan merasa ibah apabila melihat Bapak L,
terserang sesak, ibu M Mengatakan karena sudah tua, tidak mampu dan
mempunyai waktu untuk membersihkan rumah dan dilingkungan rumah, Ibu M
Mengatakan membuang air limbah sembarang tempat.

1.

Anak Bapak L Mengatakan apabila musim dingin, Bapak L sering batuk


berlendir dan sesak napas, sesak akan bertambah bila Melakukan aktifitas yang
berlebihan dan terkena debu. Bapak L juga Mengatakan bahwa sudah 2 tahun
menderita Asthma dan sering kumat-kumatan. Dokter mengatakan bahwa bapak
L divonis menderita penyakit Asthma Kronik.

2.

Data Obyektif
1. Sesak Napas, 2. Batuk Berlendir, 3. Gelisah, 4. Berkeringat dingin, 5. TTV :
TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m, RR : 26 x/m, SB : 36,5o C, dan Saat pengkajian
awal didapatkan data, Sampah berserakan dimana-mana, Rumah bapak L kotor dan
berdebu, Perabotan rumah tangga tidak rapi, dan tidak Ada Pembuangan Sampah.

1.

B. Diagnosa Keperawatan
Perumusan Diagnosa Keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan
atau keluarga. Komponen diagnosa keperawatan meliputi masalah / problem ,
penyebab / etiologi , dan atau tanda / sign. (Suprajitno, S,Kp ). Perumusan
diagnosa keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) kategori yaitu actual, resiko, wellness, dan sindrom.
( Setiadi 2008 ) . Dan Data Subjektif maupun Objektif, yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung, setelah data tersebut dikumpulkan, pada tahap ini data
dianalisa, di buatkan prioritas masalah maka di tegakanlah Diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah yang ada dalam keluarga pada Bapak L sebagai berikut :

1.

Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anggota Keluarga yang sakit (Asthma Bronchial) dengan hasil
scoring 3. Adapun Data Subjektif Dan Objektif adalah sebagai Berikut: Data
Subjektif : 1. Anak Bapak L Mengatakan apabila musim dingin, Bapak L sering
batuk berlendir dan sesak napas, 2. Sesak akan bertambah bila Melakukan aktifitas
yang berlebihan dan terkena debu. 3. Dokter Mengatakan bahwa bapak L divonis
menderita penyakit Athma Kronik 4. Bapak L juga Mengatakan bahwa sudah 2
tahun menderita Asthma dan sering kumat-kumatan. 5. Ibu M Mengatakan
bahwa suaminya bila terkena serangan asthma berat baru dibawah ke puskesmas,
jika terkena asthma ringan hanya dibelikan obat batuk diwarung, 6. Ibu M
Mengatakan merasa ibah apabila melihat Bapak L terserang sesak . Adapun Data
Objektif sebagai berikut . 1. Sesak Napas, 2. Batuk Berlendir, 3. Gelisah, 4.
Berkeringat dingin, 6. TTV : TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m, RR : 26 x/m, SB :
36,5o C, Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
scoring, penulis menetapkan diagnosa ini sebagai diagnosa prioritas yang pertama.
Karena keadaan yang tidak sehat ( aktual ), apabila tidak segera ditangani akan
memperburuk keadaan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiadi
2008 dan Suprajitno S,Kp 2004 tentang diagnosa actual yang telah disepakati, data

dan informasi yang didapatkan penulis pada keluarga bapak L, memiliki beberapa
kesamaan dengan beberapa teori.
2.

1.

Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan Penyakit pada Keluarga Bapak L


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
sehat dengan hasil Scoring 2 1/3. Adapun Data Subjektif adalah 1. Ibu M
Mengatakan karena sudah tua, tidak mampu dan tidak ada waktu untuk
membersihkan rumah maupun dilingkungan rumah, 2. Ibu M Mengatakan
membuang air limbah sembarang tempat. 3. Keluarga Bapak L Tidak mempunyai
Saluran pembuangan Air Limbah, 4. Bapak L Mengatakan suasana rumahnya
pengap, Pencahayaan kurang dan ventilasi kurang. Data Obyektif : 1. Sampah
berserakan dimana-mana, 2. Rumah Bapak L kotor dan berdebu, 3. Perabotan
Rumah Tangga Tidak rapi, 4. Tidak Ada Pembuangan Sampah. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Drs. Nasrul Efiendy (2002) tentang
perumusan diagnose Resiko (Ancaman) yaitu memiliki dua komponen diantaranya
adalah Problem dan Etiologi. Data dan informasi yang didapatkan penulis pada
keluarga bapak L, memiliki beberapa kesamaan dengan beberapa teori.

