I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis organismee, salah satu diantaranya
2.
3.
4.
kualitas air serta dapat mengidentifikasi jenis plankto yang ada di suatu perairan atau
ekosistem .
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan umum adalah bagian dari permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala digenangi air, baik air tawar, air payau, maupun air laut. Perairan tawar
menyebar mulai dari air laut surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut
terbentuk secara alami atau buatan (waduk/kolam) ( Kasri, 2003).
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona
pelagic (bagian atas) samudra, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap
sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk
kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan mahluk hidup dilaut, palankton adalah makanan
utama mereka. Plankton terdiri atas sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut, ukurannya
sangat kecil. Walaupn termasuk jenis mahluk hidup, plankton tidak mempunyai
kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya (Anonim,
2008).
Menurut Wirahara (2003), adapun plankton berdasarkan asalnya dibedakan
menjadi dua, yaitu :
Auto plankton : plankton yang berasal dari habitat tersebut (palnkton asli dari
suatu habitat).
Allo plankton : plankton yang datang dari perairan lain (hanyut terbawa oleh
sungai atau arus).
Megaplankton : kehidupan plankton ini hanya terjadi pada awal yaitu pada
stadium telurdan larva.
Keberadaan plankton merupakan parameter penduga kualitas perairan. Semakin
banyak dan beraneka ragam jenis plankton maka makin banyak jenis dan jumlah ikan.
Selain itu keberadaan plankton juga mempengaruhi daya penetrasi sinar matahari.
Apabila perairan berwarna dipermukaannya, tapi setelah diambil dari permukaan dan
menjadi tidak berwarna maka air tersebut mengandung banyak plankton dan warna
akibat plankton ini disebut warna tampak (Uliawati, 2008).
Ada beberapa cara untuk mengangkap plankton anatara lain centrifuge method,
filtration method, dan penangkapan menggunakan planktonet, cara yang paling mudah
adalah dengan menggunakan planktonet yaitu dengan menyaring sejumlah air dengan
sejumlah air tersebut dan plankton jatuh pada kantong saring. Setelah disiram sampel
diawetkan dan selanjutnya diamati dibawah mikroskop (Yulianti, 2006).
Berdasarkan jenisnya, plankton dibedakan menjadi dua yaitu zooplankton yang
tidak dapat membuat makanannya sendiri, namun terkadang dapat merombak senyawa
komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana. Dan yang kedua yaitu fitoplankton
yang merupakan biota perairan yang memiliki klorofil untuk melakukan proses
fotosintesis dan menghasilkan oksigen yang dimanfaatkan untuk prosesreSp.irasi biota
akuatik lainnya (Yasmawardani, 2006).
Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu
melaksanakan reaksi fotosintesis di mana air dan karbon diokasida dengan adanya sinar
surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat.
Karena kemampuan membentuk zat organik dari zat anorganik maka fitoplankton
disebut sebagai produsen primer (primary producer). Dalam rantai makanan (food
chain), fitoplankton akan dimakan oleh hewan herbivor yang merupakan produsen
sekunder (secondary producer) (Nontji, 2002).
Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Di perairan,
cahaya memiliki dua fungsi utama (Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi, 2003) antara
lain adalah: 1. Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis (densitas)
dan selanjutnya menyebabkan terjadinya percampuran massa dan kimia air. Perubahan
suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuaian perairan sebagai habitat suatu organisme
akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan
maksimum bagi kehidupannya. 2. Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis
algae dan tumbuhan air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang
ditemukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan
dalam satuan meter, nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,
kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian seseorang yang melakukan
pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah
(Effendi, 2003).
Kecerahan suatu perairan menentuan sejauh mana cahaya matahari dapat
menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat
berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan seichi disk
mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff dalam Syukur, 2002)
Salah satu sifat fisika yang dapat mempengaruhi Perkembanmgan
dan
pertumbuhan organisme di suatu perairanadalah suhu. Suhu air yang optimal untuk ikan
di daerah tropis biasanya berkisar 250 C-300 C. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh
musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam satu hari, siklus udara,
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman dari badan air(Effendi, 2006).
Untuk mendapatkan sampel plankton digunakan jaring plankton (planktonet).
Plankton yang telah dikumpulkan, dihitung dari tabung penampungan kebotol bermulut
gede, pengawet bahan yang biasa digunakan label adalah formalin 4% yang telah
dinetralkan dengan boraks hearts ketas (juwana, 2001).
