Anda di halaman 1dari 67

1

BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Pemasangan sistem hidrolik dengan kode OPKR-10-002B berisi
materi dan informasi tentang peralatan utama, rangkaian dan pengujian serta
keselamatan kerja dari sistem hidrolik. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis
disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan.
Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang
pemasangan sistem hidrolik. Kegiatan belajar 2 membahas tentang pengujian sistem
hidrolik. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi,
dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator
penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban. Diakhir
modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara
teroritis dan praktik. Uji teoritis dilakukan dengan cara siswa menjawab pertanyaan
yang

pada

soal

evaluasi,

sedangkan

uji

praktik

dengan

meminta

siswa

mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki danguru/instruktur menilai


berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui
apakah siswa mempunyai kompetensi pemasangan sistem hidrolik.
B. Prasarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat
dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat
mempelajari modul OPKR-10-002B antara lain adalah sudah memiliki kompetensi yang
terdapat pada OPKR-10-001B.
1

C. Petunjuk Penggunaan
1. Petunjuk Bagi Siswa
a. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang anda kuasai,
sebelum membaca modul lebih lengkap.
b. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada uraian yang
kurang jelas silakan bertanya pada guru.
c. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi yang disampaikan,
klarifikasi hasil jawaban saudara pada kumpulan lembar jawaban yang ada.
d. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang ada.
e. Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan tindakan aman saat bekerja yang
termuat pada lembar kerja.
f. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan
yang belum anda pahami dengan benar.
g. Bila saudara merasa siap mintalah guru untuk menguji kompetensi saudara.
D. Alokasi Waktu
Kompetensi Memasang sistem hidrolik mempunyai kode OPKR 10-002B
dengan durasi pembelajaran 30 jam @ 45 menit. Kompetensi ini terdiri dari 2 sub
kompetensi, yaitu:
1. Pemasangan sistem hidrolik
2. Pengujian sistem hidrolik
E. Peralatan dalam penggunaan modul
Peralatan yang digunakan dalam menggunakan modul ini adalah alat tulis dan buku
sumber lainnya

BAB. II
SISTEM HIDROLIK
A. Pertemuan I . komponen system hidrolik
1.Pengertian hidrolik.
Sebelum kita melaksanakan pemasangan sistem hidrolik, sebaiknya kita
mengetahui terlebih dahulu pengertian hidrolik. Hidrolik menurut bahasa greek
berasal dari kata hydro = air dan aulos = pipa. Jadi hidrolik bisa diartikan suatu alat
yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa. Prinsip yang digunakan adalah Hukum
Pascal, yaitu : benda cair yang ada di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka
tekanan tersebut akan dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar. Perhatikan gambar
sebelah !
Jika A1 = 1 Cm2. A2 = 20 Cm2 jika F1
= 5 Kg maka karena tekanan pada
kedua permukaan bejana adalah sama
maka F2 = F1/A1 x A2 = 5/1 x 20 =
100 Kg.

2. Komponen sistem hidrolik


Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari :
o Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak mula, Pompa hidrolik,
tangki hidrolik dan katup pengaman.
o Unit penggarak (Actuator), yang banyak dipergunakan adalah silinder hidrolik.
o Unit pengatur (Direction Control Valve)
o Cairan Hidrolik
o Pipa Saluran Secara sederhana menurut diagram rangkaian sistem hidrolik
adalah seperti gambar berikut, yang terdiri dari: berikut, yang terdiri dari:
M = Motor
1 = Pompa hidrolik
2 = Tangki
3 = katup pengaman
4 = katup pengarah
5 = silinder penggerak
6 = manometer
1) Penggerak mula
Yang dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis
penggerak sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik. Jenis
penggerak mula yang digunakan untuk menggerakan pompa hidrolik pada sistem
hidrolik dapat berupa pengungkit yang digerakan secara mekanik (contohnya pada
dongkrak, pedal rem) atau motor listrik (contohnya pada pada mesin pres, car lift).

Gambar 3 Jenis penggerak mula pada sistem hidrolik

2) Pompa Hidrolik
Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh
rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat bekerja. Tenaga cairan yang
ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang mengaturnya sebanding dengan
tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan kata lain tenaga mekanik dari
penggerak mula diubah menjadi tenaga fluida.
a) Jenis Pompa Hidrolik
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa pemindah (positive displacement
pump). Perhatikan konstruksi macam macam pompa di bawah ini !
(1) Pompa Roda Gigi Dalam
(2) Pompa tipe Gerotor
(3) Pompa Roda Gigi Luar
(4) Pompa Baling-baling (sudu-sudu)
(5) Pompa Torak
1) Pompa Roda Gigi Dalam

Gambar 4. Pompa Roda Gigi Dalam


Keterangan gambar Pompa Roda gigi dalam
1. Rumah
2. Roda gigi penggerak
3. Pasangan roda gigi
4. Ruang pengisapan
2) Pompa tipe Gerotor
Pompa ini terdiri atas rotor yang bergelombang sebagai penggerak (inner
rotor) dan rotor bagian luar (outer rotor) yang digerakkan. Ruang pemompaan
terjadi antara gigi-gigi atau gelombang rotor

Gambar 4. Pompa Tipe Gerotor

3) Pompa Roda Gigi Luar


Pompa ini terdiri dari sepasang roda gigi Yang ada di dalam suatu ruang
vacum, dimana slah satu roda gigi dipasang sebagai penggerak sedang roda gigi
lainnya yang digerakkan.
Keterangan gambar senagai berikut:
1. Rumah Roda gigi
2. Roda gigi pemutar
3. Roda gigi pasangan
4. Ruang vacum
5. Daerah ini oli tertekan
6. Daerah pengisapan
7. Penekanan oli keluar oleh gigi-gigi

Gambar 6. Pompa Roda Gigi Luar


4) Pompa Baling baling
Pompa ini terdiri dari baling-baling (sudu) yang dipasang pada rotor, rumah
bubungan. Rotor sebagai dudukan baling-baling (sudu) dibuat beralur Posisi Rotor
terhadap rumah pompa (ring) ada yang sepusat (disebut Pompa sudu seimbang)
dan tidak sepusat (pompa sudu tidak seimbang). Pemompaan diperoleh karena
adanya gaya sentrifugal dan kevakuman antara baling-baling dan ring (rumah
pompa). Perhatikan gambar pompa baling-baling (sudu) seimbang di bawah ini!
1. Rumah bubungan
2. Rotor
3. Baling baling (sudu)
4. Penyempitan di sluran masuk
5. Penyempitan di saluran buang
6. Sisi gerak bebas sudut

Gambar 7. Pompa Baling-baling (sudu) Seimbang


5) Pompa Torak
Pada umumnya pompa torak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pompa yang lain. Pompa torak terdiri dari pompa torak
aksial dan pompa torak radial.Pompa torak aksial yaitu apabila torak terpasang
pada garis parallel dengan sumbu poros pompa, sehingga torak melakukan kerja
sejajar dengan sumbu poros pompa. Sedangkan pompa torak radial apabila torak
dipasang dan melakukan gerak radial atau tegak lurus terhadap sumbu pompa.
Berikut adalah pompa torak radial dengan:

1. Rumah pompa
2. Poros eksentrik
3. elemen pompa
4. torak
5. katup isap
6. katup pengontrol tekanan
Pompa yang berkaitan dengan dongkrak adalah jenis pompa torak seperti pada
gambar berikut:

Gambar 9. Pompa pada dongkrak

b) Efisiensi Pompa
Efesiensi pompa merupakan salah faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan pemilihan pompa. Dengan memperhatikan efesiensi akan
diketahui berapa volume dan tenaga yang dihasilkan dari suatu pompa.Angka
efesiensi pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi:Efesiensi volumetrik
dan efisiensi tenaga. Efesiensi Volumetrik adalah perbandingan antara volume
aliran yang dihasilkan (Perpindahan sebenarnya) dengan volume aliran teoritis
(Perpindahan teoritis) suatu pompa.

Efesiensi tenaga adalah perbandingan

10

tenaga

yang

dihasilkan

terhadap

tenaga

yang

dipakai

(masuk)

c) Karakteristik Pompa.
Dari bernacam pompa yang paling banyak di gunakan pada industriindustribesar adalah Pompa Roda gigi, pompa sudu-sudu (baling-baling) dan
pompa torak.
Karakteristik pompa dapat dilihat pada table berikut:

d) Simbol Pompa Hidrolik

11

Gambar 10 Simbol Pompa Hidrolik

3) Tangki Hidrolik
Tangki hidrolik (reservoir) adalah bagian dari unit tenaga, ada yang berbentuk
segi empat ada pula yang berbentuk silinder.
a) Fungsi tangki hidrolik adalah:
- Penampung cairan hidrolik sebelum dan setelah beredar
- Pendinginan cairan hidrolik. Didalam tangki cairan yang hidrolik panas
(setelah mamasuki rangkaian) bercampur dengan cairan dingin (yang ada
didalam tangki) sehingga mengalami pen-dinginan.
- Menghilangkan gelembung udara. Gelembung yang masuk dalam rangkaian
sangat tidak menguntungkan dan hanya dapat hilang setelah masuk tangki.
Untuk itu maka ruang udara di dalam tangki harus ada dan cukup untuk
menghilangkan jika terjadi gelembung
- Mengendapkan kotoran/pencemaran. Agar kotoran yang dibawa dari rangkain
dan tidak masuk lagi maka pemasangan saluran isap dan saluran balik
dipasang sejauh mungkin, dan dipasang
separator/penyekat.
- Tempat pemasangan motor. Pompa dan perlengkapan lain.
b) Gambar tangki hidrolik (reservoir) dan simbolnya.

