'Dokumen - Tips Faktor Keamanan Dalam An Pariwisata
'Dokumen - Tips Faktor Keamanan Dalam An Pariwisata
PARIWISATA
OLEH:
RAHMAT INGKADIJAYA
PENDAHULUAN
Kunjungan
wisatawan
mancanegara ke Indonesia pada
tahun
1998
dan
1999
dipastikan
akan
mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan
kejadian-kejadian
beruntun
yang menimpa negeri kita
sempat
menciptakan
citra
Indonesia di mata dunia sebagai
tempat yang tidak aman untuk
dikunjungi. Pemerintah Jepang
misalnya, telah mengeluarkan
larangan
terhadap
warga
negaranya untuk mengunjungi
Indonesia kecuali Bali. Citra
tidak aman tersebut kemudian
diperteguh dengan banyaknya
warga negara asing, baik swasta
maupun anggota kedutaan dan
keluarganya,
dan
warga
keturunan
Cina
yang
meninggalkan
negeri
ini
menjelang
pelaksanaan
kampanye dan pemilu 1999
(Tempo, Edisi 11-17 Mei 1999).
56
menganggap
tidak aman.
Pariwisata
dapat
memberikan manfaat dan juga
mudlarat. Manfaat pariwisata
dalam bidang ekonomi misalnya,
menciptakan
lapangan
pekerjaan,
meningkatkan
income
per-capita,
meningkatkan
devisa,
dlsb.
(lihat
Tabel-2).
Sedangkan
mudlarat-nya,
bisa
menimbulkan
kerusakan
lingkungan alami, lingkungan
terbangun,
dan
lingkungan
budaya (lihat Tabel-3, Tabel-4,
dan
Tabel-5).
Perencanaan
pengembangan
pariwisata
dimaksudkan
agar
aktivitas
pariwisata dapat menghasilkan
keuntungan
atau
manfaat
sebesar-besarnya,
dan
menghilangkan atau menekan
mudlarat/dampak
negatifnya
seminimal mungkin.
ISSN 1411-1527
tempat
tersebut
Tujuan
tersebut
tampak
sederhana,
tetapi
untuk
mencapainya tidaklah mudah
karena pariwisata merupakan
suatu kegiatan yang sangat
kompleks
yang
mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a)
Multi-dimensional. Pariwisata
berdimensi
banyak,
mencakup dimensi fisik,
sosial, ekonomi, politik, dan
budaya.
b)
Multi-sektoral.
Pariwisata
berkaitan
erat
dengan
sektor-sektor
lainnya,
seperti
pertanian,
perikanan,
manufaktur,
transportasi,
berbagai
pelayanan
dan
fasilitas
umum, dan infrastruktur
lainnya.
c)
d)
57
ISSN 1411-1527
58
c) Pendekatan
komprehensif
(Comprehensive
approach).
Berkaitan
dengan
pendekatan sistem, seluruh
aspek
pengembangan
pariwisata, termasuk unsurunsur institusional, implikasi
sosio-ekonomi
dan
lingkungan dianalisis dan
direncanakan
secara
komprehensif. Karena itu
pendekatan ini disebut juga
sebagai pendekatan holistik.
d) Pendekatan yang terintegrasi
(Integrated
approach).
Berkaitan
dengan
pendekatan
sistem
dan
komprehensif,
pariwisata
direncanakan
dan
dikembangkan sebagai suatu
sistem
terintegrasi,
baik
antar unsur-unsur di dalam
sistem itu sendiri maupun
dengan rencana dan polapola pembangunan secara
keseluruhan.
f)
e) Pendekatan
pembangunan
yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
(Environmental
and
sustainable
development
approach).
Pariwisata
direncanakan,
dikembangkan,
dan
dikelola
sedemikian rupa sehingga
sumberdaya
alam
dan
budaya tidak habis atau
menurun, tetapi terpelihara
g) Pendekatan
implementable
(Implementable
approach).
Kebijakan,
rencana,
dan
rekomendasi pengembangan
pariwisata
diformulasikan
menjadi realistik dan dapat
diimplementasikan.
