Evolusi Biologi Pengertian Evolusi Dan Kreasionisme
Evolusi Biologi Pengertian Evolusi Dan Kreasionisme
Darwin bahwa seluruh mahluk hidup ini berawal dari sebuah sel tunggal yang kemudian
berevolusi selama jutaan tahun menjadi beragam spesies dan sub-spesies seperti yang kita
kenal sekarang, tidak berdasarkan pada bukti yang tak terbantahkan.
Sebaliknya, mereka percaya seperti juga yang diyakini Harun Yahya -keragaman spesies ini terjadi karena dengan sengaja dirancang oleh Sang pencipta.
Dengan kata lain, sejak awal Tuhan menciptakan, manusia, gajah, monyet, ular dan
beragam mahluk lainnya secara unik. Yang satu tidak berhubungan dengan yang lain.
Ini bukan sekadar argumen ideologis. Yang menjadikan kalangan pendukung teori
kreasionisme merasa layak membantah teori Darwin adalah karena, dalam pandangan
mereka, teori-teori evolusi sendiri mengandung banyak kelemahan dan cacat. Teori-teori
ini memang berdasarkan pada bukti-bukti kesamaan yang terlihat di antara fosil mahluk
hidup dari jutaan tahun lalu dengan, misalnya, mahluk hidup kontemporer. Bagi para
pengecam
teori
evolusi,
rangkaian
kesamaan
itu
tidak
dengan
sendirinya
Jacob (2001) juga menulis bahwa Harun Yahya terlalu takjub oleh beberapa
spesies hewan seperti lebah mempunyai kemahiran membuat sarang yang tidak dapat
ditiru oleh manusia. Luput dari observasinya bahwa semua makhluk hidup mempunyai
keistimewaan masing-masing, yang tidak dapat ditiru oleh makhluk lain. Mahasiswa
yang benar-benar ingin mendalami biologi evolusi sebaiknya membaca buku-buku ilmiah
dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah luntur imannya. Ilmu pengetahuan adalah
suatu sistem untuk mengetahui bagaimana alam bekerja dan di belakang itu semua ada
Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tetap ada meskipun ada yang mengatakan ia tidak ada.
Bukti-Bukti Evolusi
Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para pendukung
teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu dibuktikan dalam
teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Drawin The Origin of Species by
Means Natural Selection. Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah
pada petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi
harus dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.
Adapun bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif,
struktur sisa, embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.
a. Petunjuk adanya evolusi dari segi palaentologi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan yang terus
menerus secara evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai
contoh perkembangan makhluk hidup dari segi paleontologik.
daripada Eohippus, yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua
berjari 3. Pada Miocene dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang
pertama adalah pemakan daun dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru
pada Pleiocene muncul apa yang disebut Pliohippus yang jari sampingnya sudah
mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek moyang kuda yang
berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan kuda secara
evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut
bercabang-cabang. Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat
Parahippus dan Merychippus seperti disebut di atas, juga ada Hypohippus, namun
kemudian tidak berkembang dan akhirnya punah.
b. Petunjuk adanya Evolsi berupa Anatomi Komparatif
Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah
adanya fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat
ternyata mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya
fungsi yang sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang
mengemban fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli
berpendapat bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan
evolusi konvergen. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk
hidup dari beberapa bentuk berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama
untuk jangka waktu yang sangat lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah
homologi struktur ekstrimitas anterior beberapa hewan vertebrata (gambar 2)
khusus, bertolak dari alat-alat tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu. Adapun
organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam, otot-otot
penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut
didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi
(Gambar 4).
Mekanisme Evolusi
Apabila perbandingan fenotif dalam suatu populasi tidak berubah dari generasi
ke generasi, dapat dinyatakan bahwa frekuensi gena populasi tersebut dalam keadaan
seimbang. Dengan kata lain proses evolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan
komulatif frekuensi allele sejalan dengan waktu. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan
bahwa frekuensi gena dari generasi ke generasi cenderung konstan selama tidak ada
mutasi gen, rekombinasi gen, hilangnya gen (=genetif drift) maupun alur gen (=gen flow).
Darwin menambahkan untuk terjadinya perubahan frekuensi gen terdapat peranan
lingkungan. Melalui proses seleksi alam arah evolusi ditentukan.
a. Mutasi
Mutasi adalah perubahan secara acak pada struktur DNA. Mutasi adalah material
kasar untuk terjadinya evolusi karena mutasi dapat menyebabkan variasi genetik.
Penyebab mutasi dapat berasal dari lingkungan (oleh zat mutagenik) atau
perubahan dari dalam individu pada saat replikasi terjadi kesalahan. Ada dua jenis
mutasi yaitu mutasi kecil dan perubahan kromosom. Pada kasus pertama adanya
substitusi beberapa pasangan nukeotida dalam molekul DNA sedangkan
perubahan kromosomal merupakan perubahan besar yang menyangkut ratusan
bahkan ribuan nukleotida. Terjadinya mutasi dapat menguntungkan maupun
merugikan bagi individu yang mengalaminya. Mutasi menyebabkan perubahan
pada variasi genetik dan diturunkan sehingga mutasi berpengaruh terhadap
evolusi.
b. Genetic drift
Genetic drift adalah hilangnya/lepasnya frekuensi allele secara kebetulan atau
dapat dikatakan merupakan perubahan acak pada frekuensi gen pada populasi
kecil yang disebabkan oleh kematian, migrasi atau isolasi. Pada populasi kecil
kehilangan sedikit anggotanya akan membuat perbedaan besar. Geneti drift dapat
disebabkan oleh dua kategori situasi yaitu the bottleneck effect dan the founder
effect.
