Anda di halaman 1dari 13

TEORI

TINDAKAN
KOLEKTIF

Ahmad Ali Munawar

(130432605589)

Fajar Dwi Ariffandhi

(130432611447)

Giyan Ahmad Rozaqi

(130432616540)

Khoirotun Nisa

(130432611431)

Teori Tindakan Kolektif (collective


action) pertama kali diformulasikan
oleh Mancur Olson (1971), khususnya
saat menghapus masalah kelompokkelompok kepentingan (interest
groups)

Teori kolektif sangat berguna untuk untuk


mengatasi masalah Penunggang bebas (freerider) dan mendesain jalan keluar bersama
(cooperative solution) bagi pengelolahan
sumber daya bersama (common resources) atau
penyediaan barang-barang publik (public goods)

Menurut Olson, determinan penting bagi


keberhasilan suatu tindakan bersama adalah:
1) Ukuran (size)
2) Homogenitas (homogeinity)
3) Tujuan Kelompok (purpose of the group)

Beberapa situasi yang membutuhkan


tindakan kolektif agar dapat menyelesaikan
persoalan (Heckathorn, 1993)
1) Sistem untuk mengelola sumber daya
bersama
2) Sistem untuk mengontrol perilaku
3) Perubahan-perubahan sosial semacam
revolusi atau perubahan perlahan melalui
kebijakan publik

Tiga karakteristik esensial:


- Barang atau jasa yang diproduksi bersama, jika
tidak maka tindakan kolektif tidak dibutuhkan
- Produksi memberikan laba kepada semua
anggota kelompok, sehingga tidak mungkin
mengeluarkan anggota yang gagal berkontribusi
dalam aktivitas produksi
- Produksi dalam barang-barang publik
menyertakan biaya

Menurut Olson, ada 3 meknisme


fundamental yang dapat mempercepat
tindakan kolektif:
Produksi secara sukarela akan dapat dilaksanakan
hanya dalam kelompok-kelompok kecil atau
kelompok yang didominasi oleh produsen besar
Interaksi strategis mungkin akan menelurkan kerja
sama cuma dalam kelompok sedang
Insentif selektif mempersyaratkan adanya otoritas
sentral

Enam strategi fungsi pilihan kontribusi dan


pilihan pengawasan

Pilihan Kontribusi
Terhadap Barang
Publik (Level
Pertama)

Pilihan Pengawasan Interpersonal (Level Kedua)


Pengawasan Lunak Tanpa Pengawasan Pengawasan
(kerjasama)
(kegagalan)
opoposional

Kontribusi (kerja
sama)

Kerjasama penuh

Kerjasama privat

Oposisi lunak

Tidak Kontribusi
(kegagalan)

Kerjasama
hipokitikal

Kegagalan penuh

Oposisi
penuh

Tipe-Tipe Tindakan Berdasarkan Konsep


Habermas (1984)

Orientasi Tindakan Orientasi Keberhasiln


Situasi Tindakan
(System)
Non-sosial

Tindakan
instrumental

Sosial

Tindakan strategis

Orientasi Pencapaian
Pemahaman
(Lifeword)
Tindakan Komunikatif

Review Jurnal
Jurnal : UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN PADA PETANI MENGGUNAKAN
MODEL TINDAKAN KOLEKTIF KELEMBAGAAN PERTANIAN

Jurnal ini membahas tentas pengetasan kemiskinan. Di Indonesia seperti


rata-rata negara berkembang lainnya angka kemiskinan relatif tinggi.
Tidak terkecuali penduduk berprofesi petani. Secara konseptual
kemiskinan diposisikan sebagai isu ekonomi dan isu sosial (Yustika,
2007), sehingga diperlukan metode yang tepat untuk menyelesaikan
masalah ini. Dalam jurnal ini, model tindakan kolektif dianggap sebagai
salah satu metode yang dapat menyelesaikan masalah kemiskinan yang
dialami petani dengan studi kasus 11 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Dimana provinsi penduduk Jawa Timur sesuai data BPS pada tahun
2009, 42,9 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian.

Review Jurnal
Secara umum, penyebab kemiskinan di Indonesia adalah malpraktik
pembangunan akibat formulasi kebijakan ekonomi (sosial politik) yang
salah. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang diproduksi pemerintah
cenderung mendahulukan kepentingan pemilik modal dan sektor industri/
jasa ketimbang pelaku ekonomi kecil dan sektor pertanian (Oktavianti,
2007). Dilihat dari masalah ini maka Teori Tindakan Kolektif yang
diformulasikan oleh Mancur Olson sesuai dengan kasus kemiskinan petani
yang menunjukkan masalah kelompok-kelompok kepentingan yang harus
dihapus.

Review Jurnal
Jurnal ini menunjukkan bahwa penyebab kemiskinan petani dilatar
belakangi: kemampuan investasi petani yang rendah, ketergantungan
petani, ketergantungan dana, dan tidak terpenuhinya kebutuhan
pokok. Dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut, teori kolekti
sangat berguna karena selain mengatasi masalah free rider, teori ini
mendesain jalan keluar jalan keluar bagi pengolahan sumber daya bersama
(commeon resources) atau penyediaan barang- barang publik (public
goods)

Review Jurnal
Jurnal ini menawarkan empat program yang diimplementasikan dalam
bentuk kebijakan-kebijakan. Pertama, kebijakan pembelian pertanian oleh
pemerintah serta penciptaan skill tinggi bagi petani untuk mencitapakan
produk kualitas tinggi. Kedua, program pembentukan/ pengaktifan KUT/
Gapoktan dimulai dengan diadakannya pelatihan. Ketiga, pendampingan
Gapoktan. Terakhir, pengadaan lahan percontohan di masing-masing desa.

Anda mungkin juga menyukai