Susanto (2004) mengemukakan bahwa suhu adalah salah satu sifat fisik yang
dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan. Suhu air yang optimal
untuk ikan daerah tropis biasanya berkisar antara 25-30 oC. Suhu air juga
mempengaruhi terhadap pertukaran zat-zat atau metabolisme dari makhluk hidup.
III.
3.1.
15.20 WIB bertempat di anak sungai Universitas Riau, dan diidentifikasi pada hari
kamis, 9 April 2015 pada jam 10.00 WIB di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas
Perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau.
3.2.
Pipet tetes, ember, Secchi disc, Thermometer, Botol DO, alat water sampel, tali
tambang, kertas pH, mikroskop, objek glass, cover glass.
Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah : Air sampel, Lugol, Aquades,
Sampel plankton, H2SO4, Na2S3O2, MnSO4.
3.3.
Metode Pratikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara
Prosedur Pratikum
tutup dan dihomogenkan hingga endapan larut sempurna, Dimasukkan 50 ml air sampel
kedalam tabung erlen meyer 150 ml, di titrasi dengan Na2S2O3 dengan indicator anulab
sampai berwarna biru tepat hilang dan diamat, Dihitung kandungan DO nya
10
IV.
4.1.
Hasil
Setelah dilakukan pengamata secara langsung di perairan anak sungai universitas riau
maka di peroleh hasil sebagai berikut:
Lapisan
Kolam
Permukaan
Warna Air
Suhu
(0C)
Kecerahan
(cm)
pH
DO(mg/
L)
CO2
(mg/L)
32
54
32,79
7,994
Kuning
Kecoklatan
32
Kedalaman
Jenis Plankton
Ceratium candelahrum
Anabaenopsis raciborskii
Trichodesmium hildebrantii
1
0
1
0
2
1
0
0
3
0
1
1
Sapuan
4 5 6
0 0 0
0 0 0
0 0 0
7
0
0
1
8
0
0
0
9
0
0
0
Sapuan
4 5 6
0 0 0
0 0 1
0 0 1
0 0 0
7
0
0
0
0
8
0
0
0
0
9
0
1
0
0
Sapuan
4 5 6
0 1 1
0 1 0
0 0 0
0 0 0
7
0
0
0
0
8
0
0
0
0
9
0
0
0
0
Total
1
2
2
Tetes Dua
NO
1
2
3
4
Jenis Plankton
Nitschia lorenziana
Coelastrum cubium
Trichodesmium hildebrantii
Nitschia lorenziana
1
1
0
0
1
2
0
0
0
0
3
0
0
0
1
Total
1
2
1
2
Tetes Tiga
NO
1
2
3
4
Jenis Plankton
Anabaenopsis raciborskii
Gonatozygon monotaenium
Nitzschia pungens
Nitschia lorenziana
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
3
0
0
1
1
Total
2
1
1
1
11
Tetes Empat
NO
1
2
Jenis Plankton
1
0
0
Platydorina sp
Gomphosphaeria aponina
2
0
0
3
0
0
Sapuan
4 5 6
0 1 0
0 0 0
7
0
1
8
0
0
9
0
1
Sapuan
4 5 6
0 0 0
0 0 0
0 1 0
7
0
0
0
8
0
0
0
9
1
0
0
Sapuan
4 5 6
0 0 0
7
1
8
0
9
0
Sapuan
4 5 6
0 0 0
0 0 1
7
0
0
8
0
0
9
0
0
Total
1
2
Tetes Lima
NO
1
2
3
Jenis Plankton
1
0
0
0
Gomphosphaeria aponina
Nitzschia lorenziana
Platydorina sp
2
0
0
0
3
0
1
0
Total
1
1
1
Tetes Enam
NO
1
Jenis Plankton
1
0
Nitzschia pungens
2
0
3
0
Total
1
Tetes Tujuh
NO
1
2
NO
1
2
3
4
NO
1
2
3
NO
1
Jenis Plankton
1
1
0
Nitschia lorenziana
Trichodesmium hildebrantii
Jenis Plankton
Nitschia lorenziana
Ceratium candelahrum
Nitzschia pungens
Nitschia lorenziana
Jenis Plankton
Anabaenopsis raciborskii
Trichodesmium
hildebrantii
Nitzschia pungens
Jenis Plankton
Gomphosphaeria aponina
2
0
0
3
0
0
Total
1
1
Tetes Delapan
Sapuan
2
3
4 5
6
0
0
0 0
0
1
0
0 0
0
0
1
0 0
0
0
1
0 0
0
7
0
0
0
0
8
0
0
0
0
9
0
0
0
0
Tetes Sembilan
