1.KHAIRUL UMAM
2. KOMALA SARI
3. LAELA BADRIA
4. M.IRWAN SURYADI
5. MUH. SYAHRON AL FAZARI
6. MUH. SOHIB
7. MUH. SOPIAN
8. MUH. MAKSUM
9. MUHAMAD RAMLI
10.NI NYOMAN SULASTRI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
KEGANASAN TUMOR TULANG ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan penulis tentang Dermatitis Kontak. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang ikut
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar B elakang............................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT...........................................................................
2.1 Konsep Medis................................................................................................
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..........................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OSTEOSARKOMA................
3.1 Pengkajian.....................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan...............................................................................
3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................................
3.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
4.1 Simpulan........................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455
kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus
tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor
ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh
tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam
stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum
terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam
keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani
maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah:
1.2.1 Untuk mengetahui konsep medis dari keganasan tumor tulang.
1.2.2 Untuk mengetahui konsep keperawatan dari keganasan tumor tulang.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan adalah:
1.3.1 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan
dasar manusia yang bersifat tidak mampu dilakukan, tidak mau dilakukan, atau
1.3.2
1.3.3
tumor muskuloskeletal.
Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menentukan rencana tindakan setelah
diagnosis ditegakkan, Khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien tumor
muskuloskeletal.
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1 KONSEP MEDIS
2.1.1 Definisi
Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat
ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum
tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang.
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya
tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana
sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor
tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis
ke tulang.
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana selsel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering digunakan
Tumor Tulang, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang yang bisa jinak atau
ganas.
Tumor tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang
bersifat neoplastik. Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan. Sedangkan setiap
pertumbuhan yang barudan abnormal disebut neoplasma.
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang
yang tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama,
seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya.
2.1.2
penunjang
bentuk
tubuh
dan
yangdigerakan
oleh
kerja
otot-otot
yang
melekat
silindris.
Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
1.Tulang didahului oleh model kartilago.
2.Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus.
Kartilagodalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan
meninggalkanruang-ruang.
k. 3.Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel
pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel
pengikis tulang(osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam
bentuk kartilago.
l. 4.Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada
epifisisyang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
m. 5.Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago
yangsehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago
memisahsecara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat
dan meluasmendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati.
Kemudian semua runagmebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical
dalm kartilago yang mengalamidegenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel
pembentuk tulang.
n. 6.Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis
berfusidengan korpus.Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi
oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
o. Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90%
posfor.Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik.
Sebagaicontoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor
akan berkurang.
8
p. Calcitonin,
diproduksi
oleh
kelenjar
typoid
memilki
aksi
dalam
langsung
terhadap
kehilangan
masa
tulang
tangan, dll.) tetapi beberapasendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis.,
sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkusdalam kapsul fibrosa dibatasi dengan
membran sinovial tipis. Membran ini mensekresicairan sinovial ke dalam
ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah
yangditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml).
hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan
terutama adalah sel-selmononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai
sumber nutrisi bagi rawan sendi.
3) Otot Rangka
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi
utamanya adalahuntuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan
memendekkan(kontraksi)
otot.
Dengan
memanjang
(relaksasi)
otot
melekat
langsung
pada
tulang,
tetapi
dimana
bagian
Etiologi
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
10
Patofisiologi
Gambaran patologik yang penting untuk meramalkan perjalanan klinis dan
menentukan cara penanggulangannya ialah banyaknya mitosis dan banyaknya
nekrosis. Tumor ganas ini dibagi dalam tiga derajat maliknitas. Bila klien mendapat
terapi optimal, prognosis pertahanan hidup setiap lima tahunnya, berdasarkan
derajat keganasan tumor dari derajat I III adalah 90%, 70%, dan 45%. Banyaknya
mitosis dari derajat I III berturut-turut adalah < 4/2 mml 2, 4-25/2
mm2 (2mm2 artinya banyaknya mitosis pada lapangan mikroskopik 2mm2).
