Gangguan Psikotik Dan Skizofrenia
Gangguan Psikotik Dan Skizofrenia
Jika gangguan mitivasi dibarengi pikiran lacau dan obsesif maka orang ini tidak akan
dapat digerakkan.
Fase-fase schizophrenia, adalah:
1. Fase prodromal : periode sebelum periode aktif :
Individu menunjukkan gangguan- gangguan berfungsi social dan interpersonal yang
progresif.
Perubahan yang terjadi dapat berisi : penarikan sosial, ketidak mampuan bekerja
secara produktif, eksentrik, pakaian yang tidak rapi, emosi myang tidak sesuai,
perkembangan pikiran dan bicara yang aneh, kepercayaan yang tidak biasa, pengalaman
persepsi yang aneh, hilangnya inisiatif dan energi.
2. Fase aktif : paling sedikit satu bulan.
Individu mengalami simtom psikotik : hakusinasi dan delusi, bicara yang tidak teratur,
demikian pula tingkah lakunya, tanda-tanda penarikan diri.
3. Fase residual : simtom seperti pada fase sebelumnya ada, tetapi tidak parah dan tidak
mengganggu.
Sakit jiwa berat (psikologis atau gila) adalah suatu gangguan jiwa. Pasien kehilangan
daya nilai realistik atau reality test terganggu. Bukti nyata reality test terganggu adalah
adanya waham, halusinasi dan pola perilaku yang kacau, tidak masuk akal dan tak
bermanfaat disertai tilikan yang buruk.
1. Gangguan Psikotik
Mungkin terdapat beda penafsiran tentang psikotik dengan apa yang dihayati
masyarakat. Gila dalam masyarakat adalah mereka yang mengamuk, merusak atau tak
bisa merawat diri sehingga compang-camping, dan akhirnya menggelandang. Apa yang
dihayati oleh masyarakat itu sebenarnya adalah daya nilai reality test terganggu sudah
dalam tahap akhir. Karena pada dasarnya pasien psikotik (khususnya kelompok
skizofrenia) bila tidak tepat dalam penanganannya akan berlanjut dan dapat terjadi halhal tidak diinginkan. Seseorang yang mengidap gangguan psikotik, khususnya
skizofrenia bisa melakukan tindakan yang tak terduga, walaupun sebelumnya tak
menunjukkan perilaku yang agresif.
Ganggguan psikotik lain :
1. Gangguan psikotik singkat :
Simtom psikotik singkat : 1 hari 1 bulan.
Kemudian dapat berfungsi secara normal (waktu terbatas)
Ada stressor yang diketahui ada yang tidak.
Di DSM IV ada yang disebut gangguan reaktif singkat yang kejadiannya setelah
melahirkan.
Perlakuan gangguan psikotik : kombinasi pengobatan dan psikoterapi.
2. Gangguan schizofreniform
Ada simtom psikotik, tetapi lama dan keparahannya kurang daripada pada psikosis
reaktif yang singkat (1-6 bulan, kalau lebih dari 6 bulan, harus di diagnosis
schizophrenia)
Simtom psiko afektif :
Apabila ada simtom-simtom yang sifatnya schizofrenik dan afektif.
DSM IV: ada simtom depresi mayor atau periode manik dan simtom delusi dan
halusinasi.
3. Gangguan delusional
Penderita dapat berfungsi sesuai, hanya ada satu gejala yaitu delusi. Delusi sistematik
dan menonjol, tettapi tidak aneh seperti pada schizophrenia.
Ada 5 subtipe :
1) Erotomania: delusi bahwa orang lain biasanya orang penting sangat mencintai
dirinya. Disamping itu biasanya ada simtom depresi atau mania.
2) Gangguan delusi kebesaran : merasa bahwa dirinya orang yang sangat penting
(merasa dirinya ratu adil).
3) Gangguan delusi iri : ada delusi bahwa pasangannya tidak setia.
4) Gangguan delusi persekutori : merasa bahwa dirinya akan dianiaya, merasa dirinya
akan dibunuh.
5) Gangguan delusi somatic : merasa bahwa dirinya mempunyai penyakit yang
membahayakan atau bahwa akan mati. Kepercayaan ini ekstrim dan tidak dapat diubah.
4. Gangguan psikotik bersama.
Bila seorang atau lebih banyak orang mengembangkan system delusional sebagai akibat
hubungan yang dekat dengan orang yang delusional. Kalau dua orang disebut folie a
deux. Sering terjadi tiga orang atau lebih, atau seluruk keluarga . jadi seakan-akan orang
terjangkit karena dekat, kalau pisah yang terjangkit dapat kembali normal.
2. Perilaku Kacau
Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan kehidupan serta
rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau bekerja sesuai fungsinya,
walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau materi. Kewajiban dalam rumah tangga,
kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu bersosialisasi dan penggunaan waktu
senggang.
Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan dengan seksama, tak
mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam keluarga, atau tak mampu
bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering terjadi tak mau, tak mampu bekerja
dan malas.
Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial atau penurunan
kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres berat menarik diri dari
organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering terjadi kemunduran kemampuan dalam
melaksanakan fungsi sosial dan pekerjaannya.
Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama dengan anggota
keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja rekreasi dan dapat
menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat keadaan tersebut dilewatkan
dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-kadang perawatan diri sehari-hari
dilalaikan seperti makan, minum, mandi, dan ibadah.
3. Waham
Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari seseorang. Meskipun
salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi oleh orang lain, isi pikir
bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku individu.
Seorang pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan menunjukkan
kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa
terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau membunuh dia. Akibat
waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat emosional agresif. Ia bisa
membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan dibunuh. Atau ia akan
diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya.
4. Halusinasi
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien merasa melihat,
mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tak ada sesuatu rangsang
pada kelima indera tersebut.
Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien psikotik
yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap real dan tak
jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi berisi perintah untuk
membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini memang banyak terjadi pada
pasien psikotik yang membunuh keluarganya sendiri. Sebaliknya halusinasi yang
memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri.
5. Illusi
Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien melihat tali bisa
ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada panas yang tinggi dan
disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan kesadaran (delirium). Illusi juga
sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khususnya epilepsi lobus temporalis), dan
keadaan-keadaan kerusakan otak permanen.
Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita epilepsi. Ia
membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan parang, karena
menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur. Juga kasus seorang ibu
yang menyiram anak balitanya dengan air panas di Semarang beberapa waktu yang lalu,
dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia melihat dan merasa menyiram hewan.
6. Tilikan Yang Buruk
Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan
perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tak mau diajak berobat,
atau bila ada waham dianggap mau diracuni. Keadaan merasa tidak sakit ini yang
mempersulit pengobatan, apalagi keluarga juga mengiyakan karena merasa tak sakit ia
tak mau mencari pengobatan.
Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran keluarga
penting, kalau memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinasi dan illusi,
segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.
7. Psikosis di Masyarakat
Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu
sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30
juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari
penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat.
Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di
Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam
masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik
yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor
psikososial yang jelas.
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia) dirawat
di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma
masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah berbeda,
tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya
dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam
bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku
yang membahayakan diri atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali
gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun
terbatas.
Perjalanan psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah
Sakit Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni
pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang
ada belum memadai sesuai kebutuhan.
Ciri-ciri penderita psikotik antara lain:
1. Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluar rumah.
2. Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau bekerja
sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang
diberikan.
3. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian, bicara
ngelantur.
4. Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi.
5. Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun, perilaku
aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah dijalani.
6. Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya.
7. Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi
tipe lain gejalanya berupa serangan penurunan kesadaran dalam beberapa detik. Kadang
ia bergumam, masih mendengar apa yang dibicarakan tetapi tidak dapat menjawab.
Setelah beberapa detik, ia sadar kembali melanjutkan pekerjaan.
Epilepsi tipe psikomotor atau epilepsi lobus temporalis kadang-kadang langsung, tidak
didahului oleh serangan kejang-kejang atau penurunan kesadaran. Gejala-gejala
gangguan psikiatrik menonjol, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan gangguan
psikotik yang fungsional.
Semasa kecil Sadid adalah anak nakal. Pada epilepsi sering dijumpai apa yang disebut
psikopatisasi, terutama bila gangguan telah dijumpai dalam waktu yang lama dan
frekuensi serangan tinggi.
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan mungkin Sadid adalah seorang
penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah
dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black out) dan
sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi,
pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya.
Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".
Gejala-gejala yang dialami Sadid dapat dikategorikan dalam psikotik. Psikotik dapat
muncul dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Skizofrenia adalah penyakit jiwa yang ditandai kemunduran atau kemurungan
kepribadian. Berdasarkan fase Sadid telah berada pada fase aktif. Karena individu
mengalami simtom psikotik, halusinasi, delusi, bicara dan tingkah laku tidak teratur
serta tanda-tanda penarikan diri.
2. Paranoid adalah gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya. Individu yang
mempunyai kepribadian paranoid kemungkinan terdapat waham, namun gejala itu
hanya sekilas.
3. Maniac depressive psychosis adalah kondisi inidividu di mana perasaan gembira yang
mendadak bisa berubah sebaliknya.
Upaya yang perlu dilakukan adalah segera membawa Sadid ke fasilitas psikiatri untuk
menentukan diagnosis kemungkinan dan pengobatan yang adekuat. Perawatan yang
intensif (rawat inap), tampaknya diperlukan bagi Sadid. Berbagai pemeriksaan akan
dilakukan sesuai indikasi, misalnya pemeriksaan Electro Enceplalografi dan CT Scan,
atau bahkan bila diperlukann MRI (Magnetic Resonance Imaging). Dokter yang
memeriksa akan menentukan apakah gejala-gejala psikotik yang ditampilkan
merupakan bagian dari epilepsinya atau merupakan gangguan yang terpisah.
BAB III
KESIMPULAN
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak
lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai
berikut:
mengalami disorganisasi proses pikiran
gangguan emosional
disorientasi waktu, ruang, dan person
terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan
kepribadian
b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa
berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Penyakit ini timbul akibat
ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah gangguan
jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional
dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi
(keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa gejala-gejala psikotik yang diderita pada
subjek antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa
curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri
dari lingkungan sosial (social withdrawl). Sehingga dapat disimpulkan subjek adalah
seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan
ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black
out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan
mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya.
Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".