Disusun Oleh :
Dinar Ardhi Wicaksono
/ A1H012072
Sundhus Chafidhoh
/ A1H012061
/ A1H012073
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya kami bisa
menyelesaikan karya tulis kami yang berjudul PEMANFAATAN FREEZE
DRYING SEBAGAI USAHA PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN
KELAPA DESICCATED COCONUT INDONESIA. Penulisan karya tulis ini
ditujukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Himatitan Great
Event (Hi-Great) LKTI 2015 dengan tema Inovasi Teknologi dan Sistem
Aplikasi Terpadu Agroindustri Modern yang Berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Brawijaya.
Penulisan karya tulis ini didasarkan pada tinjauan literatur dari berbagai
sumber sehingga dihasilkan pemanfaatan teknologi freeze drying sebagai solusi
peningkatan mutu produk olahan kelapa desiccated coconut di indonesia .
Penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami mohon
maaf jika terdapat kekurangan dalam karya tulis ini. Selain itu, kami juga
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan karya tulis
ini. Kami berharap agar karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca untuk
memberi tambahan pengetahuan mengenai solusi perluasan pariwisata yang tepat
dilakukan di Indonesia. Terima kasih dan selamat membaca.
Purwokerto, 4 Mei 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
iv
D. Freeze Drying............................................................................................
......................................................................................................................7
III. METODE PENULISAN............................................................................
8
A. Jenis dan Pendekatan Penulisan.................................................................
......................................................................................................................8
B. Jenis dan Metode Pengumpulan Data........................................................
......................................................................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
10
A. Desiccated Coconut di Indonesia .............................................................
....................................................................................................................10
B. Freeze Drying ...........................................................................................
....................................................................................................................10
C. Penerapan Metode Frezee Drying pada Desiccated Coconut ...................
....................................................................................................................14
V Penutup..........................................................................................................
16
A. Kesimpulan ...............................................................................................
.........................................................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................
.........................................................................................................................16
Daftar Pustaka.....................................................................................................
17
Lampiran.............................................................................................................
19
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Negara Terbesar pada Produksi Kelapa Dunia Tahun 2012....................
1
vi
vii
viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian yang merupakan komoditas primer memiliki peranan
penting dalam perekonomian dan pembangunan bangsa Indonesia. Indonesia
sebagai negara agraris, mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata
pencaharian, sumber utama pangan maupun sebagai penopang pembangunan
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditinjau dari: (i) cakupan
komoditasnya, meliputi berbagai jenis tanaman berupa tanaman tahunan dan
tanaman semusim, (ii) hasil produksinya, merupakan bahan baku industri atau
ekspor, sehingga pada dasarnya telah melekat adanya kebutuhan keterkaitan
kegiatan usaha dengan berbagai sektor dan sub-sektor lainnya, dan (iii)
pengusahaannya, sebagian besar dikelola/dikerjakan oleh masyarakat menengah
ke bawah yang tersebar di berbagai daerah (Didiek Goenadi, 2005).
Salah satu subsektor pertanian yang menjadi andalan adalah subsektor
perkebunan. Beberapa komoditi unggulan Indonesia dari sektor ini yaitu, kelapa
sawit, kelapa, karet, tebu, kakao, dan kopi. Kelapa merupakan salah satu
komoditas andalan subsektor perkebunan yang memiliki peranan penting dalam
perekonomian Indonesia.
Daya saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri antara dan
industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer, dimana nilai tambah dalam negeri
yang potensial pada produk antara dan hilir dapat berlipat ganda daripada produk
primernya. Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan
keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era
perdagangan bebas saat ini, mutu sebuah produk menjadi syarat mutlak yang
harus dipenuhi agar produk tersebut dapat bertahan di pasar internasional.Potensi
Indonesia dalam mengembangakan berbagai produk olahan kelapa sangat besar
dimana populasi tanaman kelapa di Indonesia adalah yang terbesar di
dunia.Indonesia juga menjadi Negara dengan produksi kelapa nomor satu di dunia
dengan jumlah produksi sebesar 19.400.000 metrik ton.