2.1.5
Pathway
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
faktor genetika
kondisi patologis
11
Tumor
Fraktur
Pembedahan
Penumbuhan massa tulang
NYERI
Resti
Gangguan harga
diri
Deformitas
Kerusakan
mobilisasi fisik
2.1.6
2.1.7
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
2.1.8
T2
T3
N
N0
N1
M
M0
M1
=
=
=
=
=
=
=
=
Manifestasi Klinik
Beberapa manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa
bervariasi tergantung pada jenis tumor tulangnya, namun yang paling umum adalah
nyeri. Tumor tulang lebih umum terjadi pada tulang yang bentuknya panjang
(lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang paling
sering merasakan nyeri.
Tidak semua tumor tulang bersifat ganas, melainkan ada juga yang jinak.
Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak.
Beberapa manifestasi klinis tumor tulang, antara lain:
a. Persendian yang bengkak dan inflamasi.
b. Patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Manifestasi klinis yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat
badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala tumor tulang, tapi
bisa juga merupakan indikator penyakit lain.
2.1.9
d. Kondroblastoma
Adalah tumor jinak yang jarang ditemukan, dan biasanya menyerang
anak laki-laki yang berusia remaja. Tumor ini secara unik ditemukan di Epifisis.
Tempat yang paking sering terserang adalah humerus. Gejala yang muncul
seringkali berupa nyeri sendi yang timbul dari jaringan tulang rawan.
Perawatannya
dilakukan
dengan
eksisi
pembedahan.
Jika
mengalami
kekambuhan, maka tumor ini akan di tangani dengan eksisi, bedah beku atau
radioterapi.
e. Enkondroma
Enkondroma atau kondroma sentral adalah tumor jinak dari sel-sel
tulang rawan dispalstik yang timbulnya pada metafisis tulang tubular terutama
pada tangan dan kaki, seperti falang, metacarpus, dan metatarsus. Pada
pemeriksaan radiografi didapati titik-titik perkapuran yang berbatas tegas,
membesar,dan menipis. Tanda itu merupakan cirri khas dari tumor enkondroma.
Tumor berkembang selama massa pertumbuhan pada anak-anak atau remaja.
Keadaan tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya fraktur patologis.
Enkondroma tidak menimbulkan gejala nyeri sampai terjadi
pembengkakan, atau fraktur patologis pada tulang yang korteksnya menjadi tipis
karena absorbs enkondroma. Untuk jenis gangguan ini biasanya dilakukan
pembedahan dengan kuret dan pencangkokan tulang.
f. Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma)
Merupakan neoplasma tulamg primer yang sangat ganas kedua.
Neoplasma ini sering di temukan pada anak, remaja, dan dewasa muda. Tumor
ini tumbuh pada bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang
tumor adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Osteosarkoma paling
banyak menyerang anak remaja dan mereka yang mengijak masa dewasa, tetapi
dapat juga menyerang klien penyakit paget yang berusia lebih dari 50 tahun.
Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum
dari osteosarkoma. Penampakan luar dari osteosarkoma dapat berupa osteolitik
dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan lunak diinvasi oleh
tumor, atau periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan
pada hasil pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya suatu bangunan yang
berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai
15
bentuk keganasan tulang yang lain, tetapi bersifat khas untuk sarcoma
osteogenik. Tumor ini dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang
bersifat abortif. Pada radiogram akan terlihat sebagai suatu sunburst (pancaran
sinar matahari).
g. Kondrosarkoma
Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun
(price,1995). Gejala yang paling sering adalah adanya massa tanpa nyeri yang
berlangsung lama tetapi mungkin akan diikuti pertumbuhan yang cepat dan
agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur,
tulang iga, gelang bahu, dan tulang-tulang kraniovasial.
Tampak sebagai suatu daerah radiolusen dengan bercak-bercak
berkapuaran yang tidak jelas, pada penampakan radiogram. Penatalaksanaannya
terbaik yang dilakukan pada saat ini adalah dengan eksisi radikal, juga dengan
bedah beku, radioterapi, dan kemoterapi. Untuk lesi-lesi yang agresif dan
kambuh berulang-ulang, penatalaksanaannya yang paling tepat adalah dengan
amputasi.
Terapinya adlah dengan mengangkat kelainan yang disusul dengan
kemoterapi bila perlu. Walaupun bermetastasis, tetapi prognosisnya lebih baik
daripada osteosarkoma.
h. Sarkoma Ewing
Sarkoma ewing adalah jenis tumor tulang lain yang sangat ganas.
