Laporan Akhir Jembatan Wheatstone
Laporan Akhir Jembatan Wheatstone
2. ALAT-ALAT
Sumber Tegangan (DC)
Bangku Hambatan
Komutator
Galvanometer/zerodetektor
Meja ukur(lengkap)
Kabel-kabel penghubung
Beberapa hambatan yang akan diukur besarnya
10. TEORI
Jembatan wheatstone adalah suatu rangkaian listrik dengan susunan seperti
gambar berikut:
C
Rb
I3
A
Rx
IG
G
I4
I2
I1
R1
R2
D
gambar 1
Jika jarum galvanometer (G) menunjukan nol, berarti tidak ada arus yang
melalui G. Jadi tidak ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :
Vc=Vd(1)
Maka diperoleh persamaan:
Rx=(R2/R1)Rb(2)
K
G
Rb
I3
D
L1
L2
AC
Rx
I4
I2
I1
ST
gambar 2
keterangan gambar
K
= komutator untuk mengubah arah arus
Rb
= hambatan yang diketahui nilainya (bangku hambatan)
Rx
= hambatan yang ingin dicari besarnya
G
= galvanometer
L
= kawat hambatan lurus pada mistar
ST
= sumber tegangan
Keterangan posisi
L1 di sisi 1 dengan hambatan R1
L2 di sisi 2 dengan hambatan R2
Rb di sisi 3 dengan hambatan Rb
Rx di sisi 4 dengan hambatan Rx
Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka
persamaan (2) menjadi:
Rx
L2
xRb ;
L1
atau Rx
L2
xRb
L1
.(3)
hanyalah
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Data Ruang
KEADAAN RUANG
Suhu (oC)
Tekanan(cmHg)
Kelembapan(%)
AWAL PERCOBAAN
(2,50 0,05) 10
(6,8050 0,0005) 10
(7,50 0,05) 10
AKHIR PERCOBAAN
(2,60 0,05) 10
(6,8030 0,0005) 10
(7,10 0,05) 10
Data Percobaan
Sisi 3
Sisi 4
I()
Rb
Rx1
Rb
Rx2
Rb
Rx seri
Rb
Rxparalel
II()
Rx1
Rb
Rx2
Rb
Rx seri
Rb
Rxparalel
Rb
Kedudukan D
(panjang sisi 1/ L1)
Sebelum
Sesudah
komutasi komutasi
III(cm)
IV(cm)
Harga
rata-rata
III & IV
Panjang
sisi 2
L2=LL1
V(cm)
VI(cm)
Nilai Rx
VII()
Rx1
Rx1
Rx2
Rx2
Rx seri
Rx seri
Rxparalel
Rxparalel
Rb 0 ;
1
1
NST( mistar ) 0,1cm 0,05cm
2
2
1. Rx1
Rx1
"
L2
Rb
L1
Rx1"
L 2
Rx1"
L 2
Rx1"
L1
L1
;
Rb
L 2 Rb
0,05
0,05
L1
L12
(Rx1 Rx1)
Rx1'
L1
Rx1'
Rx1'
Rx1'
L 2
L1
Rb ;
Rb ; Rx1'
L
2
L
1
Rb1
L2
L1 Rb
Rb
0,05
0,05
2
L2
L2
(Rx1 Rx1)
Rx1
Rx1
Rx1 Rx1".Rx1' Rx1 Rx1' Rx1"
Rx1'
Rx1"
;
Rx1"
2
Rx1'
Rx1'
Rx
2
Rx
(Rx1 Rx1)
2. Rx2
Rx 2"
Rx 2"
L2
Rb
L1
Rx 2"
L 2
L 2
Rx 2"
L1
Rb
L 2 Rb
0,05
0,05
L1
L12
(Rx2 Rx2)
Rx 2'
Rx 2'
Rx 2'
Rx 2'
L1
L 2
L1
Rb .