Formulasi kebijakan dan
rencana itu menggunakan
teknik-teknik implementasi,
yang mencakup strategi atau
ISSN 1411-1527
Pendekatan
komunitas
(Community
approach).
Terdapat
keterkaitan
maksimum komunitas lokal
dalam
perencanaan
dan
pengambilan
keputusan
kepariwisataan dan, lebih
jauh lagi, terdapat partisipasi
maksimum komunitas dalam
pengembangan dan manajemen
pariwisata,
serta
keuntungan-keuntungan
sosio-ekonominya.
59
program
aksi
pengembangan.
dan
regional/provinsial,
perencanaan
daerah
wisata,
perencanaan fasilitas pariwisata,
dan design fasilitas pariwisata.
DAYA TARIK WISATA
Perencanaan pengembangan
pariwisata tersebut di atas
mencakup komponen-komponen
sebagai berikut:
a)
b)
c)
ISSN 1411-1527
60
Transportasi.
Transportasi
ke
negara
yang
bersangkutan, transportasi
antar provinsi dan antar
kota, transportasi ke dan
dari daerah tujuan wisata.
Mencakup
semua
jenis
transportasi,
yaitu
transportasi darat, laut, dan
udara.
e)
Infrastruktur
lainnya.
Di
samping
transportasi,
infrastruktur lainnya yang
diperlukan antara lain air,
listrik, telepon, drainage,
dlsb.
f)
Unsur-unsur
institusional.
Unsur-unsur
institusional
yang
diperlukan
dalam
pengembangan
dan
pengelolaan
pariwisata
mencakup
perencanaan
sumber
daya
manusia
beserta
program-program
pelatihan
dan
pendidikannya,
strategi
pemasaran dan program
ISSN 1411-1527
61
b)
c)
ISSN 1411-1527
62
amanan
terjadi.
(Richter,
1992:39)
Kasus
yang
diungkapkan
oleh
Richter
tersebut rupanya teralami juga
oleh Indonesia. Untuk itu di
masa-masa mendatang faktor
keamanan ini perlu mendapat
porsi yang sewajarnya dalam
perencanaan
pariwisata
nasional maupun daerah.
Adapun faktor-faktor yang
dapat
menyebabkan
atau
menimbulkan
ketidakamanan
(insecurity), antara lain adalah:
a)
b)
Bencana
alam,
seperti
gempa bumi, banjir, lahar
gunung berapi, dsb.
c)
d)
Kriminalitas,
seperti
perampokan,
perkosaan,
penodongan, dsb.
e)
Kesenjangan sosial-ekonomi
masyarakat sekitar daerah
tujuan
wisata
yang
menimbulkan kecemburuan
sosial terhadap pengusaha
pariwisata dan wisatawan,
yang diungkapkan melalui
perbuatan-perbuatan
kriminal
(penjarahan,
ISSN 1411-1527
pencurian,
dsb.).
pengrusakan,
f)
Pelanggaran
norma-norma
atau
nilai-nilai
budaya
setempat
oleh
para
wisatawan, yang menimbulkan
konflik
antara
wisatawan
dengan
penduduk setempat.
g)
Instabilitas
di
negara
kawasan/tetangga
dapat
mempengaruhi
negara
lainnya karena mengganggu
lalu lintas udara, laut, dan
darat;
atau
karena
publisitas
mengenai
instabilitas
tersebut
mempengaruhi
seluruh
kawasan.
b)
negara
lain
melarang
warganya
untuk
mengadakan perjalanan ke
negara itu.
c)
Aksi-aksi
dari
kelompok
anti-pemerintah
yang
mengganggu
para
wisatawan. Apakah untuk
mepermalukan pemerintah
yang bersangkutan, atau
untuk
melemahkan
perekonomiannya,
atau
sekedar
untuk
mencari
perhatian
dunia
internasional
terhadap
permasalahan politik yang
terjadi di negara tersebut.
d)
63
ISSN 1411-1527
64
kebijaksanaan
dalam
Prosiding pelatihan dan
lokakarya
perencanaan
pariwisata berkelanjutan,
editor Myra P. Gunawan.
Bandung: Penerbit ITB,
1997
Inskeep,
Edward.