12

4) Katup Pengaman (Reliev Valve)


Katup ini adalah katup dua lubang dan dua posisi dengan pilot pressure (bola
katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat disetel.
a) Fungsi katup pengaman.
Fungsi katup ini adalah untuk mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang
melebihi kemampuan rangkaian hidrolik. Tekanan lebih akan mengakibatkan
kerusakan dan kerugian diseluruh bagian sistem.
b) Konstruksi dan simbol
Ada beberapa macam konstruksi releiev valve. Konstruksi yang paling sederhana
terdiri atas sebuah bola yang duduk pada bodi dan ditekan oleh pegas tekan.
Besarnya tekanan oli pada sistem diatur oleh baut pengatur yang menekan pegas. (
Lihat gambar 12)
Keterangan:
P= Dari Pompa
T = Ke Tangki (Reservoir)
B = Bola Baja (Peluru)
S = Pegas (Spring)
M = Baut Pengatur

13

Gambar 12. Katup Pengaman dan Simbol

5) Unit Penggerak (Actuator)


a) Fungsi Unit Penggerak
Fungsi actuator yaitu untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik
(gerak).
b) Macam Unit Penggerak
Berdasarkan jenis dari perubahan tenaga yang dihasilkan, unit penggerak ini
dibedakan atas:
(1) Silinder hidrolik (Linear Actuator)
(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuatir)
(3) Silinder Hidrolik
(1) Silinder Hidrolik
Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik terdiri atas:
(a) Single acting Cylinder (silinder kerja tunggal)
(b) Double acting Cylinder (silinder kerja ganda).
(a) Silinder Kerja Tunggal.
Silinder ini dikatakan kerja tunggal (Ram) karena pada penggunaan cairan hidrolik
hanya pada satu sisi torak saja.

14

(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja tunggal seperti terlihat pada gambar 13.

Gambar 13. Silinder Kerja Tunggal

(2)). Prinsip kerja.


Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan hidrolik masuk dan menekan dari
sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya pergeseran (langkah torak)
mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan hidrolik tidak ada tekanan
lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot dari benda yang di angkat
( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini digunakan pada dongkrak atau alat
pembengkok pipa. Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada juga yang
dilengkapi dengan pegas pembalik.
(3)). Simbol silinder kerja tunggal tampak pada gambar 14

Gambar 14. Simbol Silinder Kerja Tunggal

(b) Silinder Kerja Ganda


(1)). Konstruksi

15

Konstruksi Silider kerja ganda seperti terlihat pada gambar terdiri terdiri dari:
a. Rumah dengan penutup
b. Batang torak
c. Torak
d. Seal

Gambar 15. Silinder Kerja Ganda

(2)). Prinsip kerja.


Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu cairan hidrolik masuk dan
menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan, bersamaan dengan itu
pada sisi kanan torak cairan hidrolik tertekan dan keluar dari dalam silider
selanjutnya masuk ke reservoir (Langkah 1). Sebaliknya jika menghendaki torak
bergerak ke posisi semula (kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan
torak, maka cairan hidrolik yang ada di sisi kiri torak akan bergerak keluar dari
torak (Langkah 2) Silinder kerja ganda dapat digunakan jika menghendaki gerakan
bolak-balik seperti pada mesin perkakas.
(3)). Simbol silinder kerja ganda.

16

Gambar 16. Simbol Silinder Kerja Ganda

(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuator)


Motor hidrolik berfungsi untuk menimbulkan tenaga putar. Motor ini hampir
mirip pompa hydrolik menurut kontruksinya. Pada kenyataannya pompa hidrolik
pun dapat juga digunakan sebagai motor, hanya cara kerjanya berbeda. Pompa
hidrolik mendorong oli dari system yang menghasilkan gaya putar dan
meneruskannya menjadi gerakan putar. Motor hidrolik diklasifikasikan menurut
displacement, kapasitas gaya putar dan pembatasan tekanan maksimum.
Displacement adalah jumlah oli yang diperlukan motor untuk berputar satu
putaran, atau dengan kata lain, kapasitas satu ruangan oli dalam motor dikalikan
dengan jumlah ruangan-ruangan yang ada didalamnya. Tekanan yang dibutuhkan
dalam sebuah motor hidrolik adalah tergantung pada beban, gaya putar dari
displacemennya. Disesuaikan menurut arah putaran, motor hidrolik dapat
dibedakan:
1. Uni directional motor (motor satu arah)
2. Bi directional motor (motor dua arah)
Uni directional motor (motor satu arah), motor hidrolik ini bekerja hanya
pada satu arah putaran saja. Jadi bila kita menghendaki gerakan dari suatu alat
yang memerlukan hanya satu arah putaran, kita dapat memilih motor uni
directional sebagai pengeraknya. Bi directional motor (motor dua arah), motor ini
dapat bergerak tidak hanya satu arah putaran melainkan dua arah putaran sesuai
dengan nama yang diberikan padanya (bi = dua). Motor Ini dipakai untuk jenis
keperluan alat yang memerlukan 2 arah gerakan.

6) Unit Pengatur
a) Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)

17

Katup (valve) ialah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk
melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup
tersebut. Bentuk perintah terhadap perintah ini ada beberapa cara antara lain:
- Cara mekanik
- Cara aliran pemandu (fluid pilot signal)
(1) Mekanisme dalam bagian katup, yang langsung mengatur arah
aliran fluida. Mekanik pengatur dibagian dalam katup itu dapat
berbentuk bola, poppet sliding spool, piring putar atau plug putar Cara elektrikSesuai dengan namanya, katup ini berfungsi untuk
mengontrol arah aliran dalam rangkaian dan melangsungkan fungsifungsi logic control. Katup pengarah digolongkan menurut sifat-sifat
perencanaanya.
.
(2) Jumlah switch kedudukan misalnya dua posisi atau lebih, tiga
posisi atau lebih.
(3) Jumlah lubang-lubang penghubung atau saluran kerja.
(4) Cara menggerakkan katup yang mengubah kedudukan mekanik
bagian dalam katup berubah posisinya, untuk mengatur aliran. Di
bawah ini diperlihatkan beberapa jenis katup pengarah, simbolsimbol
dan macam cara penggerak katup.

18

b) Simbol-simbol Katup Pengarah


Simbol-simbol adalah suatu cara untuk menggambarkan dan menjelaskan
komponen pesawat hidrolik. Dengan simbol-simbol ini hidrolik circuit dapat
dengan mudah digambarkan dan dibaca. Simbol-simbol telah distandarkan
menurut standar ISO (International Standarts Organization) atau EFPSC
(Europacan Fluida Power Standards Committee).

19

Gambar 18 Cara Penggerak Katup.


c) Jenis-jenis Katup Pengarah Khusus
(1) Check valve
Check valve adalah katup satu arah, artinya ia hanya dapat digunakan
untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran
dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan). Kebanyakan tipe check
valve ini menggunakan mekanik, atau poppet bola. Menurut pemasangannya,
check valve dapat berupa linier check valve, bila dipasang pada aliran yang
lurus dan dapat berupa right angle check valve, bila dipasang pada sudut yang
menyiku (90). Simbol check valve adalah sebagai berikut: Simbol check
valve adalah sebagai berikut:

Gambar 20. Check Valve


(2) Pilot operated Check valve
Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir
bebas pada satu arah dan menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan
cairan yang dapat membukanya. Pilot operated check valve ini digunakan pada
rangkaian hidrolik yang memasang silinder penggeraknya atau actuator pada
posisi tegak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun
dengan cepat) akibat kebocoran katup, beban dan gaya berat piston itu sendiri.
Simbol dari pilot operated check valve adalah sebagai berikut :

20

Gambar 21. Pilot Opereted


(3) Flow Control Valve
Katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan aliran yang berarti
mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Biasanya flow kontrol ini
digunakan pada rangkaian hidrolik dengan fix dispcement pump (jumlah
alirannya tetap). Ada tiga cara dasar dari pemasngan flow kontrol sebagai
pengontrol kecepatan alat penggerak yakni:
- Meter in
- Meter out
- Blead off
a. Rangkaian meter in
Dalam rangkaian ini flow kontrol dipasang diantara pompa dan katup
pengarah. Tapi juga dapat dipasang antara silinder dan katup pengarah agar
dapat diatur individually. Rangkaian ini untuk mengontrol kecepatan gerak
piston/beban dimana beban itu terus menerus menahan gerak actuator, seperti
pada pemasangan silinder dengan beban di bawah atau mendorong beban pada
kecepatan yang dikontrol.
b. Rangkaian meter out
Pemasangan flow control valve biasanya diantara actuator dan katup
pengarah.

21

Rangkaian ini digunakan pada waktu gerak kembali tidak perlu dikontrol.
c. Rangkaian blead off
Rangkaian ini dapat membatasi pompa untuk menghasilkan tekanan yang
sesuai dengan kebutuhan beban saja, demikian juga kelebihan aliran/tekanan,
langsung dapat kembali melalui katup ini tanpa melalui katup pengaman. Jadi
hal ini telah menghemat tenaga. Di halaman berikut ini dapat dilihat rangkaianrangkaian tersebut di atas.

Gambar 22. Flow Control Valve

7) Cairan hidrolik.
Dalam istilah umum cairan hidrolik berbentuk minyak atau oli dan
digunakan sebagai media mempunyai fungsi sebagai Penerus daya (Power
Transmisi), Pelumasan (Lubrication), Perapat (Sealing) dan Pendingin
(Cooling).
(a) Fungsi cairan hidrolik
1. Cairan hidrolik sebagai media penerus daya harus mudah mengalir melalui
komponen salurannya sehingga tidak akan mudah daya yang hilang. Demikian

22

juga cairan hidrolik harus incompressible atau tidak mudah dimampatkan agar
dapat seketika meneruskan daya bila sumber daya memberikan tenaganya.
2. Cairan hidrolik sebagai pelumas harus mampu melumasi semua bagian
dalam dari komponen sistem hidrolik yang bergesekan dan dilalui cairan
hidrolik.
3. Cairan hidrolik sebagai perapat akan menjadi oil film antara bagian pesawat
yang tidak ada ring perapat yang menerima daya/tekanan.
4. Cairan hidrolik sebagai pendingin akan menyerap panas yang timbul dalam
sistem hidrolik. Penyerapan panas terjadi di bak penampung (reservor) dengan
adanya sirkulasi cairan hidrolik.
(b) Syarat syarat Cairan hidrolik.
Untuk memenuhi fungi seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memenuhi
syarat tertentu, diantaranya adalah :
Mampu mencegah terjadinya karat (korosi)
Tidak membentuk buih
Mampu mencegah terbentuknya lumpur endapan
Tidak mudah bersenyawa dengan air
Tidak mudah bocor, (mudah diperpak)
Tahan panas
Stabil dan tahan lama
(c) Sifat sifat cairan hidrolik
Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus
memiliki sifat sebagai berikut :
(1) Viscositas yang stabil
Viscositas atau nilai kekentalan ialah besarnya tekanan (hambatan) cairan
untuk mengalir. Apabila cairan mengalir dengan mudah berarti viscositasnya
rendah dan biasanya cairan tersebut encer. Viscositas secara garis besar terbagi
dua yaitu Viscositas unit dan Viscositas Index.

