Pemeriksaan Lengkap Pada Gigi Tiruan Lep
Pemeriksaan Lengkap Pada Gigi Tiruan Lep
Anamnesis
Sebab kehilangan gigi / kerusakan gigi : lubang besar / gigi goyang / benturan
Penjelasan :
Jika sebab kehilangan gigi karena karies, kemungkinan karena pasien
kurang memperhatikan kebersihan mulut, maka pengetahuan kesehatan
giginya harus diingatkan
Jika disebabkan gigi goyang, maka penyakit sistemik dan penyakit
periodontal harus diperhatikan
Jika
Pencabutan terakhir :
o Pada gigi atas : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri
o Pada gigi bawah : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri
Penjelasan :
Waktu / kapan pencabutan terakhir perlu diketahui untuk memperkirakan
kecepatam resorbsi tulang alveolar dan pergerseran gigi ataupun penyakit
sistemik
Penjelasan :
Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah
dibandingkan pasien yang belum pernah. Namun pasien ini biasanya
Posisi kelas II
frenulum lingualis
Posisi lidah yang menguntungkan adalah kelas I
c. Mobilitas: normal/aktif
Lidah yang mobilitasnya tinggi (aktif) akan mengganggu retensi dan
stabilisasi gigi tiruan
3. Refleks Muntah : tinggi/ rendah
Refleks muntah pasien mempengaruhi proses pencetakan. Bila reflex
muntah tinggi, perlu diupayakan dengan misalnya penyemprotan
anestetikum ke bagian palatum pasien. Cara lain adalah dengan
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain, mengajak pasien
mengobrol, dst.
4. Gigitan : ada/tidak ada
Bila ada
: mm, posterior: mm
: mm, posterior: mm
Gigitan terbuka
Gigitas silang
Hubungan rahang
Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan bawah dapat
dikatupkan dengan baik di luar mulut dan terlihat 3 titik bertemu yaitu 1 di
bagian anterior dna 2 di bagian posterior. Bila terlihat banyak gigi yang
aus dan kontak antara rahang atas dan bawah kurang meyakinkan, maka
dikatakan gigitan ada namun tidak stabil.
Nilai overjet dan overbite normal berkisar 2-4mm. bila lebih, harus
diwaspadai adanya perubahan dalam relasi maksilo-mandibula. Dengan
demikian, oklusi yang lama tidak bisa dipakai pedoman penentuan gigit.
Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, harus dituliskan pada region
berapa. Hal ini penting diperhatikan, terutama pada pembuatan gigi tiruan
cekat yang mempunyai antagonis dengan region tersebut.
Hubungan rahang ditentukan dengan meletakkan jari telunjuk pada dasar
vestibulum anterior RA dan ibu jari pada dasar vestibulum RB.
Ortognati
Retrognati
Prognati
5. Artikulasi
Diperiksa pada sisi kanan dan kiri, dapat berupa:
a. Cuspid protected
b. Grup function
c. Balanced occlusion (artikulasi seimbang)
Pemeriksaan ada tidaknya kontak premature dan blocking. Jika terdapat
kontak premature setelah peletakan kertas artikulasi di permukaan oklusal gigi
pasien, perlu dilakukam occlusal adjustment.
Selanjutnya diperiksa gerak rahang ke lateral kiri dan kanan, ada atau tidak
hambatan. Hambatan pada gigi caninus jangan terburu-buru diasah, karena
bisa jadi hal tersebut merupakan cuspid protected occlusion yang perlu
dipertahankan.
6. Daya kunyah : normal/ besar
Bila terlihat banyak gigi yang mengalami atrisi dengan faset yang tidak tajam
dan permukaan yang mengkilat, kemungkinan tekanan kunyah pasien besar.
Pada keadaan ini, bila ridge sudah rendah hindari pemakaian elemen gigi
porselen terutama untuk gigi posterior. Bidang oklusal gigi geligi juga jangan
dibuat terlalu besar
7. Kebiasan buruk
a. Bruxism / clenching
b. Menggigit bibir / benda keras
c. Mendorong lidah
d. Mengunyah satu sisi kanan atau kiri
e. Hipermobilitas rahang dll
Bila gigi masih ada : pengukuran dilakukan dari servikal gigi sampai dasar
vestibulum
Bila gigi telah hilang : pengukuran dilakukan pada regio tak bergigi dari puncak
prosesus alveolaris hingga dasar vestibulum
Vestibulum dikatakan dalam apabila kaca mulut terbenam. Vestibulum yang dalam
menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan karena sayap gigi tiruan dapat dibuat
lebih panjang sehingga menambah retensi.