Intervensi
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
keluarga penetapan standart dan Kriteria serta menentukan perencanaan untuk
mengatasi masalah keluarga. (Setiadi 2008) Adapun rencana intervensi yang di
berikan pada Bapak L berdasarkan masing-masing Diagnosa. Intervensi Diagnosa
1 Adalah 1. Diskusikan bersama keluarga pengertian penyakit Asthma Bronchial
dengan menggunakan Leaflet, 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan tanda dan
gejala penyakit Asthma Bronchial, 3. Dorong keluarga untuk menyebutkan
pencegahan dan perawatan penyakit Asthma Bronchial, 4. Jelaskan pada keluarga
akibat lanjut apabila Asthma Bronchial tidak di obati, 5. Beri Reincforment positif
atas usaha yang telah dilakukan keluarga, 6. Ajarkan teknik pengobatan tradisional
(obat pelega tenggorokan), 7. Tekan pada keluarga untuk mengontrol secara aktif
dipuskesmas, Intervensi Diagnosa 2 adalah : 1. Gali Pengetahuan keluarga
Mengenai Penyakit Asthma yang diderita bapak L, 2. Motivasi keluarga untuk
mengidentifikasi tanda-tanda serangan Asthma, 3. Beri Reincforment positif atas
usaha yang telah dilakukan, 4. Diskusikan Alternatif yang dapat dilakukan keluarga
untuk mencegah serangan berulang, 5. Beri Reincforment positif atas usaha yang

telah dilakukan, 6. Anjurkan keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah.


Intervensi yang diberikan pada keluarga bapak L sesuai dengan rencana yang telah
disepakati oleh keluarga.
1.

Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perecanaan, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya
tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara Integrasi semua profesi
kesehatan yang menjadi tim kesehatan di rumah. (Setiadi.2008). Adapun
implementasi yang diberikan pada keluarga Bapak L pada hari Minggu, tanggal 15
Juli 2012 Jam (18.30 sampai dengan selesai).

1.

Tindakan keperawatan yang di berikan pada Diagnosa pertama :


Mengucapkan salam, mengingatkan kontrak yang lalu dan menjelaskan tujuan,
Mendiskusikan bersama keluarga pengertian penyakit Asthma Bronchial dengan
menggunakan Leaflet, Memotivasi keluarga untuk menyebutkan tanda dan gejala
penyakit Asthma Bronchial, Mendorong keluarga untuk menyebutkan pencegahan
dan perawatan penyakit Asthma Bronchial, Menjelaskan pada keluarga akibat
lanjut apabila Asthma Bronchial tidak di obati. Memberi Reincforment positif atas
usaha yang telah dilakukan keluarga, Mengajarkan teknik pengobatan tradisional
( obat pelega tenggorokan), Menekankan pada keluarga untuk mengontrol secara
aktif dipuskesmas,

2.

Tindakan keperawatan yang diberikan pada Diagnosa kedua : Mengali


Pengetahuan keluarga Mengenai Penyakit Asthma yang diderita bapak L,
Memotivasi keluarga untuk mengidentifikasi tanda-tanda serangan Asthma,
Memberi Reincforment positif atas usaha yang telah dilakukan, Mendiskusikan
Alternatif yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah serangan berulang,
Memberi Reincforment positif atas usaha yang telah dilakukan, Menganjurkan
keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah bagi lansia.

3.

Evaluasi
Evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan. (Setiadi.2008). Adapun hasil Evaluasi keseluruhan merupakan
tahap akhir dalam penilaian keberhasilan tindakan keperawatan dengan
menggunakan standar SOAP. Selama 4 hari kunjungan, maka pada tanggal 16 Juli

2012 Penulis mengevaluasi Keberhasilan yang mengacu pada 5 tugas keluarga di


bidang kesehatan yaitu :
1.

Keluarga mau dan akan merawat anggota keluarga yang sakit, namun
tindakan keluarga belum sepenuhnya untuk mengatasi masalah Bersihan Jalan
Nafas kembali Efektif. walaupun sudah diberikan penyuluhan dan informasi yang
cukup, tentang bagaimana cara merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
yang menderita penyakit Asthma Bronchial.