23

Yang termasuk kedalam kelompok Viscositas Unit atau satuan nilai kekentalan
yaitu:
(1)) Viscositas mutlak (Nilai kekentalan mutlak)
(2)) Viskositas kinetic
(3)) Saybolt Universal Seconds (SUS) Viscositas, dan
(4)) SAE
(1)) Nilai kekentalam mutlak atau absolut viscosiy ialah besarnya gaya yang
diperlukan untuk memindahkan bidang 1 Cm2, yang terletak diatas film oli
setebal 1 Cm, sejauh 1 Cm dalam waktu 1 detik. Satuan viscositas ini
adalah poise, sedangkan gaya untuk memindahkan dalam satuan dyne,
sehingga:

(2)) Viscositas kinetik didapat dengan cara membagi viscositas absolut dengan
density (berat jenis) minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:
(3)) SUS Viscositas, satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes dari
Saybolt sehingga satuannya disebut SUS. Pengetesan dilakukan pada suhu
1000 C atau 2400 F, waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli dalam
Saybolt Viscometer. (4)) Nomor SAE Angka-angka SAE ditetapkan oleh
Society of Automotive Engineers untuk mengkhususkan kelas-kelas
viscositas SUS pada suhu tes SAE. Angka-angka yang tepat Ditentukan
dengan membandingkan waktu yang diperlukan oli untuk melewati alat tes
dengan sebuah grafik oleh Society of Automotive Engineers. Hasil
pengetesan oli musim dingin (Winter) pada suhu 00 F (5W, 10 W, 20 W).
Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 2100F dengan nomor
tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan setrusnya. Viskositas Indeks adalah
kemampuan oli untuk mempertahankan viskositasnya dalam perubahan

24

temperatur. Oli dikatakan memiliki viskositas indeks tinggi apabila ia tetap


stabil (kekentalannya relatif tidak berubah)
dalam perubahanperubahansuhu. Viskositas indeks di skala antara 0 100.
Bila pesawat hidrolik bekerja pada perubahan suhu yang tinggi diperlukan
viskositas indeks yang tinggi pula.
(2) Mampu melumasi dengan baik.
Cairan hidrolik harus mampu melumasi bagian-bagian pesawat hidrolik
yang saling bergesekan yang dilalui oleh cairan hidrolik itu sendiri. Untuk
itu cairan hidrolik harus mampu menjadi oli film pada bagian yang
bergesekan tersebut
(3) Tahan oksidasi.
Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan oksigen (O2). Bila
senyawa itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa hasil oksidasi
akan larut dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam perekat
atau Lumpur. Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluransaluran
yang halus pada rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus
tahan oksidasi. Hal yang harus ihindari agar tidak teroksidasi adalah: suhu
tinggi, tekanan tinggi, pencemaran, air pada bidang permukaan logam.
(4) Mampu mencegah karat.
Karat adalah hasil reaksi kimia antara logam dengan oksigen. Apabila
cairan hidrolik membawa oksigen, misalnya air yang tercampur dalam oli
maka

pada

bagain

rangkain

sistem

hidrolik

dari

logam

akan

mengakibatkan perkaratan. Karat ini akan lepas dari permukaan logan dan
bercampur kedalam oli bahkan dapat mengakibatkan tersumbatnya lubanglubang halus pada rangkaian hidrolik . Untuk itu cairan hidrolik harus
bersifat anti karat. Selain dari itu maka pada
bagian pesawat hidrolik dari logam perlu dilapisi dengan khrom.

25

(d) Macam-macam cairan hidrolik


(1) Oli
Cairan hidrolik yang umumnya dipakai adalah oli, karena mempunyai sift-sifat
yang telah diuraikan. Keburukan oli adalah sebagai cairan hidrolik adalah
mudah terbakar, sehingga sebagai cairan hidrolik tidak cocok bekerja pada
tempattempat yang kemungkinan terjadinya kebakaran sangat tinggi.
(2) Cairan hidrolik tahan api
a. Air glysol
Cairan ini terdiri atas : 35 % - 40 % Air, glysol dan larutan oli. Juga
ditambahkan bahan-bahan tambahan untuk mencegah pembentukan busa,
karat dan peningkatan pelumasan
Sifat-sifat:
- Harus diperiksan senantiasa kandungan airnya
- Umur cairan akan menurun dengan adanya penguapan
- Suhu kerja rendah
- Harga lebih mahal daripada oli
b. Emulsi Oli-Air
Cairan ini ada yang oli dicampur kedalam air, berarti sifatnya mendekati
air dan ada yang air dicampurkan kedealam oli sehingga sehingga sifatnya
mendekati oli. Cairan ini disamping sifat utama tahan api juga memiliki
sifat-siafat yang memenuhi persyaratan.
c. Cairan Synthetis.
Cairan ini dibuat dari bahan-bahan yang dapat diproses secara kimia.
Jenisnya antara lain phosphate ester, chlomiated, dll.
Sifat-sifatnya:
- Dapat bekerja baik pada suhu tinggi
- Cocok untuk tekanan tinggi
- Berat jenis cairan cukup tinggi - Viscositas index berkisar 80 400
- Tidak mudah menyesuaikan dengan seal yang umum
Catatan:

26

Apabila cairan hidrolik pada suatu pesawat hidrolik akan diganti dengan
jenis yang lain, maka cairan semula perlu dikeluarkan semua dan dibilas,
demikian pula seal-seal perlu diganti.
(e) Jenis cairan hidrolik yang digunakan
Jenis cairan hidrolik yang digunakan di otomotif diataranya:
a. Untuk Pesawat angkat (dongkrak, car lift dan sejenisnya) biasanya
menggunakan oli dengan SAE 10 SAE 20
b. Untuk Rem Hidrolik menggunakan Cairan Minyak Rem (Break Fluid)
dengan beberapa merk.
(f) Pemeliharaan Cairan Hidrolik
Cairan hidrolik bukanlah barang yang murah, oleh sebab itu perlu dipelihara
walaupun untuk menggati dan membilas. Memelihara bagianbagian pesawat
perlu waktu dan keahlian.
(1) Cara menyimpan dan memindahkan.
- Simpanlah drum cairan hidrolik di bawah atap
- Sebelum membuka drum bersihkan bagian atas agar kotoran tidak masuk
- Guanakan girigen (wadah) dan slang yang bersih. Serta menyaring oli
terlebih dahulu sebelum memasukkan ke dalam reservoir.
- Pelihara dari kelembaman dan pencemaran oleh pengembunan (2) Cara
memelihara oli waktu bekerja
- Cegah pencemaran oli dengan menjaga dari gaian-bagian rangkaian tetap
terpasang kuat dan sistem saringan yang baik
- Jadwalkan penggantian oli agar oli diganti sebelum rusak total
- Reservoir harus tetap berisi oli secukupnya.
- Cegah terjadinya pengembunan di dalam reservoir
- Perbaikilah dengan segera bila ada kebocoran

27

8) Pipa Saluran
Pipa saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan hidrolik di dalam sistem agar
system dapat berkerja. Selain pipa saluran digunakan juga penghubung atau
penyambung (fitting) untuk melengkapi pipa saluran agar dapat memenuhi
sesuai kebutuhan.
Faktor pemilihan pipa saluran dan fitting tergantung kepada:
- tekanan statis dan dinamis - vibrasi
- aliran rata-rata - kekuatan kebocoran
- kesesuaian terhadap fluida - kondisi lingkungan
- pemeliharaan - pemakaian harga.
Jenis pipa saluran terdiri dari : pipa kaku dan pipa fleksibel. Dengan jenis
penyambung seperti di bawah ini:

C. Pemasangan sistem hidrolik


Untuk memasang komponen sistem hidrolik diperlukan peralatan antara lain:
- Kunci Pas
- Kunci Ring
- Kunci sok
- Kunci Pipa
- Obeng + / - Tang Kombinasi
- Seal Tip
- Air Gun + Kompressor
- Kain Lap
Sebelum memasang atau merangkai komponen sistem hidrolik sebaiknya
komponen di periksa kondisinya. Untuk komponen yang masih baru sebaiknya
lubang laluan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan udara

28

bertekanan untuk mengeluarkan kotoran yang terdapat didalamnya sehingga tidak


akan menyumbat pada saat digunakan. Pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan
konstruksi sistem hidrolik tersebut. Tidak semua system hidrolik membutuhkan
komponen keseluruhan. Secara umum pemasangan akan meliputi sesuai dengan
diagram berikut:
a. Pada kenyataannya pemasangan antara tangki, motor, pompa hiodrolik, saluran
pengembali dari silinder penggerak dan dari katup pengaman adalah ke satu
tangki (reservoir). Perhatikan gambar berikut!

Gambar 25. Pemasangan Power Pack

Keterangan:
1. Motor Penggerak
5. Pompa Hidrolik
6. Saluran Tekan (ke sistem)
7. Pernapasan (Lubang Udara)
8. Saluran Pengembali
9. Tutup Pembersih
10. Lubang Pembuang
11. Pelat Pemisah (Buffer)
12. Saluran Isap
13. Gelas Penduga
14. Reservoir
b. Pemasangan pipa penghubung sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

29

- Apabila mungkin menghindari sambungan pada pipa lurus, khususnya pada


belokan yang tajam
- Pada pemasangan pipa panjang sebaiknya menggunakan siku-siku dan klem
untuk mengurangi tegangan dan perubahan bentuk

Gambar 26 Pipa Saluran Hidrolik


c. Pemasangan selang yang digunakan sebagai penghubung sebaiknya
memperhatikan sebagai berkut:
- Tegangan selang harus dihindarkan
- Pemasangan memutar juga harus dihindarkan

- Pemasangan memuntir juga harus dihindarkan


- Hindarkan selang dari gesekan

30

- Bila kemungkinan dekat dengan bagian yang panas maka selang diberi pelapis
- Hindarkan selang dari bengkokan tajam

Gambar 27. Pemasangan Selang


1. Aplikasi Pesawat hidrolik di Otomotif
Beberapa jenis aplikasi sistem hidrolik di otomotif diantaranya adalah :
2. Dongkrak Hidrolik (Hydraulic Jack)
Dongkrak hidrolik adalah salah satu jenis dongkrak yang digunakan untuk
mengangkat kendaraan (mobil), sehingga bagian bawahnya tidak berhubungan
dengan lantai (jalan) Bagian dan pemasangannya dapat dilihat pada gambar
berikut:

31

Gambar 28. Dongkrak Hidrolik


Keterangan gambar:
1. Casing 14. Stell Ball 8 mm
2. Ext Screw & Nut Assy 15. Commpression Spring
3. Spring Clip Top 16. Handle
4. Ram Guide Top 17. Ling & Fulcrum Assy
5. O Ring 18. Retainer Washer
6. Ram 19. Rnd Hd Rivet
7. Paper Paking 20. Wiper Ring
8. Ram Guide 21. Pump Plunger
9. Ram Cup & Ext. Ring 22. Pump Cup
10. Valve Ball Cover 23. Perforated Washer
11. Stell Ball 5 mm 24. Fillerhole Plug
12. Realise Valve * 25. M 8 Flat Washer
13. O Ring 2-116 26. Rd Hd Rivet 8 mm x 1,25 mm
D. Rangkuman
1. Sistem hidrolik adalah suatu rangkaian dengan menggunakan media liquid untuk
mengangkat atau menekan dengan tenaga minimal sehingga menghasilkan tenaga
optimal
2. Komponen sistem hidrolik terdiri dari: tangki, motor penggerak, pompa, katup
pengaman, unit penggerak, katup pengatur dan pengukur tekanan serta pipa
saluran.

