PENGUAT GANDENGAN DC
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUFLIHAH LESTARI
NIM : H21115513
KELOMPOK : IV (EMPAT)
TGL PERCOBAAN : 14 MARET 2017
ASISTEN : RUWAIDAH IL
NUR AFNI SAHARUDDIN
(a) (b)
Gambar III.12 (a). Skema dan (b). foto rangkaian penguat gandengan DC
1. Mengukur besar tegangan masukan catu daya (VCC) menggunakan multimeter,
yaitu dengan cara menyambungkan kabel merah catu daya ke kabel merah
multimeter, begitu pula pada kabel hitam catu daya dihubungkan ke kabel
hitam multimeter.
2. Menyambungkan rangkaian dengan catu daya, yaitu dengan cara
menyambungkan kabel merah ke kaki kolektor Q2 dan kabel hitam di ground.
3. Mengukur besar tegangan kolektor emitor (VCE) pada Q2 menggunakan
multimeter, yaitu dengan menyambungkan kabel merah multimeter ke salah
satu kaki resistor yang terhubung secara paralel dengan kaki kolektor Q2, kabel
hitam multimeter di ground, lalu atur potensiometer RB1 untuk mendapatkan
VCE = VCC .
III.3.2 Pengukuran Besar Tegangan Keluaran pada Tegangan Masukan
Berbeda dan Frekuensi Tetap
1. Menyiapkan rangkaian yang telah digunakan sebelumnya dan telah
disambungkan ke catu daya.
2. Menghubungkan osiloskop channel 1 pada input rangkaian dan channel 2 pada
output rangkaian, yaitu kabel positif osiloskop channel 1 dihubungkan ke kaki
negatif kapasitor C1, kabel positif osiloskop channel 2 dihubungkan dengan
kaki negatif kapasitor C2. Kabel negatif osiloskop channel 1 dan kabel negatif
channel 2 di ground.
3. Menghubungkan signal generator pada rangkaian, yaitu kabel positif signal
generator ke kaki negatif kapasitor C1, kabel hitam signal generator di ground.
4. Menyalakan signal generator dengan mengatur frekuensi sebesar 1000 Hz dan
pada channel 1 yang merupakan signal input diatur sehingga mendapatkan
tegangan sebesar 20 mV, 50 mV, 100 mV, 200 mV, 500 mV, dan 1000 mV.
Mengubah channel 1 pada osiloskop ke channel 2 dan mengamati gambaran
signal output rangkaian.
5. Mencatat hasil tegangan output pada tabel data untuk masing-masing tegangan
input yang diberikan.
III.3.3 Pengukuran Besar Tegangan Keluaran pada Tegangan Masukan
Tetap dan Frekuensi Berbeda
1. Menyiapkan rangkaian yang telah digunakan sebelumnya dan telah
disambungkan ke catu daya.
2. Menghubungkan osiloskop channel 1 pada input rangkaian dan channel 2 pada
output rangkaian, yaitu kabel positif osiloskop channel 1 dihubungkan ke kaki
negatif kapasitor C1, kabel positif osiloskop channel 2 dihubungkan ke kaki
negatif kapasitor C2. Kabel negatif osiloskop channel 1 dan kabel negatif
channel 2 di ground.
3. Menghubungkan signal generator pada rangkaian, yaitu kabel positif signal
generator ke kaki negatif kapasitor (C1), kabel hitam signal generator di
ground.
4. Menyalakan signal generator dengan mengatur frekuensi sebesar 50 Hz dan
pada channel 1 yang merupakan signal input diatur sehingga mendapatkan
tegangan sebesar 50 mV.
5. Mengubah channel 1 pada osiloskop ke channel 2 dan mengamati gambaran
signal output rangkaian.
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 untuk frekuensi yang berbeda-beda, yaitu 50 Hz,
100 Hz, 200 Hz, 500 Hz, 1000 Hz dan 2000 Hz.
7. Mencatat hasil tegangan output pada tabel data untuk masing-masing frekuensi
yang diberikan.
III.3.4 Pengukuran Besar Tegangan pada Kaki-kaki Transistor
1. Menyiapkan rangkaian yang telah digunakan sebelumnya dan telah
disambungkan ke catu daya.
2. Mengukur besar tegangan pada kaki-kaki (kolektor, emitor, dan basis)
transistor Q1 dan Q2 menggunakan multimeter, yaitu dengan menyambungkan
kabel merah multimeter ke kaki transistor yang ingin diukur yaitu kolektor,
emitor, dan basis secara bergantian, lalu kabel hitam multimeter di ground.
3. Mencatat besar tegangan yang tertera di multimeter pada tabel data untuk
masing-masing kaki transistor.
III.3.5Pengukuran Besar Arus pada Kaki-kaki Transistor
1. Menyiapkan rangkaian yang telah digunakan sebelumnya.
2. Menyambungkan rangkaian dengan catu daya, yaitu dengan cara
menyambungkan kabel merah ke kaki kolektor Q2 dan kabel hitam di ground.