Tumor ini sering memenuhi sum-sum tulang panjang dan merupakan neoplasma
tulang primer ketiga yang paling sering dijumpai. Tumor ini paling terjadi pada
anak-anak belasan tahun dan paling sering pada kortus tulang panjang.
Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke
reticulum sum-sum tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam.
Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan
paralel dengan batang tulang sehingga membentuk gambaran berupa kulit
bawang.
Tanda dan gejala yang khas berupa nyeri,benjolan nyeri tekan,dema
seperti pada klien osteomielitis akut (38-40oc), dan leukositosis (20.000-40.000
leukosit/mm3).penatalaksanaannya berupa pengobatan dengan penyinaran,
pemberian obat-obat sitostatik, dan pembedahan dilakukan untuk membuang
16
2.1.11 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan
meliputi
pembedahan,
kemoterapi,
radioterapi,
atau
terapi
kombinasi.
tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri
atau
dalam
kombinasi.
merusak sel sehat yang ada disekitarnya, sel kanker lebih sensitif terhadap
radiasi dan akan mati saat diradiasi. sel sehat disekitarnya akan rusak karena
radiasi, namun mereka akan segera pulih.
c. Kemoterapi.
Kemoterapi sering diberikan untuk pengobatan kanker tulang. Obat
kemoterapi bekerja dengan menghilangkan sel-sel yang memiliki kecepatan
dalam membelah diri, seperti sel kanker. Namun, ada beberapa jenis sel normal
yang juga memiliki sifat cepat membelah diri seperti sel rambut. Sehingga
kadangkala kemoterapi menyebabkan kerontokan rambut.
Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya. Pengobatan
sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau bermetastasis
dan faktor kesehatan lainnya.
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
a. Aktivitas /Istirahat
Gejala:
1) Kelemahan dan atau keletihan.
2) Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktorfaktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat
malam.
3) Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala :
1) palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2) Perubahan pada TD.
c. Integritas Ego
Gejala :
1) Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stres (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religious/spiritual).
2) Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.
3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda :
1) Kontrol depresi.
19
20
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan penyimpangan KDM pada klien dengan tumor muskuloskeletal, maka
diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakitnya (tumor tulang).
2. Kerusakan mobilisasi fisik
berhubungan dengan kerusakan
rangka
neuromuskuler.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisika (kecacatan bedah, efek
samping kemo terapi miss kehilangan rambut, kelelahan berlebih,dll).
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pembedahan.
2.2.4
fokus,
Nyeri
nyeri,
distraksi/
berhubungan
dengan
memfokuskan
perilaku
proses
pada
berhati-hati,
diri
respons
autonomil/ gelisah.
b. Tujuan: klien mengalami pengurangan nyeri
c. Kriteria hasil:
- Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan
- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas
hiburan sesuai indikasi situasi individu.
d. Intervensi:
21
INTERVENSI
1. Kaji status nyeri ( lokasi,
frekuensi,
durasi,
dan
intensitas nyeri )
2. Berikan
RASIONAL
1. memberikan data dasar untuk
menentukan
evaluasi
lingkungan
yang
dan
intervensi
mengyang
diberikan.
2. meningkatkan relaksasi klien.
analgesik
otot
sesuai
2.
22
INTERVENSI
1. Kaji derajat imobilitas yang
RASIONAL
1. Pasien mungkin dibatasi oleh
tentang
aktual,
keterbatasan
fisik
memerlukan
perawatan
diri/kebersihan
(contoh
mandi, mencukur)
kemajuan
kesehatan.
2. meningkatkan kekuatan otot
dalam
situasi
dan
tongkat,
mungkin
keamanan
dan
sesegera
instruksikan
dalam
meng-
langsung.
3. Mobilisasi dini menurunkan
meningkatkan
mbuhan,
serta
penye-
normalisasi
fungi organ.
4. Hipotensi
masalah
postural
umum
adalah
menyertai
insiden
/menurunkan
komplikasi
kulit/
pernapasan.
dalam situasi
Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi
tepat
d. Intervensi:
INTERVENSI
dengan
1. Diskusikan
orang
RASIONAL
dalam memastikan
1. membantu
pemecahan masalah.
efek
kanker
dengan
keluarga
dan
pasien
bicara
dalam
pemecahan
masalah
atau
pengobatan.