32

3. Media sistem hidrolik yang digunakan secara umum adalah oli yang memenuhi
syarat dengan sifat: viscositas (kekentalan) stabil, mampu melumas dengan baik,
tahan oksidasi, mampu menahan karat
4. Pada saat pemasangan pipa atau selang menghubung sebaiknya memperhatikan hal
yang dapat mengganggu jalannya sistem akibat pemasangan yang salah.
E. Latihan
1. Prinsip dasar hukum apakah yang mendasari prinsip kerja hidrolik ? Jelaskan
bagaimana bunyi hukum tersebut!
2. Berikan contoh komponen sistem hidrolik yang dipergunakan pada rem hidrolik
minimum 3 buah!
3. Apakah fungsi katup pengarah, apa arti katup pengarah 4/3?
4. Apa arti simbol katup pengarah berikut:

5. Apa arti simbol penggerak katup berikut :

6. Jenis katup apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?


7. Penggerak mula apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?
8. Bagaimanakah cara menguji kebocoran yang terjadi antara pompa dengan katup
pengarah (Direction Control Valve)?

33

PERTEMUAN 2: GRAFIK SIMBOL DAN DIAGRAM SIRKUIT


A. Grafik Simbol Dan Diagram Sirkuit
1. Grafik Simbol
Sistem tenaga fluida (sistem hidrolik dan pneumatik) telah memiliki simbolsimbo grafik sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan berbagai bentuk sirkuit dalam
sistem tenaga fluida. Simbol-simbol ini telah distandarisasi secara internasional,
menganut standard DIN / ISO 1219 yang tentu saja harus dipahami oleh masyarakat
pemakai sistem tenaga fluida. Grafik simbol untuk sistem hidrolik dan sistem
pneumatik sebenarnya sama, hanya saja ada beberapa hal yang berbeda menyangkut
subtansi khusus masing-masing. Berikut ini disajikan kedua-duanya agar dapat dilihat
dan difahami perbedaannya.
2. Grafik simbol sistem hidrolik
Simbol pompa hidrolik dengan penghasilan / jumlah aliran rata-rata tetap Simbol motor
hidrolik

34

Grafik simbol untuk silinder hidrolik (linear actuator)

35

Grafik simbol untuk katup pengarah (Directional control valve)

Grafik simbol untuk penggerak katub secara manual

Grafik simbol untuk penggerak katup secara mekanis

Grafik simbol untuk Katup pengatur tekanan.

36

Grafik simbol untuk katup pengatur aliran (flow control)

Grafik simbol untuk alat-alat ukur

Grafik simbol untuk transfer energy

37

Setelah kita mengenal simbol-simbol pneumatik dan hidrolik maka


gambar gambar rancangan sirkuit pneumatik dan hidrolik akan kita
komunikasikan dengan grafik simbol. Hal ini akan sangat mudah untuk
menggambar maupun memahaminya. Lain halnya bila kita menggambar
rangkaian dengan menggunakan gambar bendasesungguhnya kita akan
mengalami kesulitan. Berikut ini suatu contoh sirkuit pneumatik dan hidrolik
yang digambar dengan gambar benda untuk di bandingkan dengan diagram
sirkuit yang digambarkan dengan grafik simbol. Berikut ini adalah gambar
rangkaian hidrolik

38

B.Perakitan Sirkuit Sistem Tenaga Fluida


Metoda perakitan sistem tenaga fluida seperti juga metoda penyusunan diagram
sirkuit,yaitu dimulai dari menyusun komponen sesuai dengan layout pada diagram
sirkuit atau lay out pada mesin/pesawat yang menggunakan sistem tenaga fluida.
Kemudian setiap komponen disambungkan dengan konduktor dan konektor.Cara-cara
perakitan atauinstaling sistem ini akan didemonstrasikan kemudian. Pengoperasian
sirkuit setelah selesai diinstal sesuai dengan langkah berikut :
Periksa rangkaian sirkuit apakah sudah cukup kuat/perfect.
Periksa sumber-sumber tenaga (listrik atau engine).
Periksa oli pelumas bagi komponen-komponen yang memerlukan.
Operasikan sirkuit dengan hati-hati.

39

C. RANGKUMAN
1. Grafik simbol sistem tenaga fluida merupakan bahasa komunikasi pada sistem
tersebut dan telah distandarisasikan secara internasional yaitu standar ISO 1219.
2. Grafik simbol untuk sistem pneumatik dan sistem hidrolik pada prinsipnya sama,
sedangkan perbedaan yang terjadi karena adanya perbedaan substansi.
3. Diagram sirkuit disusun menurut metoda yang telah ditentukan dan ada pula yang
disusun sesuai dengan posisi yang ada di mesin atau pesawat.
4. Merakit atau menginstal sirkuit hidrolik atau sirkuit pneumatik harus menerapkan
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dan juga sesuai dengan prosedur yang.

D. LATIAHAN
Jawablah soal-soal berikut dengan mengisi titik-titik yang tersedia!
1. Letak perbedaan antara grafik simbol pompa hidrolik dan gambar hidrolik

2. Sedangkan perbedaan antara simbol pompa hidrolik dan motor hidrolik ialah
....
3. Jumlah kotak dalam simbol katup menunjukkan jumlah .....
4. Penandaan katup-pengarah sistem hidrolik pada setiap lubang (saluran) dilakukan
dengan memberi angka atau huruf. Coba anda tulis persamaannya:
1 = 3 =
2 = .. 4 =
5. Coba gambarkan simbol sistem hidrolik untuk:
1) Katup pengatur aliran yang dapat disetel dibypass dengan check valve
2) Relief valve
3) Shut off valve
Reducing valve
6. Gambarkan pula simbol sistem hidrolik untuk:

40

1) Katup 4/2 penggerak tuas pembalik pegas


2) Katup 2/2 penggerak manual dengan detent
3) Katup 4/3 penggerak manual dengan detent closed center
4) Katup 4/3 penggerak liver spring return open center
7. Metoda penyusunan diagram sirkuit ialah:

8. Menunjukkan apakah angka atau nomor berikut di dalam diagram


sirkuit:
1.0, 2.0, 3.0 menunjukkan
1.1, 2.1, 3.1 menunjukkan
0.1, 0.2, 0.3 menunjukkan

Kunci Jawaban Tes Formatif


1. Simbol pompa hidrolik tanda panahnya diblok sedangkan simbol kompresor tanda
panahnya kosong.
2. Tanda panah pada simbol motor hidrolik merupakan kebalikan pompa hidrolik.
3. Jumlah posisi.
4. 1 = P 2 = A 3 = T 4 = B
5. Lihat grafik simbol halaman 67 70.
6. Lihat grafik simbol halaman 62 63.
7. Metoda penyusunan diagram sirkuit :
Komponen disusun dari bawah ke atas sesuai dengan aliran sinyal dimulai dari suplai
daya.
Penomeran dari kiri ke kanan.
Aktuator maupun katup mengarah ke kanan.
8. 1.0, 2.0, 3.0 menunjukkan working element.
1.1, 2.1, 3.1 menunjukkan final control elememt.
0.1, 0.2, 0.3 menunjukkan power supply unit.

41

PERTEMUAN 3 : PEMELIHARAAN SISTEM HIDROLIK


A. Pemeliharaan Sistem Hidrolik
1. Sistematika Pemeliharaan
Apakah dalam melaksanakan pemeliharaan sistem hidrolik perlu menggunakan
suatu cara yang sistematik? Tentu saja segala pekerjaan akan memberikan hasil yang
optiapa bila dikerjakan secara sistematis. Demikian pula untuk melaksanakan
pemeliharaan sistem hidrolik kita gunakan sistematika pemeliharaan secara umum yang
diaplikasikan sesuai dengan keperluan. Gambar skema sistematika pemeliharaan
(Gb.2.24) berikut ini menunjukkan suatu sistematika pemeliharaan secara umum. Apa
arti istilah-istilah di dalam gambar tersebut dapat anda pelajari dari uraian berikut :
Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja
(sadar) terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk
mencapai hasil telah ditetapkan.
Tujuan Pemeliharaan ialah agar fasilitas tersebut selalu dalam kondisi siap pakai,
dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, produktif, efektif dan efisien serta
awet. Jadi kegiatan pemeliharaan itu bukanlah pekerjaan yang ala kadarnya, bukan
pekerjaan yang asal-asalan, tetapi pekerjaan yang perlu perencanaan , pembiayaan dan
kesungguhan.
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang
dilakukan agar fasilitas / mesin / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat
(tidak wajar).
Perbaikan (Corective Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi
kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi semula.
Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan
di luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang Biasanya pemeliharaan
darurat itu adalah perbaikan-perbaikan kerena kecelakaan yang akan mengakibatkan
kerusakan-kerusakan dan biasa disebut perbaikan darurat. Pra Pemeliharaan (Premaintenance) ialah persiapan pemeliharaan agar dalam pelaksanaan pemeliharaan
nantinya lebih lancar dan memenuhi sasaran. Kegiatan pra pemeliharaan ini antara lain
seperti : penyusunan program pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan

42

pemeliharaan sesuai dengan fasilitas obyek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti


fondasi / lantai dan tata letak (lay-out) yang memadai, penyiapan sarana penunjang
seperti : listrik, air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana pemeliharaan
(organisasi) dan administrasi pemeliharaan.
Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan
setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan. Kegiatan
yang dilakukan seperti:
Pencegahan beban lebih.
Pencegahan korosi.
Pelumasan bagi yang memerlukan.
Keselamatan dan keamanan fasilitas.
Kebersihan dan ketertiban.
Kegiatan pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator.
Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan
secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu
berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan, misalnya keperluan
penggantian oli seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang
bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya. Di dalam pemeliharaan berkala ini kita
kenal adanya pemeliharaan weekly , monthly dan yearly, yang artinya sebagai berikut :
Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan
seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang dilakukan
satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enam bulan sekali
(semesteran).
Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang dilakukan
setiap tahun sekali atau dua tahun sekali. Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin /
peralatan / fasilitas yang pelaksanaan pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya
penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-bagian yang bergerak
dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000 jam kerja, servis besar
(overhol) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya. Pemeliharaan berkala ini biasanya
dilaksanakan oleh teknisi pemeliharaan.

