Anda di halaman 1dari 69

PENGAKUAN PAJAK

DAN PENCATATAN
PAJAK
PENGAKUAN
PAJAK
Kegiatan Perpajakan

• Dipotong Pajak
• Dipungut Pajak
• Memotong Pajak
• Memungut Pajak
• Membayar Pajak
Kegiatan Proses Akuntansi
Perpajakan
• Pengakuan Pajak
• Perhitungan Pajak
• Pencatatan Pajak
• Penyajian Pajak
• Pelaporan Pajak
Dipotong atau Memotong Pajak
 Dilakukan oleh WP terhadap suatu transaksi antara WP
dengan WP lain, yang atas transaksi tersebut sudah
jelas-jelas merupakan penghasilan bagi WP yang
menerima, seperti:
- Pembayaran gaji dan sejenisnya
- Pembayaran berbagai jasa
- Pembayaran dividen dan sejenisnya
- Pembayaran royalti dan sejenisnya
- Pembayaran bunga
- Pembayaran berbagai sewa
Dipotong dan Memotong

• Pemotongan pajak hanya dilakukan terhadap


transaksi yang sudah merupakan penghasilan bagi
yang menerima
• Memotong PPh dilakukan apabila WP sebagai yang
membayar penghasilan bagi WP lain
Dipungut dan Memungut
 Dilakukan oleh WP terhadap transaksi yang dilakukan
oleh yang memungkinkan atas transaksi tersebut
nantinya WP akan mempunyai penghasilan.

 Dipungut PPh terjadi apabila penghasilan atas


transaksi yang dilakukan oleh WP baru akan terjadi
setelah dilakukannya perhitungan lebih lanjut baik
melalui penjualan maupun melalui pembelian.
Dipungut dan Memungut
 Dipungut PPh melalui transaksi penjualan 
penjualan kepada bendaharawan pemerintah
 Dipungut PPh melalui transaksi pembelian 
untuk pembelian secara impor, pembelian produk
industri tertentu seperti kertas, baja, semen,
migas, dan otomotif.
 Memungut PPh dilakukan apabila WP badan
sebagai pabrikan melakukan transaksi penjualan
produk-produk industri tertentu.
 Memungut PPN dilakukan oleh pengusaha kena
pajak apabila menjual BKP atau JKP
Pengakuan Pajak Sebagai Utang
 Pajak yang diakui sebagai utang adalah Pajak-pajak yang
telah dilakukan pemotongan atau pemungutan oleh WP
sendiri berkaitan dengan transaksinya dengan WP lain (pajak
masa), seperti:
 Pemotongan PPh pasal 21
 Pemotongan PPh pasal 22
 Pemotongan PPh pasal 23
 Pemotongan PPh pasal 26
 Pemotongan PPh pasal 4 (2), pasal 15 dan pasal 17 ayat 2c
 Pemungutan PPN dan PPnBM
Pengakuan Pajak Sebagai Utang

• Utang pajak lainnya adalah PPh yang terutang pada


akhir tahun yang dihitung dari penghasilan yang
tidak terkena PPh final.
Pengertian-Pengertian

• Utang Pajak dalam kaitan dengan pemotongan


maupun pemungutan pajak adalah utang pajak dari
WP kepada negara, atas pajak dari WP lainnya.
• PPh terutang adalah utang PPh WP sendiri, yang
dihitung atas penghasilan yang diperolehnya dalam
setahun, dan harus dibayar setelah
memperhitungkan piutang PPh atau kredit pajak.
Pengakuan Utang PPh Pasal 21

• PPh pasal 21 sebagai utang pajak terjadi apabila


WP telah melakukan pembayaran gaji dan
sejenisnya kepada pegawai, yang atas gaji dan
sejenisnya tersebut terdapat PPh pasal 21 yang
telah dipotong.
• PPh yang telah dipotong tersebut paling lambat
dibayarkan tanggal 10 bulan berikutnya sejak saat
terjadinya pemotongan PPh.
Bentuk Pembayaran yang Terutang
PPh Pasal 21
• Gaji beserta berbagai tunjangan
• Upah
• Honorarium
• Gratifikasi
• Hadiah Karyawan
• Bonus
• Rapel, THR, dan bentuk-bentuk pembayaran lain yang
dipersamakan dengan gaji, dan yang lainnya.
Pengakuan Utang PPh Pasal 22

