Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dita Karmila Sari.

S
NPM : 6111041

1. a. Apa arti anamnesis ?


b. Sebutkan refleks fisiologis dan patoogis ?
c. Sebutkan nilai normal nadi, respirasi, tekanan darah, dan temperatur sesuai umur.
Jawaban :
a. Suatu teknik pemeriksaan yang dibutuhkan lewat suatu percakapan antara
seorang pasien dengan dokternya secara langsung untuk mengetahui kondisi
pasien dan permasalahan medisnya.
b. Refleks fisiologis dan patologis
ROOTING REFLEX (refleks mencari puting)
Cara memunculkan: sentuhlah pipi atau ujung mulut bayi. Mulutnya akan
kepalanya akan menengok ke arah sentuhan. Refleks ini sangat membantu
bayi dalam mencari payudara ibu atau botol susu.
SUCK REFLEX (refleks menghisap)
Cara memunculkan: sentuhlah langit-langit mulut bayi dengan jari, maka
bayi akan mulai menghisap. Bayi prematur biasanya belum mempunyai
kemampuan menghisap dengan baik. Refleks ini belum muncul hingga
usia janin 32 minggu dan belum berkembang sempurna hingga usia janin
36 minggu.
MORO REFLEX (Startle Reflex)
Refleks ini terjadi jika bayi dikejutkan oleh suara keras bahkan oleh
tangisnya sendiri atau gerakan. Refleks ini dapat muncul hingga bayi
berusia 6 bulan.
Cara memunculkan: dalam posisi supine/terlentang angkat dan topang
punggung dan kepala bayi dengan 1 tangan hingga posisi setengah duduk,
dengan cepat dan hati-hati lepaskan tangan sebentar. Kedua tangan dan
kakinya teregang, kepala tertarik ke belakang sekejap dan bayi menangis.
STEP/WALKING REFLEX (refleks melangkah)
Cara memunculkan: Bayi diberdirikan (dipegang pada kedua ketiaknya)
dan kakinya disentuhkan lantai atau meja, ia akan melakukan gerakan
seperti melangkah.
GRASP REFLEX (refleks menggenggam)
Cara memunculkan: sentuhlah telapak tangan bayi dengan jari, maka dia
akan menggenggam jari kita. Refleks ini hanya muncul hingga usia 2
sampai 3 bulan dan lebih kuat pada bayi prematur.
FOOT (refleks-refleks pada kaki)
BABINSKI: gores telapak kaki bagian luar dengan ujung jari,
maka jari-jari kakinya akan meregang dan ibu jari kaki
dorsofleksi/menekuk ke arah telapak kaki. Ini adalah refleks
normal dan bertahan hingga usia 2 tahun. (2.) Gores telapak kaki
1

bagian dalam, maka jari-jari kaki akan fleksi/menekuk dan


menggenggam jari pemeriksa.
TONIC NECK REFLEX (Tonus Leher Asimetrik)
Ketika kepala bayi dimirigkan ke kiri maka lengan kirinya akan
meregang lurus sementara siku lengan kanannya akan melipat. Hal
ini bisa disebut sebagai posisi "pagar". Perlu diwaspadai jika
refleks ini tidak menghilang juga ketika bayi berumur 6-7 bulan.
Nadi Normal :
BBL
: 120-160x/mt
1-12 bln
: 80-120x/mt
1-2 th
: 80-130x/mt
2-6 th
: 75-120x/mt
6-12 th
: 75-110x/mt
12th-dewasa
: 60-100x/mt

Respirasi :
40 - 60x/menit
24 46x/menit
20 30x/menit
16 20x/menit
12 16x/menit

: Neonatus
: 6 12 tahun
: 1 5 tahun
: 5 10 tahun
: 10 15 tahun

Tekanan darah :
Neonatus
6 -12 th
1-5 th
5-10 th
10-15 th

: 80/45 mmHg
: 90/60 mmHg
: 95/65 mmHg
: 100/60 mmHg
: 115/60 mmHg

Suhu :
Hipotermia berat
Hipotermua sedang
Suhu normal
Demam
Hipertemia
Hiperpireksia

c.

: < 35,5
: 35,5 36
: 36,5 37,5
: > 37,5 38,3
: > 38,4 39,9
: > 40,0 41,5

2. Jelaskan dan terang dasar diagnosis untuk meegakkan suatu penyakit


Jawaban :
Definisi : Upaya untuk menegakkan/mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh
seseorang.
Dilakukan dengan 3 cara :
Anamnesa : Berupa keluhan yang berupa gejala yang dirasakan oleh penderita
Tanda (sign) : Berupa hasil pengamatan dokter / pemeriksa kesehatab yang boleh
dikatakan merupakan suatu observasi objektif yang dilakukan terhadap pasien
Tes ( Uji / pemerikisaan )
2