Sapuan
1
2
3
4 5
6
1
0
0
0 0
0
7
0
8
0
9
1
Tetes Sepuluh
Sapuan
2
3
4 5
6
0
0
0 0
0
7
0
8
0
9
1
1
1
0
0
0
1
0
Total
1
1
1
1
Total
2
Total
1
12
Jenis Plankton
Closterium kuetzinggi
Spirulina sp
Hyalotheca undulata
Nitschia lorenziana
1
0
1
0
0
2
0
0
0
2
3
1
0
0
0
Sapuan
4 5 6
1 0 0
2 0 0
0 1 0
0 0 0
7
0
1
0
0
8
0
0
0
1
9
0
0
0
0
Sapuan
4 5 6
1 0 0
0 1 0
0 0 0
2 0 0
7
0
0
0
0
8
0
0
0
0
9
3
0
0
0
Sapuan
4 5 6
1 0 0
0 1 0
0 0 0
2 0 0
0 0 0
7
0
0
0
0
0
8
0
0
0
1
0
9
3
1
0
0
0
Sapuan
4 5 6
0 0 0
2 0 0
0 1 0
7
0
0
0
8
0
0
0
9
0
1
0
Sapuan
4 5 6
0 0 0
1 0 1
0 0 0
0 0 0
0 2 0
7
0
0
0
0
0
8
0
0
0
1
0
9
0
0
0
0
0
Total
2
4
1
3
Tetes Dua
NO
1
2
3
4
Jenis Plankton
Richteriella sp
Synedra acus
Nitzschia clostrium
Spirulina sp
1
0
0
0
1
2
0
2
0
0
3
0
0
2
0
Total
4
3
2
3
Tetes Tiga
NO
1
2
3
4
5
Jenis Plankton
Anabaenopsis raciborskii
Schroederia setigara
Nitzschia curvula
Spirulina sp
Ceratium candelahrum
1
0
0
0
1
1
2
0
2
0
0
1
3
0
0
2
0
0
Total
4
4
2
4
2
Tetes Empat
NO
1
2
3
Jenis Plankton
Closterium kuetzinggi
Richteriella sp
Rhizosolenia calcaravis
1
0
0
0
2
0
0
2
3
1
0
0
Total
1
3
3
Tetes Lima
NO
1
2
3
4
5
Jenis Plankton
Coelastrum cubium
Anabaenopsis raciborskii
Ceratium fusus
Schroederia setigara
Hyalotheca undulata
1
1
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
3
2
0
0
0
0
Total
3
2
2
1
2
13
Tetes Enam
NO
Jenis Plankton
1
2
3
4
Spirulina sp
Coelastrum cubium
Trichodesmium hildebrantii
Nitzschia clostrium
1
1
0
2
1
2
0
0
0
0
3
0
0
0
2
Sapuan
4 5
6
0 0
0
0 2
1
0 0
0
0
0
0
7
0
2
0
0
8
0
0
1
1
9
0
0
0
0
Sapuan
4 5
6
0 1
0
0 0
0
7
0
0
8
0
0
9
0
0
1
0
0
0
Tetes Delapan
Sapuan
2
3
4 5
6
1
0
0 1
0
0
0
0 0
0
1
0
0 0
0
7
0
0
1
8
0
1
0
9
0
0
0
1
0
1
2
1
0
Tetes Sembilan
Sapuan
2
3
4 5
6
1
0
0 2
0
0
0
0 0
0
0
0
0 0
0
0
0
0 0
0
1
0
1 0
0
7
0
0
0
2
0
8
0
0
0
0
1
9
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
Tetes Sepuluh
Sapuan
2
3
4 5
6
0
0
1 0
0
0
0
0 1
0
0
0
1 0
0
1
0
0 0
0
7
0
0
0
1
8
0
0
0
0
9
0
0
0
0
Total
1
5
3
4
Tetes Tujuh
NO
1
2
NO
1
2
3
NO
1
2
3
4
5
NO
1
2
3
4
Jenis Plankton
Nitschia lorenziana
Nitzschia clostrium
Jenis Plankton
Nitschia lorenziana
Schroederia setigara
Nitzschia curvula
Jenis Plankton
Synedra acus
Anabaenopsis raciborskii
Trichodesmium hildebrantii
Coelastrum cubium
Rhizosolenia calcaravis
Jenis Plankton
Richteriella sp
Schroederia setigara
Anabaenopsis raciborskii
Nitzschia curvula
1
0
1
2
1
2
3
0
0
Total
2
3
Total
2
1
2
Total
3
1
4
3
3
Total
1
1
1
2
14
NO
BP
JENIS
2,6
JLH
KLASIFIKASI
Phylum : Pyrrophycophyta
Class
: Dinophyceae
Ordo
: Gonyaulacales
Family : Ceratiaceae
Genus
: Ceratium
Ceratium candelahrum
Phylum : Cyanobacteria
Class
: Cyanophyceae
Subclass : Nostocophycideae
2
1,3,
6,8,9
Ordo
: Nostocales
Family : Aphanizomenonaceae
Genus
:Anabaenopsis
Anabaenopsis raciborskii
Kingdom : Bacteria
Phylum : Cyanobacteria
3
3,6,7
Ordo
: Oscillatoriales
Genus
: Trichodesmium
Spesies
: Trichodesmium
hildebrantii
Trichodesmium hildebrantii
Kingdom :Plantae
Devisio :Thallophyta
6,9
Classis
:Chlorophyceae
Ordo
:Ulvales
Familia : Uvaceae
Genus
: Coelastrum