• Terjadi apabila WP badan sebagai produsen industri


tertentu melakukan penjualan atas produk-produknya
kepada distributor, agen, atau pembeli lainnya.
• Utang PPh pasal 22 tersebut merupakan hak dari
pembeli, baik PPh pasal 22 tersebut final maupun
tidak final, sehingga harus segera dibayarkan, dan
selama belum dibayarkan harus diakui sebagai utang
PPh pasal 22.
Pengakuan Utang PPh Pasal 23
 Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran
yang merupakan penghasilan bagi yang
menerimanya, seperti pembayaran jasa,
pembayaran sewa, pembayaran dividen,
pembayaran royalti, pembayaran bunga.
 Pelunasan pajak tersebut dilakukan dengan cara
dipotong oleh pemberi penghasilan, dan akan
dibayarkan paling lambat tgl 10 bulan berikutnya
sejak saat terjadinya pemotongan.
Pengakuan Utang PPh Pasal 26
 Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran
yang merupakan penghasilan bagi WP luar negeri
dalam bentuk transaksi pembayaran gaji dan
sejenisnya, pembayaran jasa, pembayaran
sewa, pembayaran dividen, pembayaran
royalti, pembayaran bunga.
 Pelunasan pajak tersebut dengan cara dipotong
oleh pemberi penghasilan dan akan dibayar paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Pengakuan Utang PPh Pasal 4
(2)
 Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran
yang merupakan penghasilan bagi penerimanya,
dalam bentuk transaksi seperti: Pengalihan hak
atas tanah dan bangunan, sewa tanah dan
bangunan, real estate, bunga tabungan,
deposito, obligasi, bunga simpanan
anggota koperasi, transaksi saham pada
bursa efek, dan pengalihan penyertaan
saham pada modal ventura.
Pengakuan Utang PPh Pasal 4
(2)
• Pelunasan pajak dilakukan dengan cara dipotong
oleh pemberi penghasilan, dan oleh pemberi
penghasilan dibayarkan paling lambat tgl 10 bulan
berikutnya sejak tanggal pemotongan PPh pasal 4
(2).
Pengakuan Utang PPN
• Terjadi apabila WP sebagai pengusaha kena pajak
menjual barang kena pajak atau jasa kena pajak
kepada pembeli.
• Utang PPN tersebut sama dengan pajak keluaran.
• Utang PPN tersebut merupakan PPN yang dibayar
oleh pembeli atas pembelian Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak kepada penjual sehingga utang
PPN tersebut harus dibayar oleh Penjual.
• Penjual membayar setelah terlebih dahulu
memperhitungkan pajak masukannya.
Pengakuan Utang PPnBM
 Terjadi apabila WP sebagai pabrikan dan juga
sebagai PKP menjual produk BKP yang bersifat
mewah kepada pembeli.
 Utang PPnBM hanya terjadi sekali, yaitu pada
saat penjualan pertama atas produk barang mewah
tersebut, dan tentu saja hal ini dilakukan oleh
pabrikan yang memproduksi barang tersebut, atau
oleh importir BKP tersebut, oleh perusahaan
karoseri pada saat dilakukan perbaikan mobil.
Pengakuan Pajak Sebagai
Piutang
• Pajak yang sudah dipotong atau dipungut oleh WP
lain atas transaksi terhadap diri WP, atau pajak yang
telah dibayar sendiri oleh WP seperti:
Dipotong PPh pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Dibayar
angsuran PPh Pasal 25, Dibayar PPh pasal 15,
dipungut PPN, dan dipungut PPnBM.
• Pajak yang dipotong bersifat final  diakui sebagai
pelunasan PPh.
• Pajak yang dipotong bersifat tidak final  diakui
sebagai piutang.
Pengakuan Piutang PPh Pasal
21
• PPh pasal 21 yang dipotong pemberi kerja akan
diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 21 oleh
karyawan, dan akan diperlakukan sebagai kredit
pajak ketika menghitung PPh yang harus dibayar
pada akhir tahun.
Pengakuan Piutang PPh Pasal
22
 Pungutan PPh pasal 22 yang terjadi pada kegiatan
penjualan barang kepada bendaharawan, dan PPh
pasal 22 karena WP melakukan pembelian
produksi industri tertentu, pungutan PPh pasal 22
yang dikenakan pada diri WP tersebut akan
diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 22.
 PPh final  pelunasan
 PPh tidak final  dikreditkan dengan PPh akhir
tahun
Pengakuan Piutang PPh Pasal
23
• PPh pasal 23 yang dipotong oleh pemberi kerja
akan diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 23
oleh yang memperoleh penghasilan, dan akan
diperlakukan sebagai kredit pajak ketika
menghitung besarnya PPh yang harus dibayar pada
akhir tahun.
Pengakuan Piutang PPh Pasal 4 (2)