2. Prosesus alveolaris/ residual ridge regio
Yang harus diperhatikan:
a. Bentuk : segi empat/oval/segitiga
Bentuk prosesus alveolar berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi gigi
tiruan lepas serta pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat
b. Ketinggian : tinggi/sedang/rendah
Ketinggian prosesus alveolar menunjukkan resorpsi tulang yan terjadi.
Prosesus menjadi rendah bila resorbsi besar. Cara memeriksanya dengan
membandingkan dengan gigi di sebelahnya. Bila pasien sudah tidak bergigi
samasekali tinggi prosesus alveolar diperiksa dengan menggunakan kaca
mulut nomer 3.
c. Tahanan jaringan: flabby/tinggi/rendah
Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara pencetakan. Tahanan jaringan
diperiksa dengan menggunakan burnisher pada mukosa atau prosesus
alveolar
-
Burnisher tidak terlalu terbenam dan mukosa terlihat pucat mukosa keras;
flabby
d. Bentuk permukaan : rata/tidak rata
3. Frenulum
Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap prosesus alveolaris.
Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan otot-ototnya mendekati puncak prosesus
alveolar, dikatakan rendah ketika menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara
puncak prosesus alveolar dengan dasar vestibulum. Frenulum yang tinggi dapat
mengurangi retensi gigi tiruan lepas karena mengganggu sayap gigi tiruan.
Frenulum : (tinggi/sedang/rendah)
-
Labialis superior
Labialis inferior
Lingualis
4. Palatum
a. Bentuk palatum : persegi/oval/segitiga
Bentuk dan kedalaman palatum berkaitand engan retensi dan stabilisasi gigi tiruan
lepas
b. Kedalaman palatum
c. Torus palatines
Torus yang besar akan mengganggu stabilisasi gigi tiruan. Pada torus yang besar,
agar tidak terjadi fulcrum, dilakukan relief pada saat pencetakan fisiologis
d. Palatum mole
Merupakan jaringan lunak yang terletak di bagian posterior palatum durum.
Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut aponeuresis, sebagai
tempat posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum mole menjadi 3:
a. Kelas I: gerakan palatum durum yang kecil, dapat dibuat postdam bentuk
kupu-kupu
b. Kelas II: gerakan palatum durum membentuk sudut >30derajat, postdam
dibuat bentuk kupu-kupu dengan ukuran yang lebih kecil
c. Kelas III: gerakan palatum durum membentuk sudut >60 derajat, postdam
dibentuk dengan cekungan berbentuk V atau U (berbentuk parit)
5. Tuber maksila
Kanan : besar/kecil
Kiri : besar/kecil
Daerah ini ditutup oleh jaringan fibrosa dengan ketebalan yang berbedabeda. Disebut kecil bila ukuran tuber lebih kecil dari prosesus alveolar dan
besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau lateral. Tuber
yang besar dapat mengganggu retensi gigi tiruan.
6. Undercut
Undercut bisanya mengganggu perluasan basis protesa. Hal ini dapat
mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan serta dapat menghalangi
pemasukan dan pengeluaran gigi tiruan. Perlu dilakukan alveolotomi
ataupun alveolektomi sebelum pencetakan pembuatan model kerja bila
undercut tersebut diperkirakan akan mengganggu.
7. Ruang retromilohioid
Ruang gigi tiruan adalah jarak vertical antara prosesus alveolar rahang atas
dan rahang bawah. Ruang gigi tiruan yang besar menguntungkan dalam
hal pemasangan gigi dan penentuan tinggi bidang oklusal.
10. Perlekatan dasar mulut
Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual gigi tiruan rahang
bawah yang akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan.
11. Lain-lain
a. Eksostosis
b. Torus mandibularis
DIAGNOSIS : identifikasi, evaluasi, dan kesimpulan tentang kondisi yang ditemukan dalam
pemeriksaan, beserta perawatan pilihan yang akan dilakukan pada pasien.
