Anda di halaman 1dari 5

Tafsir As-Sadi Surat Al-Baqarah: 30-34

Penulis:
asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir bin Abdillah Alu Sadi at-Tamimi al-Hambali semoga Allah
Subhaanahu wa Taala merahmatinya

Tafsir ayat:
30. Ini merupakan permulaan dalam penciptaan Adam alaihis salaam,bapaknya manusia dan
yang utamanya, dan bahwasanya AllahSubhaanahu wa Taala ketika ingin menciptakannya, Dia
mengabarkan kepada para malaikat tentang hal tersebut, dan bahwasanya AllahSubhaanahu
wa Taala menjadikannya sebagai khalifah di bumi, lalu para malaikat alaihimus salaam berkata,

Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dengan kemaksiatan-kemaksiatan dan menumpahkan darah, hal ini
merupakan pengkhususan setelah adanya peng-umum-an (tamim) demi menjelaskan besarnya
kerusakan akibat pembunuhan itu, dan hal itu adalah sebatas dugaan malaikat bahwasanya
khalifah yang akan diciptakan di bumi itu akan melakukan hal-hal yang mereka sebutkan, lalu
mereka mensucikan Sang Pencipta dari hal itu semua dan mengagungkanNya, mereka memberi
tahu bahwasanya mereka dalam kondisi selalu beribadah kepadaNya tanpa berbuat kerusakan,

maka mereka berkata,

Padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau, maksudnya kami mensucikan Engkau dengan segala kesucian yang
sesuai dengan segala pujian dan keagunganMu,


dan mensucikan Engkau. Kemungkinan artinya adalah mensucikanMu. Jadi, huruf lam
mengandung maksud pengkhususan dan keikhlasan, atau mungkin juga dapat berarti kami
mensucikan diri kami karenaMu yaitu membersihkannya dengan cara menghiasinya dengan
akhlak-akhlak yang mulia, seperti mencintai Allah, takut kepadaNya, dan mengagungkanNya,
dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina.

Dia berkata, Allah berkata kepada malaikat


Sesungguhnya Aku mengetahui dari khalifah ini, apa yang kamu

Selanjutnya Dia firmamen

tidak ketahui, karena perkataan kamu adalah menurut apa yang kamu sangkakan, sedangkan
Aku mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi, dan Aku mengetahui bahwasanya
kebaikan yang diperoleh dari penciptaan khalifah ini adalah lebih besar berlipat ganda yang
termasuk di dalamnya keburukan-keburukan, maka sekiranya dalam hal itu tidak terjadi

keburukan hanya saja AllahSubhaanahu wa Taala hendak memilih di antara mereka para Nabi,
orang-orang shiddiq, para syuhada, dan orang-orang yang shalih, juga agar ayat-ayat Allah
nampak jelas bagi makhluk, dan adanya penyembahan yang tidak mungkin ada tanpa
penciptaan khalifah tersebut seperti berjihad dan lain-lainnya, dan agar nampak sesuatu yang
dirahasiakan oleh insting orang-orang yang mukallaf, berupa kebaikan maupun kejahatan
dengan ujian, dan agar jelas antara musuhNya dari waliNya dan golonganNya dari yang
memerangiNya, dan agar nampak pula apa yang tersirat oleh jiwa Iblis dari kejahatan yang
terpatri padanya dan menjadi karakternya, itu semua adalah hikmah-hikmah yang agung yang
tidak perlu mencari hikmah selainnya.
Kemudian ketika perkataan para malaikat alaihimus salaam menunjukkan keutamaan mereka
atas khalifah yang akan diciptakan oleh Allah di muka bumi, maka Allah hendak menjelaskan
kepada mereka tentang keutamaan Adam alaihis salaam yang membuat mereka mengetahui
keutamaan Allah, kesempurnaan hikmah dan ilmuNya.
31. Lalu Dia mengajarkan


kepada Adam nama-nama

(benda) seluruhnya yaitu nama-nama sesuatu dan apa pun yang bernama dengan nama itu,
maka Allah mengajarkan kepadanya nama dan yang dinamakan, maksudnya kata-kata dan
makna-maknanya hingga kata-kata yang dikecilkan dan yang dibesarkan seperi al-Qushah

kemudian
mengemukakannya. Dia mengemukakan hal-hal yang bernama-nama tersebut,

yaitu mangkuk besar dan al-Qushaiah yaitu mangkuk kecil,


kepada para malaikat sebagai ujian bagi mereka, apakah mereka mengetahui

hal-hal yang bernama itu ataukah tidak,

Lalu Dia berfirman, Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang benar. Dalam perkataan dan dugaan kalian bahwasanya
kalian lebih utama dari pada khalifah tersebut.
32.


Mereka menjawab, Maha Suci Engkau, maksudnya kami

mensucikan Engkau dari sanggahan kami terhadapMu dan penentangan kami atas
perintahMu,

tidak ada yang kami ketahui dengan segala bentuknya,


Selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami tentangnya sebagai suatu

anugerah dariMu dan kemuliaan.


