Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kuasaNya yang selalu memberikan kesehatan, kemudahan, dan kesabaran kepada kami
sehinnga proposal ini dapat kami selesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
kami persembahkan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW, yang telah mebawa
umat manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan makalah yang berjudul Kerangka Kerja Konseptual yang
Mendasari Akuntansi Keuangan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyampaikan penulisan ini. Namun,
tidak mustahil dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat
dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah ini. Kami juga mengharapkan
semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Darussalam, 20 Oktober 2015


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN...................................................................................2
1. Kerangka Kerja Konseptual............................................................2
1.1.................................................................................................... K
ebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual..............................2
1.2.................................................................................................... P
erkembangan Kerangka Kerja Konseptual...............................3
2. Tingkat Pertama : Tujuan Dasar......................................................4
3. Tingkat Kedua : Konsep-Konsep Fundamental..............................4
3.1....................................................................................................Ka
rakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi.........................5
3.2....................................................................................................Pe
ngambilan Keputusan dan Kemampuan Memahami................5
3.3....................................................................................................K
ualitas Primer: Relevansi dan Reliabilitas................................5
3.4....................................................................................................K
ualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi...................7
3.5....................................................................................................U
nsur-Unsur Dasar......................................................................7
4. Tingkat Ketiga : Konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran......10
4.1.................................................................................................... A
sumsi-asumsi Dasar..................................................................10
4.2.................................................................................................... Pr
insip-Prinsisp Dasar Akuntansi.................................................11
4.3.................................................................................................... K
endala........................................................................................12

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) adalah sebuah Sistem


yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang mendasari pelaporan
keuangan.

Kerangka

kerja

konseptual

dari

akuntansi

bertujuan

untuk

menyediakan struktur teori akuntansi. IFRS Framework for the Peparation Of


Financial Statement menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan dimana akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan beroperasi. Kerangka kerja konseptual
menetapkan konsep yang mendasari pelaporan keuangan
Kerangka kerja pada pelaporan keuangan berfokus pada laporan keuangan
bertujuan umum (general purpose financial statement), yang dibuat dan disajikan
setidaknya serta ditujukan pada kebutuhan akan informasi umum mengenai
berbagai pemakai laporan keuangan.
Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah dokumen bisnis yang
digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya pada kelompok
pemakai, baik eksternal maupun internal. Dan pelaporan tersebut digunakan untuk
pengambilan keputussan bagi pemakai, seperti apakah akan meakukan investasi
atau meminjamkan uang kepada perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan
konstitusi: suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental
yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan
1.1.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual


Pertama, agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan

berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kerangka


kerja konseptual yang baik akan memungkinkan Financial Accounting Standards
Board (FASB) menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari
waktu ke waktu.
Kedua, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara
cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. Sulit, atau bisa jadi
tidak mungkin, bagi FASB untuk langsung menentukan perlakuan akuntansi yang
tepat dalam situasi semacam itu, Akan tetapi, para akuntansi praktisi harus
memecahkan masalah masalah seperti itu setiap hari. Bagaimana caranya?
Melalui penggunaan pertimbangan yang baik dan dengan bantuan kerangka kerja

konspetual yang diterima secara universal, para akuntan praktisi diharapkan focus
pada perlakuan yang rasional dan dapat diterima.
1.2.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual

yang akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan
kontroversi pelaporan keuangan. Sejak dokumen tersebut dipublikasikan, FASB
telah menerbitkan enam Statements of Financial Accounting Concepts yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1. SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,
yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No. 2, Qualitative Characteristic of Accounting Information, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No. 3, Elements of Financial Statements of Business Enterprises,
yang memberikan definisi dan pos-pos yang terdapat dalam lapora
keuangan, seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban.
4. SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statements of
Business

Enterprises

yang

menetapkan

kriteria

pengakuan

dan

pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang


biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan waktunya.
5. SFAC No. 6, Elements of Financial Statements, yang menggantikan
SFAC No. 3 dan memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan
organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in
Accounting Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi

pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang
(present value) sebagai dasar pengukuran.
2. Tingkat Pertama : Tujuan Dasar
Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah
untuk menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki
pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat
keputusan investasi serta kredit; (2) untuk membantu investor yang ada dan
potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan (3) tentang sumber
daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
Tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis, yaitu,
arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal
sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
3. Tingkat Kedua : Konsep-Konsep Fundamental
Diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi dan mendefisikan unsure-unsur laporan keuangan. Tiangtiang konseptual ini akan membentuk jembatan antara mengapa akuntansi
(tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran).