43

Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan


ringan termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang
perbaikannya cukup dengan penggantian komponen (replacement) dan tidak
memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan
akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan
komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama.
Servis besar (Overhol) ialah perbaikan total akibat keausan (lama pemakaian) dengan
pembetulan-pembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhol ini
biasa dilakukan oleh teknisi dan atau teknisi ahli, sedangkan untuk mencapai hasil yang
optimal perlu kiranya menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan.
Perbaikan darurat (Emergency repairing) ialah perbaikan dari kerusakan akibat
kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara, untuk menunggu perbaikan yang
sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna. Di dalam sistem pemeliharaan ini
ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin/peralatan/fasilitas dalam
keadaan bekerja atau dioperasikan/digunakan.
Shut down maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin/peralatan/fasilitas yang mana
mesin/peralatan/fasilitas tersebut harus diberhentikan/tidak dipergunakan , karena tidak
mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin/peralatan/fasilitas dalam keadaan
bekerja/dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau
disebut juga pemeliharaan yang tidak baik.
Predictive maintenance atau pemeliharaan perkiraan ialah kegiatan pemeliharaan yang
memperkirakan umur atau masa pakai efektif dan efisien suatu komponen, sehingga
orang dapat memperkirakan kapan komponen tersebut harus mendapat perlakuan
pemeliharaan.
2. Pemeliharaan Pencegahan Sistem Hidrolik
Sesuai dengan definisi tersebut di depan bahwa pemeliharaan pencegahan atau
preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk
menghindarkan laju kerusakan suatu fasilitas. Berarti kegiatan pemeliharaan ini

44

dilakukan sebelum dan selama fasilitas / mesin / peralatan itu beroperasi atau
digunakan. Dengan demikian pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
dimulai semenjak fasilitas tersebut belum dioperasikan. Dengan kata lain bahwa kita
harus mempersiapkan perlu untuk memperlancar proses pemeliharaan selanjutnya.
Inilah yang disebut dengan pra-pemeliharaan
a. Pra-Pemeliharaan pada sistem hidrolik
Yang dimaksud dengan pra pemeliharaan ialah kegiatan persiapan sebelum
mesin/alat dioperasikan dengan tujuan agar pelaksanaan pemeliharaan nantinya
menjadi lebih sempurna. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain ialah:
Instalasi pemipaan sirkuit hidrolik yang memadai.
Alat-alat pemeliharaan seperti alat pengencang, alat penyetel, alat
pemotong, alat pelumasan dan alat-alat kebersihan.
Alat-alat pengetes.
Alat-alat penunjang seperti alat angkat, alat angkut, alat penjepit dan
sebagainya.
Bahan pemeliharaan seperti bahan pembersih, bahan pembilas dan
bahan pencegah korosi.
Gudang suku cadang dan bahan-bahan pemeliharaan.
Gudang yang memenuhi syarat untuk oli / cairan hidrolik.
Gudang barang bekas atau komponen yang diperbaiki.
Perangkat administrasi pemeliharaan dan pergudangan.
Di samping persiapan tersebut di atas dalam pemasangan fasilitas yang
menggunakan sistem hidrolik perlu dipersiapkan pula hal-hal berikut:
Untuk mesin-mesin yang stasioner, fondasi mesin harus memenuhi syarat, seperti
ketebalan beton, komposisi campuran beton, luas fondasi, kedataran dan
sebagainya.
Sedangkan untuk mesin yang mobile, perlu dudukan atau mounting yang cukup
kuat pula.
Pemasangan mesin yang kokoh dengan pengikatan yang kuat.
Kedataran mesin (level) yang standar (perlu dilevel dengan alat pelevelan yang
presisi).

45

Penyediaan sumber tenaga yang memenuhi syarat. Dengan persiapan yang begitu
lengkap berarti pra-pemeliharaan telah kita laksanakan dengan baik sehingga insya
Allah pemeliharaan selanjutnya akan berjalan dengan lancar.
b. Pemeliharaan Harian atau Routine Maintenance
Sebetulnya pemeliharaan sistem hidrolik sangatlah mudah, karena cairan
hidrolik telah dapat berfungsi sebagai pelumas dan sekaligus sebagai pencegah
korosi. Demikian pula dalam sistem hidrolik telah disediakan proteksi beban
lebih. Namun anda dapat saja mengalami permasalahan atau gangguan pada
system hidrolik apabila anda mengoperasikannya dengan memberikan beban
lebih seperti putaran yang terlalu tinggi, tekanan kerja terlalu tinggi, suhu terlalu
tinggi atau juga bila terlalu banyak kontaminasi. Oleh karena itu hanya dengan
melaksanakan pemeliharaan yang sistematis dan kontinyu, gangguan dapat
diatasi sebelum terjadi kerusakan fatal. Ada beberapa kunci penyebab
permasalahan dalam pemeliharaan system hidrolik Permasalahan tersebut di atas
dapat diatasi atau dicegah dengan memahami sistem dan pemeliharaan yang
sempurna. Bagaimanakah pemeliharaan yang sempurna itu ? Pemeliharaan yang
sempurna ialah pemeliharaan yang pelaksanaannya sistematis, taat asas dan
berkesinambungan (kontinyu). Berikut ini adalah kegiatan pemeliharaan yang
secara rutin harus dilaksanakan secara sistematis.
c. Pengecekan sistem sebelum operasi
Pengecekan ini dilakukan secara reguler setiap akan mengoperasikan sistem.
Beberapa titik yang harus dicek (diperiksa) antara lain: (lihat Gb 2.26)
1) Pemeriksaan tangki hidrolik dan oli
Hal-hal yang perlu diperiksa ialah:
Periksa permukaan (level) oli apakah masih ada pada garis batas. Apabila
kurang permukaan oli, tambahlah dengan oli yang sama. Apabila dari hasil
pemeriksaan permukaan oli dari hari ke hari terlihat penurunan permukaan oli
yang drastis, maka periksalah tangki oli atau pipa / selang barang kali ada
yang bocor atau retak.
Pemeriksaan kondisi oli. o Bila oli berbusa atau bergelembung berati ada
udara yang

46

masuk. Periksalah bagian-bagian yang bocor dan betulkan.


B. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN SISTEM
1. Pemeliharaan Sistem Hidrolik

o Bila oli berubah menjadi seperti air susu berarti ada air yang tercampur ke dalam
oli hidrolik. Gantilah oli itu dan pastikan bahwa oli tersimpan dengan baik dan tidak
terkontaminasi oleh apapun.
Periksa saringan oli (oil filter). Sebelum mengangkat tutup filter lap (bersihkan)
dulu kotoran atau debu yang melekat padanya. Bila memeriksa oli dengan tongkat
(stick) lap dulu stick tersebut dengan kain lap yang bersih.
2. Pemeriksaan pendingin (cooler), saluran dan konektor
Bersihkan pendingin oli secara berkala, periksa bila ada yang bocor, jagalah sirip-

sirip pendingin selalu bersih, jangan sampai terbalut oli, jagalah jangan sampai
karatan dan sebagainya.
Periksalah saluran oli (konduktor) dan konektornya barang kali terjadi
hal-hal : Bocoran oli pada saluran tekan. Periksalah bocoran pada bagian luar
selang atau pada fitting (konektor) dan selalu gunakan kertas kardos jangan
diraba dengan tangan.
o Bocoran udara. Tanda bahwa ada udara yang bocor terhisap ke dalam sistem ialah
adanya gelembung udara atau buih pada oli dalam tangki.
o Pipa atau selang peok. Hal ini barangkali karena adanya buih, atau terlalu panas,
atau kehilangan tenaga hidrolik. Gantilah pipa atau selang yang peok ini tetapi
pipa pengganti harus dibersihkan dulu dan dicuci dengan bahan pelarut yang
bersih pula.
Kencangkanlah semua konektor (fitting) yang kendor. Gunakan dua buah kunci
untuk menghindari terpuntirnya pipa atau selang. Ingat! Pengencangan hanya
sampai pada asal bocornya sudah sembuh.
3. Pemeriksaan katup-katup
Periksa kebersihan katup, karena kotoran yang mengganjal pada katup akan
membuat katup popet tidak menutup dengan rapat dan bila mengganjal pada
katup geser dapat menyebabkan katup cepat aus.

47

Periksa keausan katup. Katup yang telah aus spoolnya (piston katup) atau piring
gesernya atau dudukannya atau bolanya akan mengakibatkan kebocoran. Dengan
demikian katup tidak dapat bekerja dengan sempurna.
4. Pemeriksaan silinder atau aktuator
Periksa kebocoran silinder baik kebocoran luar maupun dalam. Apabila terdapat
kebocoran maka segeralah diatasi.
Periksa pengikatan silinder (cylinder mounting). Bila kendor, kencangkanlah, bila
posisinya berubah betulkan .
Periksa posisi batang piston. Dalam keadaan berhenti mestinya batang piston
berada di dalam; karena apabila posisinya di luar dia akan menjadi tempat
berkumpulnya debu dan air embun yang akan mengakibatkan korosi. Bila terpaksa
harus di luar maka perlu dilumasi dengan grease yang memadai.
Untuk motor hidrolik, periksa jangan sampai bekerja hingga suhu meningkat
tajam, karena motor hidrolik tidak boleh bekerja pada suhu tinggi. Periksa juga
apakah sistem pendinginan berfungsi dengan baik. Periksa dulu apabila motor
hidrolik bekerja hingga suhu meningkat apakah oli di dalam sistem telah
mencukupi.
Periksa pula kebocoran pada motor hidrolik seperti pada sambungan motor dengan
selang , periksa sekitar poros yaitu pada sealnya apakah ada kebocoran dan
periksa pada permukaan sambungan belahan motor.
5. Pemeriksaan pompa hidrolik
Periksalah sambungan antara selang saluran tekan dengan ulir pada penutup
pompa (cap screw) apakah sudah cukup kuat, sudah benar posisinya dan rapat.
Periksalah apakah ada kebocoran pada sambungan pompa dengan konektor dan
konduktornya.
Periksa pompa hidrolik dalam keadaan jalan, apakah dengan keadan ini dengan
tekanan kerja yang cukup tidak ada bocoran.

