Anda di halaman 1dari 4

PHB

1. Makna yg terkandung dalam pasal :


1131 : semua hak kebenaran denitur baik bergerak maupaun tdk,baik yg suda ada maupun
baru ada merupakan jaminan atas segala perikatan yg mereka buat.
1132 : hak kebenaran debitur sebagaiman dimaksud pasal 1131 adalah merupakan
jaminan utang bagi semua kreditur yang penjualannya dibagi sama rata dan seimbang
sesuai dengan besar kecilnya piutang masing ".
asas yang terkandung di dalam Pasal 1131 KUHPerdata dan Pasal 1132 KUH Perdata ini
adalah bahwa undang-undang mengatur tentang hak menagih bagi kreditur atau krediturkreditur terhadap transaksinya dengan debitur.
2. Peraturan kepailitan di buat untuk :
Kepailitan merupakan penyitaan umum atas harta kekayaan debitur.jadi dengan adanya
peraturan kepailitan dapat menghentikan aksi terhadap perebutan harta pailit oleh para
krediturnya serta untuk menghentikan lalu lintas transaksi terhadap harta pailit oleh
debitur yang kemungkinan akan merugikan para krediturnya. Dengan adanya sitaan
umum tersebut, maka harta pailit dalam status dihentikan dari segala macam transaksi
dan perbuatan hukum lainnya sampai harta pailit tersebut diurus oleh kurator. Pemberi
jaminan kepada kreditur bhw debitur tdk akan berbuat curang, dan tetap bertanggung
jawab atas semua hutang-hutangnya kpd semua kreditur-krediturnya.
Memberi perlindungan kpd debitur thdp kemungkinan eksekusi massal oleh krediturnya
3. akibat hukum seseorang dinyatakn pailit oleh pengadilan :
a. org yg dinyatakn pailit kehilangan hak untuk mengurus/menguasai harta
kekayaannnya(jatuh ke tangan curator org yg di tugasi pengadilan untuk mengurus
harta si pailit) dan didampingi hakim pengawas.
b. Seluruh harta kekayaan si pailit disita oleh pengadilan.
4. Pengertian HAKI n kenpa HAKI perlu di berikan perlindungan hokum ?
- HAKI adalah hak yg dimiliki oleh seseorang yg timbul dari kemampuan intelektual
manusia dalam
bidang Ilmu pengetahuan teknologi
yg mana hak dapat
di[pertahankan terhadap siapapun juga mengingat hak itu merupakan hak
kebendaan(benda yg tidak berwujud yg wajib dilindungi).
- dalam konteks individu pencipta (kreator) dan penemu (inventor) suatu produk, maka
dapat dikemukakan alasan bahwa penciptaan dan penemuan suatu produk pada
dasarnya memerlukan investasi tenaga, biaya, waktu, dan pikiran. Perlindungan HKI,
pada prinsipnya dimaksudkan sebagai salah satu penghargaan (reward) atas seseorang
yang telah menuangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah karya, dan tentu
mengeluarkan pengorbanan tersebut. Perlindungan HKI, dengan demikian juga
dimaksudkan sebagai upaya mendorong masyarakat untuk semakin berinovasi dalam
penciptaan dan penemuan suatu produk.

5.