3. Pertahankan kontak mata selama
interaksi
2. membantu
dan
dengan
menjaga
percaya
hubungan
dengan
pasien
saling
dan
keluarga.
menyentuh pasien
4. Diagnosa Keperawatan Ke empat: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan
Pembedahan.
a. Faktor risiko meliputi:
- Ketidak adekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi
- Malnutrisi, proses penyakit kronis
- Prosedur invasif
b. Tujuan: menurunkan risiko infeksi
c. Kriteria hasil:
24
Mengidentifikasi
dan
berpartisipasi
dalam
intervensi
untuk
INTERVENSI
prosedur mencuci
1. Tingkatkan
RASIONAL
1. Lindungi pasien dari sumber-
sumber infeksi.
mengalami
infeksi.
2.2.5
posisi
dengansering;
2. Membantu
potensial
sumber
kulit(sisi
potensial
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan dengan cara
menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
mengevaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai, serta kemampuan dalam menghubungakan
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri atas dua
kegiatan, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama
proses perawatan berlangsung atau menilai respons pasien, sedangkan evaluasi
hasil dilakukan atas target tujuan yang diharapkan (A. Aziz Alimul H, 2009).
Berdasarkan rencana asuhan keperawatan diatas maka evaluasi hasil yang didapat
adalah :
1. Klien mengalami pengurangan nyeri
2. Klien dapat melakukan aktivitas secara minimum.
25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OSTEOSARKOMA
KASUS
Tomi ( 14 th) adalah murid sekolah sepak bola. Sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut
kanan tomi. Awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul pembengkakan di atas
lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan dibawa berurut ke dukun. Semakin
lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus.
Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya berobat ke
rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya pembengkakan diatas
lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya venektasia. Pada pangkal paha
kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar limfe. Dokter menduga Tomi menderita tumor
ganas tulang, sehingga dokter memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada
metastase ke organ lainnya.
Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen paha, lutut dan
dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran sun ray appereance dan Codman Triangle.
Dokter kemudian merencanakan open biopsy, sehingga nanti bisa ditentukan diagnosis dan
penatalaksanaan yang lebih tepat.
26
1.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama
: An. T
Umur
: 14 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Siswa
Alamat
:2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan timbul pembengkakan diatas lututnya setelah terjatuh
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut kanan
tomi. awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul pembengkakan di atas
lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan dibawa berurut ke
dukun. Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus.
Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya
berobat ke rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya
pembengkakan diatas lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya
venektasia. Pada pangkal paha kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar
limfe. Dokter menduga Tomi menderita tumor ganas tulang, sehingga dokter
memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada metastase ke organ
lainnya.
Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen
paha, lutut dan dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran sun ray
appereance dan Codman Triangle. Dokter kemudian merencanakan open
biopsy, sehingga nanti bisa ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih
tepat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien mengatakan anaknya pernah terkena penyakit gagal hati.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan pernah mengalami osteoma.
3. Pola-pola Fungsi Kesehatan
27
: keluarga klien mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit, keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah
sakit, dokter, perawat dan tim kesehatan lain. Keluarga juga
mengatakan bahwa kebersihan amatlah penting.
:Orang tua klien mengatakan anaknya makan dua atau tiga kali sehari
dengan porsi 1 piring terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu,
MRS
: orang tua klien mengatakan klien makan, minum, mandi dan ganti
MRS
pakaian sendiri.
: orang tua klien mengatakan klien sering terbaring di tempat tidur
ditunggu keluarganya sesekali minta ganti posisi tidur karena lutut
terasa nyeri. Makan, minum dan ganti pakaian dibantu oleh keluarga.
Klien terbaring lemah. Klien takut menggerakkan lututnya.
d. Pola eliminasi
Eliminasi alvi :
SMRS
: orang tua klien mengatakan BAB satu kali sehari secara teratur
dengan konstitensi lunak tidak ada gangguan, buang air besar
MRS
dilakukan sendiri.
: orang tua klien mengatakan buang air besar tidak teratur kadang 2
28
MRS
: orang tua klien mengatakan buang air kecil 1 2 kali sehari warna
kuning jernih. Klien tidak mau kencing pakai pot urinal, inginnya
kencing ke kamar mandi.
