Makalah Pengobatan Alternatif
Makalah Pengobatan Alternatif
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Selain fitoterapi, yang merupakan pendekatan logis dan berbasis ilmiah untuk penggunaan
tumbuhan obat dalam pengobatan dan penyegahan penyakit,I Negara- Negara berkembang ada
metode pelayanan kesehatan lain yang melibatkan penggunaan tumbuhan. Berbagai metode ini
didasarkan pada filosopi mengenai kesehatan danpenyakit yang pada dasarnya berbeda dengan
metode pengobatan ilimiah konvensional. Metode konvensional yang paling populer di cantum
kan di bawah ini, dan masing-masing metode akan di bahas pada bab ini (Heinrich et al., 2009) :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Herbalisme medis
Hemeopati
Pengobatan antroposofis
Terapi pengobatan bunga
Akupuntur
Hipnoterapi
Ayuverda
Di Cina, praktek akupunktur telah dimulai dari zaman batu dengan menggunakan batu tajam atau
Bian Shi. Jarum batu Akupunktur yang diperkirakan sudah ada sejak 3000 SM ditemukan oleh ahli arkeolog
di pedalaman Mongolia.Pengobatannya sangat individudan dilakukan berdasarkan intuisi, subjektif dan
pengalaman pribadi, bukan atas dasar penelitian medis. Akupuntur melibatkan penusukan jarum dalam
berbagai ukuran ke dalam titik meridian dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk
mengalihkan Chi (energi vital tubuh) untuk meningkatkan keseimbangan tubuh atau mengembalikan
kesehatan tubuh (Hadibroto dkk, 2006).
Titik Meridian adalah jalur yang sangat penting dalam tubuh manusia sebagai tempat mengalir Chi.
Chi mengalir dalam tubuh manusia memberikan energi vital untuk organtubuh agar organ-organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik.Maka sangat penting untuk memastikan bahwa Chi dapat mengalir dengan bebas
untuk memastikan bahwa struktur dan fungsi organ tubuh bagian dalam bekerja dengan efektif (Hadibroto
dkk, 2006).
Jarum ditusukkan ke titik meridian untuk mempengaruhi Chi yang mengalir ke organ tubuh bagian
dalam, untuk meningkatkan struktur dan fungsi mereka. Jarum juga dapat digunakan untuk daerah tertentu
yang terasa sakit yang mungkin berhubungan dengan masalah dalam tubuh, seperti cedera akibat olahraga.
Sebagai contoh, sebuah jarum ditusukkan ke daerah tendon yang tertarik atau otot yang kelelahan akan
meningkatkan aliran Chi ke area tersebut. Yang akan menghilangkan rasa sakit dan mempercepat proses
penyembuhan (Hadibroto dkk, 2006).
Akupuntur dapat menyebabkan beberapa reaksi fisik, baik di sekitar daerah dimana akupuntur
dilakukan atau di daerah lain karena sel syaraf yang menghubungkan organ keotak. Ini dapat mengaktifkan
berbagai sistem dalam otak dan tubuh. Rasa sakit di salurkan melalui hormon urat syaraf, terutama yang
berhubungan dengan penerima rasa sakit. Pereda rasa sakit yang diberikan oleh morfin bekerja pada
penerima yang sama dengan hormon urat syaraf ini. Endorphin yang diproduksi oleh otak adalah pengganti
alami dari morfin dan bekerja dengan cara yang sama. Beberapa penelitian menyatakan bahwa aksi pereda
rasa sakit dari akupuntur dilakukan dengan menstimulasi pembentukan endorphin dalam otak, yang
dirangsang dengan menstimulasi syaraf yang terhubung di kulit. Kondisi kondisi yang sering dirawat
dengan akupuntur, antara lain rehabilitasi stroke, kesehatan wanita dan penurunan berat badan, cedera
olahraga, sakit pinggang, radang sendi, tekanan darah tinggi, dan kanker (Hadibroto dkk, 2006).
