Askep Kasus Asthma Bronchial
Askep Kasus Asthma Bronchial
Askep Kasus Asthma Bronchial
OLEH
M. RAPIUDIN. R
NIM : 09069
Penulis
: M. RAPIUDIN. R
Nim
: 09069
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada
Akper Pemda Tolitoli.
Tolitoli,
September 2012
TIM PEMBIMBING
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
SURIYANTO Amd.Kep
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli, setelah meneliti dan
mengetahui cara dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Asthma Bronchial Pada Bapak L
Nama/Nip
Tanda Tangan
SURIYANTO Amd.Kep
Nip. 19811025 200701 1 008
Mengetahui
Tiada Kata yang Pantas penulis ucapkan selain memanjatkan Puji syukur
kehadirat Allah SWT, Karena dengan izin dan karunia-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan Judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Asthma Bronchial pada Keluarga Bapak L
Diwilayah Kerja Puskesmas Galang Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli Tahun 2012 sebagai salah Satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli.
Terwujudnya KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak,
sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya maka perkenankanlah Penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan penghargaan rasa hormat dan terima
kasih yang setulus-tulusnya Kepada:
1.
2.
3.
Masnur Hj. Palleco, SKM Selaku Kepala Puskesmas Galang Yang Telah
memberikan izin tempat / lokasi pengambilan data dan informasi.
4.
5.
6.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
.
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR
TABEL.
x
DAFTAR GAMBAR
..
DAFTAR SINGKATAN
..
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
..
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
1.
2.
Latar Belakang
..
Rumusan Masalah
.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan
Khusus
3.
4.
Metode
Penulisan
Manfaat
Penelitian..
BAB II TINJAUAN
TEORI.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyakit Asthma
Bronchial
Pengertian
Etiologi
Jenis-jenis Asthma
.
Patofiologi
10
Komplikasi
11
Pemeriksaan Diagnosis
.
12
Penatalaksanaan
12
10. Pengobatan .
13
11. Pencegahan
14
1.
Tinjauan Teori
Keluarga.
1.
Pengertian Keluarga
.
2.
16
Tipe
Keluarga.
3.
16
4.
5.
Struktur Keluarga
.
20
Fungsi Keluarga
..
21
6.
7.
1.
1.
2.
25
28
28
3.
4.
Diagnose Keperawatan
..
30
Analisa Data
30
5.
31
6.
36
7.
8.
9.
Implementasi
45
10. Evaluasi
.
1.
1.
2.
47
3.
48
48
Langkah-langkah Pemeriksaan
49
BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1.
2.
Pengkajian
..
Klasifikasi
.
52
64
3.
Analisa Data
65
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi
..
Implementasi
..
68
69
71
Evaluasi
.
9.
66
72
Catatan perkembangan ..
73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
..
1.
Hasil
.
2.
76
Diagnosa Keperawatan ..
77
3.
Intervensi
80
4.
Implementasi
..
5.
81
Evaluasi
.
6.
82
Pembahasan ..
79
BAB V
PENUTUP..
1.
2.
Kesimpulan
.
86
Saran
87
DAFTAR PUSTAKA
.
LAMPIRAN
..
DAFTAR TABEL
62
52
64
65
68
71
73
74
69
75
72
DAFTAR GAMBAR
Gambar : I. Genogram 3
Generasi
53
57
DAFTAR SINGKATAN
1.
Mis
= Misalnya
2.
O2
= Oksigen
3.
Mg
= Miligram
4.
RI
= Republik Indonesia
5.
PES
6.
NO
= Nomor
7.
TBC
= Tubercolosis
8.
BCG
57
1.
= Kepala Keluarga
11. P
= Perempuan
12. L
= Laki-laki
13. JK
= Jenis Kelamin
14. URT
15. TV
= Televisi
16. WC
= Water Close
17. TD
= Tekanan Darah
18. ND
= Nadi
19. SB
= Suhu Badan
20. BB
= Berat Badan
21. PDAM
22. Dx
= Diagnosa
23. SD
= Sekolah Dasar
24. SR
= Sekolah Rakyat
25. M2
= Meter Persegi
26. C
= Celcius
27. Pddk
= Pendidikan
28. TTV
= Tanda-tanda Vital
29. SPAL
30. WHO
31. RR
= Respirasi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang
Asthma Bronchial merupakan kelainan saluran napas kronik yang merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini dapat terjadi pada
berbagai usia, naik laki-laki maupun perempuan. Dalam decade terakhir ini
prevalensi Asthma Bronchial cenderung meningkat, sehingga masalah
penanggulangan asthma menjadi masalah yang menarik. (Fazidah Aguslina Di
Akses Tanggal 19/09/2012).