• PPh pasal 4 (2) yang dipotong atau dipungut oleh


pemberi penghasilan atau yang menjual saham
akan diperlakukan sebagai pelunasan dan dibuat
sebagai PPh final dijadikan sebagai biaya yang
harus dikoreksi pada akhir tahun.
Pengakuan Piutang PPh Pasal
25
 WP sebagai pengusaha diwajibkan membayar PPh
pasal 25 setiap bulannya, yang dihitung
berdasarkan laporan keuangan akhir tahun
maupun triwulanan, ataupun berdasarkan
ketetapan atau keputusan pajak.
 Pembayaran PPh pasal 25 setiap bulan akan
diperlakukan sebagai piutang yang akan menjadi
kredit pajak, atau akan diperhitungkan dengan
PPh terutang pada akhir tahun.
Pengakuan Piutang PPh Pasal
15
 Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran
atas setiap penghasilan dalam setiap kegiatan
usahanya.
 Jenis usahanya:
 Jasa pelayaran atau penerbangan internasional
 Jasa penerbagnan dalam negeri
 Jasa perusahaan asuransi luar negeri
 Jasa pengeboran minyak, gas, dan panas bumi
 Jasa perusahaan dagang asing
 Jasa perusahaan BOT
Pengakuan Piutang PPN

• Pungutan PPN yang dilakukan oleh PKP lain pada


saat WP membeli BKP atau JKP diperlakukan
sebagai piutang PPN atau sebagai pajak masukan.
Pelunasan Pajak Setiap Bulan

• Pajak yang dipotong atau dipungut oleh WP


berkaitan dengan kewajiban WP lain harus
dibayarkan atau dilunasi pada bulan berikutnya
setelah dilakukan pemotongan atau pemungutan,
paling lambat tanggal 10 atau tanggal 15.
Pajak yang Dilunasi Setiap
Bulan
• Pemotongan PPh pasal 21
• Pemungutan PPh pasal 22
• Pemotongan PPh pasal 23
• Pemotongan PPh pasal 26
• Pemotongan PPh pasal 4 (2)
• Pemungutan PPN
• Pemungutan PPnBM
Pelunasan Pajak Setiap Tahun
 Pajak yang terutang atau penghasilan setiap tahun
harus dilunasi 3 bulan setelah berakhirnya tahun
pajak untuk WP pribadi dan 4 bulan untuk WP
badan, setelah memperhitungkan piutang pajak.
 Piutang pajak yang bersifat tidak final 
diperhitungkan atau dikreditkan dengan PPh
terutang yang tidak terkait dengan potongan atau
pungutan PPh final.
 Piutang PPh final diperhitungkan atau dikreditkan
terhadap PPh terutang yang terkait dengan
pemotongan dan pemungutan PPh final.
PENCATATAN
PAJAK
Pencatatan Utang PPh Pasal 21
Pada saat memotong
Gaji Karyawan xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 21 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 21 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 22 oleh
Pabrikan Industri Tertentu
Pada saat memungut (Penjualan)
Kas/Bank xxx
Penjualan xxx
Utang PPh pasal 22 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 22
oleh Eksportir atau Industri
Pertanian
Pada saat pembelian
Pembelian xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 22 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 22 oleh
Wajib Pajak Tertentu Atas Penjualan
Barang Mewah
Pada saat memungut (penjualan)
Kas/Bank xxx
Penjualan xxx
Utang PPh pasal 22 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 23
Pada saat memotong
Biaya jasa xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 23 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 23 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 26
Pada saat memotong
Gaji karyawan asing xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 26 xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 26 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 4 (2)
Jasa Konstruksi
Pada saat memotong
Pembangunan konstruksi xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 4 (2) xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 4 (2)
Bunga tabungan, deposito, maupun SBI, atau WP yang
membayar bunga obligasi melalui bursa efek
Pada saat memotong
Biaya bunga xxx
Kas/Bank xxx
Utang PPh pasal 4 (2) xxx
Pada saat membayar
Utang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPh Pasal 4
(2)
Menjual sahamnya melalui bursa efek
Pada saat memotong
Kas/Bank xxx
Modal A xxx
Utang PPh pasal 4 (2) xxx