Berupa upaya diagnostik dengan mempergunakan bantuan hasil uji alat alat
laboratorium / alat teknik pemeriksaan lainnya.
Contoh : Rontgen / ECG
3. Dasar diagnosis DBD/DHF
Jawaban :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
uji bendung positif
petekie, ekimosis, purpura
perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
hematemesis dan atau melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan
nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah.
4. Dasar diagnosis demam typoid
Jawaban :
Panas lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin
meninggi, sehingga pada minggu ke 2 panas tinggi terus menerus terutama pada
malam hari.
Gejala gstrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung,
hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi.
Gejala saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor, bahkan sampai koma.
Berbagai tanda dan gejala yang bisa timbul :

demam tinggi dari 39 sampai 40 C (103 sampai 104 F) yang meningkat


secara perlahan
tubuh menggigil
denyut jantung lemah (bradycardia)
badan lemah (weakness)
sakit kepala
nyeri otot myalgia
kehilangan nafsu makan
konstipasi
sakit perut
pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda (rose spots)

5. Dasar diagnosis bronkhopneumonia


Jawaban :
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian atas
selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39 400 C dan mungkin
disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah dispneu, pernafasan
cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan
mulut. Kadang kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan
3

pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk selama beberapa hari, yang mula
mula kering kemudian menjadi produktif.
6. Dasar diagnosis GGA
Jawaban :
Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh.(1,5,10)
Adapula yang mendefinisikan gagal ginjal akut sebagai suatu sindrom yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dengan akibat terjadinya penimbunan
hasil metabolit persenyawaan nitrogen seperti ureum dan kreatinin.(2,3,7,12) Fine
menambahkan dalam kriteria diagnosis GGA yaitu terjadinya peningkatan kadar
kreatinin darah secara progresif 0,5 mg/dL per hari. Peningkatan kadar ureum darah
adalah sekitar 10-20 mg/dL per hari, kecuali bila terjadi keadaan hiperkatabolisme
dapat mencapai 100 mg/dL per hari.
Gejala :
Haluaran urine sedikit, Mengandung darah,
Peningkatan BUN dan kreatinin,
Anemia,
Hiperkalemia,
Asidosis metabolic,
Udema,
Anoreksia,nause,vomitus,
Turgor kulit jelek,gatal-gatal pada kulit.
7. Dasar diagnosis asmabronkohialer
Jawaban :
Asma adalah penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa meningkatnya
reaktifitas trakea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan sehingga terjadi
penyempitan saluran nafas yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan,
peningkatan reaktivitas tersebut dihubungkan dengan proses inflamasi. Pada individu
yang cenderung menderita penyakit ini, inflamasi ini menyebabkan episode mengi
yang berulang, sesak nafas, rasa tegang di dada, serta batuk khususnya diwaktu
malam dan/atau dini hari
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas
bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan ataupun dengan
pengobatan.
Gejala-gejala asma antara lain :
Sesak.
Bising mengi ( wheezing ) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop.
Batuk produktif, sering pada malam hari.
Nafas atau dada seperti tertekan.
8. Dasar diagnosis kejang demam
Jawaban:
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal lebih dari 380c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun. Anak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
4

dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan
tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau
lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain,
misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
Kejang yang terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya berkembang bila
suhu tubuh (dalam) mencapai 30oC atau lebih. Kejang khas menyeluruh, tonik-tonik
lama beberapa detik sampai 10 menit, diikuti dengan periode mengantuk singkat
pascakejang. Kejang demam yang menetap lebih lama 15 menit menunjukkan
penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik dan memerlukan pengamatan
menyeluruh. Ketika demam tidak lagi ada pada saat anak sampai di rumah sakit,
tanggung jawab dokter yang paling penting adalah menentukan penyebab demam dan
mengesampingkan meningitis. Jika ada keragu-raguan berkenaan dengan
kemungkinan meningitis, pungsi lumbal dengan pemeriksaan cairan serebrospinalis
(CSS) terindikasi. Infeksi virus saluran pernapasan atas, roseola dan otitis media akut
adalah penyebab kejang demam yang paling sering.
Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti untuk sesaat anak tidak
memberikan reaksi apapun, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan
terbangun dan sadar kembali tanpa ada kelainan neurologi.
Anamnesis
Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang,
frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab kejang di luar SSP.
Riwayat Kelahiran, perkembangan, kejang demam dalam keluarga,
epilepsi dalam keluarga (kakak-adik, orang tua).
Singkirkan dengan anamnesis penyebab kejang yang lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
suhu tubuh
tanda rangsang meningkat
tanda peningkatan tekanan intracranial seperti: kesadaran menurun,
muntah proyektil, fontanel anterior menonjol, papiledema tanda infeksi di
luar SSP.
Tanda ifeksi diluar SSP misalnya otitis media akut, tonsilitis, bronkitis,
furunkulosis, dan lain-lain1
Pemeriksaan Nervi Kranialis
Umumnya tidak dijumpai adanya kelumpuhan nervi kranialis
Kriteria Diagnosis
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Kejang
disertai demam pada bayi <> 5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan
terjadi bersama demam. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang saat demam, tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang didahului oleh demam
Pasca kejang anak sadar kecuali kejang lebih dari 15 menit
5