Angka kejadian asthma bervariasi diberbagai Negara, tetapi terlihat kecenderungan
bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun belakangan ini obatobat Asthma banyak dikembangkan. Dinegara maju angka kesakitan dan kematian
karena asthma juga terlihat meningkat. Tanggal 04 Mei 2004 ditetapkan
oleh Global Initiavite In Asthma (GINA) sebagaiWorld Asthma Day (Hari Asthma
se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), penyandang Asthma
di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terus bertambah sekitar
180 ribu orang per tahun.
Peningkatan penderita Asthma Bronchial juga terjadi di Indonesia, penelitian pada
anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC
(international Study On Asthma And Allergy In Children) Tahun 1995
menunjukkan, prevalensi asthma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi
dua kali lipat lebih yakni 5,2%.(Arief.B Di Akses Tanggal 19/09/2012).
Asthma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan
secara total. Kesembuhan dari satu serangan asthma tidak menjamin dalam waktu
dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena
pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu
berhadapan dengan faktor alergi yang menjadi penyebab serangan. Biaya
pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita
atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih
lama, sering menjadi problem tersendiri. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Keluarga Bapak L Dengan Kasus Asthma Bronchial Di Dusun Talamandu
Desa Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
1.
C. Tujuan Penulisan
2.
Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Secara langsung
dan Komprehensifdengan pendekatan proses keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit .
1.
Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak L dengan
masalah PenyakitAsthma Bronchial dalam bidang kesehatan Meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Adalah dengan cara
Deskritif atau dengan cara menggambarkan suatu keadaan kondisi berdasarkan
data fakta yang diperoleh melalui Study Kasus dengan Teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1.
Wawancara
Teknik pengumpulan data dalam komunikasi yang didapatkan secara langsung dari
keluarga dan Tim Kesehatan
1.
Observasi
Observasi teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan Pemeriksaan keadaan
keluarga secara Head To Toe.
1.
1.
E. Manfaat Penelitian
2.
Bagi Penulis
1.
Bagi Puskesmas
Menjadi Bahan Informasi Bagi wilayah kerja Puskesmas Galang Kabupaten
Tolitoli dalam meningkatkan promosi kesehatan keluarga mengenai penyakit
Asthma Bronchial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
1. Pengertian
1.
2.
1.
2.
2. Etiologi
Sampai saat ini Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui dengan pasti namun
suatu hal yang sering kali terjadi pada semua panderita Asthma Adalah FenomenaI
Hiperaktivitas Bronkuspenderita Asthma sangat peka terhadap
rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat tersebut maka
rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik,metabolisme
kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering
menimbulkanAsthma perlu diketahui dan dapat mungkin dihindarkan factor-faktor
tersebut adalah :
1.
Alergen Utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
2.
3.
4.
5.
6.
Lingkungan kerja
7.
Obat-obatan
8.
1.
3. Manifestasi Klisnis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat Hiperaktivitas
Bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat Reversibel secara spontan maupun dengan
pengobatan. Gejala-gejalaAsthma antara lain:
1.
2.
3.
4.
Sesak Napas
(Arief Mansjoer.1999)
1.
Ringan
Meningkat
Sedang
Berat
Hipoksemia
Status
Asmmatikus
Hipoksemia Berat
normal
Menurun
Alkalosis
Alkalosis
Meningkat
Peningkatan Jelas
Alkalosis
Asidosis
1.
5. Jenis-jenis Asthma
Asthma sering dicirikan sebagai Alergi, Idiopatik, Nonalergi atau Gabungan :
a) Asthma Alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal
(misalnya serbuk sari, binatang, amarah, makanan dan jamur).
Kebanyakan Alergen terdapat di udara dan musiman. Pasien
dengan Asthma Alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang Alergikdan
riwayat medis masa lalu Eczema atau Rhinitis Alergik.
b) Asthma Idiopatik atau Nonalergik tidak berhubungan dengan Alergen Spesifik.
Faktor-faktor, seperti Common cold, infeksi Traktus Respiratorius, latihan, emosi
dan Polutanlingkungan dapat mencetuskan serangan. Beberapa
agens Farmakologi, seperti Aspirin danAgens Anti Inflamasi Nonsteroid lain,
pewarna rambut, Antagonis Beta-Adrenergik dan Agens Sulfit (pengawet makanan),
juga mungkin menjadi Faktor.
c) Asthma Gabungan adalah bentuk Asthma yang paling umum. Asthma ini
mempunyai karateristik dari bentuk Alergik maupun
bentuk Idiopatik atau nonalergik. (Brunner danSuddarth.2001)
1.
6. Patofisiologi
Asthma adalah Obstruksi jalan nafas Difus Reversibel. Obstruksi disebabkan oleh
satu atau lebih dari yang berikut ini :
1.
2.
3.