Rb ; Rx 2'
L 2
L1
Rb1
L2
L1 Rb
Rb
0,05
0,05
L2
L2 2
L1
(Rx2 Rx2)
Rx2
Rx2
Rx2 Rx2".Rx2' ; Rx2 Rx2' Rx2"
Rx2'
Rx2"
Rx 2"
2
Rx 2'
Rx 2'
R
2
(Rx2 Rx2)
3. Rx seri (Rxs)
Rxs"
L2
Rb
L1
Rxs"
L 2
Rxs"
L 2
Rxs"
L1
L1
Rb
L 2 Rb
0,05
0,05
L1
L12
(Rxs Rxs)
Rxs '
L1
Rxs '
Rxs'
Rxs '
L 2
L1
Rb
Rb ; Rxs '
L
2
L
1
Rb1
L2
L1 Rb
Rb
0,05
0,05
2
L2
L2
(Rxs Rxs)
Rxs
Rxs
Rxs Rxs".Rxs' Rxs Rxs' Rxs"
Rxs' Rxs"
;
(Rxs Rxs)
Rxs"
2
Rxs '
Rxs '
R
2
4. Rx paralel (Rxp)
L2
Rb
L1
Rxp"
Rxp"
L 2
Rxp"
L 2
Rxp"
L1
L1
Rb
L 2 Rb
0,05
0,05
L1
L12
(Rxp Rxp)
Rxp '
L1
Rxp'
Rxp'
Rxp'
L 2
L1
Rb
Rb ; Rxp '
L 2
L1
Rb1
L2
L1 Rb
Rb
0,05
0,05
L2
L2 2
(Rxp Rxp)
Rxp
Rxp
Rxp Rxp".Rxp' Rxp Rxp' Rxp"
Rxp'
Rxp"
;
Rxp"
2
Rxp '
Rxp '
Rxp '
2
Rxp"
(Rxp Rxp)
SECARA TEORI
Rx1 dan Rx2 didapat dari pengolahan data sebelumnya(pengolahan data no. 1 dan 2)
5. Rx seri (Rxs)
Rxs Rx1 Rx 2 ; Rxs
Rxs
Rxs
Rx1
Rx 2
Rx1
Rx 2
1 Rx1 1 Rx 2
(Rxs Rxs)
6. Rx paralel (Rxp)
Rxp
Rx1 Rx 2
Rxp
Rxp
; Rxp Rx1 Rx1 Rx 2 Rx 2
Rx1 Rx 2
(Rxp Rxp)
Rx12
Rx 2 2
Rx1
Rx 2
2
( Rx1 Rx 2)
( Rx1 Rx 2) 2
9.
10.
untuk arus yang sangat kecil dapat mengakibatkan gerak jarum penunjuk
yang cukup berarti (galvanmometer dibuat dengan spesifikasi demikian).
Oleh karena itu dengan semakin besarnya arus yang melewati
galvanometer akan mengakibatkan semakin jauh simpangan jarumnya,
atau dengan kata lain kepekaannya semakin besar.
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur/menerka suatu hambatan yang
belum diketahui nilainya berdasarkan perbandingan hambatan-hambatan
lain yang telah diketahui nilainya (R1, R2, dan Rb). Pada prakteknya kita
boleh menerka suatu nilai hambatan bila telah terjadi kondisi seimbang
atau Vc = Vd , kondisi ini didapat dengan mengatur posisi kontak geser
D.
Tahanan geser dalam sumber tegangan berfungsi untuk mengatur besar
kecilnya tegangan/arus output dari sumber tegangan tersebut.
37. ANALISA
1. Dari data percobaan kolom III(sebelum komutasi) dan kolom IV(sesudah
komutasi) tidak terdapat perbedaan yang cukup besar dan bisa katakan
cenderung sama pada kondisi setimbang. Hal ini dikarenakan kondisi
setimbang diakibatkan oleh perbandingan L2/L1 yang sama dengan Rx/Rb
sehingga Vc=Vd ;sehingga arah arus tidak mempengaruhi kondisi ini.
2. Perbandingan antara kolom I/Kolom II sebanding dengan perbandingan
antara kolom IV/Kolom V untuk tiap percobaan(dari data percobaan),hal ini
menunjukan bahwa pertukaran posisi Rx dan Rb juga mengakibatkan
perubahan panjang L1 danL2 pada kondisi setimbang, sehingga didapat
perbandingan yang tetap.
3. Untuk rangkaian seri akan didapat suatu hambatan pengganti(Rxs) yang lebih
besar dari kedua hambatan penyusunnya(Rx1 dan Rx2,secara teori dan
percobaan terbukti). Dan apabila terdapat perbedaan yang cukup besar antara
kedua
hambatan
penyusunnya(misalRx1>>Rx2)
maka
hambatan
penggatinya(Rxs) dapat disamakan dengan hambatan terbesar(Rx1) antara
kedua hambatan tersebut. Hal ini dikarenakan sifat hambatan total suatu
rangkaian seri adalah penjumlahan dari masing-masing hambatan
penyusunnya.
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ..+ Rn ; n = banyaknya resistor
4. Untuk rangkaian paralel akan didapat suatu hambatan pengganti (Rxp) yang
lebih kecil dari kedua hambatan penyusunnya(Rx1 dan Rx2,secara teori dan
percobaan terbukti). Dan apabila terdapat perbedaan yang cukup besar antara
kedua
hambatan
penyusunnya(misalRx1>>Rx2)
maka
hambatan
penggatinya(Rxp) dapat disamakan dengan hambatan terkecil(Rx2) antara
kedua hambatan tersebut. Hal ini karena
Rtot
1
1
1
1
1
...
R1 R 2 R3
Rn
38. KESIMPULAN
1. Pada jembatan wheatstone yang digunakan pada praktikum, pada kondisi
setimbang hambatan sisi3/ hambatan sisi 4= hambatan sisi1/hambatan sisi2
2. Kondisi setimbang tidak tergantung oleh arah arus tetapi diindikasikan oleh
Vc = Vd, yang mengakibatkan perbandingan hambatan seperti point 1,
sehingga untuk mencari Rx hanya diperlukan nilai hambatan R1 dan R2 yang
dapat diwakili oleh L1 dan L2 serta Rb (yang diketahui nilainya).