Hukum Stratigrafi
Hukum Stratigrafi
EaES 350-11
Hukum Stratigrafi
Tujuan utama semua hukum stratigrafi adalah
untuk penentuan umur relatif, yaitu untuk
memperkirakan batuan mana yang terbentuk
lebih dulu dan batuan mana yang terbentuk
terakhir.
Juga penentuan umur absolut kapan tepatnya
batuan itu terbentuk?. Ini bisa diketahui melalui
metode radiometri/datting dengan mengukur
kadar unsur radioaktif batuan sehingga diketahui
umur batuan secara tepat.
Konsep Universal
Konsep Geologi = Konsep Universal
Konsep Universal sering dianggap hukum
alam
Konsep geologi yang berlaku secara umum
dan sifatnya universal serta terjadi di semua
tempat di dunia
Hukum-hukum Stratigrafi
1. Hukum Steno
Hukum Superposisi (Superposition Law)
Hukum Kejadian Horizontal (Horizontal Law)
Hukum Menerus (Continousity Law)
2. Hukum Hubungan Potong Menyilang (Cross Cutting
Relationship Law)
3. Teori Katastrofa
4. Teori Uniformitas
Hukum-hukum Stratigrafi
5. Uniformitarianism (Hutton, 1785)
6. Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie,
1778)
7. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816)
8. Facies Sedimenter (Selley, 1978)
9. Law Of Inclusion
Nicolas Steno
(11 Januari 1638 25 November 1686)
Hukum Superposisi,
Hukum Cross-Cutting,
Hukum Kontinuitas Lateral,
Hukum Horizontalitas
Belajar Observasi
Setelah merampungkan pendidikan
universitasnya, Nicolas Steno memutuskan untuk
berkeliling Eropa dan menemui ilmuwan-ilmuwan
hebat dari Jerman, Prancis, Italia dan Belanda.
Akibat sering bersentuhan dengan dunia ilmiah,
Nicolas Steno terlatih untuk mengasah
kemampuan observasinya.
Ia lebih mempercayai apa yang dilihatnya dengan
mata kepala sendiri, walaupun hasil observasinya
sangat bertentangan dengan doktrin tradisional
yang (pada waktu itu) penuh mitos dan takhayul.
Semangat Belajar
Ketika berumur 21 tahun, Nicolas Steno
bertekad, Pokoknya saya tidak bakal percaya
apapun yang tertulis di buku sebelum saya
meneliti sendiri!!
Semangat inilah yang membawa Nicolas Steno
menjadi ahli di bidang Anatomi & Geologi.
Master Anatomi
Pertama-tama, Nicolas Steno melanglang ke Rostock,
lalu ke kota Amsterdam, di mana beliau menjadi murid
Gerard Basius dan meneliti sistem limfe. Nicolas Steno
menemukan struktur baru yang terdapat di kepala
kelinci, anjing, dan domba. Struktur itu pun diberi
nama ductus stenonianus".
Beberapa bulan kemudian, beliau hijrah ke Leiden dan
mempelajari jantung. Bulan-bulan berikutnya, berbagai
kota di Eropa disinggahinya sambil menjalin
pertemanan dengan tokoh-tokoh terkemuka dan
menjadi anggota asosiasi sains ternama sebagai ahli
anatomi.
batu lidah
(tongue stones)
Hasil Pembelajaran
Akhirnya, pada 1669 terbitlah buku bersejarah
Dissertationis prodromus
Dissertationis prodromus
menjelaskan 4 prinsip yang amat sangat penting dalam stratigrafi dan masih
valid sampai sekarang:
Hukum Superposisi
pada waktu sebuah strata terbentuk, semua materinya berupa fluida, karenanya
ketika sebuah strata sedang terbentuk, tidak ada strata lain yang ada di atasnya.
Hukum Cross-Cutting
jika sebuah tubuh atau diskontinuitas memotong sebuat stata, [itu] pasti
terbentuk setelah strata itu.
Hukum Kontinuitas Lateral
Material yang membentuk strata melampar secara luas di atas permukaan bumi
kecuali ada tubuh padat lain yang menghalangi, dan
Hukum Horizontalitas
strata yang tegak lurus dengan horizon atau miring terhadap horizon dulunya
paralel dengan horizon.