Sistem Saraf Otonom mempersarafi paru. Tonus otot Bronchial diatur oleh Impuls
Saraf Vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada Asthma Idiopatik atau Nonalergi,
ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan,
dingin, merokok, emosi, dan Polutan, jumlah Asetilkolin yang dilepaskan
meningkat. Pelepasan Asetilkolin ini secara langsung
menyebabkan Bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi
yang dibahas di atas. Individu dengan Asthma dapat mempunyai toleransi rendah
terhadap respons parasimpatis. (Brunner Dan Suddarth.2001)
1.
7. Komplikasi
Adapun Komplikasi penyakit Asthma Bronchial yang mungkin timbul adalah :
1) Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal
2) Pneumothoraks : terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan
kolapsnya paru.
3) Gagal nafas : ketidak mampuan sistem untuk mempertahankan oksigenasi
darah normal (PaO2) eliminasi karbon dioksida
4) Bronkhitis atau radang paru-paru : Kondisi di mana lapisan bagian dalam dari
saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronchiolis) mengalami bengkak.
5) Emfisema : penyakit saluran pernafasan yang berdiri sesak nafas terus menerus
yang menghebat pada waktu pengeluaran tenaga dan sering kali dengan perasaan
letih atau baha latinnya paru-paru basah
6) Hipoksemia : tubuh kekurangan oksigen (Arief Mansjoer.1999)
1.
8. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis Asthma berdasarkan :
1.
2.
Pemeriksaan Fisik
3.
4.
Tes Fungsi Paru dengan Spirometri atau Peak Flow Meter untuk
menentukan adanyaObstruksi Jalan napas. (Arief Mansjoer.1999)
5.
9. Penatalaksanaan
Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :
1.
2.
3.
Pemberian Penyuluhan
2)
3)
Pemberian Cairan
4)
10. Pengobatan
1.
Pengobatan Farmakologik :
Bronkodilator : Obat Yang melebarkan Saluran Nafas. Terbagi dalam 2 golongan
yaitu Simptomatik / Andrenergik (Adrenalin Dan Efedrin) Dan Nama Obat :
1) Orsiprenalin (Alupent)
2) Fenoterol (Berotec)
1.
1.
c. Kromalin
Kromalin bukan Bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan
serangan Asthma. Manfaatnya adalah untuk penderita Asthma Yang dihirup
(Ventolin Diskhaler Dan BricAsthma Turbuhaler) atau
Cairan Bronkodilator (Alupent, Berotec, BrivAsthma serta Ventolin) yang oleh alat
khusus diubah menjadi Aerosol (Partikel-partikel yang sangat halus) untuk
selanjutnya dihirup.
1.
d. Ketofelin
Mempunyai Efek pencegahan terhadap Asthma seperti Kromalin. Biasanya
diberikan dengan dosis dua kali 1 mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat
diberikan secara oral.
11. Pencegahan
1.
2.
1. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Santun Setiawati,2008)
Menurut Helvie 1981, Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam
satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Setiadi.2008)
Menurut Friedman 1998, Keluarga Adalah Kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang bagian dari keluarga. (Suprajitno, S.Kep.2004)
1.
2. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1.
Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2.
3.
1.
1.
1.
2-6
tahun)
Tugas Perkembangan keluarga saat ini adalah Pemenuhan kebutuhan anggota
keluarga, membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak
yang lain juga terpenuhi, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak,
pembagian tanggung jawab.
1.
Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (Anak tertua Usia 6-13 tahun).
1.
1.
1.
1.
4. Struktur Keluarga
1. Patrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
1.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
1.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
1.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
1.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanyan hubungan dengan
suami atau istri. (Setiadi.2008)
1.
1.
1. Fungsi Afektif
Menurut Friedman (1998), fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. (Setiadi.2008)
1.
2. Fungsi Biologis
Adalah Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak,
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota keluarga.
(Setiadi. 2008)
1.
3. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, Memberikan
identitas keluarga. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)
1.
4. Fungsi Sosialisasi
Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai
sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar. (Santun
Setiawati. 2008)
1.
5. Fungsi Ekonomi
Adalah Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Pengaturan pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Menabung Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya.
(Setiadi.2008)
1.
6. Fungsi Pendidikan
Adalah Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
Mempersiapkan Anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
2.
3.
4.
1.
1.
1.
1.
2.
1.
1.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5)
1.
1.
Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada, Tidak memahami keuntungan
yang diperoleh
2.
3.
4.
Rasa takut pada akibat dari tindakan, Tidak terjangkau fasilitas yang
diperlukan, Tidak adanya fasilitas yang diperlukan, Rasa asing dan tidak ada
dukungan dari masyarakat, Sikap dan falsafah hidup, (Drs. Nasrul Efiendy,1998)
1.
2.