: orang tua klien mengatakan klien tidur 12 jam sehari (10 jam pada
MRS
Kognitif
terasa nyeri.
: Klien seorang anak berusia 14 tahun tidak mengerti tentang
penyakitnya dan keluarga pun tidak mengerti tentang penyakit yang
diderita anaknya.
MRS
30
DATA
MASALAH
DS :
Gangguan
1. Klien mengatakan jatuh
Fisik
saat main bola
2. Klien mengatakan timbul
pembengkakan
diatas
PENYEBAB
Mobilitas Nyeri
karena
ekspansi
tumor
mekanan
ke
jaringan sekitarnya,
oleh
anaknya
akibat terkilir
4. Klien mengeluh
nyeri
dengan skala 8.
5. Klien mengeluh
nyeri
ketika
lututnya
benjolan
disentuh
pada
dan
31
digerakkan.
6. Klien mengeluh
nyeri
fisik
ditemukan
Triangle
DS :
1. Keluarga
Gangguan
klien
nutrisi Proses
Penyakit,
klien
makan
anaknya
Klien
badan
DO :
1. Klien tampak meringis.
2. Klien tampak sulit untuk
bergerak.
3. Kemungkinan BB klien
35
kg
dan
sekarang
dengan
hasil :
Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)
Ht : 45 % (40-48%)
Albumin : 1,5 gr/dl (3,85,1 gr/dl)
3
DS :
1. Keluarga
Ansietas
klien
mengatakan
membawa
pernah
anaknya
ke
klien
terjadi
anaknya.
3. Keluarga
kepada
situasi
(kanker),
ancaman/perubaha
n
pada
status
kesehatan/sosial
ekonomi,
peran,
fungsi
pola
interaksi, ancaman
klien
Krisis
kematian,
perpisahan
dari
keluarga
klien
klien
harus
dilakukan
33
terhadap anaknya.
DO :
1. Keluarga
klien
tampak
gelisah
2. Keluarga
klien
tampak
bingung
3. Keluarga
klien
tampak
klien
tampak
cemas
1. Kaji nyeri, missal lokasi nyeri, frekwensi, durasi, dan itensitas (skala 1-10), serta
tindakan penghilang nyeri yang digunakan.
Rasional : Informasi memberikan data
dasar
untuk
mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
2. Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.Ajarkan
pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidaknyamanan adalah umum, (missal nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawah, sakit kepala), tergantung pada prosedur yang digunakan.
3. Tingkatkan kenyamanan dasar (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan
imajinasi) dan aktivitas hiburan (missal music, televise).
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
4. Dorongan penggunaan keterampilan managemen nyeri (missal teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, music, dan sentuhan terapeutik.
Rasional : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
5. Evaluasi penghilang nyeri/control.
Rasional : Tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum
pada aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).
6. Dorong klien untuk melaksanakan apa saja bila mungkin, missal mandi duduk,
bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kebutuhan.
Rasional : Meningkatkan kekuatan atau staminadan menjadikan klien lebih aktif
tanpa kelelahan yang berarti.
7. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD atau frekuensi
jantung dan pernafasan.
Rasional : Toleransi sangat bervariasi bergantung pada tahap proses penyakit,
status nutrisi, keseimbanagn cairan, dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
8. Dorong masukan nutrisi.
Rasional : Masukan nutrisi yang adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan
energy selama aktivitas.
Kolaborasi
9. Kembangkan rencana manajemen nyeri bersama klien dan tim medis.
Rasional : Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk control
nyeri. Terutama dengan nyeri kronis, klien/orang terdekat harus aktif menjadi
partisipan dalam manajemen nyeri di rumah.
10. Berikan analgesic sesuai indikasi, misalnya : morfin, metadon, atau campuran
narkotik IV khusus. PAstikan hal tersebut hanya untuk memberikan analgesic
35
dalam sehari. Ganti dari analgesik dalam sehari. Ganti dari analgesic kerja
pendek menjadi kerja panjang bila ada indikasi.
Rasional : Nyeri adalah komplikasi tersering dari kanker, meskipun respon
individu berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis
dan pemberian akan diperlukan.
11. Berikan/nutrisikan penggunaan Patient Controlled Analgesia (PCA) dengan tepat.
Rasional : Analgesik dikontrol klien sehingga pemberian obat tepat waktu,
mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri. Sering diberikan dengan dosis total
rendah melalui metode konvensionaal.