3. Memutus hubungan antara resistor RC1 dan kaki kolektor Q1.
4. Mengukur besar arus kolektor Q1 menggunakan multimeter, yaitu dengan cara
menyambungkan kabel merah multimeter ke kaki resistor RC1 dan kabel hitam
ke kaki kolektor Q1.
5. Mencatat nilai arus kolektor pada tabel data.
6. Memasang kembali rangkaian yang telah diputus pada pengukuran arus
kolektor.
7. Memutus hubungan antara resistor RE1 dengan kaki emitor Q1.
8. Mengukur besar arus emitor Q1 menggunakan multimeter, yaitu dengan cara
menyambungkan kabel merah multimeter ke kaki emitorQ1, kabel hitam ke
kaki resistor RE1.
9. Mencatat nilai arus emitor pada tabel data.
III.3.6 Perbandingan Tegangan Keluaran pada Rangkaian Gandengan DC
Dengan Satu Transistor dan Dengan Dua Transistor
1. Menyiapkan rangkaian yang telah digunakan sebelumnya dan telah
disambungkan ke catu daya.
2. Menghubungkan osiloskop channel 1 pada input rangkaian dan channel 2 pada
output rangkaian. Kabel negatif osiloskop channel 1 dan kabel negatif channel
2 di ground.
3. Menghubungkan signal generator pada rangkaian, yaitu kabel positif signal
generator ke kaki negatif kapasitor C1, kabel hitam signal generator di ground.
4. Menyalakan signal generator dan pada osiloskop channel 1 yang merupakan
signal input diatur sehingga mendapatkan tegangan sebesar 100 mV.
5. Memutus hubungan antara kolektor pada transistor pertama dengan kaki basis
transistor kedua.
6. Menyalakan komponen alat ukur.
7. Mencatat hasil pengukuran tegangan output pada tabel data.
8. Menyambungkan kembali hubungan antara kolektor pada transistor pertama
dengan kaki basis transistor kedua.
9. Mengulangi langkah 1 sampai 4.
10. Mencatat hasil pengukuran tegangan output pada tabel data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1. Tabel data
Tabel IV.1.1.1 Data Komponen
No. Transistor Resistor () Kapasitor (F)
1 100 K
10
2 10 K
3 10 K
BC 108 330
4 68
5 470
10
6 1K
Vcc catu daya = 9.62 volt VCE = 4,81 volt
Vcc rangkaian = 9.67 volt
Tabel IV.1.1.2 Besar Tegangan Masukan dan Keluaran
No. Frekuensi (kHz) Vin ( V) Vout (V) Gain
1 0.01 1.3 130
2 0.01 1.3 130
3 0.02 2 100
1
4 0.3 2.6 8.6
5 1 9.3 9.3
6 3.3 9.3 2.8
10
8
Vout (V)
6
4
2
0
0.01 0.01 0.02 0.3 1 3.3
Vin (V)
140
120
100
80
Gain
60
40
20
0
0.01 0.01 0.02 0.3 1 3.3
Vin (V)
80
70
60
50
Gain
40
30
20
10
0
Frekuensi (kHz)
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan diatas adalah
sebagai berikut :
1. Titik dilakukannya pengukuran pada rangkaian dalam percobaan ini adalah
pada kaki emitor, kolektor dan basis pada transistor pertama dan kedua.
2. Terdapat hilang tegangan pada percobaan akan tetapi tidak dilakukan
pengukuran besar hilang tegangan.
3. Tanggapan amplitudo pada penguatan gandengan DC akan mengalami
kenaikan pada batas frekuensi tertentu, kemudian akan mengalami
penstabilan dan akan mengalami penurunan pada batas frekuensi tertentu.
4. Fungsi dari kapasito decoupling adalah untuk menghubungkan satu tahap
penguatan dengan tahapan penguatan lainnya, atau menghubungkan kelas A
dan B.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum diganti agar
tidak menghambat proses praktikum.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Tetap mempertahankan cara menjelaskannya yang memberikan arahan
kepada praktikan jika terdapat kesalahan pada saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sutrisno 1987, Elektronika Teori dan Penerapannya Jilid 2, Bandung: ITB.
[2] Antonius, S & Soewangso, E 2003, Studi Karakteristik Motor DC Penguat
Luar Terhadap Posisi Sikat, Jurnal Teknik Elektro, vol.3, no.1, hh.3.
[3] Surjono, HD 2007, Elektronika Teori dan Penerapannya, Yogyakarta: Cedas
Ulet Kreatif Publisher.
[4] Doyle, B 2002, Transistor Elements For 30nm Physical Gate Lenghts and
Beyond Intel Technology Journal, vol.06, issn: 1535766x, hh.13.
[5] Niu, G, Jin, Z, dkk 2001, Transistor Noise in SiGe HBT RF Technology,
Ieee Journal of Solid-State, vol.36, no.9, hh.32.