Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA DAN AGAMA

Dosen Pengampu
Maryatun Kabatiah, M.Pd
DISUSUN OLEH :
YULIA AFRIANI

NIM A1D115010

RUSLAINI

NIM A1D115026

MAYA AMELIA PUTRI

NIM A1D115014

WIDYA ANGGRAINI

NIM A1D115039

MAY SUBANDIYO

NIM A1D115006

NUR AMALINA

NIM A1D115002

ARAHUL ALLAZI

NIM A1D115027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pancasila Sebagai
Ideologi serta Pancasila dan Agama ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila kelompok enam.
Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Maryatun Kabatiah, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kami ucapkan juga
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Semoga tugas yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan. Kami mengharapkan kritik dari pembaca agar dapat meningkatkan
kualitas makalah ini.

Muara Bulian, September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I
1.1 Latar Belakang ...................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah ..............................................................................4
2.2 Tujuan ................................................................................................4
BAB II
2.1 Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia .......................................6
2.2 Hubungan pancasila dan agama ..........................................................7
2.2.1 Makna ketuhanan Yang Maha Esa ...........................................10
2.2.2 Kontroversi pancasila dengan agama .......................................12
BAB III
3.1 Kesimpulan .........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pancasila

merupakan

dasar

negara

dan

pemersatu

bangsa

Indonesia.Pancasila juga sebagai jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah,


ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia Mengapa begitu besar pengaruh
Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Hal ini karena bangsa Indonesia
memilki keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan
budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi hal-hal atau
perbedaan di atas harus dipersatukan.
Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia.
Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di
dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi
semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul
orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia.
Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia
yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga
kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan
sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah
pemberontakan tentara GAM. Dan juga ada kejadian beberapa sekolah yang
melarang muridnya untuk hormat kepada bendera karena apabila mereka hormat
kepada bedera itu sama saja dengan menyamakan tuhan dengan bendera atau
biasanya sering di sebut dengan mempersekutukan tuhan dan orang orang yang
mempersekutukan tuhan di sebut musyrik.

Jika kita melihat semua kejadian di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada
kurangnya pemahaman tentang ideologi Pancasila sebagai ideologi negara
Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang
melakukan perbuatan atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah
yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlatar belakang prinsip
agama.
Berdasarkan Latar Belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk
menulis makalah yang berjudul HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA.
Dan Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama.
Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi
pancasila dan juga kesalahan merekadalam menafsirkan pelajaran pelajaran atau
ilmu agama yang mereka dapatkan. atau mungkin juga mereka mudah di
pengaruhi dan di hasut dengan alasan agama atau kebebasan.dengandemikian
sangat mudah bagi orang orang yang ingin menghancurkan negri ini
memanfaatkan mereka.
1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi negara ?


2. Apa hubungan pancasila dalam kehidupan beragama ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi negara.
2. Untuk mengetahui hubungan pancasila dalam kehidupan beragama.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita dan logos yang berati ilmu. Kata idea barasal dari kata bahasa
Yunani eidos yang berarti bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya
melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga
cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar,pandangan atau paham.
Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat
merupakan kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar
yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian
tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. (Kaelan, 2014: 111-112)
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta
nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi
(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia
sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh


para pendiri negara, sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan
tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara menyeluruh.
2.2 Hubungan Pancasila dan Agama
Pancasila yang di dalamnya dasar filsafat hubungan negara dan agama
merupakan karya besar bangsa Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri negara
yang tertuang dalam Pancasila merupakan karya yang khas. Begitu pentingnya
memantapkan kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa
kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan
menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi,
yang maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan
bahkan juga Animisme. Menurut Surya Atika (Chaidar, 1998: 36).
Menurut Notonegoro(dalam Kaelan, 2012:47), Bangsa Indonesia adalah
sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, yang digali dari bangsa Indonesia yang

berupa nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat


dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai kalimat yang
kemudian dikenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secara
lengkap berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinya
walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunyai
tujuan yang berbeda.
Kuatnya faham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat
arus besar pendiri bangsa tidak dapat membayangkan

ruang publik

hampa

Tuhan. Sejak dekade 1920-an, ketika Indonesia mulai dibayangkan sebagai


komunitas politik bersama, mengatasi komunitas kultural dari ragam etnis dan
agama, ide kebangsaan tidak terlepas dari Ketuhanan.
Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula
bahwa sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa atau sebab pertama
itu (meskipun istilah prima causa tidak selalu tepat, sebab Tuhan terus-menerus
mengurus makhluknya), sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam
pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran
ini juga diterima oleh agama-agama lain di Indonesia.
Prinsip Ketuhanan

Yang

Maha

Esa

mengandung makna

bahwa

manusia Indonesia harus mengabdi kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha
Esa dan

mengalahkan ilah-ilah

atau

Tuhan-Tuhan

lain

yang bisa

mempersekutukannya. Dalam bahasa formal yang telah disepakati bersama


sebagai perjanjian bangsa sama maknanya dengan kalimat Tiada Tuhan selain
Tuhan Yang Maha Esa. Di mana pengertian arti kata Tuhan adalah sesuatu
yang kita taati perintahnya dan kehendaknya.Prinsip dasar pengabdian adalah
hanya satu tuannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Jadi itulah yang menjadi misi
utama tugas para pengemban risalah untuk mengajak manusia mengabdi
kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan negara dengan
agama menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah sebagai berikut
(Kaelan, 2012: 215-216):

Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.


Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan Yang
Maha Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk

memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masingmasing.


Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya

manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.


Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan

inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.


Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan

hasil peksaan bagi siapapun juga.


Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama

dalam negara.
Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus
sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama normanorma Hukum positif maupun norma moral baik moral agama maupun
moral para penyelenggara negara.

2.2.1 Makna Ketuhanan Yang Maha Esa


Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 ayat (1) UUD
1945] serta penempatan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dalam
Pancasila mempunyai beberapa makna, yaitu:
Pertama, Pancasila lahir dalam suasana kebatinan untuk melawan
kolonialisme dan imperialisme, sehingga diperlukan persatuan dan persaudaraan
di antara komponen bangsa. Sila pertama dalam Pancasila Ketuhanan Yang Maha
Esa menjadi faktor penting untuk mempererat persatuan dan persaudaraan,
karena sejarah bangsa Indonesia penuh dengan penghormatan terhadap nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya setelah Ketuhanan Yang
Maha Esa pada saat pengesahan UUD 18 Agustus 1945 tidak lepas dari cita-cita
bahwa Pancasila harus mampu menjaga dan memelihara persatuan dan
persaudaraan antarsemua komponen bangsa. Ini berarti, tokoh-tokoh Islam yang
menjadi founding fathersbangsa Indonesia telah menjadikan persatuan dan
persaudaraan di antara komponen bangsa sebagai tujuan utama yang harus berada
di atas kepentingan primordial lainnya.
Kedua, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta berkesimpulan
bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebab yang pertama atau causa
prima dan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah kekuasaan rakyat

10

dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan amanat negara dari rakyat, negara
bagi rakyat, dan negara oleh rakyat. Ini berarti, Ketuhanan Yang Maha Esa
harus menjadi landasan dalam melaksanakan pengelolaan negara dari rakyat,
negara bagi rakyat, dan negara oleh rakyat.
Ketiga, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta juga
berkesimpulan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa harus dibaca sebagai satu
kesatuan dengan sila-sila lain dalam Pancasila secara utuh. Hal ini dipertegas
dalam kesimpulan nomor 8 dari seminar tadi bahwa: Pancasila adalah (1)
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia (berkebangsaan) yang berkerakyatan dan yang berkeadilan
sosial; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan), yang berkerakyatan dan yang
berkeadilan sosial (3) Persatuan Indonesia (kebangsaan) yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan dan
berkeadilan sosial (4) Kerakyatan, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan

yang

adil

dan

beradab,

yang

berpersatuan

Indonesia

(berkebangsaan) dan berkeadilan sosial (5) Keadilan sosial, yang ber-Ketuhanan


Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bepersatuan
Indonesia (berkebangsaan) dan berkerakyatan. Ini berarti bahwa sila-sila lain
dalam Pancasila harus bermuatan Ketuhanan Yang Maha Esa dan sebaliknya
Ketuhanan Yang Maha Esa harus mampu mengejewantah dalam soal kebangsaan
(persatuan), keadilan, kemanusiaan, dan kerakyatan.

11

Keempat, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa juga harus
dimaknai bahwa negara melarang ajaran atau paham yang secara terang-terangan
menolak Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti komunisme dan atheisme. Karena itu,
Ketetapan MPRS No. XXV Tahun 1966 tentang Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme
Leninisme masih tetap relevan dan kontekstual. Pasal 29 ayat 2 UUD bahwa
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing bermakna bahwa negara hanya menjamin kemerdekaan untuk
beragama. Sebaliknya, negara tidak menjamin kebebasan untuk tidak beragama
(atheis). Kata tidak menjamin ini sudah sangat dekat dengan pengertian tidak
membolehkan, terutama jika atheisme itu hanya tidak dianut secara personal,
melainkan juga didakwahkan kepada orang lain.
2.2.3 Kontrovensi Pancasila dan Agama
Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama
islam, maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas
dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila
Ketuhanan yang Maha Esa. yang pada awalnya berbunyi dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluknya yang sejak saat itu dikenal sebagai
Piagam Jakarta. Namun

ada

dua ormas

Islam

terbesar

saat

itu

yang

menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas Islam tersebut
menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung
akan menjadikan.Indonesia sebagai negara Islam yang utuh maka hal tersebut
dapat memojokkan umat beragama lainnya. Yang lebih buruk lagi adalah akan
memecah belah bangsa ini khususnya bagi provingsi-provingsi yang sebagian
besar penduduknya nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti bahwa Pancasila mengakui
12

dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk


juga
negara

Kristen,
pada

Katolik, Budha, Khonghucu dan Hindu sebagai agama resmi


saat

itu.

Di

akses

atika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-dan-agama.html

BAB III
PENUTUP

13

dari

http://suraya-

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang dipaparkan, dapat disimpulkan :
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa. Pancasila juga bukan hanya
merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya
memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga
Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa
secara menyeluruh.
2. Makna Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa
lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang
berbunyi sila Ketuhanan yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

14

Atika, Suraya. 2014. Pancasila dan Agama (online).http://surayaatika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-dan-agama.html (Diakses 21 Oktober


2015)
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta :Paradigma.
Kaelan. 2012, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta :Paradigma.
Mustamin, Syaiful Bachri. 2011. Hubungan Pancasila dan Agama (online).
(Diakses 21 Oktober 2015)

15

16

Anda mungkin juga menyukai