2. 3. 2. Ayuverda
AYURVEDA atau AYURVEDIC adalah suatu pengobatan kuno yang berasal dari India yang
meliputi seluruh aspek gaya hidup. Kata Ayurveda berasal dari bahasaSansekerta yang berarti ayur hidup
, dan veda - pengetahuan , atau secara harafiah berarti pengetahuan tentang kehidupan. Merupakan salah
satu metode pengobatan tertuayang pernah dicatat dan masih digunakan hingga saat ini. AYURVEDA atau
pengobatan penyembuhan kuno India merupakan systempengobatan holistic tertua di dunia. Pengobatan
Ayurveda pertama kali dipeloporiDhanvantari sekitar 1.500 Sebelum Masehi. Namun, baru sekitar tahun
200 SebelumMasehi, pengobatan Ayurveda ditampilkan dalam bentuk tertulis dan menyeluruh (Hadibroto
dkk, 2006).
Ayurveda mengajarkan teknik operasi, tanaman obat, terapi aroma, warna dan gayahidup sehat. Para
pakar memperkirakan Ayurveda memiliki sejarah lebih panjang yaknidirintis sekitar tahun 3.000 Sebelum
Masehi yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku.Kitab Atreya Samhita salah satu bagian Ayurveda
merupakan buku medis tertua di dunia!Pada zaman itu, luka pendarahan pada hidung lazim terjadi pada satu
millennium SebelumMasehi yang umum dilakukan dengan memotong hidung tawan an perang dan
padapertempuran. Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, Sushruta dari India berhasil mengadakanrhinoplasty
atau operasi mengembalikan bentuk hidung. Sushruta menjelaskan potongankulit dari kepala dapat tumbuh
di bekas luka hidung yang terpotong (Hadibroto dkk, 2006).
Menurut Ayurveda, setiap orang memiliki energi kehidupan (Doshas), yang terdiridari Vata atau
udara, Pitta atau panas, dan Kapha atau air. Penyakit terjadi jika ke-3 elemenini tidak seimbang. Lingkungan,
polusi udara, makanan, minuman, dan faktor genetik dapatmenyebabkan ketidak-seimbangan doshas.
Menjaga keseimbangan doshas ini adalah kuncidari pengobatan Ayurveda.Ayurveda bekerja secara
menyeluruh, tidak hanya menghilangkan gejala yangtimbul, tetapi juga bekerja mencegah penyakit dan
menghilangkan akar penyakit. Ayurvedamenggunakan seluruh sumber kekayaan alam untuk membantu
meningkatkan kualitaskesehatan manusia (Hadibroto dkk, 2006).
2. 3. 3. Hipnoterapi
Hipnosis
didefinisikan
sebagai
suatu
kondisi
pikiran
dimana
fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam
kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi
internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang
berada pada kondisi hypnotic trance lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan
dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang
mengalami hipnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan
berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis (Az- Zahrani, 2005).
Terapi hypnosis (hypnotherapy) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini
masih
belum
terdapat
definisi
yang
jelas,
bagaimana
sebenarnya
mekanisme
melepaskan neurotransmiter,
zat
kimia
yang
terdapat
di
otak,encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat
mengubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya (Az- Zahrani, 2005).
Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan semakin
meningkatnya penerimaan pada dunia medis. Hypnosis banyak digunakan dibidang seperti
pengobatan
dan
olahraga
untuk
mengubah
mekanisme
otak
manusia
dalam
kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan
memberi sugesti, seseorang terapis dapat membangun berbagai kondisi emosional positif
berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun
aroma rokok (Az- Zahrani, 2005).
Khusus untuk phobia, hypnotherapy digunakan untuk mereduksi kecemasan yang
mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan
suatu gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan phobia namun individu tetap
dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka
pada kondisi yang menyebabkan phobia menjadi normal dan respon yang lebih tenang (AzZahrani, 2005).
Hypnotherapy dapat digunakan untuk membawa orang mundur ke masa lampau
atau Regresi kehidupan masa lalu untuk mengobati trauma dengan memberikan kesempatan
untuk
mengubah
fokus
perhatian.
