Makalah Presipitasi
Makalah Presipitasi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Presipitasi Kimia
Metode presipitasi (pengendapan) merupakan salah satu metode pengolahan limbah
yang banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari limbah cair. Presipitasi
juga dapat terjadi karena adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam
larutan cair, padatan terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang
menyebabkan adanya padatan sebagai pengendap. Tanpa kekuatan energy gravitasi
yang cukup untuk membawa partikel-partikel padat kebawah bersama-sama, maka
endapan akan tetap sebagai suspensi. Dalam metode presipitasi kimia dilakukan
penambahan sejumlah zat kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang mudah larut
ke bentuk padatan yang tak larut.
Presipitasi kimiawi dapat dipakai untuk mengolah limbah encer yang mengandung
bahan beracun, yang dapat diubah menjadi bentuk tak larut, misalnya limbah yang
mengandung arsen, cadmium, chrom, cuprum, plumbum, hidrargyrum, nikel,
argentum, dan zink.
Proses presipitasi tidak hanya melibatkan proses kimia saja , tetapi juga melibatkan
proses fisik . proses fisik yang ada antara lain adalah perubahan bentuk padatan
terlarut yang relatif berukuran kecil menjadi padatan tersuspensi yang relatif
berukuran besar sehingga mudah diendapkan. Faktor fisik lainya adalah pengadukan
untuk mempercepat proses presipitasi kimia.
2.2 Warna Endapan pada Proses Presipitasi
Banyak senyawa yang mengandung ion logam menghasilkan endapan dengan warna
yang khas. Berikut ini adalah warna khas untuk berbagai logam. Namun demikian,
banyak dari senyawa ini dapat menghasilkan warna yang sangat berbeda.
Rumus
Ca(HCO)3
CaCO3
CaCl2
CaSO4
Ca(OH)2
Mg(HCO3)2
MgCO3
MgCl2
MgSO4
Mg(OH)2
NaHCO3
Na2CO3
NaCl
NaOH
Na2SO4
Hardness
CaCH
CaNCH
CaNCH
MgCH
MgNCH
MgNCH
-
Kelarutan (mg/L)
1620
12
336000
1290
2390
37100
101
362000
170000
17
38700
61400
225000
370000
33600
melepaskan elektron dan mengalami reduksi apabila menerima elektron. Proses reaksi
reduksi dan oksidasi bisa ditulis secara terpisah sebagai persamaan reaksi paruh,
misal:
HOCl + H+ + 2I- I2 + Cl- + H2O
Reaksi ini dapat ditulis dengan dua persamaan:
2I- I2 + 2e
HOCl + H+ + 2e Cl- + H2O
Reaksi pertama adalah oksidasi karena ion I- melepaskan 2 elektron sehingga
menjadi I2. Reaksi yang kedua adalah reduksi karena ion H+ menerima 2 elektron.
2.5 Presipitasi Kimia dalam Pengolahan Kesadahan Air
Kesadahan adalah keadaan dimana suatu perairan mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg
2+
. Air yang sadah perlu diolah sebelum dikonsumsi , pengolahannya adalah dengan
cara softening (penyabunan) yang terdiri atas dua macam yaitu pertukaran ion dan
presipitasi . Air bawah tanah (groundwater) pada umumnya lebih sadah daripada air
permukaan. Kesadahan yang tinggi dapat ditemukan di daerah yang keadaan
geografisnya adalah batuan berkapur. Contohnya di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta
. Hal ini disebabkan CO2 yang ada didalam tanah akan melarutkan batu kapur tersebut
dan batu kapur tersebut akan menguraikan ion kalsium (Ca 2+). Kesadahan dinyatakan
dalam satuan Meq/L (mili Equivalen per Liter) atau mg/L sebagai CaCO 3 . derajat
kesadahan ditunjukan seperti dibawah ini :
1 75
Soft
75 150
Sedang
150 300
Sadah
>300
Sangat sadah
Adapun beberapa reaksi-reaksi ion Cu2+ yaitu sebagai berikut (Vogel, 1985):
1. Natrium hidroksida dalam larutan dingin akan terbentuk endapan biru tembaga
(II) hidroksida:
Cu2+ + 2OH Cu(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan diubah
menjadi tembaga (II) oksida hitam oleh dehidrasi.