Tabel 1. Negara Terbesar pada Produksi Kelapa Dunia Tahun 2012 (metrik ton)
No
Negara
Produksi
1
Indonesia
19.400.000
2
Phillipina
15.862.386
3
India
10.560.000
4
Brazil
2.931.531
5
Srilanka
2.224.500
Sumber: FAO,2014
Produk antara dan hilir kelapa yang sudah berkembang dengan baik adalah
desiccated coconut (DC), coconut milk/cream (CM/CC), coconut charcoal (CCL),
activated carbon (AC), brown sugar (BS), nata de coco (ND), dan coconut fiber
(CF). Produk DC, CCL, AC, BS, dan CF sudah masuk pasar ekspor dengan
perkembangan yang pesat. Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa
umumnya menunjukkan tren yang meningkat. Desiccated coconut (DC)
merupakan salah satu produk olahan kelapa yang memiliki volume produksi
ekspor yang terus meningkat dari tahun ketahun.
Desiccated
coconut
(kelapa
parut
kering)
merupakan
salah
satu
pemanfaatan buah kelapa, dimana buah kelapa dipotong potong atau diparut
kecil kecil dan dikeringkan segera dengan warna tetap putih (Buda, 1981).
Selama kurun waktu 2009-2013 volume ekspor desiccated coconut terus
mengalami peningkatan, tetapi nilai ekspor produk ini mengalami tren fluktuatif.
Meskipun volume ekspor terus meningkat dari tahun ketahun posisi Indonesia
dalam ekspor desiccated coconut ini masih berada di bawah Filipina sebagai
kompetitor utama dan sesekali berada dibawah Sri Lanka.
Menurut APCC (Asian and Pacific Coconut Community), perolehan ekspor
produk kelapa Indonesia masih lebih rendah dibanding negara pesaing utama
(Filipina), padahal bila dibandingkan tingkat harga ekspor antar produk kelapa di
kedua negara, harga beberapa produk kelapa asal Indonesia lebih murah. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam perolehan manfaat perdagangan kelapa Indonesia,
pengaruh faktor non harga masih cukup signifikan diantaranya mutu dari produk
tersebut.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam
ekspor desiccated coconut adalah dengan meningkatkan mutunya. Mutu dari
kelapa parut kering yang diinginkan adalah berwarna putih alami dengan aroma
atau rasa yang tidak berubah sehingga dalam pemanfaatannya dapat dihasilkan
produk dengan kualitas yang baik (Grinwoods, 1979). Pengeringan kelapa parut
umumnya
dilakukan
dengan
metode
penjemuran.
Pengeringan
dengan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pelaku usaha desiccated coconut di Indonesia, hasil penulisan ini
diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan daya saing ekspor desiccated
coconut Indonesia di pasar internasional.
2. Bagi pemerintah, hasil penulisan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan guna mendukung peningkatan daya saing ekspor
Produktivitas (Kg/Ha)
1,175
1,159
1,158
1,157
1,170
menunjukan bahwa potensi kelapa di Indonesia sangatlah besar dari sektor hulu
hingga hilir. Hal yang utama adalah bagaimana meningkatkan produktivitas
kelapa sehingga potensi produk olahan kelapa mampu dikembangkan secara
maksimal.
Menurut APCC, perolehan ekspor produk kelapa Indonesia masih lebih
rendah dibanding negara pesaing utama (Filipina), padahal bila dibandingkan
tingkat harga ekspor antar produk kelapa di kedua negara, harga beberapa produk
kelapa asal Indonesia lebih murah. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam
perolehan manfaat perdagangan kelapa Indonesia, pengaruh faktor non harga
masih cukup signifikan diantaranya mutu dari produk tersebut.