Tourism
planning: an integrated and
sustainable
development
approach. New York: Van
Nostrand Reinhold, 1991
Mencari rasa aman. Tempo,
Edisi 11-17 Mei 1999: hal.
15
Richter, Linda K. Political
instability and tourism in
the Third World in Tourism
&
the
less
developed
countries, edited by David
Harrison.
London:
Belhaven Press, 1992
Rudini. Jaring pengaman sosial
untuk pemulihan ekonomi
dalam
Sinergi,
EdisiXXI/1998: hal. 23-26.
***ksm***
Gunn,
Clare
A.
Tourism
planning, 2nd edition. New
York: Taylor & Francis,
1988
Hartanto,
Frans
Mardi.
Menjelang pembangunan
pariwisata
yang
berkelanjutan:
perspektif
perencanaan
ISSN 1411-1527
65
Lampiran:
J. Ilm.
Pariwisata, Vol. 4, No. 1. Agustus 1999
Tabel-1
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
DAN JUMLAH PENGELUARAN DI INDONESIA
TAHUN 1992-1996
JUMLAH
DEVISA
WISATAWAN
(juta US $)
1992
3.064.161
3278,19
1993
3.403.138
3987,56
1994
4.006.312
4785,26
1995
4.324.229
5228,34
1996
5.034.472
6307,69
1997
5.036.271
---
TAHUN
ISSN 1411-1527
66
Tabel-2
ECONOMIC BENEFITS OF TRAVEL AND TOURISM
ISSN 1411-1527
1987:330
in
Gunn,
67
Tabel-3
DAMPAK NEGATIF POTENSIAL PARIWISATA TERHADAP
LINGKUNGAN ALAMI
Komponen
Lingkungan
Flora dan
Dampak Negatif
Gangguan perkembangbiakan
Fauna
Pengamatan burung
Gerak jalan
Perburuan liar
tubuh hewan
binatang
Masakan istimewa
Perubahan
pola
migrasi
hewan
Kerusakan vegetasi
Polusi
Polusi air
Limbah cair
Polusi udara
Polusi suara
Emisi kendaraan
Terlampau padat
Kemacetan lalu-lintas
Erosi
Tanah longsor
sungai
kawasan
Kerusakan
tepi
Penggundulan hutan
Wisata berperahu yang tak terkendali
Daerah tepi sungai yang terlampau
dipadati penghuni/pengunjung
ISSN 1411-1527
68
alam
Dampak
Kawasan
kemungkinan
terbangun
yang
pengendalian (lansekap)
Sampah
Tabel-4
DAMPAK NEGATIF POTENSIAL PARIWISATA TERHADAP
LINGKUNGAN TERBANGUN
Komponen
Fenomena Dampak
Lingkungan
Lingkungan
perkotaan
Negatif
Pemanfaatan lahan
Perubahan pola
hidrologi
Dampak
pemandanga
n
kota
Perubahan gaya
Perubahan perilaku
hidup di kota
Prasarana
terkendali
Prasarana terlalu
sarat beban
Pemanfaatan sarana
ISSN 1411-1527
Perubahan demografi
69
Bentuk
Perubahan
perkotaan
pemanfaatan lahan
tempat kerja
Perubahan struktur
masyarakat perkotaan
Kerusakan bangunan
Tempattempat
bersejarah
bersejarah
masyarakat
Penggunaan
tsb.
bangunan bersejarah
Pemugaran bangunan
bersejarah secara
sesuai
tidak benar
Terlalu dikomersilkan
Lingkungan
Nilai dan
kepercayaan
Fenomena Dampak
Negatif
sesuai
Tidak mengindahkan
penduduk setempat
nilai-nilai adat
setempat
ISSN 1411-1527
70
Moral
Pelacuran
Mabuk
Mudahnya memperoleh
minuman beralkohol
Perilaku
Kebarat-baratan
Mengabaikan perilaku
Seni dan
kerajinan
Indonesia
adat
Mengacaubalaukan modernisasi
Komersialisasi seni
Hukum dan
ketertiban
Meningkatnya
pelanggaran hukum
gang/kelompok penjahat
Sejarah
Salah menafsirkan
sejarah nasional
ISSN 1411-1527