Hukum Superposisi
(Superposition Law)
Dalam suatu seri sedimentasi, dalam kondisi yang
belum mengalami perubahan atau deformasi, secara
stratigrafis lapisan batuan sedimen bagian atas
mempunyai umur geologi yang relatif lebih muda
dibandingkan dengan lapisan batuan sedimen yang
berada di bawahnya
Fosil-fosil tertentu antara lain: fosil Pelecypoda dan
Amphineura (jenis Chiton) serta fosil Brachiopoda, fosil
jejak (track) dapat dipergunakan untuk menentukan
top (bagian atas) atau bottom (bagian bawah) dari
suatu seri lapisan batuan sedimen.
Hukum Menerus
(Continousity Law)
Dalam proses sedimentasi akan dihasilkan
perlapisan batuan yang sama tebal, dan
apabila perlapisannya tidak sama tebal, maka
pada cekungan sedimentasi tersebut
dipastikan telah mengalami gangguan.
Hukum Menerus
(Continousity Law)
Bila perlapisan batuan sedimen menipis ke
satu arah, perlapisan tersebut disebut dengan
istilah bentuk membaji (wedging).
Bila pembajian terjadi di dua arah disebut
dengan istilah bentuk melensa (lenses).
Bila pembajian berulang-ulang antar dua
satuan batuan yang umurnya sama disebut
bentuk hubungan menjari (interfingerting).
Granitic intrusion
From D. McConnell, Geologic Time,
http://lists.uakron.edu/geology/natscigeo/Lec
tures/time/gtime1.htm
Catastrofa Theory
Kehidupan yang punah tersebut akan
menghasilkan fosil dan akan mencirikan
lapisan batuan yang bersangkutan
Tiap lapisan batuan akan dicirikan oleh fosil
tertentu yang kemudian dikenal sebagai fosil
indeks
Keberadaan fosil indeks ini yang dapat
dimanfaatkan oleh geologist untuk
menentukan umur relatif geologi
Fosil horison
Fosil yang khas pada perlapisan batuan yang
bersangkutan.
Fosil horison boleh sebagai fosil indeks atau
bukan fosil indeks.
Fosil horison yang berfungsi pula sebagai fosil
indeks disebut sebagai fosil zona
Fosil Makro
fosil indeks & fosil horizon
Fosil makro ternyata penyebarannya tidak
merata
Fosil makro mudah rusak sehingga mengalami
kesulitan dalam indentifikasi Kurang teliti
Fosil Mikro
fosil indeks & fosil horizon
Fosil mikro
Dijumpai dalam jumlah yang banyak
Dalam satu hand specimen dapat didapatkan
ribuan specimen fosil
Fosilnya terpreservasi dengan baik sehingga
mudah untuk identifikasi
Lebih teliti dibandingkan dengan fosil makro
Identifikasi dapat dibantu dengan SEM
Interpretasi lingkungan
sedimentasi batimetri
Bandy (1967), Perbandingan Foraminifera dan
Ostracoda (F/O), banyak Ostracoda- tendensi ke
marsh, banyak Foraminifera-tendensi ke laut.
Grimsdale dan Markhoven (1955), dengan P/B ratio
dari Foraminifera
Teori Uniformitas
(Uniformity Theory)
Diusulkan oleh James Hutton (1726-1779),
seorang geologist Scotlandia, menyebutkan:
The Present is the key to the past
artinya: peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang merupakan kunci untuk membuka
tabir peristiwa atau kejadian pada masa lampau.
Uniformity Theory
Dengan demikian, bila saat ini terjadi gempa
tektonik, vulkanisme, banjir, tanah longsor,
dan kejadian geologi yang lainnya, maka
peristiwa yang sama pernah terjadi pada masa
lampau.
Contoh konkrit
Saat sekarang kita dapat menyaksikan kejadian
gunung api meletus, artinya pada masa lampau juga
pernah terjadi gunung api meletus.
Apabila dalam peta geologi terdapat patahan akibat
tektonik (gempa tektonik), maka wajar apabila
gempa tektonik (misal yang terjadi di Jogyakarta 27
Mei 2006) telah mengakibatkan terjadi patahan
geologi.
Apabila sekarang kita melihat kejadian banjir, maka
pada masa lampau juga pernah terjadi banjir.
Law of Inclusion
Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas
menembus kerak, menelan fragmen-fragmen besar
disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang
tidak meleleh Jadi jika ada fragmen batuan yang
terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka
perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen
batuan.
Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang
mengandung fragmen inklusi, lebih muda dari
batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen
tersebut.