Pada saat membayar


Utang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
21
Pada saat menerima gaji
Kas/Bank xxx
Piutang PPh Pasal 21 xxx
Penghasilan gaji xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
22
Pada saat pembelian
Pembelian xxx
Piutang PPh Pasal 22 xxx
Kas xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
22
Pada saat menjual
Kas/Bank xxx
Piutang PPh Pasal 22 xxx
Penjualan barang xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal 22
Bersifat Final
Pada saat pembelian
Pembelian barang industri xxx
PPh Pasal 22 final xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal 22
Bersifat Tidak Final
Pada saat pembelian
Pembelian barang industri xxx
Piutang PPh Pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
23
Pada saat menerima pembayaran jasa, dividen,
bunga, sewa, royalti
Kas/Bank xxx
Piutang PPh Pasal 23 xxx
Penghasilan Jasa xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
24
Pada saat menerima penghasilan di LN
Kas/Bank xxx
Piutang PPh Pasal 24 xxx
Penghasilan Luar Negeri xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
25
Pada saat membayar PPh Pasal 25
Piutang PPh Pasal 25 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
26
Pada saat menerima gaji
Kas/Bank xxx
Piutang PPh Pasal 26 xxx
Penghasilan gaji karyawan asing xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal 4 (2)

Pada saat menerima penghasilan


Kas/Bank xxx
PPh Pasal 4 (2) xxx
Penghasilan jasa xxx
Pencatatan Piutang PPh Pasal
15
Pada saat menerima penghasilan
Kas/Bank xxx
Penghasilan terutang PPh pasal 15 xxx
PPh Pasal 15 xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan PPh Terutang

Pada saat mengakui PPh Terutang

Pajak Penghasilan xxx


Utang PPh xxx
Pencatatan PPh Pasal 29

Pada saat mengakui PPh Pasal 29


Utang PPh xxx
Piutang PPh pasal 22 xxx
Piutang PPh pasal 23 xxx
Piutang PPh pasal 24 xxx
Piutang PPh pasal 25 xxx
PPh pasal 29 xxx
Pencatatan PPh Pasal 29

Pada saat membayar PPh Pasal 29

PPh pasal 29 xxx


Kas xxx
Pencatatan Utang PPN
Pada saat menjual BKP atau JKP
Piutang dagang xxx
DPP penjualan xxx
Utang PPN (PK) xxx

Pada saat melunasi


Utang PPN (PK) xxx
Piutang PPN (PM) xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Piutang PPN

Pada saat membeli BKP atau JKP


DPP Pembelian xxx
Piutang PPN (PM) xxx
Hutang dagang xxx
Pencatatan Piutang PPN

Pada saat menjual BKP ke Bendahara/Pemungut


Kas xxx
PPh pasal 22 xxx
PPN dibayar di muka xxx
Penjualan xxx
Utang PPN (PK) xxx
Pencatatan Utang PPnBM
Pada saat menjual BKP atau JKP
Piutang dagang xxx
DPP penjualan xxx
Utang PPN xxx
Utang PPnBM xxx

Pada saat melunasi


Utang PPnBM xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan Utang PPnBM

Pada saat membeli BKP atau JKP


DPP pembelian xxx
PPnBM xxx
Piutang PPN xxx
Utang dagang xxx
Pencatatan Utang PPnBM
Pada saat membeli BKP atau JKP sebagai biaya
Biaya xxx
DPP pembelian xxx
PPnBM xxx