3.1.

Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi

Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang
harus diungkapkan , serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternative
mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pemgambilan
keputusan (decision

usefulness).

FASB

telah

mengidentifikasi karakteristik

kualitatif (qualitive characteristic) dari informasi akuntansi yang membedakan


informasi yang lebih baik (lebih berguna) dengan informasi yang inferior (kurang
berguna) bagi tujuan pelaporan keuangan. Selain itu, FASB juga telah
mengidentifikasikan kendala-kendala (biaya-manfaat dan materialitas) sebagai
bagian dari kerangka kerja konseptual.
3.2.

Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami


Agar informasi menjadi bermanfaat, harus ada hubungan (kaitan) antara

para pemakai ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini, yaitu
kemampuan memahami (understandability), adalah kualitas informasi yang
memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut.
3.3.

Kualitas Primer: Relevansi dan Reliabilitas


Relevansi (relevance) dan reliabilitas (reliability) merupakan dua kualitas

primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.


Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat
perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka
informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil.
Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil
akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu, memiliki nilai

prediktif (predictive value). Informasi yang relevan juga membantu pemakai


menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu, memiliki
nilai umpan balik (feedback value). Jadi, agar relevan, informasi juga harus
tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil; yaitu memiliki ketepatan
waktu (timeliness). Agar relevan, informasi harus memiliki nilai prediktif atau
nilai umpan-balik, dan harus disajikan secara tepat waktu.
Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi,
disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat
diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi factual dari informasi.
Daya-uji (verifiability)

ditunjukkan

ketika

pengukur-pengukur

independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan


hasil yang serupa.
Ketepatan penyajian (representational faithfulness) berarti bahwa angkaangka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada
dan terjadi.
Netralitas (neutrality) berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk
kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus factual,
benar, dan tidak bias.

3.4.

Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi


Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki

komparabilitas jika telah diukut dan dilaporkan dengan cara yang sama.
Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan.
Konsistensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi
yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka
entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu
tidak berarti bahwa perusahaan tidak boleh beralih dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi lainnya. Perusahaan dapat mengganti satu metode dengan
metode lainnya, tetapi perusahaan harus dapat menunjukkan bahwa metode yang
baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Kemudian sifat dan pengaruh
perubahan akuntansi, serta alasannya, harus diungkapkan dalam laporan keuangan
pada periode terjadinya perubahan. Jika prinsip akuntansi telah berubah, maka
auditor harus memberitahukannya dalam paragraf penjelasan dari laporan audit.
Paragraf ini menjelaskan sifat perubahan dan meminta pembaca melihat catatan
atas laporan keuangan untuk pembahasan yang lebih rinci tentang perubahan
dimaksud.
3.5.

Unsur-Unsur Dasar
Unsur-unsur dasar dalam pelaporan keuangan adalah salah satu aspek

penting dalam pengembangan struktur teoritis.Akuntansi banyak menggunakan

istilah yang memiliki arti khusus yang mana merupakan bahasa bisnis.Unsurusnsur dasar pelaporan keuangan ini bertujuan untuk menelaah .
Berikut ini adalah sepuluh unsur laporan keuangan yang berhubungan
langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan :
a.

Aktiva. Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang


memperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari

transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.


b.
Kewajiban. Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan ,
yang timbul oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas entitas lain dimasa depan.
c. Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi
dengan kewajibannya . Dalam sebuah entitas bisnis , ekuitas merupakan
d.

kepentingan kepemilikan.
Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih oleh perusahaan yang ditimbulkan
oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan
tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan
didalamnya.Aktiva yang paling umum diterima sebagai investasi oleh

e.

pemilik, namun bias meliputi asa atau konversi kewajiban perusahaan.


Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan
yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva , penyediaan jasa ,atau penciptaan

f.

kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.


Laba Komprehensif. Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas
selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang
bukan bersumber dari pemilik. Termasuk semua perubahan ekuitas selama
suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik
dan distribusi kepada pemilik.

g.