Coelastrum cubium
Phylum : Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclass : Pennales
5
1,3
Nitzschia lorenziana
Ordo
: Nitzschiaceae
Genus
: Nitzschia
Spesies
: Nitzschia lorenziana
Phylum : Chlorophyta
6
Class
: Chlorophyceae
15
Subclass : Zygnematales
Ordo
: Mesotaeniaceae
Familia : Gonatozygon
Spesies : Gonatozygon
Gonatozygon monotaenium
monotaenium
Phylum : Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclass : Pennales
7
3,4
Ordo
: Nitzschiaceae
Familia : Nitzschia
Spesies : Nitzschia pungens
Nitzschia pungens
Phylum
: Cyanobacteria
Class
: Cyanophyceae
Subclass
Oscillatoriophycideae
8
7,9
Ordo
: Chroococcales
Family
: Gomphosphaeriaceae
Spesies
: Gomphosphaeria
Aponina
Gomphosphaeria aponina
Phylum
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Volvocales
Family
: Volvocaceae
Spesies
: Platydorina sp
Platydorina sp
Tabel 3. Jumlah plankton dan klaifikasi permukaan perairan
NO
BP
JENIS
3,4
JLH
Closterium kuetzinggi
KLASIFIKASI
Phylum
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Subclass
: Zygnematales
Ordo
: Desmidiaceae
16
1,2,4
5,7,8
9
15
Spirulina sp
5,7
Family
: Closterium
Spesies
: Closterium pronum
Kingdom
: Protista
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Famili
: Oscilatoriaceae
Genus
: Spirulina
Spesies
: Spirulina sp.
Phylum
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Subclas
: Zygnematales
Ordo
: Desmidiaceae
Family
: Hyalotheca
Spesies
: Hyalotheca undulata
Hyalotheca undulata
2,5,8
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclas
: Pennales
Ordo
: Nitzschiaceae
Family
: Nitzschia
Spesies
: Nitzschia
lorenziana
Nitschia lorenziana
Kingdom : Plantae
4,5,6
9
9
Richteriella sp
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Trebouxiophyceae
Ordo
: Chlorellales
Family
: Oocystaceae
Genus
: Richteriella
Spesies
: Richteriella sp
17
2,6
Ceratium fusus
2,5,6,
8,9
Synedra acus
1,3
Nitzschia clostrium
2,4,5
8,9
Phylum
: Pyrrophycophyta
Class
: Dinophyceae
Subclas
: Gonyaulacales
Ordo
: Ceratiaceae
Spesies
: Ceratium
Family
: Ceratium fusus
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclas
: Pennales
Family
: Synedra
Spesies
: Synedra acus
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclas
: Pennales
Ordo
: Nitzschiaceae
Family
: Nitzschia
Spesies
: Nitzschia closterium
Phylum
: Ochrophyta
Class
: Coscinodiscophyceae
Order
: Rhizosoleniales
Family
: Rhizosoleniaceae
Genus
: Rhizosolenia
Spesies
Rhizosolenia calcaravis
: Rhizosolenia calcaravis
Kingdom : Plantae
10
8,9
Schroederia setigara
11
1,2
Ceratium candelahrum
Division
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Order
: Chlorococcales
Family
: Chlorococcaceae
Genus
: Schroederia
Phylum
: Pyrrophycophyta
Class
: Dinophyceae
Order
: Gonyaulacales
Family
: Ceratiaceae
Genus
: Ceratium
Spesies
: Ceratium candelahrum
18
12
1,4,6
Anabaenopsis raciborskii
13
2,7,9
Nitzschia curvula
Phylum
: Cyanobacteria
Class
: Cyanophyceae
Subclass
: Nostocophycideae
Order
: Nostocales
Family
: Aphanizomenonaceae
Spesies
:Anabaenopsis raborskii