1. Pengkajian
Pengkajian Suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. (Suprajitno, S.Kp)
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji
menggambarkan kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi
tersebut bisa digunakan untuk memprediksi dimasa yang akan datang. (Santun
Setiawati)
1.
2. Tahap-tahap Pengkajian
Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
Data Umum, Riwayat tahapan perkembangan, Lingkungan, Struktur Keluarga,
Fungsi Keluarga, Strees dan koping keluarga, Harapan keluarga, Data tambahan,
Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat didentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga. Contoh:
1.
2.
3.
4.
5.
Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data
yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidakmampuan
keluarga Mengambil keputusan, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga, Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan Dan
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan Fasilitas kesehatan. (Santun
Setiwati,2008)
1.
1.
4. Analisa Data
Setelah data terkumpul (Dalam Format Pengkajian) maka selanjutnya dilakukan
analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga.
Cara Analisa Data Adalah :
1.
Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format
pengkajian.
2.
3.
4.
1.
5. Perumusan Masalah
Rumusan masalah kesehatan keluarga dappat menggambarkan keadaan kesehatan
dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
a. Masalah (Problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar keluarga dan anggota keluarga) yang di dentifikasi oleh perawat
melalui pengkajian tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan keluarga secara jelas dan sesingkat mungkin
daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995 adalah sebagai
berikut :
1.
1.
b)
c)
1.
Isolasi Social
b)
1.
b)
c)
1.
b)
Kurang pengetahuan
1.
b)
1.
1.
b)
c)
b. Penyebab (Etiologi)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
b) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada ibu T berhubungan dengan kurangnya
kemampuan keluarga bapak T merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Resiko (Ancaman Kesehatan)
Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah problem
dan etiologi ciri diagnosa resiko adalah sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan contoh:
1.
2.
Resiko tinggi terhadap penularan TBC Paru pada anggota keluarga yang lain
yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal gangguan
kesehatan setiap anggotannya.
3) Wellnes (Keadaan Sejahtera)
Adalah keputusan klinik tentang kesehatan keluarga dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan : Contoh pernyataan diagnosa keperawatan
sejahteraan:
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
Skor
Bobot
Sifat masalah
1
Skala : Tidak / kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtra
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Skala : tinggi
Cukup
Rendah
Menonjol masalah
1
Skala : masalah berat, harus segera di ganti ada
masalah, tetap tidak perlu di ganti masalah tidak di
rasakan.
2
1
0
Kriteria I Yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/kurang
sehat karena memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh keluarga
untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu pada tipologi masalah kesehatan
yang terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a)
2.
3.
Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber
daya keluarga
4.
Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam, benda tajam
diletakkan disembarangan tempat.
5.
6.
1.
Sanitasi Lingkungan
Ventilasi kurang baik, Sumber air Minum tidak memenuhi syarat, Polusi udara,
Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat
1.
2.
2.
Situasi Krisis
Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Masa nifas, Menjadi orang tua, Abortus, Anak
remaja, Anak masuk sekolah, Kehilangan pekerjaan, Kematian Anggota keluarga
1.
c)
b)
Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
c) Adanya Kelompok High Risk atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
1.
1.
1.
Penetapan Tujuan
Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan
keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga
dapat dibagi menjadi :
1.
1.
b)
c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah
pihak (keluarga dan perawat)
d)
1.
Kriteria
Standar
Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
1.
1.
Sikap
Psikimotor
1.
2.
3.
4.
Tuliskan harus jelek, spesifik dapat diukur dan Kriteria hasil sesuai dengan
indentifikasi masalah.
Memulai instruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
1.
9. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perecanaan pada tahap ini, perawat yang mengasuh
keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan
secara Integrasi semua kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.
Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, Yaitu :
1.
Tahap 1 : Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Kontrak dengan keluarga (Kapan dilaksanakan, beberapa lama waktunya,
materi yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang
perlu mendapatkan informasi)
1.
2)
3)
4)
1.
Independent
Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan kompetensi
keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.
1.
Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya.
1.
Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat suatu kejadian dalam proses keperawatan. (Setiadi.2008)
10. Evaluasi
Tahap Penilaian atau evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan
proses dan evaluasi akhir. (Setiadi.2008)
1.
2.
a. Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :
1.
2.
Siapkan peralatan seperti baju Periksa, selimut, Stetoskop, senter pena, dan
penggaris.
Cuci Tangan sebelum melakukan prosedur
3.
4.
5.
Pastikan ruang periksa sukup terang dan hangat serta bebas dari gangguan
lingkungan.
6.
1.
2.
3.
Pasien mungkin akan batuk dan bersin selama pemeriksaan, maka gunakan
universal precautions.
1.
1.
c. Langkah-langkah Pemeriksaan
1. Pengkajian Awal
Pengkajian Awal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1.