Cu(OH)2 CuO + H2O
8
Dengan adanya asam tartrat/asam sitrat dalam larutan, tembaga (II) hidroksida tak
diendapkan oleh larutan basa alkali, tetapi larutan jadi berwarna biru. Larutan
garam tembaga (II) yang bersifat basa, yang mengandung asam tartrat, biasa
dikenal orang sebagai larutan Fehling, ia mengandung ion kompleks
[Cu(COO.CHO)]2
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit timbul
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat biasa) :
2Cu2+ + SO42 + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.Cu(SO4) + 2NH4+
yang larut dalam reagensia berlebihan sehingga terjadi warna biru tua yang
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetrae-monikuprat (II).
Cu(OH)2.Cu(SO4) + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42 + 2OH
3. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (II) iodida yang putih, tetapi larutannya
berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (Iod):
2Cu2+ + 5I 2CuI + I3
dengan menambahkan natrion tiosufat berlebihan kepada larutan, ion triiodida
direduksi menjadi ion iodida yang tak berwarna, dan warna putih dari endapan
menjadi terlihat. Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat:
I3 + 2S2O32 3I + S4O62
Reaksi ini dipakai dalam anlisis kualitatif untuk penentuan tembaga secara
iodometri.
4. Kalium sianida (racun): bila ditambahkan dengan sedikit sekali, mula-mula
terbentuk endapan kuning tembaga (II) sianida:
Cu2+ + 2CN Cu(CN)2
Endapan dengan cepat teruarai menjadi tembaga (I) sianida putih dan sianogen
(gas yang sangat beracun):
2Cu(CN)2 2CuCN + (CN)2
2.7 Presipitasi dalam Penyisihan Besi dan Mangan
Besi dan mangan adalah mineral yang umum ditemukan dalam tanah dalam bentuk
oksida, yaitu ferri oksida dan mangan oksida. Dalam air, besi dan mangan sering
dijumpai berikatan dengan bikarbonat terlarut (ferro bikarbonat dan mangan
9
biakrbonat), ferro terlarut atau mangan sulfat. Konsentrasi besi dalam dalam air tanah
biasanya cukup besar, bisa mencapai 25 mg/l. Pada air permukaan, konsentrasi besi
biasanya kecil dan berada dalam suspensi partikulat halus Fe2O3., koloid, atau
berbentuk organik kompleks. Konsentrasi mangan di air tanah maupun air permukaan
relatif kecil, pada umumnya kurang dari 1 mg/l. Dalam air permukaan, mangan sering
berbentuk tetravalent (Mn4+) atau dalam organik kompleks.
Permasalahan keberadaan besi dan mangan dalam air adalah :
1. Besi dan mangan menyebabkan warna coklat/kuning/hitam pada pakaian,
peralatan, perpipaan dan sebagainya.
2. Pada perpipaan dan instalasi, besi dan mangan menyebabkan kerak, sehingga
terjadi peningkatan headloss.
3. Air menjadi berasa dan berbau besi.
4. Merangsang pertumbuhan bakteri besi dan mangan.
Mengingat beberapa problem di atas, maka diperlukan proses pengolahan untuk
menurunkan kadar besi dan mangan tersebut. Salah satu teknik penurunan kadar besi
dan mangan adalah oksidasi. Oksidasi yang digunakan untuk menurunkan kadar besi
dan mangan antara lain menggunakan oksigen (disebut aerasi), klor, klor dioksida,
kalium permanganat, atau ozone.
11
senyawa-senyawa
mengandung
unsur
Ca
dan
Mg
seperti
CaCO3,
Al(OH)3 (s)
13