SesungguhnyaEngkaulah yang Maha Mengetahui lagi

Mahabijaksana Yang Maha Mengetahui adalah yang mengetahui sesuatu dalam segala

aspeknya, tidak ada yang tertutup olehnya dan tidak terlupakan seberat biji zarrah pun di langit
maupun di bumi, dan tidak yang kecil maupun yang besar. Yang Mahabijaksana adalah Dzat
yang memiliki kebiijaksaan yang sempurna yang tidak ada seorang makhluk pun yang keluar
darinya dan tidak seorang pun yang diperintahkan menyimpang darinya, karena Dia tidaklah
menciptakan sesuatu kecuali ada hikmah dibaliknya, dan tidak pula Dia memerintahkan kepada
sesuatu kecuali menyimpan hikmah padanya, sedangkan hikmah itu sendiri adalah meletakkan
sesuatu pada tempatnya yang sesuai.
Lalu mereka sadar dan mengakui ilmu Allah dan hikmahNya, dan ketidakmampuan mereka
dalam mengetahui sekecil apa pun, serta pengakuan mereka terhadap keutamaan Allah kepada
mereka apa-apa yang tidak mereka ketahui.

33. Saat itulah Allah berfirman,

Hai Adam,

beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu, yaitu nama-nama benda yang

dikemukakan oleh Allah kepada para malaikat namun mereka tidak mampu akan hal itu,

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama

benda itu jelaslah bagi mereka keutamaan Adam alaihis salaam atas mereka, dan hikmah Sang

Pencipta dan ilmuNya dalam menetapkannya sebagai khalifah.



Allah berfirman, Bukankah sudah Ku

katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi. Yaitu apa
yang tersembunyi darinya dan tidak kita lihat, maka apabila Dia mengetahui yang ghaib maka

Dan mengetahui apa yang kamu


lahirkan, maksudnya apa yang kamu nampakkan,
Dan apa yang
kesaksian adalah lebih utama,

kamu sembunyikan.

34. Kemudian Allah Subhaanahu wa Taala memerintahkan kepada mereka untuk bersujud
kepada Adam alaihis salaam sebagai suatu penghormatan atasnya, pemuliaan dan
penghambaan hanya kepada Allah Subhaanahu wa Taala, lalu mereka menaati perintah Allah
tersebut dan mereka semuanya segera bersujud,

Kecuali Iblis; dia

enggan, dia tidak mau bersujud dan ia takabbur dari perintah Allah dan terhadap Adam alaihis
salaam seraya berkata,

Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah? (Al-Isra: 61)
Keengganan ini berasal darinya, dan kesombongan yang dihasilkan dari kekufuran yang
merupakan perkara cakupannya, yang akhirnya jelaslah saat itu permusuhannya terhadap Allah
dan Adam serta kekufurannya dan kesombongannya.
Dalam ayat ini terkandung banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dan ayat-ayat penetapan
akan firman (kalam,-edt) Allah Subhaanahu wa Taalaserta bahwasanya Allah senantiasa
berfirman sekehendakNya dan berfirman dengan apa yang dikehendakiNya, dan bahwasanya
Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Padanya juga ada dalil bahwasanya seorang hamba
bila tidak mengetahui tentang hikmah Allah yang terkandung di balik beberapa makhluk dan
perintah-perintah, maka wajiblah atasnya menerimanya saja dan menuduh akalnya yang lemah
serta menetapkan bahwasanya Allah memiliki hikmah di balik itu semua. Dalam ayat ini juga ada
dalil tentang perhatian Allah terhadap urusan para malaikat dan kebaikan Allah kepada mereka
dengan mengajarkan kepada mereka apa yang mereka tidak tahu, serta peringatanNya kepada
mereka akan hal-hal yang mereka tidak ketahui.
Dalam ayat ini terkandung pernyataan akan keutamaan ilmu dari beberapa segi:
Bahwasanya Allah menyadarkan para malaikatNya tentang ilmu dan hikmahNya.

Bahwasanya Allah mengemukakan kepada mereka akan keutamaan Adam karena ilmu, dan
bahwasanya ilmu itu adalah perkara yang paling baik bagi seorang hamba.
Bahwasanya Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam
sebagai penghormatan terhadapnya ketika jelas keutamaan ilmunya.
Bahwasanya ujian bagi orang lain, bila dia tidak mampu melakukan ujian itu kemudian
Allah Subhaanahu wa Taala memberitahukan jawabannya, maka hal tersebut merupakan hal
yang paling utama dari pada mengetahui ujian itu sejak semula.
Mengambil pelajaran dari kondisi kedua bapak manusia maupun jin, dan penjelasan akan
keutamaan Adam serta karunia-karunia Allah terhadapnya serta permusuhan Iblis kepadanya,
dan pelajaran-pelajaran lainnya.

Anda mungkin juga menyukai