B. Desiccated Coconut di Indonesia.
Desiccated
coconut
(kelapa
parut
kering)
merupakan
salah
satu
pemanfaatan buah kelapa, dimana buah kelapa dipotong potong atau diparut
kecil kecil dan dikeringkan segera dengan warna tetap putih (Buda, 1981).
Produk ini biasanya diperlukan oleh perusahaan biskuit, kue-kue, es krim, dan
lain-lain. Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa umumnya menunjukkan
tren yang meningkat. Desiccated coconut merupakan salah satu produk olahan
kelapa yang memiliki volume produksi ekspor yang terus meningkat dari tahun
ketahun. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
dengan aroma
atau
rasa yang
tidak
berubah
sehingga dalam
perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan
maupun tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Soepomo, 2002).
Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penulisan ini adalah
dengan metode:
1. Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan jalan membaca literatur-literatur yang
berkaitan dan menunjang penulisan ini, berupa pustaka cetak maupun
elektronik (data-data internet).
2. Dokumenter
Studi dokumentasi dilakukan dengan jalan membaca laporan-laporan
penulisan sebelumnya serta artikel yang diakses dari internet, buku maupun
jurnal yang sesuai dengan permasalahan.Pada metode ini penulis hanya
memindahkan data yang relevan dari suatu sumber atau dokumen yang
diperlukan.
3. Intuitif Subjektif
Menurut Simogaki dalam Ghofar (1999) intuitif subjektif merupakan
perlibatan pendapat penulis atas masalah yang sedang dibahas.
2.
Pengupasan Tempurung
Kelapa butiran, dari bin dibawa ke tempat pemecah tempurung, biasanya di
layani oleh tenaga kerja laki-laki. Kelapa butiran di pecah tempurungnya,
3.
4.
10
6.
7.
11
Persyaratan
Normal
Normal
Normal
Maks 3,5
Min 65,0
Maks 0,1
Maks 50,0
Maks 10
Maks 1,0
Maks 40,0
Maks 0,05
Maks 106
Maks 10
Maks 104
Sumber: SNI.
Pengeringan kelapa parut umumnya dilakukan dengan metode penjemuran.
Pengeringan dengan penjemuran memiliki banyak kelemahan, diantaranya kelapa
parut akan teroksidasi oleh udara lingkungan, membutuhkan waktu yang lama,
dan ketergantungan cuaca. Dengan metode pengeringa yang biasa dilakukan
kelapa parut kering akan mudah mengalami ketengikan, browning sehingga
kurang menarik dan adanya proses kontaminasi oleh mikroba, kerusakan tersebut
terjadi akibat adanya proses oksidasi terhadap asam lemak tak jenus dalam
minyak atau lemak.
Labuza (1972) melaporkan bahwa oksidasi terhadap lemak terjadi lebih
cepat pada bahan makanan yang mengandung lemak dengan kadar air uang tinggi
yaitu makanan dengan water activity 0.6 0.86. Karena itu untuk meningkatkan
mutunya kita memerlukan teknologi pengeringan yang dapat menurunkan water
activity dari produk desiccated coconut agar tidak mudah terjadi kerusakan yang
tidak diharapkan.
Pengaplikasian teknologi pengeringan yang lebih baik akan dapat
meningkatkan mutu desiccated coconut sehingga akan dapat meningkatkan
volume dan nilai ekspornya. Secara umum dapat dikatakan bahwa frezee
dryingmerupakan metode pengeringan yang terbaik dalam mempertahankan mutu
hasil pengeringan, khususnya untuk bahan bahan yang sensitif terhadap panas.
Keunggulan produk hasil pengeringan beku antara lain adalah struktur yang tidak
mengkerut sehingga memungkinkan rehidrasi yang sangat cepat, retensi flavor yang
tinggi karena pengeringan berlangsung pada suhu rendah, serta daya hidup dan
rekonstitusi sel-sel hidup pada produk kering-beku tetap tinggi. Meskipun demikian
mutu prima hasil pengeringan beku hanya dapatdiperoleh melalui prosedur dan
proses yangtepat dengan bahan yang dikering-bekukan tersebut. Metode yang
umum digunakan adalah :
a.