Pendapatan. Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas
atau pelunasan kewajiban selama satu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa, atau aktivtas-aktivitas lain yang merupakan operasi

utama perusahaan.
h. Beban. Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
terjadinya kewajiban selama satu periode dan pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa, aktivitas lain yag merupakan operasi utama
i.

perusahaan.
Keuntungan. Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang berasal dari pendapatan atau

j.

investasi oleh pemilik.


Kerugian. Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi , kejadian dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu
periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi dari pemilik.
Kelompok pertama yang mencakup tiga unsure aktiva, kewajiban, dan

ekuitas menjelaskan jumlah sumber daya dan klaim terhadap sumber daya
tersebut pada suatu waktu tertentu (moment in time) . Sedangkan tujuh unsure
lainnya menjelaskan transaksi, kejadian, dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama periode waktu tertentu (period of time) . Kelompok yang
pertama, yang diubah oleh unsure-unsur kelompok kedua, merupakan hasil
kumulatif dari semua perubahan, interaksi ini dinamakan dengan artikulasi.
Yaitu, angka-angka utama dari satu laporan keuangan berhubungan dengan saldosaldo dari laporan keuangan lainnya.
4. Tingkat Ketiga : Konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep


yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama.
Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsure-unsur serta kejadian keuangan
harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh perusahaan.
4.1.

Asumsi-Asumsi Dasar

a. Asumsi Entitas Ekonomi


Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit
pertanggungjawaban tertentu.
b. Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup
(going concern assumption) yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang
panjang.
c. Asumsi Unit Moneter
Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas
ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.

d. Asumsi Periodisitas
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan
ke dalam periode waktu artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling
umum adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan.
d.2.

Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi

10

a. Prinsip Biaya Historis


GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan
dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini seringkali disebut dengan prinsip
biaya historis (historical cost principle). Biaya (cost) memiliki keunggulan yang
penting dibandingkan penilaian yang lainnya: yaitu, dapat diandalkan.
b. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika produk (barang dan
jasa), barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau
klaim atas kas.
c. Prinsip Penandingan
Menyatakan usaha (beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan)
sepanjang hal ini rasional dan dapat diterapkan.
d. Prinsip Pengungkapan Penuh
Mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam
laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off ini
terjadi antara (1) kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal
yang akan mempengaruhi keputusan pemakai, dengan (2) kebutuhan untuk
memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami.
d.3.

Kendala

11

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif


agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala (constraints) yang dominan
harus diperhitungkan:
a. Hubungan Biaya-Masyarakat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa
diperoleh dari pemakaian informasi itu. Badan-badan pembuat standar dan badanbadan pemerintah kini menggunakan analisis biaya-manfaat sebelum menetapkan
persyaratan informasional. Dalam rangka menjustifikasi penerbitan suatu standar
pengukuran dan pengungkapan tertentu, manfaat yang bias didapat dari standar
harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan.
b. Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika
pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah
penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Singkatnya, suatu item harus
membuat perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Jadi aspek yang
terlibat di sini adalah ukuran dan kepentingan relatif.

c. Praktek Industri
Sifat unik dari sejumlah industry dan perusahaan terkadang memerlukan
penyimpangan dari teori dasar. Dalam industri utilitas public, aktiva tidak lancar

12

dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik


industry utilitas yang padat modal.
d. Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya
akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Perhatikan
bahwa tidak ada anjuran dalam kosep konservatisme agar aktiva bersih atau laba
bersih disajikan terlalu rendah. Konservatisme, jika diaplikasikan secara tepat,
akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit: jangan
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

BAB III
KESIMPULAN

13

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem


koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan
penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.

Kebutuhan

akan

kerangka

kerja

konseptual

adalah

untuk

mengembangkan seperangkat standar dan aturan serta untuk memecahkan


masalah praktis yang baru. FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan
kerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar bagi penetapan standar
akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi
keputusan investasi dan kredit. Berguna dalam menilai aliran kas masa depan.
Menggambarkan sumber daya ekonomi perusahaan, dan klaim terhadapnya. Agar
berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus memiliki dua
kualitas yaitu kulitas primer (relevansi dan realibilitas) dan kulitas sekunder
(komparabilitas dan konsistensi).
Unsur-unsur dasar dalam pelaporan keuangan adalah salah satu aspek
penting dalam pengembangan struktur teoritis..Unsur-usnsur dasar pelaporan
keuangan ini bertujuan untuk menelaah. Asumsi-asumsi menyediakan satu
landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapananggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.

14

Anda mungkin juga menyukai