12. Siapkan/bantu prosedur, misalnya : blok saraf, kordotomi, dan mielotomi
komisura.
Rasional : Mungkin digunakan pada nyeri berat yang tidak berspon pada tindakan
lain.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses
penyakit, Anorexia, Malaise
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.
INTERVENSI
1. Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien menyimpan buku harian tentang
makanan sesuai indikasi.
Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan ketebalan lipatan kulit, triseps atau
dengan antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini.
Rasional : Membantu dalam identifiksi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila
BB dan pengukuran antroprometik kurang dari normal.
3. Dorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan intake
cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sedikit tapi sering.
Rasional : Kebutuhan metabolic jaringan ditingkatkan, begitu juga cairan (untuk
menghilagkan produk sisa). Suplemen berguna untuk mempertahankan masukan
kalori dan protein.
4. Kontrol faktor lingkungan, missal bau/tidak sedap atau bising. Hindari makanan
terlalu manis, berlemak atau makan pedas.
Raional : Dapat meningkatkan respon mual/muntah.
5. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan saat
atau sebelum makan.
36
derajat
ktidakseimbangan
37
minggu, pemberian makan per selang (NGT) mungkin perlu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada
status kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian,
perpisahan dari keluarga.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
ansietas tidak terjadi.
INTERVENSI
1. Tinjauan ulang pengalaman klien/orang terdekat sebelum mengalami kanker.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan kopnsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
2. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut, realisasi
serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
3. Berikan lingkungan terbuka, dimana klien merasa aman mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk berbicara.
Rasional : Membantu klien untuk merasa diterima apa adanya, kondisi tanpa
perasaan di hakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan control.
4. Pertahankan kontak sering dengan klien. Berbicara dengan menyentuh klien bila
memungkinkan.
Rasional : Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak. Berikan
respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.
5. Sadari efek-efek isolasi pada klien bila diperlukan untuk imunosupresi atau implan
radiasi. Batasi penggunaan pakaian /masker isolasi bila mungkin.
Rasional : Penyimpangan sensori dapat terjadi bila nilai stimulasi yang cukup tidak
tersedia dan dapat memperberat perasaan ansietas/takut.
6. Bantu klien/orang terdekat dalam mengenalidan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping dalam menghadapi rasa takut.
Rasional: Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Konseling dan dukungan perlu untuk memunkinkan
individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa strategi
control/koping tersedia.
7. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan
tentang persepsi klien terhadap situasi.
Rasional : Dapat menurun kan ansietas dan memungkinkan klien membuat
keputusan/pilihan berdasarkan realita.
38
39
IMPLEMENTASI
PARAF
1.5 EVALUASI
DX
1.
EVALUASI
S : Klien mengeluh nyeri dengan skala 5.
PARAF
2.
yang digunakan.
Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi,
kemoterapi, bioterapi.
S : Keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan.
Keluarga klien mengatakan makan hanya habis 5 sendok.
O : Klien tampak di bantu dlam beraktifitas
Klien tampah lemah
Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :
Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)
Ht : 45 % (40-48%)
Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-5,1 gr/dl)
A : masalah keperawatan gangguan nutrisi belum yteratasi
P : Intervensi Di Lanjutkan
Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien
menyimpan buku harian tentang makanan sesuai
42
indikasi.
Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan
ketebalan
lipatan
kulit,
triseps
atau
dengan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang yang
tidak
normal,
tetapi
umumnya
lebih
digunakan
utama,
tinggi,
keturunan (adapun
contoh
faktor
keturunan/genetika
yang
dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).
Manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa bervariasi tergantung pada
jenis tumor tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri. Akan tetapi manifestasi
lainny juga yang sering muncul, yaitu : persendian yang bengkak dan inflamasi, patah
tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh.
Tumor tulang di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain : Multipel myeloma,
Tumor
Raksasa,
Osteoma,
Kondroblastoma,
Enkondroma,
Sarkoma
Osteogenik
44
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Doenges E. Marilynn,dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika, Jakarta.
Ns. Mutawin Arif, S. Kep. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuluskeletal. Jakarta. EGC
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC
Price Silvia A,Wilson L. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
45