48

C. PENCEGAHAN BEBAN LEBIH.


Beban lebih ini akan mengakibatkan rusaknya komponen atau akan
membahayakan keselamatan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara
lain :
1) Tekanan kerja terlalu tinggi
Dengan tekanan oli yang terlalu tinggi melebihi keperluan atau bahkan
melebihi kapasitas dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
seperti : timbulnya kecepatan gerak yang berlebihan, meningkatkan suhu
kerja dan merusak komponen.
Sebab-sebab tekanan kerja terlalu tinggi antara lain:
Sengaja regulator atau relief valve disetel tinggi. Untuk itu periksa dan setel
ulang , sesuaikan dengan keperluan.
Relief valve tidak berfungsi, mungkin tersumbat, mungkin rusak dan
sebagainya, sehingga tekanan kerja hidrolik tidak terkontrol.
Terdapat penyumbatan pada saluran oli sehingga terjadilah tekanan lebih.
Beban terlalu berat. Untuk mencegah terjadinya beban lebih, kembalikanlah
kepada penyebabnya untuk dihindari sehingga sebab-sebab tadi tidak terjadi.
2) Kecepatan terlalu tinggi (kecepatan putar atau kecepatan gerak)
Dengan kecepatan yang terlalu tinggi berarti akan terjadi gesekan antar
komponen yang semakin tinggi pula. Gesekan yang tinggi akan menimbulkan
panas

yang

berlebihan

dan

juga

akan

mempercepat

ausnya

komponenkomponen yang saling bergesekan. Pencegahan kecepatan ini


sangatlah tergantung pada operator dan operator perlu dibina oleh atasannya.
3) Suhu yang terlalu tinggi (over heating)
Suhu kerja yang meningkat terlalu tinggi akan berakibat antara lain :
Cairan hidrolik menjadi sangat encer sehingga mudah bocor (daya rapatnya
hilang).
Dengan suhu yang tinggi akan memanaskan seal sehingga seal akan lembek
atau rusak dan akhirnya bocor.

49

Timbulnya lapisan semacam pernis pada permukaan komponen yang justru


membuat komponen menjadi kasar.
Timbul bocoran yang berlebihan.
Berkurangnya output dari sistem.
a. Sebab-sebab terjadinya suhu tinggi antara lain:
Putaran atau kecepatan gerak aktuator terlalu cepat.
Beban terlalu tinggi.
Tekanan kerja hidrolik terlalu tinggi.
Lingkungan kerja yang memang suhunya terlalu tinggi.
Terdapat kotoran atau lumpur yang mengendap di dalam tangki atau bahkan
pada pipa-pipa atau pada pendingin, sehingga menghambat perambatan panas.
Terdapat bagian-bagian yang penyok atau bengkok sehingga terjadi
penyempitan yang akan menghambat sirkulasi oli.
Kekurangan oli/cairan hidrolik (level oli dalam tangki turun jauh). Setelah
anda mengetahui sebab-sebab overheatng maka untuk mengatasinya tentu saja
tinggal dikembalikan kepada penyebabnya, yaitu sebab-sebab tersebut
dicegah. Ada satu hal lagi yang perlu dihindari yaitu yang disebut thermal
heat expansion. Yang disebut dengan thermal heat expansion ialah
terjadinya pemuian oli hidrolik karena panas dalam keadaan sistem hidrolik
tidak bekerja. Panas ini berasal dari panas matahari atau mungkin memang
dekat sumber panas yang lain. Maka hati-hati bila menyimpan mesin atau alat
yang menggunakan system hidrolik, jauhkanlah dari terkena panas. Pemuaian
karena panas ini akan meningkatkan tekanan oli di dalam sistem, untuk setiap
kenaikan suhu 10 C akan menaikkan tekanan sebesar 50-60 psi (3-4 bar) pada
sistem yang tertutup. Dapat kita bayangkan bila kenaikan suhu cukup tinggi
maka komponen sistem hidrolik akan pecah. Hal ini dapat diatasi dengan
memasang thermal relief valve pada lubang saluran silinder.
1) Penambahan oli /cairan hidrolik
Apabila oli telah berkurang yang ditandai dengan turunnya level oli pada sight
glass, maka harus segera ditambah lagi hingga garis level oli mencapai garis

50

batas yang telah ditentukan. Bila anda akan menambah oli hidrolik hal-hal
berikut harus diperhatikan :
Pastikan bahwa oli di dalam sistem masih bersih dan memenuhi syarat.
Bersihkan sekitar tutup tangki oli sebelum tutup tangki dibuka.
Buka tutup tangki dan hati-hati jangan sampai ada kotoran yang masuk
sewaktu tutup terbuka.
Ambil oli dari gudang dengan wadah yang bersih.
Gunakan corong yang menggunakan saringan dan yang bersih pula.
Tuangkan oli melalui corong dan perhatikan level oli dalam tangki
melalui sight glass.
Tutup kembali tangki hidrolik dengan saksama.
2) Mengganti oli/cairan hidrolik
Sebelum mengisikan oli baru ke dalam tangki hidrolik (mengganti oli), oli
yang lama dikeluarkan atau dikuras atau didrain terlebih dulu. Menguras oli
semacam ini sangat baik bagi sistem hidrolik karena dengan menguras ini
kotoran dan kontaminan seperti partikel kelupasan logam, debu, oksida oli
dan sebagainya akan keluar. Kemudian tangki hidrolik dibersihkan dari
kotoran atau endapan-endapan yang berisi kontaminan tadi. Bila kotoran atau
kontaminan terdapat zat yang lengket seperti lilin maka bersihkanlah dengan
zat pelarut / pembersih yang sesuai hingga dapat menghilangkan zat tersebut.
Setelah pembersihan selesai bilaslah system tersebut (flushing the sistem)
dengan menggunakan oli pembilas

(khusus). Setelah oli pembilas

dimasukkan, operasikan sistem tersebut agar oli pembilas dapat masuk ke


seluruh penjuru dan seluruh bagian dari sistem. Lama pembilasan ini
tergantung pada besar-kecilnya atau rumit dan tidaknya system hidrolik yang
sedang dibilas. Biasanya memerlukan waktu antara 4 48 jam. Setelah dirasa
cukup pembilasannya, maka oli pembilas kemudian dikuras
kembali hingga bersih. Sekarang pengisian oli baru boleh dilakukan. Ingat
cara pengisian oli baru sama halnya dengan penembahan oli tadi yaitu harus
bersih,
teliti, mencapai garis batas oli dan sebagainya kemudian tutuplah dengan

51

rapat-rapat. Setelah selesai pengisian oli jalankanlah mesin agar sistem


hidrolikmendistribusikan olinya merata ke seluruh sistem dan jalankan paling
sedikit 4 kali putaran agar udara dapat keluar semuanya dari dalam sistem.
Kemudian periksa lagi level oli pada sight glass, apabila permukaannya turun
tambahlah
oli hingga mencapai garis batas.
D.

RANGKUMAN
Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sengaja (sadar) terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika
tertentu untuk mencapai hasil telah ditetapkan. Tujuan Pemeliharaan ialah agar
fasilitas tersebut selalu dalam kondisi siap pakai, dapat berfungsi, beroperasi
dengan lancar, aman, produktif, efektif dan efisien serta awet. Pemeliharaan
Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan agar
fasilitas / mesin / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat (tidak
wajar). Perbaikan (Corective Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan
apabila terjadi kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi
semula.Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) ialah pemeliharaan
yang dilakukan di luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang
emergency (kecelakaan) Pra Pemeliharaan (Pre-maintenance) ialah persiapan
pemeliharaan agar dalam pelaksanaan pemeliharaan nantinya lebih lancar dan
memenuhi sasaran. Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance) ialah
pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas
dioperasikan atau digunakan. Kegiatan yang dilakukan seperti:
Pencegahan beban lebih.
Pencegahan korosi.
Pelumasan bagi yang memerlukan.
Keselamatan dan keamanan fasilitas.
Kebersihan dan ketertiban.

52

Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan


secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Di dalam
pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan wekly, monthly dan
yearly. Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan pemeliharaan berkala
yang perbaikannya cukup dengan penggantian komponen (replacement) dan tidak
memerlukan waktu dan biaya tinggi. Perbaikan medium (Medium repairing) ialah
perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat aus atau akibat kecelakaan yang
perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi
dan waktu kerja yang lebih lama. Servis besar (Overhol) ialah perbaikan total
akibat keausan (lama pemakaian) dengan pembetulan-pembetulan maupun
penggantian komponen.
E. Latihan
Jawablah soal-soal berikut dengan singkat atau dengan mengisi titik-titk yang ada!
1. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan?
2. Sebutkan apa tujuan pemeliharaan itu!
3. Apa yang dimaksud dengan preventive maintenance?
4. Apa saja yang harus dipersiapkan pada kegiatan pra pemeliharaan?
5. Sebutkan tiga macam kegiatan pemeliharaan rutin!
6. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan berkala?
7. Bagian-bagian dari sistem hidrolik yang perlu diperiksa secara berkala
antara lain : a)..b)c)
8. Thermal relief valve berfungsi untuk .
9. Kenaikan suhu 1 derajat Celcius dapat mengakibatkan kenaik tekanan sebesar
bar.
10. Mengapa filter secara berkala harus diservis atau diganti?
Kunci Jawaban tes Formatif
1. Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja
(sadar) terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk
mencapai hasil telah ditetapkan.
2. Tujuan Pemeliharaan ialah agar fasilitas tersebut selalu dalam kondisi siap

53

pakai, dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, produktif, efektif dan
efisien serta awet.
3. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang
dilakukan agar fasilitas/mesin/peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat
(tidak wajar).
4. Yang harus dipersiapkan antara lain:

Lay out

Alat-alat pemeliharaan.
Bahan pemeliharaan.
Saran penunjang seperti listrik, air udara kempa.
Dan lain-lain.
5. Tiga macam kegiatan pemeliharaan rutin:
1) Kebersihan dan ketertiban.
2) Pelumasan.
3) Pencegahan beban lebih.
6. Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan.
7. Bagian-bagian yang perlu diperiksa:
a) Kondisi cairan hidrolik dan pelumasan.
b) Kondisi pengikatan seperti baut-baut dan mur.
c) Kondisi penyambungan dan perapatan (sealing).
8. Thermal relief valve berfungsi untuk mengantisipasi kenaikan tekanan
pada silinder hidrolik pada waktu terjadi kenaikan suhu.
9. 3 4 bar.
10. Karena kemungkinan filter tertutup oleh kotoran atau impurities sangat
besar dan kalau terjadi seperti itu oli akan tertahan sehingga sistem akan
terganggu.