Pada saat membeli BKP atau JKP sebagai aktiva


Pengadaan aktiva xxx
DPP pembelian xxx
PPnBM xxx
Contoh Soal
 Guntur mendapatkan penghasilan berupa jasa/komisi
penjualan dari PT Dayatindo sebesar Rp10.000.000. Hitung
PPh dan buatlah jurnalnya untuk Guntur dan PT Dayatindo

 PT Dhuhita mendapat pesanan mukena dari Dispenda yang


akan disumbangkan kepada masyarakat seharga Rp220jt.
Hitung PPh dan PPN yang harus dipotong dan buatlah
jurnalnya untuk PT Dhuhita
Contoh Soal
 PT Wicaksono sebagai distributor kertas membeli produk
kertas sebesar Rp330jt dari perusahaan kertas PT ABC.
Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT
Wicaksono dan PT ABC.

 PT Baruna sebagai distributor baja membeli produk baja


sebesar Rp440jt dari PT Krakatau Steel sebagai perusahaan
produsen baja. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya
untuk PT Baruna dan PT Krakatau Steel.
Contoh Soal

 PT Rodasindo sebagai distributor otomotif membeli produk


otomotif sebesar Rp660jt dari PT NOVA Indo sebagai ATPM
Toyota. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT
Rodasindo.

 PT Yasindo mendatangkan bahan baku obat dari Singapura


senilai 1,100 USD dan kurs pajak pada saat itu adalah
Rp10.000 per USD, sedangkan kurs bank adalah Rp9.500.
Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT
Yasindo.
Contoh Soal

 PT Rosyda memesan makanan dari CV BUMUL senilai Rp


11jt. Hitung PPh dan buatlah jurnalnya untuk PT Rosyda dan
CV BUMUL.

 PT Rosyda dalam perawatan lingkungan gedung kantornya


menggunakan jasa perawatan dari CV Indah Sarana Muda,
yang setiap bulan memiliki kontrak Rp14jt. Hitung PPh dan
PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Rosyda dan CV Indah
Sarana Muda.
Contoh Soal

• PT Yassindo mempunyai penghasilan kena pajak sebesar


Rp800jt, di mana Rp100jt di antaranya di dapat dari Singapura
yang telah dipotong pajak penghasilan sebesar 35%. Hitung
PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Yassindo.
Kasus 1
1. PT. Trucking Batam Menjual barang ke Jakarta senilai RP.
75.000.000 PPN 10 %, Pot Penjualan 5%.
2. Pembelian Mobil Truck sebanyak 3 unit dari PT. Astra
Jakarta harga per unit @ Rp. 178.000.000, PPN 10%,
PPNBM 20%.
3. Dibayar biaya sewa trucking batu ampar ke kabil senilai Rp.
108.000.000 pph 23 2%.
4. Dibayar jasa Security ke PT. UKM senilai Rp. 68.000.000,
PPH 23 2 %
5. Dibayar bunga pinjaman bank HSBC Singapore SGD.
56.000, kurs Rp. 10.350
Kasus
6. Gaji karyawan untuk bulan Desember : Basic Rp. 150.000.000.
Allowances Rp. 65.000.000, Jamsostek ditangung perusahaan. Rp.
45.000.000
7. Pembelian bahan baku dari Vietnam sebesar Cost USD. 75.000.
Freight USD. 2.000 Insurance 5%. Kurs yang berlaku Rp. 13.850.
8.Deviden dari Mesir USD. 25.000 tax 22%, deviden Thailand
USD. 35.000 tax 15%, Malaysia USD. 40.000 tax 20%, kurs Rp.
14.450
9. Sewa factory untuk 2 tahun yard 1 dan 2 senilai Rp.
265.000.000.
10. Pengiriman barang ke luar negeri / export via PT. Line
Shipping senilai Rp. 175.000.000
Diminta :

A. Hitunglah pajak-pajak terhutang dan piutang


pajak atas transaski tersebut diatas berdasarkan
jenis pajak ?
B. Buatlah jurnal akuntansi pajak untuk mencatat
bagi pemotong Pajak. Dan pihak Lawan transaksi
/ Supplier/ customer ?

Anda mungkin juga menyukai