Anda di halaman 1dari 23

Pengantar Pajak

Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Karakteristik Umum:
Pajak Tidak Langsung;
Pajak Objektif;
Multi Stage Levy;
Non Kumulatif;
Indirect Substraction/Invoice/Credit Method;
Tarif Tunggal;
Dikenakan atas konsumsi dalam negeri.

PPN adalah Pajak Tak Langsung


Negara

PPN

BKP/JKP
Penjual

Pembeli
/Penerima

PPN
Penanggung
Jawab

Pemikul
Beban Pajak

Multi Stage Levy

Industri
benang

PPN

Industri
Tekstil

PPN

Industri
Garmen

Pedagang Besar
& Eceran

PPN
PPN
Konsumen

Metode Penghitungan

Substraction
Method:
Harga Jual = 1000
Harga Beli = 800
DPP = 200
PPN 10 % = 20

Indirect
Substraction:
Harga jual=1000
PPN = 10%x1000 = 100
Harga Beli = 800
PPN=10%x800=80
PPN terutang=20

Addition Method:
Biaya Sewa = 50
Gaji = 50
Biaya lain = 60
Laba Usaha = 40
Jumlah = 200
PPN 10% = 20

MEKANISME PPN
PKP yang menyerahkan BKP atau JKP wajib membuat
Faktur Pajak Keluaran untuk memungut PPN;
PKP yang membeli BKP atau menerima JKP membayar
pajak terutang yaitu PPN Masukan;
Pada akhir masa pajak PK-PM, jika:
PK>PM bayar ke kas Negara paling lambat tgl 15 bulan
berikutnya;
PM>PK kompensasi ke masa berikutnya.

Pada akhir masa pajak PKP wajib melaporkan


pemungutan dan pembayarannya paling lambat tgl 20
hari setelah akhir masa pajak.

Unsur-unsur suatu Penyerahan terkena


PPN
BKP atau JKP;
Penyerahan BKP atau JKP;
Daerah Pabean;
Kegiatan Usaha atau Pekerjaan;
Pengusaha Kena Pajak.

Barang Kena Pajak / BKP


Pada prinsipnya semua barang dapat
dikenakan pajak;
Pengecualian diatur dalam Pasal 4A ayat
1 UU PPN 1984 dan ditetapkan melalui
PP;
BKP yang tidak dikenakan pajak dirinci
dalam PP 144 tahun 2000.

10

JASA KENA PAJAK / JKP


Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang atau
fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia
untuk dipakai, termasuk jasa yng dilakukan
untuk menghasilkan barang karena pesanan
atau pemesanan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan;
Seluruh Jasa adalah JKP kecuali yang terinci
sebagai Jasa Tidak Kena PPN dalam PP Nomor
144 tahun 2000.
11

PENYERAHAN BKP
Penyerahan Hak Atas BKP karena perjanjian;
Pengalihan BKP karena perjanjian sewa beli dan
perjanjian leasing;
Penyerahan BKP pada Pedagang Perantara atau
melalui juru lelang;
Pemakaian sendiri atau pemberian Cuma-Cuma;
Persediaan BKP dan Aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan, sepanjang PPN atas
perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat
dikreditkan;
Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya;
Konsinyasi.
12

Bukan Penyerahan BKP


Penyerahan BKP pada Makelar, sesuai
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
Jaminan Utang Piutang;
Penyerahan Pusat ke Cabang, atau
sebaliknya, dalam hal sudah ada
pemusatan.
13

PENYERAHAN JKP
Setiap pemberian JKP;
Pemakaian Sendiri JKP;
Pemberian Cuma-Cuma Jasa Kena
Pajak.

14

DAERAH PABEAN
Daerah Pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan
dan ruang udara di atasnya serta tempat-tempat
tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas
Kontinental yang didalamnya berlaku UndangUndang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan;
Yang dikenakan PPN adalah penyerahan JKP
yang dilakukan di wilayah Republik Indonesia.
15

Kegiatan Usaha atau Pekerjaan


Kegiatan Usaha atau pekerjaan
mengandung pengertian dalam rangka
kegiatan usaha sehari-hari pengusaha
yang bersangkutan;
Penyerahan produk bukan hasil industri
(insidentil) tidak terkena PPN.
16

Pengusaha Kena Pajak


Adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan
BKP atau penyerahan JKP (tidak termasuk
Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan);
Kriteria Pengusaha Kecil:
Menyerahkan BKP dan/atau JKP <= 600 juta rupiah /
tahun

17

DASAR PENGENAAN PPN


Harga Jual;
Penggantian;
Nilai Impor;
Nilai Ekspor;
Nilai Lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
Hubungan Istimewa --- > harga pasar
wajar.
18

Jenis Faktur Pajak


Faktur Pajak Standar;
Faktur Pajak Sederhana;
Dokumen Tertentu Sebagai Faktur Pajak
Standar.

20

Syarat Sah Faktur Pajak Standar


Minimal memuat:
Nama, alamat, NPWP penjual dan pembeli;
Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau
penggantian dan potongan harga;
PPN dan PPnBM yang dipungut;
Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan FP;
Nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak.

Nomor Seri: 5 huruf, 3 digit kode KPP, min. 7


digit nomor seri.
Bentuk dan Ukuran disesuaikan dengan
kepentingan PKP.
21

Syarat Sah Faktur Pajak Sederhana


Minimal memuat:
Nama, alamat, NPWP pembuat;
Jenis & kuantum barang atau jasa, jumlah harga jual
atau penggantian termasuk PPN/terpisah;
tanggal pembuatan FP;

Dibuat untuk konsumen akhir; untuk pembeli


yang tidak diketahui identitasnya dengan jelas;
Bisa berbentuk: bon kontan, faktur penjualan,
karcis, kuitansi, segi kas register dan
sejenisnya.
22

Nota Retur
Dibuat oleh pembeli
Syarat:
Mencantumkan nomor urut, nomor dan tanggal faktur
yang diretur;
Nama, alamat dan NPWP pembeli & penjual;
Macam, jenis, kuantum, harga jual BKP;
PPN & PPnBM;
Tanggal Pembuatan Faktur;
Tanda Tangan Pembeli.

23

Pengkreditan Pajak Masukan


Meskipun belum berproduksi sudah bisa
mengkreditkan PPN Masukan;
Kriteria:
Tidak cacat;
Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
(untuk kegiatan produktif).

24

PM yang tidak dapat dikreditkan


Perolehan BKP/JKP sebelum pengusaha
dikukuhkan;
Tidak berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha;
Perolehan kendaraan sedan, jeep, station
wagon, van dan kombi;
PM berupa Faktur Pajak Sederhana;
PM karena SKP;
Perolehan BKP atau JKP yang atas
penyerahannya dibebaskan pengenaan PPN.
25

Pemanfaatan BKP tak berwujud atau JKP


dari Luar Daerah Pabean
Saat mulai pemanfaatan;
Tarif 10%;
Orang Pribadi atau badan yang menerima
wajib NPWP;
Disetor ke kas negara;
SSP bisa dikreditkan.

26

Anda mungkin juga menyukai