Kasus Merek Holland Bakery


DR. Drs. F.X. J. Kiatanto, didakwa melakukan pemalsuan merek dengan meniru merek milik
PT. Mustika Citra Rasa, yaitu Holland Bakery. PT. MCR adalah pemegang merek Holland Bakery
yang terdapat gambar kincir angin, dan terdaftar pada Direktorat Jenderal HKI dengan nomor
register 260637 dan telah mendapat sertifikat merek pada tanggal 28 Juni 1990 untuk jenis
barang/jasa kelas produk 30, yaitu makanan, roti dan kue-kue. Sedangkan DR. Drs. F.X. J.
Kiatanto adalah pemilik merek Holland Bakery disertai gambar bunga tulip untuk usaha jasa
caf/rumah makannya di Yogyakarta. Merek tersebut juga telah terdaftar pada Direktorat
Jenderal HKI dengan nomor register 317559 dan telah mendapat sertifikat merek pada
tanggal 21 November 1994 untuk kelas barang/jasa 43, yaitu jasa-jasa di bidang penyediaan
makanan dan minuman, bar, kedai kopi (caf), kafetaria, tempat makan yang menghidangkan
kudapan (snack bar), warung kopi (coffee shop), jasa boga rumah makan (catering), jasa
ruang
bersantai
untuk
minum
cocktail.
Mengetahui mereknya digunakan pihak lain, PT. MCR melaporkan Kiatanto ke Pengadilan
Negeri Yogyakarta. Akan tetapi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta memutuskan
dalam Putusan No. 26/Pid.B/2002/PN.YK bahwa terdakwa DR. Drs. FX Kiatanto terbukti
melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu
melakukan pemalsuan merek dengan meniru merek milik PT. Mustika Citra Rasa. Namun
demikian Majelis Hakim menyatakan bahwa perbuatan tersebut bukan merupakan tindak
pidana. Karena itu terdakwa, DR. Drs. FX Kiatanto dilepaskan dari segala tuntutan hukum.
Dalam Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta No. 26/PID.B/2000/PN.YK diputuskan bahwa
terdakwa terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan, tetapi dinyatakan bukan sebagai
tindak
pidana
sehingga
dibebaskan
dari
tuntutan
hukum.
Pendapat hakim tersebut dapat dipahami secara formal, karena telah sesuai dengan rumusan
delik dalam undang-undang. Akan tetapi hakim telah mengabaikan suatu landasan penting
dalam dunia usaha, yaitu kejujuran dan itikad baik. Sebenarnya seluruh bukti-bukti sudah
dapat memberikan gambaran adanya upaya peniruan tersebut, namun Majelis Hakim tetap
mempertahankan kebenaran format. Dalam Pasal 10 bis Konvensi Paris dinyatakan bahwa tiap
perbuatan yang bertentangan dengan honest practice in industrial and commercial matters
dianggap sebagai perbuatan persaingan tidak jujur. Yurisprudensi terkenal yang
mengedepankan unsur adanya itikad buruk seharusnya juga dapat menjadi bahan
pertimbangan oleh Majelis Hakim, sebagaimana dalam perkara merek Tancho[17].
Selain pada kasus merek Tancho maupun pada merek Playboy, keduanya hanyalah sebagian
kecil dari contoh-contoh kasus pembajakan merek. Para pendaftar (pembajak) merek tersebut
jelas tidak memiliki itikad baik dalam mendaftarkan merek. Tujuan pendaftaran tersebut tidak
lain adalah untuk mendompleng ketenaran merek yang sudah terkenal. Memang, perlindungan
merek pada prinsipnya bersifat teritorial[18] meski demikian bukan berarti bahwa tidak ada
lagi perlindungan bagi pemilik merek yang sebenarnya. Keputusan Mahkamah Agung tersebut
untuk memenangkan kasus Tancho adalah hal yang sangat tepat dan merupakan terobosan
baru dalam perlindungan merek karena telah sesuai dengan Pasal 4 UU Merek , yaitu merek
tidak dapat didaftarkan atas dasar Permohonan yang diajukan oleh pemohon yang beritikad
tidak baik.

6. PERSYARATAN MENDAPATKAN HAK PATEN :


7. Mengajukan surat permohonan paten yang diajukan secara tertulis dalam
bahasa
8. Indonesia kepada Ditjen HaKI dengan menggunakan formulir permohonan
paten
9. yang memuat :

10. tanggal, bulan dan tahun permohonan;


11. alamat lengkap dan alamat jelas orang yang mengajukan permohonan
paten;
12. nama lengkap dan kewarganegaraan inventor;
13. nama lengkap dan alamat kuasa (apabila permohonan paten diajukan
melalui
14. kuasa);
15. surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;
16. pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten;
17. judul invensi;
18. klaim yang terkandung dalam invensi;
19. deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan
tentang cara
20. melaksanakan invensi;
21. gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk
memperjelas
22. invensi (jika ada); dan
23. abstrak invensi.
24. (Dokumen deskripsi, klaim, abstrak, dan gambar ini disebut juga sebagai
spesifikasi
25. paten)
26. Dengan membayar biaya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan
27. Pemerintah No.50 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah
28. No.26 Tahun 1999 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang
29. Berlaku Pada Departemen Kehakiman, ke BRI cabang Tangerang rekening
Ditjen
30. HKI nomor 0120.01.000303-30-1, yang besarnya yaitu:
31. untuk permohonan paten Rp. 575.000,- per permohonan;
32. untuk permohonan pemeriksaan substantif paten Rp. 2.000.000,33. (diajukan dan dibayarkan setelah 6 bulan dari tanggal pemberitahuan
34. pengumuman paten);
35. untuk permohonan paten sederhana Rp. 475.000,- (terdiri dari biaya
36. permohonan paten sederhana Rp.125.000,- dan biaya permohonan
pemeriksaan
37. substantif paten sederhana Rp. 350.000,-)
38. Permohonan paten tersebut dapat diajukan dengan cara:
39. 1) datang langsung ke Ditjen HaKI;
40. 2) melalui Kanwil Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
diseluruh
41. Indonesia.
7.
8. Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk
memberikan putusan mengenai sengketa tertentu, lembaga tersebut juga dapat

memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam
hal belum timbul sengketa.

Anda mungkin juga menyukai