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclass
: Pennales
Order
: Nitzschiaceae
Genus
: Nitzschia
Spesies
: Nitzschia curvula
Kingdom : Bacteria
14
1,5,8
9
Phylum
: Cyanobacteria
Order
: Oscillatoriales
Genus
: Trichodesmium
hildebrantii
Trichodesmium hildebrantii
Kingdom : Plantae
15
1,2,3
5,7,9
10
Devisio
: Thallophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Ulvales
Familia
: Uvaceae
Genus
: Coelastrum
Spesies
: Coelastrum cubium
Coelastrum cubium
Tabel 3. Jumlah plankton dan klaifikasi dasar perairan
NO
JENIS
Closterium
kuetzinggi
ni
84 0.04
15
84 0.18
84 0.04
Spirulina sp
Hyalotheca
undulata
Nitschia
lorenziana
84 0.06
Richteriella sp
84 0.11
1
2
3
pi
In pi
3.332
1.723
3.332
2.821
2.234
pi
0.0013
0.0319
0.0013
0.0035
0.0115
pi In
pi
S In s H'/H'maks
0.119 15 2.71 0.937145
0.308
0.119
0.168
0.239
19
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
NO
Ceratium fusus
2 84 0.02 3.738 0.0006 0.089
Synedra acus
7 84 0.08 2.485 0.0069 0.207
Nitzschia
clostrium
3 84 0.04 3.332 0.0013 0.119
Rhizosolenia
calcaravis
6 84 0.07 2.639 0.0051 0.189
Schroederia
setigara
3 84 0.04 3.332 0.0013 0.119
Ceratium
candelahrum
2 84 0.02 3.738 0.0006 0.089
Anabaenopsis
raciborskii
5 84 0.06 2.821 0.0035 0.168
Nitzschia curvula
4 84 0.05 3.045 0.0023 0.145
Trichodesmium
hildebrantii
7 84 0.08 2.485 0.0069 0.207
Coelastrum
cubium
10 84 0.12 2.128 0.0142 0.253
TOTAL
84
1
43.18 0.0921 2.538
Tabel 4. Perhitungan Plankton Dasar Anak Sungai Universitas Riau
Indeks keanekaragaman H : 2.537
Indeks dominansi C'
: 0.092
Indeks keseragaman
: 0.937
ni
29 0.07
-2.67 0.005
29 0.17
-1.76
29 0.21
-1.58 0.043
29 0.07
-2.67 0.005
29 0.14
-1.98 0.019
29 0.03
-3.37 0.001
29
0.1
-2.27 0.011
JENIS
Ceratium
candelahrum
Anabaenopsis
raciborskii
Trichodesmium
hildebrantii
Coelastrum
cubium
Nitschia
lorenziana
Gonatozygon
monotaenium
Nitzschia
pungens
Gomphosphaeria
aponina
29 0.14
-1.98 0.019
Platydorina sp
29 0.07
-2.67 0.005
20.95 0.137
1
2
3
4
5
6
7
TOTAL
29
pi
In pi
pi
0.03
pi In
pi
0.184
0.303
0.326
0.184
0.273
0.116
0.235
0.273
0.184
-2.08
In s
H'/H'maks
2.197
0.9464724
20
Pembahasan
Aspek yang digunakan pada plankton air tawar adalah suhu, kecerahan, PH, dan
21
V.
5.1.
Kesimpulan
Perairan anak sungai Universitas Riau banyak didapatkan jenis plankton hal ini
membuktikan bahwa perairan tersebut memiliki tingkat kesuburan yang baik, di lihat
dari derajat keasamannya pH di anak sungai Universitas Riau jua cukup baik yakni pada
kisaran 6 yang artinya periran tersebut dapat dihuni oleh berbagai organisme misalnya
seperti nekton dan plankton. Jumlah oksigen yang didapat juga menunjukan bahwa
kadar oksigen cukup baik hal ini mungkin dikarenakan lingkungan yang masih bersih
dan belum adanya aktivitas manusia yang membuat aliran sungai tersebut tercemar.
5.2.
Saran
Perlunya jumlah asisten pembimbing dalam pengamatan sangat diperlukan, hal
ini untuk menunjang serta mempermudah pratikan bertanya dan dapat mempersingkat
waktu pengamatan. sehingga untuk kedepannya perlu diperhatikan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24