Hypnotherapy juga
dapat
digunakan
untuk
11
metode ini ( yang ia sebut suatu `pembuktian`) pada sukarelawan sehat yang di beri banyak
zat lain untuk membentuk suatu `gambaran gejala` (Heinrich et al., 2009).
Untuk tiap zat. Berdasarkan hasil penemuan nya pada percobaan-percobaan ini,
Hahnemann menekan kan tiga prinsip dasar homeopati,yang membentuk dasar homeopati
klasik (Heinrich et al., 2009) :
a. Suatu zat yang, di gunakan dalam dosis tinggi, menyebabkan suatu gejala atau gejalagejala pada orang sehat dapat di gunakan untuk mengobati gejala-gejala tersebut pada
orang sakit. Misalnya, coffea, obat yang di buat dari biji kopi ( salah satu kandungannya,
kafein, adalah stimulan system saraf pusat) dapat digunakan untuk mengobati insomnia.
Inilah yang di sebut konsep `like cures like` (dalam bahasa latin, similia similibus
curentur).
b. Dosis minimal zat tersebut harus di gunakan untuk mencegah toksisitas. Pada mulanya,
Hahnemann menggunakan zat tersebut dalam dosis tinggi, tetapi hal ini sering
menimbulkan efek toksik. Selanjutnnya, zat-zat tersebut di encerkan secara bertahap
sambil dikocok kuat (`pembentukan sukus`) pada tiap tahap. Proses ini disebut potensial.
Cara ini di klaim bahwa semakin encer obat, semakin poten obat tersebut. Hal ini
sepenuhnya berlawanan dengan pengetahuan ilmiah
mana manusia dan dunia alam dapat dijeleaskan, tidak hanya dalam teminologi fisik, tetapi
juga dalam hal jiwa dan ruh (Heinrich et al., 2009).
Steiner meyakini bahwa kesadaran tidak dapat dijelaskan dalam terminology fisik,
seperti hanya obat-obatan konvensional, dan menyelidiki bagai mana sifat jiwa dan ruh
manusia berhubungan dengan kesehatan dan fungsi tubuh. Meskipun demikian, ia
mengarahkan obat-obatan antroposofi menjadi seluas, dan bukan alternatif, obat-obat
konvensional. Steiner memandang setiap orang memiliki empat `tubuh` atau `daya`
(Heinrich et al., 2009) :
a.
b.
c.
d.
Tubuh fisik
Tubuh eterik, atau daya hidup
Tubuh astral, atau sadar dan waspada
Tubuh spiritual , atau sadar-atau diri atau ego
Dan memandang manusia terbentuk atas tiga sistem fungsi (Heinrich et al., 2009) :
dengan pertanian organic. Pabrik obat yang ada ditunjukkan untuk memproduksi obat-obat
antroposofis (Heinrich et al., 2009).
2.3.7. Aromaterapi
Tumbuhan aromatis dan ekstraknya telah digunakan pada kosmetik dan parfum serta
untuk keperluan religious selama ribuan tahun, meskipun hanya sedikit kaitannya dengan
penggunaan terapeutik minyak-minyak atsiri. Dasar-dasar aromaterapi berkaitan dengan
Rene-Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia pembuat parfum dari Prancis, yang pertama
kali menggunakan istilah aromaterapi pada tahun 1928 (Heinrich et al., 2009).
Aromaterapi adalah penggunaan terapeutik zat-zat aromatic yang diekstraksi dari
tumbuhan. Kelompok paling penting pada zat-zat ini adalah minyak atsiri. Minyak ini
biasanya diperoleh dari bahan tumbuhan (misalnya akar, daun, bunga, biji) dengan cara
destilasi, meskipun tindakan fisik (menggunakan pengempaan dan tekanaan) adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh beberapa minyak atsiri, terutama yang diperoleh dari
kulit buah sitrus. Beberapa aspek penting untuk penggunaan minyak atsiri dalam
aromaterapi dijelaskan berikut ini (Heinrich et al., 2009) :
a. Aromaterapis menyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya untuk
pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood, emosi dan rasa
sehat.
b. Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik; dalam hal ini, aromaterapis memilih
suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri, disesuaikan dengan gejala,
kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien. Pengobatan dapat berubah pada
kunjungan pasien berikutnya.
c. Minyak atsiri dijelaskan tidak hanya dengan rujukan terhadap reputasi sifat-sifat
farmakologisnya (misalnya antibakteri, antiradang), tetapi juga melalui hal-hal yang
tidak dikenali pada obat-obat kovensional (misalnya keseimbangan, member energi).
d. Aromaterapis menyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinasi minyak,
bekerja secara sinergistis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi terjadinya efekefek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu.
Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk meredakan
stres, dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai perelaksasi. Banyak aromaterapis juga
mengklaim bahwa minyak atsiri dapat digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi.
16
diencerkan dalam pembawa berupa minyak sayur, seperti minyak biji anggur, minyak jojoba
dll. Metode lain untuk penggunaan minyak atsiri yang dilakukan oleh aromaterapis atau
dalam perawatan sendiri antara lain (Heinrich et al., 2009) :
a. Penambahan minyak atsiri ke dalam air mandi dan air untuk mencuci kaki (air harus
diaduk dengan kuat untuk membantu disperse).
b. Dihirup
c. Kompres
d. Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar dan penguap).
tumbuhan yang digunakan, serta pada metode panen, ekstraksi, dan penyimpanan (Heinrich
et al., 2009).
Minyak-minyak atsiri harus merujuk pada nama binomial latin spesies tumbuhan
yang menghasilkan minyak tersebut. Bagian tumbuhan yang digunakan harus dinyatakan
secara khusus, dan terkadang spesifikasi lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan jenis
senyawa kimia dalam suatu tumbuhan tertentu; misalnya, Thymus vulgaris CT timol
menjelaskan jenis senyawa kimia suatu spesies timi yang memiliki timol sebagai kandungan
kimia utamanya (Heinrich et al., 2009).
Minyak atsiri diyakini bekerja dengan cara memberikan efek-efek farmakologis
setelah Absorpsi ke dalam peredaran darah dan melalui efek aromanya terhadap sistem
olfaktori. Terdapat bukti bahwa minyak atsiri diabsorpsi ke dalam peredaran darah setelah
penggunaan secara topical (yaitu pemijatan) dan setelah dihirup, meskipun jumlah yang
memasuki peredaran darah kemungkinan sangat kecil. Terdapat bukti bahwa minyak tea
tree yang digunakan secara topical efektif dalam pengobatan infeksi-infeksi kulit tertentu,
tetapi penelitian-penelitian ini belum menguji aromaterapi yang dipraktikkan oleh
aromaterapis (Heinrich et al., 2009).
Sedikit efek merugikan yang berkaitan dengan pengobatan aromaterapi telah
dilaporkan;sebagian besar laporan berkaitan dengan kasus-kasusdermatitis kontak pada
pasien atau aromaterapis. Efek merugikan sementara yang bersifat ringan,seperti
mengantuk, sakit kepala dan mual, dapat terjadi setelah pengobatan aromaterapi. Secara
umum disarankan untukmenghindari penggunaan minyak atsiri selam kehamilan, terutama
selama trimester pertama.Penggunaan minyak atsiri tertentu juga harus dihindari oleh pasien
epilepsy (Heinrich et al., 2009).
2. 3. 8. Terapi Pengobatan Bunga
Pengobatan bunga Bach dikembangkan oleh Dr Edward Bach (1886-1936), seorang dokter
dan ahli homeopati. Teorinya adalah bahwa dengan mengobati respons emosional dan mental
pasien terhadap penyakitnya, gejala-gejala fisik akan dapat diredahkan. Ia mengidentifikasi 38
keadaan psikologis negative (misalnya iri, putus asa, rasa bersalah, tidak dapat memutuskan) dan
18
mencari obta-obat alam yang dapat digunakan untuk memperbaiki berbagai keadaan pikiran
yang negatif ini (Heinrich et al., 2009).
