Analisis Film Autis
Analisis Film Autis
1204582
Pendidikan Khusus/B
ANALISIS FILM AUTIS
A. Permasalahan Autis
Anugerah terindah yang dimiliki pasangan suami isteri adalah dikaruniainya seorang
anak. Seorang anak yang akan menjadi penerus, harapan dan kebanggaan orang tua.
Kelahiran yang disertai perkembangan normal dimasa-masa awal membuat orangtua
dibuai kesenangan. Namun, orangtua harus lebih peka dimasa-masa awal perkembangan
anak, karena bisa jadi anak yang sedang dalam masa perkembangan tersebut lalu
mengalami gangguan perkembangan yang dicirikan dengan kemunduran perkembangan
secara perlahan bahkan drastis. Inilah yang selalu membuat orangtua bingung, resah dan
shock atas apa yang terjadi pada buah hati mereka.
Autis merupakan gangguan perkembangan yang menjadi momok tersendiri bagi
setiap orangtua. Orangtua dan juga para pakar pendidikan khusus memerlukan pemikiran
yang hebat untuk pemberian pelayanan pendidikan yang terbaik bagi anak autis, karena
autis tidak hanya mencakup gangguan komunikasi dan interaksi namun mencakup juga
gangguan perilaku, bahasa serta kognitif. Autis menjadi sangat unik dan fenomenal di
kalangan masyarakat saat ini. Karena, selain memang jumlahnya yang setiap tahun kian
meningkat, juga dengan begitu kompleksnya permasalahan yang dimiliki seorang anak
autis. M. Sugiarmin dalam modulnya mengenai bahan ajar anak autis menyebutkan bahwa
autisme merupakan kelainan yang serius dan kompleks, apabila tidak ditangani dengan
tepat dan cepat kelainan ini akan menetap dan dapat berakibat pada keterlambatan
perkembangan.
Berdasarkan video-video yang telah ditayangkan, dapat dianalisis permasalahanpermasalahan yang dialami seorang anak autis. Permasalahannya yaitu sebagai berikut:
1. Anak autis memiliki dunianya sendiri
2. Adanya perilaku repetitif dan perilaku stereotipik yang membuat orang tua dan juga
guru kebingungan dalam menanganinya.
3. Kesulitan dalam memahami apa yang dia lihat, dengar dan rasakan
4. Hambatan yang menonjol dalam beberapa aspek seperti dalam interaksi, komunikasi,
perilaku dan juga bahasa.
B. Karakteristik
1. Perilaku
Autisme yang merupakan gangguan perkembangan, jelas memiliki perbedaan
perilaku yang sangat terlihat berbeda dibanding anak normal pada umumnya.
Berdasarkan video yang telah ditayangkan, dapat dianalisis karakteristik perilaku yang
dimiliki anak autis, yaitu adanya perilaku yang berlebihan seperti anak memukulmukul kedua telinganya menggunakan tangannya sendiri karena ia ingin mengutarakan
sesuatu tanpa tahu harus berbuat apa. Perilaku berlebihan tersebut merupakan salah
satu hal yang dilakukan anak autis ketika mengamuk (tantrum). Seringnya anak autis
mengamuk disebabkan karena anak merasakan hal yang berbeda di sekitarnya atau ia
tidak menerima perubahan keadaan sekitarnya. Perilaku lainnya yang menjadi
karakteristik anak autis dalam perilaku kekurangan seperti anak autis seringkali duduk
diam dengan tatapan mata kosong dan adanya perilaku stereotipik (yang sering juga
disebut mannerism atau blindism), yaitu gerakan-gerakan khas yang menjadi kebiasaan
yang sering tak disadari.
Melihat perilaku anak autis dalam video tersebut, sesuai dengan pendapat dari
Hidayat dan Musjafak Asyari dalam modulnya yang berjudul pengenalan autisme dan
pendidikannya, bahwa memang perilaku anak autis terbagi menjadi perilaku yang
berlebihan (behavioral excesse) dan perilaku kekurangan (behavioral deficit).
2. Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain
tapi tidak bagi anak autis. Anak autis memang memiliki bahasa, bahasa yang sulit
dimengerti orang lain pada umumnya, bahasa yang kacau baik struktur maupun
pengucapannya. Dalam video yang ditayangkan, anak autis memiliki kemampuan
berbahasa yang sangat minim. Anak autis sering mengulang kata-kata yang baru
didengarnya namun tanpa ada maksud untuk berkomunikasi. Anak autis mengalami
kesukaran dalam penggunaan konteks bahasa yang sesuai dan benar terutama dalam
pemahaman arti kata-kata. Namun memang ada juga anak autis yang memiliki
kemampuan berbahasa yang baik, bisa jadi karena memang anak tersebut dari awal
mendapatkan intervensi dini dari orangtua maupun para ahli atau karena anak tersebut
memang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam segi berbahasa seperti dalam
video yang memuat kekurangan dan kelebihan anak autis, salah satu anak bernama
Haydar, dia merupakan anak autis yang memiliki kelebihan dalam segi berbahasa yaitu
dengan dikuasainya bahasa inggris dalam kesehariannya.
3. Interaksi dan Komunikasi
a. Interaksi
Manusia adalah mahluk sosial yang sejatinya membutuhkan bantuan orang
lain dan pasti akan selalu berinteraksi dengan orang lain, tapi tidak bagi anak autis.
Keterampilan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain sangat minim dimiliki
anak autis, mereka terlalu larut dan senang akan dunianya sendiri. Dalam video
yang ditayangkan pun, terlihat bahwa anak autis menarik diri dari lingkungan,
kalaupun bergaul dan berinteraksi dengan orang lain, anak autis akan memilih
beberapa orang saja yang menurutnya dapat memberikan rasa aman pada dirinya.
Karakteristik dalam interaksi anak autis yang paling menonjol adalah hilangnya
kontak mata atau selalu menghindari kontak mata. Namun, apabila mendapatkan
intervensi dini hal tersebut akan dapat diminimalisir.
b. Komunikasi
Dua kalimat yang diambil dari sebuah artikel dalam situs yaitu autism
awareness sudah sangat jelas menggambarkan kemampuan berkomunikasi yang
dimiliki oleh anak autis. Komunikasi yang menjadi penghubung antara seseorang
dan orang lain tidak berlaku sepenuhnya bagi anak autis. Mereka seringkali
kesulitan dalam berbicara, sehingga pada akhirnya mereka mengekspresikannya
melalui perilaku yang berlebihan seperti yang terlihat pada video yang telah
ditayangkan. Mereka juga sukar dalam mengatur volume suara, sehingga terkadang
mereka menjerit dan berteriak dalam berbicara. Menurut M. Sugiarmin dalam
bahan ajar mengenai anak autis, dalam berkomunikasi, anak autis seringkali
banyak meniru atau membeo (echolalia) serta beberapa anak autis sangat pandai
menirukan nyanyian, nada maupun kata-katanya tanpa mengerti artinya, seperti
yang dialami anak bernama Naora dalam tayangan Beranda mengenai
kekurangan dan kelebihan anak autis.
4. Berpikir (kognitif)
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal). Menurut Penelitian di Virginia University di Amerika
Serikat diperkirakan 75 80 % penyandang autis mempunyai kemampuan berpikir di
bawah rata-rata/retardasi mental, sedangkan 20% sisanya mempunyai tingkat
kecerdasan normal ataupun di atas normal untuk bidang-bidang tertentu. Sebagian
kecil mempunyai daya ingat yang sangat kuat terutama yang berkaitan denga obyek
visual (gambar). Sebagian kecil memiliki kemampuan lebih pada bidang yang
berkaitan dengan angka. Dalam tayangan video, diperlihatkan penyandang autis yang
luar biasa kemampuannya dalam berbagai bidang, seperti Haydar dalam IT dan Naora
dalam bernyanyi. Sosok penyandang autis yang memiliki kecerdasan yang luar biasa
salah satunya yaitu Temple Grandin yang merupakan seorang desainer fasilitas
penanganan ternak dan seorang professor ilmu hewan di Colorado State University.
Dia telah merancang cara penanganan yang baik terhadap hewan ternak yang berlokasi
di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Meksiko, Australia, Selandia Baru dan negaranegara lain.