2.

Keluarga sudah cukup mengenal tentang resiko yang akan terjadi/gangguan


kesehatan setiap anggota keluarga, karena keluarga sudah menunjukkan sikap dan
pemahamannya tentang penyakit Asthma Bronchial, namun pola pikir keluarga
untuk memodifikasi lingkungan dan melakukan tindakan yang tepat, belum ada.

BAB V
Penutup

1.

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan serta pembahasan kasus pada keluarga
Bapak L, dengan Kasus Asthma Bronchial maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :

1.

Dari hasil pengkajian melalui Observasi, Wawancara, dan pemeriksaan fisik


maka di dapatkan data baik Subjektif maupun Objektif yang menyimpang dan
menunjang masalah Keperawatan pada keluarga Bapak L.

2.

Dari data-data dan hasil skoring yang sudah terkumpul maka dapat di
rumuskan masalah selanjutnya menetapkan Diagnosa pada keluarga Bapak L yaitu
Diagnosa Aktual dan Diagnosa Resiko.

3.

Perencanaan keperawatan yang dibuat oleh penulis meliputi prosedur dan


tindakan serta pendidikan kesehatan kepada keluarga berupa pemberian
Penyuluhan dan demonstrasi.

4.

Implementasi keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan


yang telah disusun.

5.

Evaluasi keperawatan yang dilakukan dari hasil pelaksanaan yaitu keluarga


dapat menjelaskan seadanya mengenai pengertian, cara Penularan dan pencegahan,
serta keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional pelega
tenggorokan.

1.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka beberapa saran yang dibuat penulis
adalah sebagai berikut :

1.

2.

Di harapkan kepada pasien dan keluarga memahami factor yang


menyebabkan serangan atau memperberat serangan.
Menjaga Kebersihan lingkungan Rumah.

3.

Perlu dilakukan sosialisai serta penyuluhan yang lebih terintegrasi dalam


penanggulangan Penyakit Asthma di masyarakat.

4.

Kepada petugas kesehatan setempat, untuk lebih meningkatkan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dengan melakukan kunjungan rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.


Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta : 2001.
Effendiy, Nasrul Drs, Dasar dasar keperawatan kesehatan, Masyarakat Edisi
2, EGC. Jakarta : 1998
Ekasari Fatma, Mia S. kep Ns et. all, .panduan pengalaman belajar
lapangan. EGC . Jakarta : 2006
Iqbal Mubarak Wahit et all, ilmu keperawatan komunitas 2, EGC. Jakarta : 2006
Mansjoer, Arief et all. kapita selekta kedokteran, jilid 2 Media Aesculaisus
Jakarta : 2000
Ns Achjar Heny ayu komang Ns SKM, Mkep, Sp kom Asuhan Keperawatan
keluarga, Sagung Seto . Jakarta : 2010
Panduan karya tulis ilmiah, Tolitoli Akper Pemda Tolitoli, 2012
Setiadi, Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi pertama,Graha ilmu, Yogyakarta:
2008.
Setiadi, Riset keperawatan ,Graha ilmu, Yogyakarta : 2007
Setiawati santun et all, Asuhan keperawatan keluarga, Agung wijaya, Jakarta :
2008
Suprajitno S,kp, Asuhan Keperawatan keluarga ,EGC, Jakarta : 2004
Widoyono Mpt, Dr, Penyakit Tropis, EGC, Jakarta : 2008
http://www.Fazidah Aguslina.PendahuluanAsthma.com/19/09/2012).
www.arief.b.Penyakit.Asthma.Bronchial.com/19/09/2012).

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1.

Riwayat Hidup
Nama

: M. Rapiudin R

Tempat Tanggal Lahir

: Tolitoli, 18 Oktober 1991

Umur

: 20 Tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Merpati No. 10 Kelurahan Tuweley

1.

Riwayat Pendidikan

2.

Tamat TK Pembina Tolitoli Tahun 1998

3.

Tamat SDN 18 Tolitoli Tahun 2003

4.

Tamat SLTP Negeri 3 Tolitoli Tahun 2006

5.

Tamat SMA Negeri 1 Tolitoli Tahun 2009

6.

Mengikuti Pendidikan Akper Pemda Tolitoli Tahun 2009-2012

Anda mungkin juga menyukai