Berbagai jenis obat bunga banyak tersedia untuk dipilih sendiri dan terapi mandiri.Selain itu
beberapa orang menjalani pelatihan untuk menjadi praktisi pengobatan dengan bunga; hal ini
meliputu beberapa professional pelayanan kesehatan, seperti beberapa dokter umum, yang
menggunakan obat-obatan bunga beserta praktik medis konvensional yang mereka lakukan
setiap hari (Heinrich et al., 2009).
Bach mengembangkan 38 obat bunga, di antaranya terdiri atas bunga-bunga liar tunggal dan
pohon-pohon berbunga, dan 1 yang diperoleh dari mata air alami. Ia bertujuan bahwa masingmasing obat digunakan untuk keadaan emosional atau mental tertentu. Misalnya (Heinrich et al.,
2009) :
Bach juga mengembangkan suatu sediaan yang dinamakan obat penyelamat (Recue Remedy),
yang merupakan kombinasi lima obat lainnya: Impatiens (Impatiens glandulifera), bintang
Betlehem (Ornithogalum umbellatum), prem ceri (Prunus cerasifera), Rock rose (Helianthemum
nummularium), dan Clematis (Clematis vitalba). Bach menganjurkan sediaan ini untuk
digunakan dalam situasi yang sulit mendesak, seperti syok, sangat ketakutan dan kehilangan
(Heinrich et al., 2009).
Obat-obat bunga Bach disiapkan dari tingtur induk yang dibuat dari bahan-bahan tumbuhan
dan mata air alami dengan menggunakan suatu metode infus (penjemuran) atau metode
pendidihan.Obat-obat bunga biasanya digunakan secara oral (2-4 tetes ditambahkan pada air
dingin dan diminum sedikit-sedikit), meskipun pada beberapa kasus, tetesan dapat diteteskan
langsung dibawah lidah dan bahkan pada pergelangan tangan atau pelipis. Obat penyelamat juda
tersedia dalam bentuk krim untuk penggunaan luar (Heinrich et al., 2009).
19
Meskipun terdapat banyak laporan yang bersifat anekdot mengenai keuntungan obat-obat
bunga, tidak ada penelitian eksperimenta maupun klinis tentang efek-efeknya yang terkenal.
Obat-obat bunga diklaim secra luas sama sekali tidak menimbulkan efek merugikan. Efek-efek
merugikan tidak mungkin terjadi, mengingat bahwa sediaan tersebut hanya mengandung bahanbahan yang sangat encer. Namun, karena obat-obat bunga mengandung alkohol, obat-obat ini
mungkin tidak sesuai untuk beberapa orang. Penggunaan suatu obat bunga secara berlebihan
dapat mengkwatirkan jika seseorang mengandalkan terapi mandiri dengan menggunakan obatobat bunga untuk kondisi-kondisi seperti ansietas atau depresi, yang mungkin membutuhkan
penanganan medis dan bantuan professional lainnya (Heinrich et al., 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan teori-teori dari penjelasan dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
a. Pengobatan komplementer/alternatif merupakan pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
dan belum diterima dalam kedokteran konvensional.
b. Metode pengobatan komplementer/alternatif yang paling populer adalah Herbalisme
medis, hemeopati, pengobatan antroposofis, terapi pengobatan bunga, akupuntur
hipnoterapi, dan ayuverda.
c. Pengobatan komplementer/alternatif tersebut dipergunakan untuk melengkapi pengobatan
konvensional, dimana dengan pengobatan secara alternatif/komplementer ini terbukti
relatif ampuh dan aman menurut persyaratan pengobatan modern.
3.2. Saran
20
Dalam makalah ini telah banyak dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
pengobatan komplementer/alternatif, sehingga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat
mengaplikasikan pengobatan secara komplementer/alternatif dan menginterpretasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu diharapkan studi literatur lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zahrani, M. 2005. Konseling Terapi. Jakarta : Penerbit Gema Insani.
Hadibroto, Iwan, dan Syamsir Alam. 2006. Seluk Beluk Pengobatan Alternatif dan
Komplementer. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Handoko, Pudjo. 2008. Pengobatan Alternatif. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Heinrich et al. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
21
22