2.
3.
2. Inspeksi Toraks
Hal yang perlu dilakukan perawat saat inpeksi toraks adalah sebagai berikut :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebrae.
Palpasi untuk melihat Tactile Fremitus
Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding dada saat pasien
bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran napas berdiameter
besar (Trachea) dan hampir tidak ada padaAlveoli paru-paru.
1.
Auskultasi Paru-paru
a) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada
perkusi Paru-paru
b) Mulai Auskultasi pada bagian apeks paru-paru kiri dan lanjutkan seperti pola
perkusi.
c) Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada siklus inspirasi
dan ekspirasi.
1.
Perkusi Toraks
Prosedur perkusi toraks anterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut :
Perkusi Daerah Paru-paru dengan pola yang teratur
1.
Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutan sampai setinggi diafragma
2.
Pastikan Jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada celah interkostal
sejajar dengan tulang rusuk
3.
Jika pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk
memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini.
(Irman Somatri.2008)
BAB III
Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga
1.
2.
1. Data Umum
1.
Nama
: Bapak L
2.
Umur
: 72 Tahun
3.
4.
Agama
: Islam
5.
Pekerjaan
: Tani
6.
Pendidikan
: SR (Sekolah Rakyat)
7.
Alamat
8.
9.
Komposisi Keluarga :
Nam
a
J
K
Umu
r
Hub.
dengan
Pendidika
n
Pekerjaa
n
Statu
s
Riwayat
Imunisas
i
KK
1.
Ibu M
68 th
Istri
SR
Urt
Sehat
2.
Ibu D
30 th
Anak
SD
Urt
Sehat
3.
Bapa
kR
36 th
Menant
u
SMP
Swasta
Sehat
4.
Anak
U
10 th
Cucu
SD
Pelajar
Sehat
Lengkap
5.
Anak
R
9 th
Cucu
SD
Pelajar
Sehat
Lengkap
1.
Genogram
Keterangan Gambar :
A = Orang Tua klien
1.
: Laki-Laki
: Perempuan
C = Saudara klien
: Klien
: Meninggal
E = Anak-anak Klien
: Tinggal Serumah
Tipe Keluarga
Suku Bangsa
Semua anggota Keluarga bapak L berasal dari suku bugis, bahasa sehari-hari
menggunakan bahasa bugis dan Indonesia
1.
Agama
Semua anggota keluarga bapak H menganut agama islam.
1.
1.
1.
1.
Bapak L
Bapak L Mengatakan sudah menderita Asthma sejak 2 tahun yang lalu. Gejala
yang timbul berupa batuk berlendir, sesak nafas, Lemah, dan kekuatan fisik yang
menurun. Bila terkena serangan asthma berat baru dibawah ke puskesmas, jika
terkena asthma ringan hanya dibelikan obat batuk diwarung.
2)
Ibu M
Ibu M bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat. Ibu M
Mengatakan Tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit yang serius, dan tidak
ada penyakit keturunan dan menular.
3)
Ibu D
Ibu D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat.
4)
Bapak R
5)
Anak U
6)
Anak
1.
1.
Keadaan Lingkungan
Karakteristik Rumah
Rumah Bapak L semi permanen dan milik sendiri Luas rumah yang di tempati
kurang lebih 10 x 7 m2 (Lebar 7, panjang 10), terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur, dan wc yang menyatu dengan rumah, Bentuk bangunan rumah
persegi panjang, lantai rumah terbuat dari karpet plastik dan penataan perabot
rumah tangga tidak tertata dengan rapi, penerangan dan ventilasi <10% luas lantai,
khususnya penerangan ventilasi dalam kamar tidak ada yang masuk, Pembuangan
limbah hanya di buang dibelakang rumah.
1.
Keterangan Gambar:
1.
Kamar Tidur 1
2.
Kamar Tidur 2
3.
Kamar Tidur 3
4.
Ruang Tamu
5.
Ruang makan
6.
Dapur
7.
Kamar Wc
1.
Pengolahan Sampah
Keluarga Bapak L tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang terbuat dari
kayu, namun cara pengelolaan sampah dengan cara dibakar dibelakang rumah.
1.
1.
Jamban/WC
Keluarga Bapak L memiliki WC dan kamar mandi, didalam rumah tipe WC yang
digunakan jenis Leher Angsa.
1.
Sosial
Karateristik tetangga Dan komunitas tempat tinggal
Tetangga Bapak L semuanya ramah dan baik terhadap keluarga Bapak L
1.
1.
1.
1.
1.
Struktur Keluarga
Pola Komunikasi keluarga
Pola Komunikasi yang digunakan oleh Bapak L adalah komunikasi tertutup,
bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia kadang-kadang menggunakan
bahasa bugis, jika ada masalah dalam keluarga Bapak L Komunikasi diselesaikan
dengan musyawarah.