The bottleneck effect. Bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, habisnya
cadangan makanan dan penyakit yang mewabah dapat mengurangi sejumlah
individu dalam populasi. The bottleneck effect terjadi ketika populasi yang
bertahan hidup sangat sedikit, misal tinggal satu dosen sehingga gen pool
(komposisi genetik suatu populasi) tidak merepresentasikan populasi awal.
The founder effect. Ketika sejumlah kecil organisme bermigrasi dari populasi
yang besar dann menetap sebagai populasi yang baru di suatu tempat the founder
effect dapat terjadi. Jelasnya adalah gen pool kelompok migrasi yang lebih kecil
biasanya tidak merepresentasikan gen pool populasi yang besar. Beberapa allele
akan absen sementara itu yang lain akan ada secara sedikit atau berlebihan.
Sebagai konsekuensi, ketika individu-individu bereproduksi dan jumlah founding
population meningkat, frekuensi gennya berbeda dari populasi awalnya.
c. Aliran Gen (=Gen Flow)
Aliran gen dapat terjadi melalui proses interbreeding. Imigran dapat menambah
allele baru ke dalam gen pool sehingga dapat merubah frekuensi allele. Aliran gen
dapat terjadi dari kisaran imigran yang sangat rendah sampai kisaran imigran
yang sangat tinggi tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa
banyak
perbedaan
genetik
inidividu-individu
yang
dapat
bergabung.
Bagaimanapun bila informasi genetik sangat berbeda imigrasi kecil pun dapat
menghasilkan perubahan frekuensi allele yang sangat besar.
d. Rekombinasi Seksual
Pada individu yang melakukan reproduksi secara seksual keturunan yang
dihasilkan dapat berbeda dengan induknya karena selama meiosis kromosom
bergabung secara acak dan juga pada saat peristiwa fertilisasi terjadi
penggabungan materi genetik dari dua sel gamet. Dengan demikian rekombinasi
gen dapat memberi peluang yang besar untuk terjadinya variabilitas yang
berpengaruh terhadap evolusi populasi.
e. Seleksi alam
Seleksi alam adalah salah satu faktor evolusi, pertama kali dikemukan oleh
Darwin. Individu yang mempunyai kecocokan dengan lingkungan yang mampu
bertahan. Oleh sebab itu alam bertugas sebagai penyeleksi kelestarian makhluk
hidup dari generasi ke generasi. Hasil adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya disebut modifikasi dan ini diturunkan pada anakannya, sehingga
seleksi alam merupakan faktor evolusi.
Evolusi Manusia
Proses evolusi makhluk hidup yang paling mendapat sorotan tajam adalah evolusi
manusia. Kebanyakan orang menanyakan apakah manusia yang ada sekarang adalah
produk evolusi, jika ya tentunya manusia berasal atau berkembang dari dari makhluk
yang lebih sederhana, namun pandangan bahwa manusia adalah produk evolusi juga
membawa konsekuensi bahwa keturunan manusia yang akan datang adalah makhluk
yang lebih sempurna dari manusia yang sekarang. Berbicara keturunan ada dua hal yang
akan diwariskan pada anakan manusia yatiu informasi genetik dan informasi non-genetik.
Informasi genetik sudah sangat jelas wujudnya, namun informasi non-genetik adalah
hasil interaksi manusia terhadap lingkungan. Karena manusia adalah makhluk yang
berakal membuat informasi non-genetik yang diturunkan semakin kompleks sehingga
pembahasan perkembangan evolusi manusia ditinjau dari aspek psiko-sosial dari
makhluk bipedal sampai Homo sapien.
Mengenal alat dari batu untuk berburu dan untuk melawan musuh
b. Homo erectus
- Manusia kera yang memiliki ciri-ciri manusia
- Mampu membuat alat yang lebih baik dari alat yang dibuat Homo habilis
dengan variasi yang lebih banyak
- Alat dari batu dan kayu
- Mengenal api dan mengenal alat penghasil api
- Pemburu ulung dan sudah bermasyarakat
- Meganthropus palaeojavanicus (600-500.000 tahun yang lalu)
- Homo erectus Pekinensis (500.000 tahun yang lalu)
c. Homo Neanthertalensis
- Hidup sekitar 150.000-60.000 tahun yang lalu
- Mengenal alat berburu, alat mempertahankan diri, alat makan, dan alat minum
- Sudah mengenal benih-benih kepercahayaan dengan ditemukanya kuburan yang
dilakukan penguburan dengan cara terhormat (kepercayaan ada kehidupan
sesudah mati)
- Dianggap sebagai pra-Homo sapien