Penggunaan udara dingin yang ditiupkan atau gas lain dengan suhu rendah
kontak langsung dengan makanan, misalnya dengan alat alat pembeku tiup
(blast), terowongan (tunnel), bangku fluidisasi (Fluidised bed), spiral, tali
(belt) dan lain lain.
12
langsung
makanan
ke
dalam
cairan
pendingin,
atau
kesetimbangan antara uap, air dan es. Titik dimana terjadi kesetimbangan antar
ketiga fase yang disebut sebagai titik tripel. Titik triple untuk air terjadi pada
pada tekanan 610,5 Padan suhu 0C. Untuk bahan dalam kondisi beku pada
tekanan yang dipertahankan tetap dibawah tekanan triple, dan kemudian suhu
produk dinaikkan maka yang terjadi adalah peristiwa sublimasi, yaitu perubahan
fase dari padat (es) ke uap. Jika kondisi ini dipertahankan, maka air (es) dalam
bahan pangan secara kontinyu akan berkurang melalui proses sublimasi.
C. Penerapan Metode Frezee Drying pada Produk Desiccated Coconut.
Diterapkannya metode freeze drying pada produk desiccated coconut di
Indonesia akan berakibat terhadap peningkatkan volume dan nilai ekspor produk
tersebut, dengan demikian maka akan berpengaruh juga terhadap perekonomian
dari para pelaku usaha desiccated coconut di Indonesia. Pada produk sari
temulawak, proses pengeringan beku dapat mempertahankan bentuk kaku dari
bahan yang dikeringkan, sehingga menyebabkan bahan berpori dan tidak
mengkerut dalam keadaan kering. Dimana secara visual dapat dilihat bahwa
produk beku sari temulawak yang dihasilkan memiliki bentuk yang sama dengan
bentuk bahan pada saat akan dikeringbekukan (Harianja,2013). Oleh sebab itu
maka dengan diaplikasikannya teknologi freeze drying pada produk desiccated
coconut akan bermanfaat untuk meningkatkan mutunya.
13
merupakan faktor pemicu meningkatkan volume dan nilai ekspor suatu produk,
itu disebabkan adanya peningkatan jumlah volume produk yang dapat memenuhi
standar mutu dari suatu negara dan dengan mutu yang baik produk kita juga akan
bernilai jual tinggi karena temasuk pada grade yang tinggi pula.
Bila ditinjau dari segi ekonomi, maka dengan meningkatnya volume dan
nilai ekspor produk desiccated coconut maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan negara. Tidak hanya pendapatan negara tetapi juga memungkinkan
terjadinya peningkatan kesajahteraan dari para pelaku usaha dan pekerja tidak
hanya pada produk desiccated coconut tetapi juga para petani kelapa yang
notabene merupakan bahan utama dari desiccated coconut itu sendiri.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sektor pertanian yang merupakan komoditas primer memiliki peranan
penting dalam perekonomian dan pembangunan bangsa Indonesia. Salah satu
subsektor pertanian yang menjadi andalan adalah subsektor perkebunan. Kelapa
merupakan salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan yang memiliki
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Dalam era perdagangan bebas
saat ini, daya saing sebuah produk menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi
agar produk tersebut dapat bertahan di pasar internasional. Potensi Indonesia
dalam mengembangakan berbagai produk olahan kelapa sangat besar dimana
14
populasi tanaman kelapa di Indonesia adalah yang terbesar di dunia yaitu sebesar
19.400.000 metrik ton. Salah satu industri antara yang sudah berkembang dengan
baik desiccated coconut. Selama kurun waktu 2009-2013 volume ekspor
desiccated coconut terus mengalami peningkatan dengan nilai ekspor yang
fluktuatif.