54

Pertemuan 4 : Perbaikan Sistem Hidrolik


A. Perbaikan Sistem Hidrolik
1. Sistematika Perbaikan
Perbaikan (Repair fault) ialah suatu tindakan terhadap mesin/peralatan/ fasilitas
yang mengalami kerusakan untuk mengembalikan kepada kondisi semula agar fasilitas
tersebut dapat berfungsi kembali. Dengan demikian perbaikan ini dapat dikatakan
merupakan bagian dari pemeliharaan secara umum. Diagnosa Kerusakan atau disebut
juga Fault Finding ialah kegiatan untuk mencari atau menemukan kerusakan (bagian
yang rusak) pada fasilitas yang mengalami gangguan. Untuk dapat melaksanakan
diagnose kerusakan biasanya teknisi dibantu oleh :
Informasi dari operator.
P K yaitu petunjuk kerja dari buku operations manual.
P P yaitu petunjuk pemeliharaan dari buku maintenance manual.
K M yaitu kartu mesin yang merupakan catatan perbaikan sebelumnya (maintenance
record). Analisis perbaikan ialah kegiatan yang dilakukan setelah kerusakan atau
gangguan

ditemukan

yaitu

mengadakan

pemeriksaan

bagian-bagian

yang

rusak,memperhitungkan dan merencanakan pelaksanaan perbaikan. Di dalam kegiatan


analisis perbaikan ini ada kegiatan dismantling atau pembongkaran maksudnya ialah
mesin/peralatan/fasilitas yang telah dinyatakan rusak dibongkar untuk dicari bagianbagian yang rusak. Kemudian bagian-bagian atau komponen yang rusak tersebut
diperiksa sejauh mana atau separah apa kerusakan itu terjadi. Untuk pembongkaran
dan pemeriksaan ini diperlukan alat-alat atau bahkan alat khusus ( AL ) dan juga
teknisi ( T ) atau bahkan teknisi ahli ( TA ). Perhitungan perbaikan maksudnya ialah
setelah kerusakan komponen diperiksa dan telah nyata jenis kerusakannya kemudian
dipertimbangkan jenis perbaikan apa yang dipilih termasuk diperhitungkan biaya
perbaikannya Jadwal perbaikan ialah pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap
komponen yang pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa
teknisi di beberapa bengkel pula. Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian
perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar pada waktu perakitan kembali
semuanya sudah siap. Proses Perbaikan ialah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan
jadwal yang

55

telah ditetapkan oleh bagian perencanaan (maintenance engineering). Pelaksana


perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan perbaikannya, misalnya untuk
perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi
biasa tetapi bila untuk perbaikan dari kerusakan yang cukup rumit mungkin perlu
teknisi khusus atau teknisi ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun mungkin di bengkel
sendiri atau munkin juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan yang
dikehendaki.
Penyetelan dan pemeriksaan ialah proses penyatuan atau perkitan kembali setelah
semua komponen yang diperbaiki selesai. Pemeriksaan hasil penyetelan / perakitan
biasanya dilakukan oleh Supervisor perbaikan . Uji Perbaikan ialah pengujian hasil
perbaikan untuk menyatakan bahwa perbaikan telah selesai dan hasilnya merupakan
mesin / peralatan / fasilitas yang telah baik kembali hingga dapat difungsikan lagi. Ada
beberapa jenis pengujian yang harus dilakukan terhadap hasil perbaikan ini yaitu : Uji
tampak maksudnya ialah mesin / peralatan / fasilitas yang telah selesai diperbaiki perlu
dilihat secara visual apakah sudah tampak rapi, tertib dan sempurna rakitannya.
Uji geometrik ialah pengujian komponen mekanik seperti kerataan permukaan,
kesentrisan putaran, kesikuan, kedataran dan sebagainya. Uji geometrik ini perlu
dilakukan untuk meyakinkan kesempurnaan perakitan, karena apabila komponen
mekanik tidak dipasang dengan sempurna maka jalannya mesin / peralatan / fasilitas
akan tidak normal yang mengakibatkan laju kerusakan mesin semakin cepat.
Uji fungsi ialah menguji semua bagian yang bergerak apakah bagianbagian
tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya. Caranya ialah semua bagian yang
bergerak dijalankan tanpa beban dan diamati satu per satu.
Uji jalan atau uji coba ialah pengujian terhadap mesin / peralatan / fasilitas setelah
selesai diperbaiki yaitu dengan cara menjalankan mesin hingga beban penuh.
Pengujian perbaikan ini dilakukan oleh bagian quality assurance dan pengujiannya
akan selalu mengacu pada test standar dan buku petunjuk kerja (operation manual).
Setelah selesai pelaksanaan pengujian perbaikan ini berarti mesin / peralatan telah
kembali baik dapat berfungsi kembali maka proses selanjutnya adalah penyerahan ke
line produksi pemakai fasilitas tersebut atau ke pelanggan yang memanfaatkan jasa
perbaikan kita.

56

2. Menemukan Kerusakan ( Fault Finding)


Apakah yang dimaksud dengan menemukan kerusakan itu ?
Beberapa istilah yang serupa dan maksudnya sama seperti : menemukan
kerusakan (fault-finding) atau mendiagnosa kerusakan (diagnosing fault) atau mencari
gangguan / kerusakan (fault tracing) maksudnya ialah mencari bagianbagian yang
rusak atau tidak berfungsi dari sistem hidrolik yang menyebabkan sistem itu terganggu
atau tidak bekerja. Bila terjadi adanya tanda-tanda kerusakan atau gangguan pada
sistem, maka
operator seharusnya segera menghentikan mesin dan lapor ke bagian maintenance.
Kemudian bagian maintenace (Spervisor maintenance) akan menugaskan teknisinya
untuk menindak lanjuti laporan tersebut dengan memberikan surat perintah perbaikan
(repair order). Tentu saja, pertama-tama teknisi akan mencari dulu gangguan atau
kerusakan atau disturbance yang terjadi yang menyebabkan sistem tidak bekerja.
Ada tahapan pokok yang
dianjurkan untuk dapat
menemukan gangguan yaitu :
1) Menguasai sistem.
2) Mencari informasi dari
operator.
3) Mengoperasikan mesin
Bila mesin masih dapat
dioperasikan.
4) Menginspeksi atau
memeriksa mesin/sistem
5) Membuat daftar
kemungkinan penyebab
gangguan.

Gb.2.38 Tahapan menemukan

gangguan
6) Buat kesimpulan atas
dasar analisis.
7) Uji kesimpulan anda untuk mengambil keputusan.

57

Operator akan menginformasikan gejala atau tanda-tanda terjadinya gangguan


kepada teknisi maintenance sebagai bahan analisis dalam memecahkan
permasalahan. Informasi-informasi semacam ini barangkali sangat penting bagi
teknisi untuk dapat menemukan kerusakan dan sangat membantu mempercepat
pekerjaan. Apakah tanda-tanda adanya kerusakan/gangguan itu? Secara umum
gejala atau tanda-tanda itu adalah sebagai berikut ! v Tanda-tanda kerusakan
Tanda-tanda kerusakan yang biasa terjadi pada sistem hidrolik antara lain:
Sistem berhenti. Artinya dalam keadaan operasi tiba-tiba sistem berhenti
tanpa dikehendaki atau pada waktu akan dioperasikan sistem tidak mau
bekerja.
Getaran yang berlebihan. Bila terjadi getaran yang tidak seperti biasanya
selama operasi atau getaran yang berlebihan berarti ada suatu kelainan.
Kelainan itu disebabkan oleh apa dan di bagian mana, itulah yang harus dicari.
Terdengar suara asing . Suara asing yang tidak biasa terdengar perlu dicurigai
dan perlu dicermati kemudian segera mengambil keputusan.
Meningkatnya suhu. Apabila suhu meningkat dengan tajam perlu kiranya
segera memberhentikan mesin kemudian menyelidiki kelainan apa yang terjadi.
Tercium bau asing. Termasuk apabila timbul bau-bau yang tidak biasanya
terjadi, seperti bau kebakaran misalnya, perlu segera diselidiki dan mesin juga
diberhentikan. Tanda-tanda seperti tersebut di atas bila muncul dalam keadaan
kita mengoperasikan sistem hidrolik (dalam keadaan bekerja), perlu kiranya
operator atau pemakai mesin/peralatan/fasilitas segera menghentikannya dan
lapor kepada bagian maintenance.
Mengetes pompa hidrolik dengan Hydraulic Tester Hydraulic

tester

atau

hydraulic annalyzer terdiri atas pressure gauge (tekanan tinggi dan rendah),
flow

meter, temperature gauge dan katup beban (pressure load valve).

Dengan hydraulic tester ini dapat ditest:


Temperatur. Suhu oli hidrolik harus dicek agar pengetesan berikutnya lebih
akurat.
Aliran (flow). Aliran oli harus dicek (dites) apakah ada perubahan
penghasilan pompa.

58

Tekanan. Pengetesan tekanan ini untuk mengecek apakah relief valve bekerja
dengan sempurna. Sedangkan bila menggunakan closed center sistem,
pengecekan tekanan untuk mengidentifikasi bekerjanya pompa utama.
. Kebocoran. Pengetesan kebocoran untuk mengisolasi kebocoran pada
setiap komponen yang bocor. Pengetesan pompa hidrolik merupakan
permulaan pengetesan seluruh system karena pompa hidrolik merupakan
pembangkit aliran fluida ke seluruh sistem, sehingga sebelum pompa beres
berarti komponen yang lain belum akan dapat dites.
Cara mengetes pompa :
1) Menginstalasikan hydraulic tester.
Bebaskan tekanan dalam sistem, lepas selang (konduktor) antara pompa
dan katup.
Sambungkan saluran tekan ke saluran masuk (inlet) hydraulic tester.
Sambungkan saluran keluar (outlet) hydraulic tester ke tangki hidrolic.
Periksa permukaan oli (oil level).
Pastikan bahwa katup beban dalam keadaan terbuka sebelum mesin
dihidupkan atau sebelum proses pengetesan distart.
Kemudian mulailah pengetesan dengan menghidupkan mesin.
Secara perlahan tutuplah katup beban pada hydraulic tester untuk
memberikan beban pada pompa. Tapi ingat! janganlah bebannya
melebihi tekanan maksimum. Lanjutkan pembebanan sampai suhu kerja
yang normal tercapai. (Suhu kerja normal dapat dilihat pada buku
spesifikasi mesin).
2) Mengoperasikan hydraulic tester

Sebagai pedoman bahwa yang dikatakan pompa tersebut baik ialah apabila
jumlah aliran atau flow rate pada tekanan maksimum dapat mencapai paling
tidak 75 % dari flow rate pada tekanan nol. Bahkan pada pompa tipe radial
piston, variable displacement yang moderen dapat mencapai 90 %. Sehingga
bila kita lihat hasil pengetesan yang catatannya tercantum pada tabel di atas,
menunjukkan bahwa pompa tersebut adalah pompa yang sudah jelek.
Mengetes Sistem hidrolik.