1.
1.
Struktur Peran
Peran Bapak L adalah mencari nafkah dan menghidupi seluruh anggota keluarga.
Peran Ibu M adalah mengurus rumah tangga. Dan Anak Bapak L berperan sebagai
Merawat dan Menjaga Anak-anaknya.
1.
1.
1.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Bapak L sangat menyayangi cucu-cucunya dan sewaktu-waktu memberikan
teguran apabila cucu-cucunya telah diperingatkan oleh Ibunya, Bapak L selalu
mengajarkan kepada cucu-cucunya untuk saling memperhatikan dan saling
menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
1.
Fungsi Sosialisasi
Interaksi antara sesama dalam keluarga Bapak L cukup baik, karena Bapak L dan
Ibu M mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama
islam dalam kehidupan sehari hari baik dalam rumah maupun dilingkungan tempat
tinggal
1.
1.
1.
2.
Ibu M tidak begitu mengetahui dan paham cara merawat dan mengobati penyakit
yang diderita suaminya
1.
1.
1.
Fungsi Ekonomi
Ibu M mengatakan bahwa penghasilan suaminya belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
1.
1.
1.
1.
Keluarga bapak L menerima keadaan ini apa adanya dan keluarga tetap memotivasi
bapak L untuk tetap berobat agar penyakitnya segera sembuh. Dan melibatkan
istrinya mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarganya.
1.
1.
Tanda-tanda
Vital
Tn. L
TD : 130/80
mmhg
Ny. M
TD : 120/70
mmhg
Ny. D
TD : 110/80
mmhg
Tn. R
TD : 120/80
mmhg
An. U
ND : 88 x/m
RR : 20 x/m
ND : 88 x/m
ND : 80 x/m
ND : 86 x/m
ND : 96 x/m
SB : 36 O C
RR : 26 x/m
RR : 22 x/m
RR : 20 x/m
RR : 20 x/m
SB : 36,5 O C
SB : 36 O C
SB : 37 O C
SB : 36 O C
Integument
Kulit bersih,
tidak ada
benjolan
Kulit bersih,
tidak ada
benjolan
Kulit bersih,
turgor kulit
normal
Kulit bersih,
turgor kulit
normal
Kulit bersih,
turgor kulit
normal
Kepala
Rambut
beruban,
rambut lurus
Rambut
Beruban,
Rambut Lurus
Rambut
Lurus,
Rambut
Kepala
Normal,
Rambut
Kepala
Normal,
Rambut
Hitam
Lurus,
Rambut
Hitam
Lurus,
Rambut
Hitam
Wajah
Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n
Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n
Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n
Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkaka
n
Wajah
Nampak
bersih, Tidak
ada
pembengkak
n
Mata
Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris
Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris
Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris
Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris
Fungsi
penglihatan
baik,
pergerakan
bola Mata
Kiri Dan
Kanan
simetris
Hidung
Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,
Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,
Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,
Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,
Lubang
hidung
Simetris kiri
dan kanan,
Fungsi
Penciuman
baik,
Mulut
Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan
Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan
Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan
Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan
Mukosa
lembab, tidak
kesulitan
menelan
Leher
Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe
Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe
Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe
Tidak ada
benjolan,
tidak ada
pembesaran
pada kelenjar
limfe
Tidak ada
benjolan,
Dada
Frekuensi
nafas
26x/menit,
terdengar
suara nafas
tambahan
suara mengi
Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal
Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal
Bunyi Jantung
Dan paru-paru
Normal
Bunyi Jantun
Dan paru-par
Normal
Tangan
Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot
Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot
Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot
Kuku tangan
bersih,
kekuatan otot
Kuku tangan
bersih,
kekuatan oto
Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n
Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n
Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n
Normal,
Tidak ada
pembengkaka
n
Normal,
Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n
Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n
Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n
Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Otot
Normal,
Tidak Ada
pembengkaka
n
Kuku Kaki
Nampak
Bersih,
kekuatan Oto
Normal,
Kaki
Keadaan
Umum
Keluarga sangat mengharapkan bapak L agar cepat sembuh dari penyakitnya dan
keluarga berharap kepada petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan
yang baik dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
1.
B. Klasifikasi Data
Data Subyek Obyektif yang didapat pada Keluarga Bapak L saat Kunjungan 2
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : 6. Klasifikasi Data
Data Subjektif
1.
2.
Data Objektif
3.
7.
8.
9.
10.
11.
Sesak Napas
12.
Batuk Berlendir
13.
14.
Tanda-tanda Vital :
1.