Contoh :
Bentuk
kasus
kehilangan
gigi
.......
memerlukan
rehabilitasi
dengan
Panjang, ukuran, dan bentuk akar Akar yang panjang dan besar lebih baik untuk
abutment karena daerah dukungan periodontal yang lebih besar. Bentuk akar yang
tapered/conical kurang baik karena kehilangan tinggi tulang yang kecil dapat
menghilangkan daerah perlekatan. Gigi dengan akar ganda yang akarnya divergen atau
melengkung lebih baik sebagai abutment.
Rasio mahkota akar Mahkota akar yang lebih dari 1:1 memiliki prognosis yang
buruk sebagai abutment, namun masih bisa menyangga protesa.
Lamina dura Tidak adanya sebagian atau seluruh lamina dura ditemukan pada
kelainan sistemik seperti hiperparatiroidisme dan penyakit Paget. Perubahan lamina
dura yang umum disebabkan karena fungsi. Resorpsi atau hilangnya lamina dura terjadi
jika adanya tekanan, begitu pula sebaliknya.
Ruang periodontal ligamen Pelebaran ruang ligamen biasanya mengindikasikan
kegoyangan, trauma oklusi, dan fungsi yang berat. Hubungkan dengan temuan klinis
untuk memastikan. Jika gigi goyang, tanda radiografik ini menunjukan adanya
perubahan yang destruktif. Jika gigi tidak goyang, tanda ini mungkin menunjukkan
respon terhadap gaya oklusal.
Pre-Prostho Treatment (Pemeriksaan sebelum melakukan perawatan prosthodontic)
Pemeriksaan oral harus dilakukan secara teliti, beberapa tahapan yang harus dilakukan
sebelum perawatan prothodontic adalah:
1. Pemeriksaan gigi yang tersisa, seperti lesi karies dan kerusakan
restorasi harus dikorelasikan dengan penemuan di radiograf
2. Pemeriksaan lengkap jaringan periodontal
3. Tes vitalitas bagi gigi yang mengalami keterlibatan kerusakan mencapai
pulpa
6. Rahang gigi harus diperiksan untuk mengetahui adanya tri, eksostosis, daerah
tulang yang menonjol /prominen, undercut pada jaringan lunak dan jaringan keras,
dan pembesaran tuberositas
7. Pemeriksaan radiograf
8. Pemasangan cast untuk mengetahui adanya gigi yang ekstrud atau malposisi,
adanya pengurangan space, occlusal plane yang kurang tepat dan permasalahan
lain yang berpotensi
9. Diagnostic cast harus dianalisis dengan dental surveyor dan digunakan untuk
menentukan desain GTSL
Evalusi Data Diagnosis
Semua data diagnosis harus dikumpulkan sebelum dilakukan evaluasi. Dokter gigi harus
menghubungkan data data secara intraoral dengan data radigraf, pemasangan cast dan
diagnostic cast.
Jika diperlukan, pemeriksaan pada pulpa harus dilakukan untuk mengetahui vitalitas
dari pulpa. Karena jika tidak dilakukan pemeriksaan, gigi abutmentnya ternyata non
vital dan setelah pemasangan GTSL terjadi kegagalan , maka itu akan menjadi hal yang
tidak menyenangkan dan merugikan bagi pasien, begitu pula dokter gigi juga akan
menjadi malu karena setelah dilakukan pemasangan GTSL gigi abutmentnya malah
harus dilakukan perawatan endo atau bahkan harus di ekstraksi di kemudian hari.
Gigi yang pernah dilakukan perawatan endo sebelumnya juga harus dievaluasi sebelum
dijadikan gigi abutment. Karena gigi yang pernah dilakukan perawatan endo makin
lama akan makin rapuh sementara gigi abutment itu harus kuat untuk menahan beban
yang cukup besar.
Namun gigi yang telah dilakukakn perawatan endo juga bukan merupakan
kontraindikasi untuk dijadikan sebagai gigi abutment asalhakn seal nya baik dan
obturasinya juga baik . Dowel crown restoration atau MTP yang diindikasikan untuk
meminimalisir kemunngkinan terjadinya fraktur mahkota.