59

Pengetesan harus dilakukan pada suhu cairan hidrolik yang sama. Bila terjadi
kenaikan suhu maka cairan hidrolik perlu dilewatkan ke sistem pendinginan.
Sebagai pedoman diagnosa hasil pengetesan, bila aliran pada setiap tekanan
sama sebagaimana pada pengetesan pompa yang baik berarti seluruh
komponen sistem adalah baik. Tetapi bila tekanan telah mulai turun sebelum
mencapai beban penuh berarti ada bagian atau komponen dari sistem yang
bocor atau telah rusak. Untuk itu teslah bagian atau komponen yang dicurigai
dengan cara pengetesan seperti yang tersebut di atas.

Sampai disini anda telah

menyelesaikan bahasan tentang diagnosa gangguan


pada sistem hidrolik, selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada lembar tugas
anda.
3. Perbaikan Komponen Hidrolik
Pada bagian ini anda akan mempelajari cara-cara memperbaiki setiap komponen
hidrolik yang mengalami kerusakan. Ternyata sebagian besar gangguan pada sistem
hidrolik disebabkan adanya kerusakan pada komponen. Apakah setiap komponen
yang rusak itu mesti rusak semua bagiannya? Tentu saja tidak. Mungkin hanya
sebagian kecil yang rusak sehingga dapat kita perbaiki, mungkin juga sebagian
besar dari komponen itu rusak sehingga tidak dapat di perbaiki lagi. Untuk
mempelajari cara-cara perbaikan komponen, anda akan mempelajari dari setiap
komponen itu mengenai hal-hal berikut :
Diskripsi tentang fungsi-fungsi komponen (sudah dipelajari sebelumnya).
Gambar komponen (dapat dilihat pada modul hidrolik 1 dan hidrolik 2).
Bentuk kerusakan.
Penyebap terjadinya kerusakan.
Cara mengatasi kerusakan.

60

B. RANGKUMAN
Perbaikan (Repair fault) ialah suatu tindakan terhadap mesin/peralatan/fasilitas yang
mengalami kerusakan untuk mengembalikan kepada kondisi semula agar fasilitas
tersebut dapat berfungsi kembali. Kegiatan perbaikan sistem hidrolik juga harus
mengikuti sistematika perbaikan secara umum. Kegiatan Perbaikan meliputi :
Diagnose kerusakan merujuk kepada adanya tanda-tanda kerusakan.
Analisis kerusakan meliputi analisis jenis kerusakan, analisis alat dan bahan
perbaikan, analisis kebutuhan dana perbaikan, analisis waktu pelaksanaan, analisis
tenaga pelaksana perbaikan dan lain sebagainya.
Perencanaan perbaikain merujuk kepada hasil analisis kerusakan, baik perencanaan
biaya maupun penjadwalannya.
Pelaksanan perbaikan meliputi pembongkaran pemeriksaan kerusakan, perbaikan,
perakitan kembali, pemeriksaan quality control.
Pengujian hasil perbaikan.
Kegiatan perbaikan besar atau overhol langkah-langkah kegiatannya sama seperti
kegiatan perbaikan. Recommisioning:
Prosedur serah terima.
Verifikasi hasil perbaikan.
Penyempurnaan administrasi pemeliharaan.
C. Latiahan
Tugas 1 Membuat rangkuman materi tentang cara-cara menemukan
gangguan. Buatlah rangkuman secara singkat tentang cara-cara menemukan
kesalahan/gangguan yang isinya meliputi :
Tanda-tanda kerusakan / gangguan.
Sistematika menemukan gangguan.
Sebab-sebab terjadinya kerusakan dan cara menemukannya.
Setelah selesai pembuatan rangkuman ini periksakanlah kepada pelatih anda.
Tugas 2 Diskusi tentang cara menemukan gangguan / kesalahan.
Diskusikanlah dengan teman anda/grup anda hal-hal berikut:

61

a) Sistem hidrolik tidak dapat bekerja sejak awal (tidak dapat distart). Apa saja
penyebabnya dan bagaimana alternatif menemukan gangguannya.
b) Sistem hidrolik tiba-tiba berhenti . Perkirakan apa saja penyebabnya dan
bagaimana menemukan gangguannya.
c) Sistem hidrolik mendengung (huming). Apa kira-kira penyebabnya dan
bagaimana menemukannya.
d) Sistem hidrolik suhunya menjadi cukup tinggi, tidak seperti biasanya.
Apa kira-kira penyebabnya dan bagaimana menemukannya.
e) Pada sistem hidrolik tercium bau kebakaran. Apa kira-kira penyebabnya dan bagai
mana cara mencarinya. Setelah selesai tulislah hasil diskusi anda kemudian
laporkanlah kepada Pelatih anda dan mintalah pelatih anda untuk meyakinkan bahwa
anda telah
menguasai materi tersebut!

62

BAB. III
EVALUASI
A. Test Formatif
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrolik?
2. Jika pada tuas penggerak dengan penampang 5 mm diberi tekanan sebesar 25 Kg
dengan tinggi tekan 75 mm. Sedang pada silinder penggerak berpenampang 25
mm. Berapa tinggi dan beban yang dapat diangkat?
3. Apakah yang termasuk ke dalam komponen power pack sistem hidrolik?
4. Jelaskan perbedaan antara silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda
5. Apakah perbedaan katup pengaman dan katup pengarah?
B. Kunci Jawaban Test Formatif
1. Hidrolik yaitu suatu alat yang sistem kerjanya berdasarkan air (cairan) di dalam
pipa
2. - Luas Penampang 1 = 0,785 x 52 = 19.625 mm2
- Luas Penampang 2 = 0,785 x 252= 490.325 mm2
- Besarnya tinggi angkat S2 = A1/A2 x S1 = 3 mm
- Besarnya beban yang dapat diangkat = A1/A1 x K1 = 625 Kg
3. Yang termasuk kedalam power pack adalah: Penggerak mula, Pompa hidrolik,
tangki hidrolik (reservoir) dan katup pengaman.
4. Pada silinder kerja tunggal cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) hanya
pada satu sisi torak saja, sedang pada silinder kerja ganda cairan hidrolik yang
bekerja (masuk dan keluar) pada kedua sisi torak yang berbeda.
5. Katup pengaman digunakan untuk pengamankan sistem jika terjadi beban lebih atau
tekanan yang berlebihan dari kapasitas sistem. Sedangkan katup pengarah berfungsi
untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup
tersebut sesuai dengan perintah dari luar.
C. Lembar Kerja
1) Peralatan dan Bahan
a) Komponen sistem hidrolik
b) Kunci Ring Pas (Kombinasi)
c) Cairan hidrolik
62

63

d) Kain Majun
2) Keselamatan Kerja
Pemasangan Sistem Hidrolik OPKR 10-002B 46
a) Pergunakan kunci yang sesaui dengan ukuran baut atau mur
b) Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja
c) Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab
d) Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata
3) Langkah Kerja
a) Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien
b) Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan
kotoran
c) Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu
d) Pasanglah pipa penghubung atau selang dengan benar seseaui dengan aliran oli
e) Buatlah catatan penting pada saat anda melakukan praktek
f) Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada
tempatnya dan dalam keadaan bersih
4) Tugas
a) Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas
b) Buatlah rangkuman menurut anda sendiri dari hasil anda mempelajari kegiatan
belajar 1 dan melakukan praltek serta observasi.

64

D. UMPAN BALIK
1. Kriteria melanjutkan pemelajaran.
Cocokanlan hasil jawaban yang suadara telah jawab dengan kunci jawaban yang
telah tersedia. Kemudian hitung dengan benar dan cari nilai dari jawaban dengan
menggunakan rumus di bawah ini :

2. Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Yang Benar


5

x 100 %

Dengan arti tingkat keterampilan :


90 100 %

= Baik Sekali

80 89 %

= Baik

70 79 %

= Cukup

< 70 %

= Kurang

Bila saudaara telah mencapai angka nimimal 70 %, maka saudara berhak


melanjutkan ke tinggat yang lebih tinggi atau berhak mempelajari modul 2. Tetapi
bila belum mencapai angka 70 %, silakan saudara menpelajari kembali modul 1
sampai saudara memani dan menguasinya

BAB. IV

65

PENUTUP
Peserta diklat yang atelah memenuhi satandard kelulusan kompetensi OPKR 10-002B
dapat

mengahiri

pemelajaran

ini

dan

dapat

melanjutnya

pemelajaran

ke

kompetensiberikutnya yaitu OPKR 10-003B. Sedang bagi peserta diklat yang belum
mencapaistandard kelulusannya harus mengulang pemelajarannya sesuai dengan bagian
yangnilainya kurang, untuk selanjutnya dapat mengikuti evaluasi sampai mendapatkan
nilai batas lulus

DAFTAR KEPUSTAKAAN
65

66

1. D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501). Festo Didactic,


Esslingen 1990.
3. J.P. Hasenbuik, R. Kobler. Fundamentals of Pneumatic Control Engineering, Festo Didactic
Esslingen 1989.
4. P. Crosser, Pneumatic Text Book (Basic Level), Festo Didactic Esslingen 1989
5. P. Crosser, I. Thomson, Electro Hydraulic Text Book, Festo Didactic, Esslingen 1991
6. Peter Patrient, Roy Pickup, Normal Powel, Pengantar Ilmu Teknik Pneumatika, PT
Gramedia, Jakarta 1985.
7. Peter Rokner, Industrial Hydraulic Control, Melbourne, 1984.
8. Sugihartono, Drs. Sistem Kontrol dan Pesawat Tenaga Hidrolik, Tarsito Bandung, 1988

67

Anda mungkin juga menyukai