Analisa Data
Data Subjektif dan Data Objektif yang didapat dari keluarga Bapak L pada
kunjungan ke Dua dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 7. Analisa Data
No
DATA
Data Subyektif :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Sesak Napas
Etiologi
Ketidakmampuan
Keluarga Merawat
Anggota Yang Sakit
Masalah
Bersihan Jalan
Napas Tidak
Efektif
2.
Batuk Berlendir
3.
4.
Tanda-tanda Vital :
TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m,
RR : 26 x/m, SB : 36,5 oC.
Data Subyektif :
1.
2.
Ibu M Mengatakan
membuang air limbah disembarang
tempat.
3.
4.
Bapak L Mengatakan
suasana rumahnya pengap,
Pencahayaan kurang dan ventilasi
kurang.
Data Obyektif :
1.
2.
Ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan yang
sehat
Resiko Tinggi
Terjadi
Kekambuhan
mana
1.
3.
4.
5.
2.
Kriteria
Sifat Masalah :
1.
Aktual
Skor
Bobot
Skoring
Pembenaran
Kemungkinan
Masalah Dapat
Diubah :
1.
Sebagian
1.
Potensi Masalah
Untuk Dicegah :
Tinggi
1.
Mononjolnya
Masalah :
Masalah tidak
dirasakan
Skor
1.
Kriteria
Sifat Masalah :
Skor
Bobot
Kemungkinan
Masalah Dapat
Diubah :
Sebagian
Latar Belakang
pendidikan Bapak L dan
Ibu M SR (Sekolah
Rakyat) sehingga untuk
menerima informasi tidak
mudah, namun sumber
daya yang ada dalam
keluarga sangat memadai,
bila bapak L mendapat
serangan Asthma
penanganan yang
dilakukan hanyan minum
obat dari Puskesmas.
Potensi Masalah
Untuk dicegah :
Keluarga mempunyai
kesibukan yang cukup
tinggi namun merawat
lingkungan rumah adalah
kewajiban keluarga
Ancaman
1.
Pembenaran
1.
1.
Skoring
Cukup
Mononjolnya
Masalah :
1.
Masalah Tidak
Di Rasakan
Skor
1.
Diagnosa
Skoring
1.
Intervensi
Tabel : 11. Intervensi
1.
Implementasi
Pelaksanaan yang di lakukan pada keluarga Bapak L pada kunjungan ke Empat
dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 12. Implementasi
No
Diagnosa
Keperawatan
Hari /
Tanggal
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota yang
sakit
Minggu/
15/07/2012
Jam
Implementasi
18.30
Wita 1.
Mengucapkan salam ,
2.
18.35 1.
Diskusikan bersama
keluarga pengertian penyakit
Asthma Bronchial dengan
menggunakan Leaflet
2.
Motivasi keluarga
untuk menyebutkan tanda dan gejala
penyakit Asthma Bronchial
3.
Dorong keluarga
untuk menyebutkan pencegahan dan
perawatan penyakit Asthma
Bronchial
18.50
19.00 4.
Jelaskan pada
keluarga akibat lanjut apabila Asthma
Bronchial tidak di obati
5.
Beri Reincformentposi
tif atas usaha yang telah dilakukan
keluarga
6.
Ajarkan teknik
pengobatan tradisional ( obat pelega
tenggorokan)
7.
19.10
dipuskesmas
19.25
19.35
19.40
Resiko Tinggi
terjadi
Kekambuhan
penyakit pada
bapak L
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
memodifikasi
lingkungan yang
sehat.
Minggu,
15/07/2012
19.50
1.
2.
3.
4.
5.
6.
20.00
20.03
20.18
20.00 1.
Evaluasi
20.25
Hasil Akhir yang di dapat pada keluarga Bapak L pada hari ke Lima dapat di lihat
pada Tabel di bawah ini :
Tabel : 13. Evaluasi
No
Dx
Hari /Tgl
Jam
Minggu, 15
Juli 2012
21.30
Wita
Evaluasi
S:
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
2
2
Minggu, 15
Juli 2012
1.
2.
3.
22.00
S:
1.
2.
3.
1.
2.
Catatan Perkembangan
1.
Senin, 16
Juli 2012
Dx
Jam
SOAPIER
09.45
S:
1.
2.
3.
O:
1.
2.
3.
P:
1.
2.
3.
I:
1.
2.
3.
R:
1.
Hari/Tgl
Selasa, 17
Juli 2012
Dx
Jam
SOAPIER
09.30
S:
1.
2.
3.
O:
1.
2.
3.
P:
1.
2.
3.
I:
1.
2.
3.
R:
1.
Hari/Tgl
Rabu, 18
Juli 2012
Dx
Jam
SOAPIER
09.40
Wita
S:
1.
2.
3.
P:
1.
2.
I:
1.
2.
R:
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
1.
1.