Pemasangan GTSL tidak bisa dilakukan sampai penyebab ketidak nyamanan dapat
dihilangkan dan tidak sensitiv lagi. Fungsi dari pemeriksaan sensitivitas dengan perkusi pada
gigi abutmen adalah mencegah kegagalan pada pemasangan protesa nantinya
Evaluasi Pergerakan Gigi
Gigi abutment yang mengalami pergerakan akan memberikan prognosis yang buruk jika
pergerakan itu tidak dikurangi. Pergerakan gigi bisa disebabkan dari 1 atau beberapa faktor
dibawah ini :
1. Trauma dari oklusi
2. Inflammatory changes di periodontal ligamen
3. Kehilangan tulang penyokong
Jika penyebabnya karena trauma oklusi maka bersifat reversible, oleh karena itu untuk
meminimalisir pergerakan trauma oklusinya harus diidentifikasi dengan pemasangan
diagnostic cast dan diperbaiki dengan menggunakan occlusal equilibration atau dengan
penempatan beberapa restorasi
Jika penyebabnya karena inflamatory changes juga bersifat reversible jika jaringan
inflamasinya dihilangkan
Jika disebabkan karena kehilang support tulang maka tidak bisa balik lagi dalam waktu
yang singkat. Gigi dengan rasio mahkota akar lebih besar dari 1:1 tidak adekuat jika
dijadikan sebagai gigi abutment pada GTSL dalam kasus tersebut gigi yang berdekatan
harus dievaluasi . Jika gigi sebeblahnya cukup baik untuk dijadikan abutment, maka
gigi yang goyang tersebut (kerusakan jaringan periodontal) bisa diekstraksi atau
dilakukan perawatan endo setelah itu dilakukan pemendekan mahkota klinis agar rasio
mahkota akarnya seimbang
Splinting gigi yang lemah atau goyang ke gigi yang kuat juga bisa dilakukan namun
dalam melakukan teknik splinting harus dilakukan secara hati hati karena splinting
yang ditopang ke gigi yang kuat malah bisa membuat gigi yang kuat tersebut menjadi
goyang atau lemah pula , sementara gigi yang lemah akan tetap lemah
Oleh karena itu ada beberapa indikasi dari splinting yaitu splinting dibutuhkan ketika
ada masalah pada jaringan periodontl atau akar yang pendek dan meruncing, Dengan
splinting 1 atau lebih gigi akan meningkatkan support dari removable protesis. Gigi
yang di splinting juga harus menerima beban kunyah yang ringan. Spinting pada GTC
diindikasikan jika gigi P1 dan molar hilang dan adanya gigi P2 sebagai abutment,
karena P2 akan mendapatkan tekanan kunyah yang besar splinting akan memberikan
support yang lebih baik baik.
Evaluasi Jaringan Periodontal
Penyakit periodontal adalah salah satu faktor utama dari kehilangan gigi, Penggunaan
dari GTSL ditempatkan dalam faktor utama terhadap penyakit perio dan menyebabkan
gigi hilang. Namun jika perawatan GTSL sukses, perkembangan penyakit dapat
terkontrol.
Kontrol jaringan prio harus dilihat dalam pemeriksaan radiograf dan eksminasi
intraoral.Eksaminasi intraoral seperti mengecek kedalam poket dengan probe, keadaan
inflamasi, infeksi, keterlibatan furkasi dan kehilangan perlekatan dari attached gingiva,
selain itu dilihatb juga keadaan warna, texture, dan bentuk jaringan gingiva. Sedangakn
pemeriksaan radiograf digunakan untuk penunjang pemeriksaan klinis dan bukan
Denture Stomatitis
Dikarakteristikkan sebagai eritema menyeluruh pada jaringan lunak yang tertutupi oleh
mukosa. Kondisi ini terjadi jika protesa terbuat dari resin akrilik atau metal dan sering
terjadi pada rahang atas. Mukoasa akan terlihat bengkak dan halus,pasien kadang
merasa seperti terbakar. Adanya Candida albicans pada keadaan ini sehingga pasien
sering diberi obat-obatan antifungal. Perawatan lainnya yaitu tissue rest.
eksotosis
harus
dihilangkan
melalui bedah.