Pemeriksaan punksi lumbal normal


9. Langkah resusitasi pada neonatus dan apgar score
Jawaban :
Anak (1-8 tahun) dan bayi (0-1 tahun) memerlukan sedikit perbedaan dalam
pertolongan. Pemeriksaan nadi pada bayi dilakukan pada nadi brakial (nadi lengan
atas). Sedangkan untuk anak seperti orang dewasa. Pada anak rasio perbandingan
kompresi : napas buatan yaitu untuk 1 penolong 30 : 2 dan untuk 2 penolong
perbandingannya menjadi 15 : 2.
Jika bayi atau anak tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut, mulailah RJP dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Posisikan penderita
b. Buka baju penderita bagian dada.
c.Tentukan titik pijatan, untuk bayi satu jari di bawah garis imajiner/semu kedua
puting susu. Untuk anak, sama dengan orang dewasa.
d. Lakukan pijatan jantung, untuk bayi dengan mempergunakan jari tengah dan jari
manis. Sedangkan untuk anak mempergunakan, satu turnit tangan saja. Kecepatan
pijatan pada bayi sekurang-kurangnya 100x/menit.
Khusus untuk bayi baru lahir maka perbandingan antara jantung luar dan bantuan
pernapasan adalah 3 : 1, mengingat dalam keadaan normal bayi baru lahir memiliki
denyut nadi di atas 120x/menit dan pernapasan mendekati 40x/menit.
Apgar score :
Penilaian APGAR score ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali. Yaitu 5 menit
pertama bayi baru lahir dan 5 menit kedua atau 10 menit pertama bayi baru lahir.
Secara garis besar, penilaian APGAR score ini dapat disimpulkan seperti berikut ini.
Appearance atau warna kulit:
Nilai APGAR 0 jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
Nilai APGAR 1 jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan
sedangkan ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat.
Nilai APGAR 2jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan
Pulse atau denyut jantung:
Nilai APGAR 0 jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
Nilai APGAR 1 jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
Nilai APGAR 2 jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
Gremace atau kepekaan reflek bayi
Nilai APGAR 0 jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
Nilai APGAR 1 jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri
stimulasi
Nilai APGAR 2 jika bayi menangis kuat saat bayi diberi stimulasi
Activity atau tonus otot
Nilai APGAR 0 jika tidak ada gerakan
Nilai APGAR 1 jika gerakan bayi lemah dan sedikit
6

Nilai APGAR 2 jika gerakan bayi kuat


Respiration atau pernafasan
Nilai APGAR 0 jika tidak ada pernafasan
Nilai APGAR 1 jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur
Nilai APGAR 2 jika pernafasan bayi baik dan teratur
Klasifikasi Penilaian Apgar Score
Kesimpulan penilaian dari hasil perhitungan APGAR score adalah sebagai berikut:
0 3 : Asfiksia berat
Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih intensif dan memerlukan alat
bantu penafasan agar tidak terjadi gagal naafas atau henti nafas.
4 6 : Asfiksia ringan
Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan pertolongan ringan, seperti
membersihkan lendir yang menutupi jalan pernafasan bayi.
7 10 : Normal
Pada keadaan ini bayi lahir dengan score APGAR normal, itu berarti bayi bunda
sehat.
10. DD demam kurang 2 hari, demam 2-7 hari dan demam lama
Jawaban :
Demam Berdarah. Demam terus menerus 2-7 hari, disertai tanda perdarahan seperti:
petekie
(bintik merah pada kulit), epistaksis (mimisan), atau berak darah (melena). Hasil
pemeriksaan laboratorium: jumlah trombosit menurun (trombositopenia), kadar
hematokrit meningkat (hemokonsentrasi), hasil tes serologis positif antigen virus
dengue.
Demam Chikungunya. Demam dirasakan 3-5 hari, dengan keluhan nyeri otot, sakit
kepala seperti rasa tegang, Dengan pemeriksaan serologis (tes darah) akan diketahui
antigen penyebabnya dari strain golongan virus chikungunya
Demam Influenza. Biasanya diawali keluhan pilek, batuk, demam 1-2 hari, sakit
kepala, dan
gangguan saluran pernafasan lainnya seperti sesak nafas, hidung tersumbat, sakit
menelan. Dari hasil pemeriksaan darah hanya ada sedikit peningkatan jumlah leukosit
(sel darah putih), kriteris darah lengkap lainnya umumnya dalam batas normal.
Demam Malaria. Perasaan demam dialami 2-7 hari berturut-turut, disertai keluhan
nyeri
kepala, otot-otot, seluruh badan, menggigil dan berkeringat dingin. Pemeriksaan darah
lengkap khususnya tes darah tepi menunjukkan hasil positif terhadap salah satu
parasit plasmodium yang menginfeksi.
Demam Tifoid. Panas badan bisa lebih dari 7 hari, mual, muntah, diare, dan gangguan
pencernaan lainnya. Melalui tes darah Widal, diketahui titer antigen penyebab yakni
Salmonella
typhosa atau paratyphosa akan menunjukkan tanda peningkatan postitif.
7

Anda mungkin juga menyukai