A. Hasil
Pengkajian
Dari hasil pengkajian dan pengumpulan data, informasi yang di lakukan pada
tanggal 12 sampai dengan 14 Juli 2012 dengan menggunakan format Pengkajian
Keluarga Bapak L yang berdomisili di Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli dengan Kasus Penyakit Asthma Bronchial pada Bapak
L. Adapun data yang di dapatkan di lapangan sebagai berikut :
1.
Data Subyektif
1.
1.
2.
Data Obyektif
1. Sesak Napas, 2. Batuk Berlendir, 3. Gelisah, 4. Berkeringat dingin, 5. TTV :
TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m, RR : 26 x/m, SB : 36,5o C, dan Saat pengkajian
awal didapatkan data, Sampah berserakan dimana-mana, Rumah bapak L kotor dan
berdebu, Perabotan rumah tangga tidak rapi, dan tidak Ada Pembuangan Sampah.
1.
B. Diagnosa Keperawatan
Perumusan Diagnosa Keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan
atau keluarga. Komponen diagnosa keperawatan meliputi masalah / problem ,
penyebab / etiologi , dan atau tanda / sign. (Suprajitno, S,Kp ). Perumusan
diagnosa keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) kategori yaitu actual, resiko, wellness, dan sindrom.
( Setiadi 2008 ) . Dan Data Subjektif maupun Objektif, yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung, setelah data tersebut dikumpulkan, pada tahap ini data
dianalisa, di buatkan prioritas masalah maka di tegakanlah Diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah yang ada dalam keluarga pada Bapak L sebagai berikut :
1.
dan informasi yang didapatkan penulis pada keluarga bapak L, memiliki beberapa
kesamaan dengan beberapa teori.
2.
1.
Intervensi
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
keluarga penetapan standart dan Kriteria serta menentukan perencanaan untuk
mengatasi masalah keluarga. (Setiadi 2008) Adapun rencana intervensi yang di
berikan pada Bapak L berdasarkan masing-masing Diagnosa. Intervensi Diagnosa
1 Adalah 1. Diskusikan bersama keluarga pengertian penyakit Asthma Bronchial
dengan menggunakan Leaflet, 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan tanda dan
gejala penyakit Asthma Bronchial, 3. Dorong keluarga untuk menyebutkan
pencegahan dan perawatan penyakit Asthma Bronchial, 4. Jelaskan pada keluarga
akibat lanjut apabila Asthma Bronchial tidak di obati, 5. Beri Reincforment positif
atas usaha yang telah dilakukan keluarga, 6. Ajarkan teknik pengobatan tradisional
(obat pelega tenggorokan), 7. Tekan pada keluarga untuk mengontrol secara aktif
dipuskesmas, Intervensi Diagnosa 2 adalah : 1. Gali Pengetahuan keluarga
Mengenai Penyakit Asthma yang diderita bapak L, 2. Motivasi keluarga untuk
mengidentifikasi tanda-tanda serangan Asthma, 3. Beri Reincforment positif atas
usaha yang telah dilakukan, 4. Diskusikan Alternatif yang dapat dilakukan keluarga
untuk mencegah serangan berulang, 5. Beri Reincforment positif atas usaha yang
Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perecanaan, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya
tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara Integrasi semua profesi
kesehatan yang menjadi tim kesehatan di rumah. (Setiadi.2008). Adapun
implementasi yang diberikan pada keluarga Bapak L pada hari Minggu, tanggal 15
Juli 2012 Jam (18.30 sampai dengan selesai).
1.
2.
3.
Evaluasi
Evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan. (Setiadi.2008). Adapun hasil Evaluasi keseluruhan merupakan
tahap akhir dalam penilaian keberhasilan tindakan keperawatan dengan
menggunakan standar SOAP. Selama 4 hari kunjungan, maka pada tanggal 16 Juli
Keluarga mau dan akan merawat anggota keluarga yang sakit, namun
tindakan keluarga belum sepenuhnya untuk mengatasi masalah Bersihan Jalan
Nafas kembali Efektif. walaupun sudah diberikan penyuluhan dan informasi yang
cukup, tentang bagaimana cara merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
yang menderita penyakit Asthma Bronchial.
2.
BAB V
Penutup
1.
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan serta pembahasan kasus pada keluarga
Bapak L, dengan Kasus Asthma Bronchial maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1.
2.
Dari data-data dan hasil skoring yang sudah terkumpul maka dapat di
rumuskan masalah selanjutnya menetapkan Diagnosa pada keluarga Bapak L yaitu
Diagnosa Aktual dan Diagnosa Resiko.
3.
4.
5.
1.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka beberapa saran yang dibuat penulis
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Riwayat Hidup
Nama
: M. Rapiudin R
Umur
: 20 Tahun
Agama
: Islam
Alamat
1.
Riwayat Pendidikan
2.
3.
4.
5.
6.