Mutu desiccated coconut yang diinginkan adalah putih alami dengan
aroma atau rasa yang tidak berubah. Pengeringan kelapa parut umumnya
dilakukan dengan metode penjemuran. Pengeringan dengan penjemuran memiliki
banyak kelemahan, diantaranya kelapa parut akan teroksidasi oleh udara
lingkungan, membutuhkan waktu yang lama, dan ketergantungan cuaca, selain itu
permasalahan yang sering timbul dalam pembuatan kelapa parut kering dengan
metode ini adalah timbulnya warna dan bau yang menyimpang serta daya
simpannya relatif masih rendah.
Oleh sebab itu pemanfaatan teknologi fereeze drying merupakan salah satu
alternative pemanfaatan teknologi guna meningkatkan mutu desiccated coconut
karena proses pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan suhu rendah,
sehingga hal inilah yang menyebabkan komponen yang mudah rusak atau sensitif
terhadap panas dapat dipertahankan, selain itu pengeringan ini dapat
menghasilkan produk dengan kadar air 1% sehingga produk memiliki umur
simpan yang lebih lama. Semakin banyak komponen yang dapat dipertahankan di
dalam produk olahan hasil pertanian maka produk tersebut memiliki mutu yang
lebih baik. Dengan metode yang digunakan, karya tulis ini akan dapat
meningkatkan mutu dari desiccated coconut dengan memanfaatkan teknologi
freeze drying untuk menjaga komponen yang terkandung didalam produk.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah pusat, daerah, LSM dan pengusaha bekerjasama
guna meningkatkan teknologi yang digunakan dalam proses pengeringan
desiccated coconut sehingga mutu dari produk tersebut meningkat dan dapat
memasuki pangsa pasar yang lebih besar. Dengan demikian maka volume dan
nilai ekspor desiccated coconut di Indonesia dapat lebih meningkat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas
Kelapa di Indonesia, 20092013. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Produksi Kelapa Menurut Provinsi di
Indonesia, 20092013. Jakarta.
Feigenbaum, A. V., 1989. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Goenadi, Didiek Hadjar, et.al. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis
Kelapa Sawit di Indonesia. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian RepublikIndonesia.
Grindwood D.E. 1979. Coconut Palm Product.Their Processing in development
Countries.FAO. Agricultural Organization of The United Nations. Rome.
Harianja, M. C. 2013. Karakteristik Pengeringan Beku Sari Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb). Skripsi. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Helman, D. R. and R.P. Singh. 1981. Rekayasa Proses Pangan (Food Processing
Engeneering ) diterjemahkan oleh M.A. Wirahatakusumah dkk. Pusat Antar,
Institut Pertanian Bogor.
Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering 3th
Edition. The AVI Publishing Company. Inc., Wesport Connecticut. USA.
Lazuba, T. P. 1972. Sorption Phenomena in Food. Food Technol. 22:263.
16
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata
Biodata Ketua
1
Nama Lengkap
2
NIM
3
Tempat dan Tanggal
Lahir
4
Perguruan Tinggi
5
Fakultas
6
Jurusan
7
Program Studi
8
Alamat Lengkap
9
Telepon/Handphone
10
E-mail
18
Tahun
2011
2014
Biodata Anggota 1
1
2
3
Nama Lengkap
NIM
Tempat dan Tanggal
Sundhus Chafidhoh
A1H012061
Tegal, 6 September 1994
4
5
6
7
8
9
10
Lahir
Perguruan Tinggi
Fakultas
Jurusan
Program Studi
Alamat Lengkap
Telepon/Handphone
E-mail
Penghargaan
Siswi Terbaik
19
Tahun
2012
Biodata Anggota 2
1
Nama Lengkap
2
NIM
3
Tempat dan Tanggal
Lahir
4
Perguruan Tinggi
5
Fakultas
6
Jurusan
7
Program Studi
8
Alamat Lengkap
9
10
Telepon/Handphone
E-mail
20
Tahun
2013-2015
2014
Program Kreatifitas
Mahasiswa Pengabdian
Masyarakat
DIKTI
21
2014