Tuberositas maksilaris, area distolingual pada rahang
bawah, dan area yang baru saja diekstraksi
merupakan area yang paling sering terdapat undercut
yang nantinya akan mempengaruhi insersi protesa.
Undercut yang parah harus dikoreksi dengan bedah.
Evaluasi Keabnormalitasan Jaringan Lunak
Labial Frenum
Labial frenum maksila menjadi masalah ketika pemasangan protesa pada gigi anterior.
Frenum melekat pada crest atau ridge. Biasanya dilakukan frenectomy pada pasien dengan
bibir atas yang pendek.
nantinya malah mengurangi residual ridge sehingga residual ridge menjadi pendek.
Sehingga biasanya dilakukan vestibular extension atau ridge augmentation.
Evaluasi Kuantitas dan Kualitas Saliva
Jika mulut kering, pasien akan merasa tidak nyaman memakai protesa. Nantinya, jaringan
lunak akan teriritasi dan terjadi ulserasi. Obat-obatan, radiasi, usia, penyakit dan tingkat
kecemasan akan menurunkan laju saliva. Saliva yang mutinous dan kuantitasnya tinggi harus
diperhatikan karena nantinya akan menjadi masalah saat pencetakan.
Evaluasi Space Mandibular Major Connector
Lingual bar major connector minimumnya tingginya 5 mm. superior margin konektor harus
berada pada 3 mm dari free gingiva margin pada rahang bawah untuk menghindari kerusakan
jaringan gingiva. Inferior border pada konektor diposisikan pada atau sedikit lebih diatas
dasar mulut untuk menghindari gangguan pada saat pergerakan (fungsi) dan untuk
meminimalisir akumulasi makanan di bawah major connector. Minimumnya, space vertical 8
mm harus ada untuk lingual major connector. Lingual plate major connector harus digunakan
jika space yang tersedia kurang dari 8 mm. Space dihitung dengan alat kalibrasi, yaitu probe
dengan penanda millimeter.
tuberositas secara bedah perlu jika ingin hasil penggantian gigi hilang memuaskan.
Jumlah dan lokasi jaringan yang dihilangkan dapat kita lihat dari diagnostic cast.
Iregularitas atau malposisi bidang oklusal
Karena ekstrusi gigi antagonis. Penanganannya dapat dilakukan dengan:
o Enameloplasti: untuk ekstrusi gigi yang sedang. 2mm enamel dihilangkan.
Pengurangan ini dapat mengoreksi ketidaksesuaian pada bidang oklusal.
o Penempatan crown: jikaekstrusi lebih dari 2 mm atau tidak bisa di
enameloplasti
o Pada gigi yang ekstrusi parah hingga berkontakparah hingga ke ridgenya,
jikatulang alveolar mengikuti erupsi gigi tersebut, perlu untuk menghilangkan
gigi dan merekontur tulang disekeliliingnya. Perawatan endo dan pengurangan
panjang gigi akan membuat gigi tersebut dapat dijadikan overdenture
abutment.
Pada saat gigi P dan M atas tidak memiliki antagonis mereka akan ekstrusi diikuti
dengan penurunan prosesus alveolar ridge. Hal ini dapat menyebabkan gigi berkontak
atau mendekati residual ridge di rahang bawah danmenyebabkan masalah ruang dan
malposisi bidang oklusal. Perawatannya adalah dengan pencabutan gigi /alveolektomi.
Gigi tipping dan malposisi
Gigi posterior cenderung drifting atau miring ke anterior ketika da ruang edentulous
dimesialnya. Prosedur ortodontik untuk pergerakan gigi minor dapat digunakan untuk
memperbaikinya.
Gigi sisa lainnya juga dapat inklinasi ke bukal atau lingual. Dapat diperbaiki dengan
pergerakan ortodontik terkontrol. Pada kasus lain pencabutan 1 atau lebih gigi dapat
menyederhankan desain protesa.
Hubungan maksilomandibular
Malrelasi rahang yang parah dapat menghalangi restorasi fungsi dan estetika yang
adekuat. Beberapa osteoktomi maksila dan mandibula dapat menangani masalahmasalah ini.
Oklusi